Jenis-jenis Wacana KAJIAN TEORI

Berdasarkan pendapat Maingueneau tentang ciri wacana, maka dapat disimpulkan bahwa wacana merupakan salah satu tindakan komunikasi interaktif yang dilakukan secara lisan ataupun tulisan. Wacana merupakan struktur bahasa tertinggi yang lebih besar dari suatu kalimat. Wacana selalu melibatkan dua pihak atau lebih yaitu penutur dan mitra-tutur. Sebuah wacana juga dapat berwujud dalam kalimat-kalimat panjang maupun kalimat tunggal dan memiliki makna dan konteks. Wacana memiliki unsur kohesi dan koherensi yang tinggi sehingga dapat dipahami secara jelas. Wacana juga sangat berhubungan erat dengan konteks situasi yang melingkupinya.

B. Jenis-jenis Wacana

Wacana dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan media yang digunakan dalam mewujudkannya, berdasarkan jenis pemakaiannya, berdasarkan bentuknya, serta cara dan tujuan pemaparannya. Berdasarkan media yang digunakan untuk mewujudkannya, wacana dibedakan menjadi dua, yaitu wacana lisan spoken discourse dan wacana tertulis writen discourse . Wacana lisan merupakan wacana yang diwujudkan secara lisan sehingga dalam memahami wacana tersebut, penerima pesan harus mendengarkan atau menyimaknya. Adapun beberapa contoh dalam wacana lisan adalah wawancara, diskusi, ceramah, pidato dll. Sedangkan wacana tulis merupakan wacana yang diwujudkan secara tertulis di mana dalam memahaminya penerima pesan harus membacanya. Contoh jenis wacana ini adalah surat, novel, puisi, naskah drama, dialog atau percakapan. Berdasarkan penyampaiannya wacana dibedakan menjadi dua, yaitu wacana langsung atau direct discourse dan wacana tidak langsung atau indirect discourse . Wacana langsung adalah kutipan wacana yang dibatasi oleh intonasi atau pungtuasi. Sedangkan wacana tidak langsung adalah pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan kontruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain dengan klausa subordinatif, kata bahwa, dan sebagainya. Kridalaksana, 1993 : 231. Berdasarkan jenis atau bentuknya, suatu wacana dapat dibedakan menjadi wacana monolog dan wacana dialog. Wacana monolog atau monologue discourse merupakan suatu wacana yang disampaikan oleh seorang diri tanpa melibatkan orang lain untuk ikut berpartisipasi secara langsung, misalnya khotbah, pidato, orasi ilmiah dan lain sebagainya. Sedangkan wacana dialog atau dialogue discourse, merupakan wacana atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara langsung, misalnya diskusi, musyawarah, seminar, dan lain sebagainya. Sumarlam, 2003 : 17. Berdasarkan cara dan tujuan pemaparannya, wacana diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu wacana narasi, wacana deskripsi, wacana eksposisi, wacana argumentasi, dan wacana persuasif. Wacana narasi atau wacana penceritaan adalah wacana yang mementingkan urutan waktu yang dituturkan oleh persona pertama atau ketiga dalam waktu tertentu, berorientasi pada pelaku dan seluruh bagiannya diikat secara kronologis. Wacana narasi ini pada umumnya terdapat dalam sebuah fiksi. Wacana deskripsi adalah wacana yang bertujuan untuk melukiskan, menggambarkan atau memberikan sesuatu sesuai dengan apa adanya. Wacana eksposisi, yaitu wacana yang tidak mementingkan urutan waktu atau penutur, dan berorientasi pada pokok pembicaraan serta bagian-bagiannya diikat secara logis. Wacana argumentasi adalah wacana yang berisi ide atau gagasan yang dilengkapi dengan data-data sebagai bukti serta bertujuan meyakinkan pembaca akan kebenaran ide atau gagasannya. Selanjutnya, wacana persuasif yang merupakan wacana yang isinya bersifat ajakan, nasihat, serta bertujuan untuk mempengaruhi secara kuat pada pembaca atau pendengar untuk melakukan ajakan atau nasihat tersebut Sumarlam, 2003 : 17-20. Berdasarkan penjelasan di atas, wacana iklan sepeda balap dalam majalah Vélo Mag Edisi N° 530 Bulan Juni 2015 termasuk dalam jenis wacana persuasif. Hal ini dikarenakan dalam wacana iklan tersebut menggunakan gaya bahasa yang komunikatif. Selain itu pilihan kata yang singkat namun padat memberikan tujuan kuat kepada pembaca atau pendengar agar dapat tertarik pada produk yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian tentang analisis wacana iklan sepeda balap dalam majalah Vélo Mag Edisi N° 530 Bulan Juni 2015 untuk membantu pembaca ataupun pendengar dalam memahami bagaimanakah para kreatif iklan sepeda balap majalah Vélo Mag Edisi N° 530 Bulan Juni 2015 mampu mempengaruhi atau mengajak pembaca ataupun konsumennya untuk mengambil keputusan untuk memilih produk tersebut.

C. Analisis Wacana