259064795 Majalah Pum Edisi Juni

KOORDINASI NASIONAL KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PEMERINTAHAN UMUM

PELINDUNG

Salam Media PUM !!

Menteri Dalam Negeri

PEMBINA

Salam untuk anda yang terus berubah atau ingin tampil beda dari

Kepala Pusat Penerangan

biasanya. Sebab perubahan merupakan suatu inovasi menuju langkah

PENANGGUNG JAWAB

kebaikan selanjutnya. Seperti yang kami rasakan saat ini, setiap

DR. I Made Suwandi, M.Soc,Sc

membuka lembar pertama Majalah Media Informasi PUM maka akan selalu mengingatkan kita semua untuk membuat Evaluasi dan Revolusi.

DEWAN REDAKSI

Drs. A Siradjuddin Nonci, M.Si Drs. Eko Subowo, MBA

Sebagian orang punya niat melakukan sesuatu yang besar dan

Dr. Ir. Dharma Setyawan, M.Ed Dr. Drs Rizari, MBA, M.Si

sebagian lagi hanya berniat menjadi manusia yang lebih baik.

Drs. Nugroho

Sesederhana apapun niat itu, kami dapat merasakan indahnya. Karena

PIMPINAN UMUM

sekecil apapun perubahan - perubahan yang terjadi mampu

Drs. Mohammad Roem, MM

mendatangkan banyak kebaikan tidak hanya bagi diri kita, tetapi juga

PEMIMPIN REDAKSI

orang - orang disekitar kita.

Drs. Safrizal ZA, M.Si

Sebagai media, sudah merupakan kewajiban kami untuk

REDAKTUR

membagikan informasi terbaik kepada pembaca. Melalui Majalah

Basuki Harjana, SH, M.Si

Sri Retno Suryaningsih, SE, M.Si

media informasi, kami suguhkan beragam informasi terbaru dari

Drs. Marsudi Darussalam Agust Binartedja, SH, M.Si

aktifitas dan setiap kegiatan internal kita tentunya dengan tampilan

Tengku Syahdana, S.Kom Siti Hadijah Koedoeboen M.Si

yang terus diperbaharui. Dalam edisi ini kami juga meliput kegiatan

Peringatan Hari Pemadam Kebakaran Nasional yang ke - 94 di Bali,

REDAKTUR PELAKSANA

Rakornas Kecamatan yang dilaksanakan di Jakarta, dan Hari Ulang

Agnes Wirdayanti, M.Si

Tahun Polisi Pamong Praja yang diselenggarakan di Riau, dalam rubrik

EDITOR

traveller kami juga menyajikan tentang Pesona Pulau Penyengat di

Tatang Wahyudin, SE

Endang Murwaningsih, SE

Kepulauan Riau.

FOTOGRAFER

Semoga edisi kali ini dapat memberikan informasi yang komunikatif

Abdul Muntholib

serta informative kepada para pembacanya dan dapat meningkatkan

LAYOUT

performa dan kinerja kita.

Fery Gunawan

STAF REDAKSI

Mariane Deasy A, S.Sos Ahmad Rizki Rifani, SE Iratania Larasati Putri,S.STP

BAGIAN PERENCANAAN SETDITJEN PEMERINTAHAN UMUM

ALAMAT REDAKSI

Bagian Perencanaan Subbag Data dan Informasi

Salam Redaksi

Jl. Kebon Sirih No. 31, Jakarta. Telp. 021 3142 142 ext. 253 Fax. 021 3142 917

01 DAFTAR ISI

03 WAWANCARA

08 RAKORNAS PUM

12 RAKORNAS POL PP

16 RAKORNAS ULTAH DAMKAR

18 RAKORNAS KECAMATAN PARADE FOTO

19 RAKORNAS PERTANAHAN

20 PARADE FOTO RAPAT REGIONAL FASILITASI PENYELENGGARAAN PATEN

21 RAPAT REGIONAL FASILITASI PENYELENGGARAAN / 24 PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU

KECAMATAN (PATEN)

36 KAJIAN

48 OPINI & ARTIKEL

49 PARADE FOTO PELANTIKAN PEJABAT ESELON 1V DI

LINGKUNGAN DITJEN PEMERINTAHAN UMUM

56 INSTRUMENTASI

60 TRAVELLER & SURAT PEMBACA

61 WEDDING MOMENT

62 KISAH INSPIRATIF

63 SECERCAH CAHAYA

64 RESENSI BUKU

W A W A N C A R A DR. Ir. Dharma Setyawan Salam M.Ed

Sosok pendidik dan pengayom yang mengabdikan dirinya terhadap dunia pendidikan yang dicintainya”.

Berbincang dengan Bapak Direktur Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat Direktorat Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri merupakan sebuah moment yang penuh dengan keakraban dan kita bisa belajar motivasi dari beliau. Berikut petikan wawancara tim redaksi Majalah Media Informasi Ditjen Pemerintahan Umum.

1. Bagaimana perjalanan karir Bapak ?

Kementerian Dalam Negeri maka Direktorat Saya memulai karir sebagai staf pada Bappeda

Jenderal Pemerintahan Umum merupakan unsur Provinsi Bengkulu pada tahun 1980 sampai dengan

pelaksana Kementerian di bidang Pemerintahan 1981 kemudian saya diangkat menjadi Direktur

Umum, dengan tugas pokoknya “Merumuskan SPMA Daerah Provinsi Bengkulu dan menjalani karir

dan melaksanakan standarisasi teknis di

selama 10 tahun. bidang pemerintahan umum”. Selain itu, Saya banyak berkecimpung di dunia pendidikan

Ditjen Pemerintahan Umum mempunyai tugas dan latihan, jabatan awal saya adalah menjadi

menangani urusan pemerintahan lainnya yang Kepala Diklat Provinsi Bengkulu selama 5 tahun,

tidak termasuk dalam tugas instansi vertikal dan Kepala Pusat Diklat Regional Bandung, Kepala Pusat

tidak termasuk urusan rumah tangga daerah Diklat Kepemimpinan Bandiklat Depdagri dengan

(urusan residual) dan menangani tugas-tugas pangkat Eselon II/a dari tahun 2002 s.d 2004, tampung tantra (vriij bestuur). Dengan demikian

Kepala Pusat Pembangunan dan Kependudukan, maka Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum Kepala Pusat Diklat Kader dan Pengembangan

memiliki peranan yang sangat strategis dan Kepemimpinan selama satu tahun, Sekretaris

signifikan dalam tata pemerintahan negeri ini. Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri dan sekarang

3. Peran dan Fungsi Direktorat Polisi Pamong

jabatan saya sejak 2011

Praja dan Perlindungan Masyarakat Direktorat

adalah Direktur Polisi

Jenderal Pemerintahan Umum Kementerian

Pamong Praja dan

Dalam Negeri ?

Perlindungan

Direktorat Polisi Pamong Praja dan Perlindungan

Masyarakat Ditjen

Masyarakat melaksanakan sebagian tugas

Pemerintahan

Direktorat Jenderal Pemerintahan Umum di

bidang Polisi Pamong Praja dan dan Perlindungan

Kementerian Dalam

Masyarakat. Dalam pelaksanaan tugasnya dibantu

Negeri

oleh Subdirektorat Tata Operasional Sarpras Polisi Pamong Praja, Subdirektorat Peningkatan Kapasitas

SDM Polisi Pamong Praja, Subdirektorat Perlindungan Bapak terhadap Masyarakat, Subdirektorat Penyidik Pegawai Negeri

2. Apa kesan

Direktorat Jenderal

Sipil dan Subdirektorat Perlindungan Hak Sipil dan

Hak-Hak Manusia. Pemerintah Pusat dalam hal ini Sebagaimana Amanat

Pemerintahan Umum?

Kemendagri lebih khusus Ditjen Pemerintahan

Permendagri Nomor

Umum sebagai Pembina umum Satpol PP dan

41 Tahun 2010

Sat Linmas juga mempunyai tanggung jawab dan

tentang

peran yang sangat penting dalam menentukan arah

Organisasi

kebijakan, melalui kegiatan fasilitasi, regulasi serta

dan Tata

monitoring dan evaluasi.

Kerja

Untuk Visi Kedepan diharapkan Direktorat Polisi Pamong Praja bisa menjadi sebuah Direktorat Jenderal Polisi Pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat.

4. Kebijakan terkait Polisi pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat? 4. Kebijakan terkait Polisi pamong Praja dan Perlindungan Masyarakat?

cara merespon. Karakter dapat dibagi menjadi rangka pelaksanaan tugas, satuan polisi pamong

dua, yaitu Pertama kinerja atau hasil kerja praja provinsi mengkoordinir pemeliharaan

(karakter kinerja ini merupakan kualitas diri dan penyelenggaraan ketertiban umum dan

seseorang untuk melakukan “pekerjaan” dengan ketentraman masyarakat lintas kabupaten/kota.

cara terbaik) dan Kedua berkaitan dengan

b. Permendagri No. 60 Tahun 2012 tentang moral [moral merupakan sistem nilai, etika Pedoman Penetapan Jumlah Polisi Pamong

yang diperlukan untuk melakukan hal yang Praja dan bertujuan untuk menentukan jumlah

benar; tidak menghalalkan segala cara” untuk pegawai dan usulan kebutuhan pegawai pada

mencapai kinerja dan ditunjukan dalam aktivitas Satuan Polisi Pamong Praja.

yang didasarkan pada rasa tanggung jawab, rasa

c. Permendagri No. 19 Tahun 2013 tentang hormat, empati (orientasi memberi), rendah hati, Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan

integritas, dan keadilan.

perlatan Operasional Satuan Polisi Pamong Praja, dan dapat dijadikan pedoman dalam menunjang

CURICULUM VITAE

tugas operasional anggota Satuan Polisi Pamong Praja di lapangan.

Nama

: Dr. Ir. Dharma Setyawan Salam, M.Ed.

5. menepis persepsi masyarakat terhadap citra

Tempat/Tgl Lahir : Curup/Rejang Lebong, 14 Mei 1954 Agama

: Islam

satuan polisi pamong praja yang mendapat

Jabatan : Direktur Polisi Pamong Praja dan Linmas

citra negatif di masyarakat ?

Ditjen Pemerintahan Umum Kemendagri

Bukan hal yang mudah untuk menepis

Pangkat/Golongan : Pembina Utama Madya (IV/d) N.I.P

persepsi masyarakat terhadap citra negatif

Alamat Kantor : Ditjen Pemerintahan Umum Kemendagri

terhadap Pol PP, perlu adanya perubahan

Jl. Kebon Sirih No.31 Jakarta Pusat 10340

paradigma dan mendudukkan kembali tujuan

Telp. (021) 31902744 FAX. (021) 31901743

dasar tupoksi Satpol PP berdasarkan motto

A Riwayat Pendidikan

“Praja Wibawa” yaitu pemerintahan yang

1. SD di Curup, tamat tahun 1969

berwibawa dan konsisten menjaga citra serta

2. SMP di Bengkulu, tamat tahun 1969.

wibawa penyelenggaraan pemerintahan 3. SMA di Bengkulu, tamat tahun 1972.

4. Sarjana/S1, jurusan sosoal ekonomi falkutas pertanian IPB,

daerah melalui penegakan peraturan daerah

tamat tahun 1980.

dan penyelenggaraan ketertiban umum dan

5. Pascasarjana/s2, Master of Education Sam Houston State

ketentraman masyarakat.

University, Huntsville Texas, USA, tamat tahun 1982 6. Pascasarjana/S3, Doktor Ilmu Sosial, Bidang Kajian Utama

Administrasi, Universitas Padjajaran di Bandung,

6. Apa filosofi hidup Bapak ?

tamat tahun 2000.

Ada dua hal besar yang menjadi filosofi hidup

B. Riwayat Jabatan

saya: Pertama Sebagai seorang pemimpin maka

1. Staf Bappeda Provinsi Bengkulu, 5-8-1980 s/d 25-3-1981

ia harus lah menjadi pemimpin yan amanah,

2. Direktur SPMA Daerah Provinsi Bengkulu

bersih dan bertanggung jawab. Kedua Setiap

(Eselon III/b), 25-3-1981 s/d 4-9-1990

orang membutuhkan orang lain maka jadilah 3. Kepala Diklat Provinsi Bengkulu

(Eselon III/a), 4-9-1990 s/d 7-10-1992.

penolong, dengarkan keluhan orang lain,

4. Kepala Diklat Provinsii Bengkulu

timbulkan rasa empati dan jadilah penolong.

(Eselon II/b), 7-10-1992 s/d 3-6-1995. 5. Kapus Diklat Depdagri Regional Bandung

(Eselon II/b), 2-7-2001 s/d 6-4-2002.

7. Pesan Bapak kepada pembaca media informasi ?

6. Kapus Diklat Kepimpinan BAndiklat Depdagri

Jadilah aparatur yang memiliki hard skill dan

(Eselon II/a ) 28-3-2002s/d 7-7-2004.

soft skill. Artinya Sumber daya aparatur yang 7. Kapus Diklat Pembangunan dan Kependudukan memiliki kompetensi. Kompetensi tersebut saja (Eselon II/a ) 7-7-2004 s/d 4-9-2005

8. Kapus Diklat Kader dan Pengembangan kepimpinan

tidak cukup, akan tetapi harus menjadi aparatur

(Eselon II/a) 5-9-2005 s/d 16-9-2006

yang memiliki soft skill juga.

9. Sekretaris Badan Diklat Kementerian Dalam Negeri

Soft Skill ini dapat berwujud karakter yakni

(Eselon II/a) 17-9-2010 s/d 8-2-2011 10. Direktur Polisi Pamong Praja dan Linmas Ditjen Pemerintahan

sifat mental atau etika yang kompleks yang

Umum Kementerian Dalam Negeri

menjadi ciri seseorang atau bangsa seperti

(Eselon II/a) 9-2-2011 s/d Sekarang

Rapat KooRdinasi nasional KEbijaKan pEmERintah di bidang pEmERintahan UmUm

R pemerintahan daerah terkait dengan penyelenggaraan yang memberikan ruang atau kewenangan bagi daerah

apat Koordinasi ini merupakan ajang undang. Hal ini penting karena bagaimanapun juga pertemuan penting karena dapat digunakan

dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kita tidak sebagai dialog antara kementerian dan

melihat hanya dari aspek kebijakan desentralisasi saja

pemerintahan umum, khususnya dalam mengawal untuk mengatur rumah tangganya sendiri, tetapi perlu stabilitas pemerintahan dan keutuhan wilayah NKRI.

diintegrasikan dengan kewenangan pemerintah pusat Berbicara mengenai pemerintahan umum,

untuk melakukan pembinaan, pengawasan dan sinerji sebagaimana amanat pasal 18 UUD 1945 yang

antara pusat dan daerah dalam upaya memajukan menyatakan bahwa Indonesia adalah negara kesatuan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan yang dibagi dalam provinsi dan setiap provinsi dibagi

bangsa dalam kerangka NKRI. Kegiatan pemerintahan atas kabupaten/kota dan masing-masing mempunyai

yang terkait dengan kegiatan koordinasi, pembinaan, pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-

pengawasan dan fasilitasi untuk menciptakan sinerji pengawasan dan fasilitasi untuk menciptakan sinerji

1. Memfasilitasi pemahaman konsep Negara Bangsa merupakan ranah dari urusan pemerintahan umum.

bagi seluruh jajaran Pemerintahan di Daerah Keseimbangan pelaksananan antara tugas

yang dilaksanakan oleh Gubernur selaku wakil pemerintahan daerah yang tercemin dalam asas

pemerintah pusat di wilayah provinsi untuk desentralisasi dan tugas pemerintahan umum baik

memperkuat eksistensi Negara Kesatuan Republik yang bersifat atributif maupun kewenangan yang

Indonesia;

dilaksananakan dengan azas dekonsentrasi dan tugas

2. Memfasilitasi terwujudnya keselarasan pembantuan harus dilihat dalam konteks efektivitas

penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah penyelenggaraan pemerintahan untuk memberikan

pusat dengan pemerintah daerah provinsi, antar pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. Karenanya

pemerintah daerah provinsi, antara pemerintah asas pemerintahan pada hakekatnya hanya merupakan

daerah provinsi dengan pemerintah daerah instrumen atau tool untuk mencapai tujuan dan bukan

kabupaten/kota dan antar pemerintah daerah tujuan itu sendiri.

kabupaten/kota;

3. Memfasilitasi terciptanya iklim kondusif dalam menganut asas desentralisasi, dekonsentrasi, dan

Dalam menyelenggarakan pemerintahan, Indonesia

mendukung terwujudnya ketenteraman, ketertiban tugas pembantuan. Pelaksanaan asas dekonsentrasi

umum serta perlindungan masyarakat di seluruh diletakkan di Provinsi dalam rangka melaksanakan

Negara Kesatuan Republik Indonesia; kewenangan pemerintah pusat yang dilimpahkan

4. Memfasilitasi tertibnya hubungan lintas batas dan kepada Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di wilayah

kepastian batas dengan negara tetangga, batas Provinsi. Fungsi ini bukan saja untuk menjembatani

antar daerah yang meliputi batas antar propinsi, dan memperpendek rentang kendali pelaksanaan

antar kabupaten/kota serta antar desa; tugas dan fungsi pemerintahan melainkan pada sisi

5. Provinsi sebagai wilayah administrasi dan Gubernur lain adalah memperkuat koordinasi dan efektivitas

selaku wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi pencapaian tujuan nasional.

melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang Dalam lingkup pemerintahan dalam negeri, tugas-

dilimpahkan (pelaksanaan dekonsentrasi); tugas pemerintahan yang berkaitan dengan erat

6. Melaksanakan sebagian urusan pemerintahan 6. Melaksanakan sebagian urusan pemerintahan

II. Pengembangan kerjasama daerah

pembantuan); Sebagaimana Pasal 195 Undang-Undang No. 32 tahun

7. Melakukan mitigasi dan penanggulangan bencana 2004 disebutkan “bahwa dalam rangka meningkatkan serta permasalahan sosial lainnya secara terencana,

kesejahteraan masyarakat, daerah dapat mengadakan terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh.

kerjasama dengan daerah lain yang didasarkan pada Rakornas Kebijakan Pemerintah di Bidang

pertimbangan efisiensi dan efektifitas pelayanan publik, Pemerintahan Umum mengetengahkan topik yaitu

sinergi dan saling menguntungkan“. mengenai penguatan peran gubernur sebagai wakil

Mempedomani amanat Pasal 195 dimaksud, pemerintah di wilayah provinsi, pengembangan

pemerintah daerah dimungkinkan dapat lebih kerja sama antar daerah, penegasan batas daerah,

memaksimalkan pengelolaan potensi sumber daya pembinaan ketenteraman dan ketertiban umum

alam yang ada dan selanjutnya diharapkan dapat serta perlindungan masyarakat, pengembangan

mendatangkan manfaat yang lebih besar untuk dan pengelolaan kawasan dan pertanahan, serta

kepentingan bersama, terlebih bilamana dikelola secara penanggulangan bencana.

bersama-sama dibandingkan dengan dikelola secara sendiri-sendiri.

Pemerintah daerah pada dasarnya mempunyai Gubernur mempunyai peran yang sangat strategis

I. Penguatan Peran Gubernur

kekayaan yang sangat potensial untuk dimanfaatkan karena Gubernur mempunyai “dual roles” baik sebagai

atau dikembangkan melalui kerjasama. Namun upaya– kepala daerah otonom provinsi maupun sebagai

upaya tersebut terkendala oleh terbatasnya sumber daya, wakil pemerintah pusat di daerah. Sebagai wakil

anggaran dan teknologi. Melalui Peraturan Pemerintah pemerintah pusat di wilayah provinsi, Gubernur No. 50 Tahun 2007 tentang Tatacara Pelaksanaan

melakukan pembinaan, pengawasan dan koordinasi Kerjasama Daerah, maka sumber daya yang ada di daerah atas terselenggaranya pemerintahan umum didaerah.

dapat dikelola secara bersama-sama dengan pemerintah Dengan demikian selaku wakil pemerintah pusat,

untuk meningkatkan investasi daerah yang pada gubernur merupakan koordinator penyelenggaraan

akhirnya dapat menarik investasi pada skala nasional. pemerintahan di wilayah provinsi. Dalam rangka

III. Penegasan Batas Daerah

memperkuat peran Gubernur selaku wakil pemerintah Permasalahan batas antar daerah kab/kota di daerah, perlu diberikan dukungan baik dukungan

yang cenderung semakin meningkat potensi politik, manajemen, personil, anggaran maupun

permasalahannya seiring dengan makin luasnya prasarana dan sarana.

kewenangan yang diserahkan ke daerah. Adanya pemekaran baik provinsi, kabupaten/kota bahkan kewenangan yang diserahkan ke daerah. Adanya pemekaran baik provinsi, kabupaten/kota bahkan

instrumen pemerintahan tersebut tidak bekerja secara cepat, tepat dan akurat. Penanganan batas yang efektif

optimal, dikhawatirkan tidak mampu untuk mengatasi memerlukan adanya dukungan data yang cermat dan

permasalahan dan dampak yang akan ditimbulkan, akurat. Lemahnya sumber data yang akurat merupakan

sebagaimana terlihat dalam perkembangan akhir-akhir salah satu titik lemah kita dalam merumuskan kebijakan-

ini baik pada akhir tahun 2012 antara lain: kebijakan strategis dalam manajemen pemerintahan

a. proses pemekaran daerah administrasi baru, belum baik di tingkat pusat maupun daerah termasuk dalam

diikuti dengan tuntasnya kejelasan batas daerah penyelesaian masalah perbatasan antar daerah.

induk dengan daerah pemekaran; Pemerintah pusat sangat tidak mungkin untuk

b. batas daerah menjadi sangat krusial karena dalam menyelesaikan secara cepat dan tepat setiap

proses penetapannya harus berdasarkan pada permasalahan yang tejadi karena keterbatasan waktu

kesepakatan antar pihak-pihak yang berbatasan. dan biaya. Secara faktual sebagian besar daerah otonom

Seringkali terjadi ketidaksepakatan antar daerah (33 provinsi, 497 kabupaten/kota), bila dipetakan batas

dalam menentukan batas daerahnya. Hal ini daerahnya terdiri dari 946 segmen batas daerah (belum

banyak disebabkan karena egosentris kedaerahan termasuk pemekaran provinsi Kalimantan Utara dan 11

sehingga memunculkan perbedaan penafsiran kabupaten baru).

peraturan perundangan yang menyangkut batas Batas daerah yang tidak jelas akan memicu konflik

daerah dan kurang pahamnya terhadap penegasan di wilayah perbatasan yang disebabkan perebutan

batas daerah; dan

sumber daya potensial di wilayah perbatasan tersebut

c. dalam proses penyelesaian sengketa batas pada dan akan menghambat penyelenggaraan fungsi

suatu daerah, seringkali berbenturan terhadap pemerintahan daerah dan pada saatnya bila hal ini

permasalahan pemberian izin lahan yang sering tidak segera diselesaikan akan menurunkan

melibatkan kepentingan politik; tingkat pelayanan kepada masyarakat dan juga potensial menyebabkan

IV. Tramtibum dan Linmas

ketidak pastian hukum yang akan Sesuai Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 mengganggu iklim investasi dan

tentang Pemerintahan Daerah, ketentuan Pasal 27 ayat

daya saing kita.

(1) huruf c menyebutkan bahwa Kepala Daerah dan

Untuk itu, kejelasan

Wakil Kepala Daerah mempunyai tugas dan wewenang

batas daerah yang

serta kewajiban memelihara ketentraman dan

memenuhi aspek teknis

ketertiban masyarakat. Dalam kaitan tersebut pasal 148

dan yuridis perlu segera

ayat (1) menetapkan bahwa untuk membantu Kepala Daerah dalam menegakkan Peraturan Daerah dan penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman Masyarakat dibentuk Satuan Polisi pamong Praja. Mengingat keberadaan Lembaga Satuan Polisi Pamong Praja sampai saat ini masih terus eksis dan tetap dibutuhkan perannya oleh masyarakat baik dalam Penegakan Perda/Keputusan Kepala Daerah maupun penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.

Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, maka dipandang perlu untuk senantiasa Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, maka dipandang perlu untuk senantiasa

dilakukan adalah pra bencana yang bertumpu yang aman tenteram dan tertib serta menciptakan

pada 3 (tiga) faktor, yaitu pencegahan, mitigasi dan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

kesiapsiagaan. Oleh karena itu, pemerintah pusat kegiatan masyarakat yang kondusif. Oleh karena itu,

dan pemerintah daerah perlu melakukan langkah Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan konkrit dalam rangka mendorong pengurangan resiko

tugasnya dapat berdaya guna dan berhasil guna bencana sebagai suatu pengarus-utamaan (disaster risk secara optimal.

reduction mainstreaming ).

Keberadaan Satlinmas juga perlu diperhatikan Dilain pihak, arah kebijakan dalam penanggulangan terutama di desa-desa/kelurahan karena realita sampai

bencana dan kebakaran harus dilakukan secara saat ini Satlinmas masih terus eksis dan tetap dibutuhkan

konprehensif dan terintegrasi dalam rangka perannya oleh masyarakat dan dirasakan semakin

efesiensi dan efektifitas penyelenggaraan luas serta strategis sebagai bagian dari peranserta

upaya penanganan bencana khususnya masyarakat yang bertugas menjaga kesatuan bangsa

mengenai kelembagaan (struktur dan dan memberikan perlindungan kepada masyarakat,

tatakerja, personil, pembiayaan, terutama dalam mengemban tugas membantu

sarana dan prasarana), menjaga tramtibum dan tramtibmas serta

manajemen mitigasi bencana/ ikut membantu dalam penyelenggaraan

Standar Operasional Prosedur pilpres/pemilukada serta

(SOP), dan pemberdayaan penanggulangan bencana.

masyarakat. Disamping itu, Kementerian Dalam

V. P e n g e l o l a a n

Negeri telah memikirkan

Kawasan Dan pentingnya suatu Badan/

balai Pengembangan,

Pertanahan

pelatihan dan sertifikasi Berbagai konflik yang muncul

pemadam kebakaran di kawasan hutan, pertambangan,

pada level nasional perkebunan, pelabuhan,

untuk meningkatkan kelautan, kawasan perdagangan

kemampuan dan bebas dan pelabuhan bebas,

profesionalitas pemadam dan berbagai kawasan lain,

kebakaran di daerah. tumpang tindih perijinan dalam

Melaui Rakornas pengelolaan sumber daya alam

Kebijakan di Bidang dan permasalahan pertanahan,

Pemerintahan pada umumnya sering kali tidak

Umum maka tercipta sejalan dengan kewenangan

pemahaman dan daerah otonom termasuk belum

komitmen yang sinkronnya peraturan perundangan

utuh dalam upaya lintas sektor dan penataan ruang

meningkatkan daerah.

akuntabilitas dan efektivitas penyelenggaraan

pemerintahan serta memperkuat kapasitas daerah Dalam perspektif penyelenggaraan pemerintahan

VI. Penanggulangan Bencana

dalam menjalankan fungsi pemerintahan umum daerah, upaya pengurangan risiko bencana merupakan

yang bermuara pada upaya untuk meningkatkan salah satu bagian yang menjadi kewenangan

kesejahteraan kepada masyarakat.

Rapat KooRdinasi nasional (RaKoRnas) satuan polisi pamong pRaja pEKanbaRu pRoVinsi Riau

R Pekanbaru Provinsi Riau. Rakornas ini merupakan

apat Koordinasi Nasional (Rakornas) Satuan Polisi Masyarakat ke-51 Tahun 2013, yang pada tahun ini Pamong Praja Seluruh Indonesia dilaksanakan

di gabungkan pelaksanaannya pada tanggal 19 April pada tanggal 18 April s/d 21 April 2013 di

2013 di Pekanbaru Riau.

Penggabungan peringatan HUT Pol PP dan HUT agenda tahunan Kementerian Dalam Negeri yang

Linmas didasarkan atas pertimbangan efisiensi serta difasilitasi Ditjen PUM yang didahului dengan upacara

tepat sasaran disamping juga karena bidang Linmas gelar pasukan dalam rangka memperingati HUT Satuan

telah digabungkan di SKPD Satpol PP. Acara gelar Polisi Pamong Praja ke-63 dan Satuan Perlindungan

pasukan dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 19 April

2013, bertepatan dengan HUT Linmas, karena apabila Indonesia tahun 2013 adalah ”Melalui Penegakan dilaksanakan tepat pada HUT Pol PP tanggal 3 Maret

Peraturan Daerah serta Penyelenggaraan Ketertiban

2013, justru jatuh pada hari Minggu.

Umum dan Ketenteraman Masyarakat, Satuan Polisi

Pelaksanaan gelar pasukan Satuan Polisi Pamong

Pamong Praja Konsisten Menjaga Citra dan Wibawa

Praja seluruh Indonesia yang di laksanakan di Jalan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah”

Gajah Mada Riau menampilkan keterampilan- Setelah pelaksanaan gelar Pasukan Satuan keterampilan Satuan Polisi Pamong Praja seperti:

Polisi Pamong Praja kemudian dilanjutkan dengan marching band, peragaan Pasukan Huru Hara, tari rentak

pelaksanaan Rakornas bertempat di Hotel Aryaduta bulian, peragaan para layang serta devile pasukan

Pekanbaru, Riau.

kontingen Polisi Pamong Praja Tujuan Rakornas kali ini adalah dalam rangka Peringatan HUT Polisi Pamong Praja dan HUT

mendudukan kembali khitah (tujuan dasar) tugas pokok Linmas dihadiri Gubernur Riau H.M. Rusli Zaenal,

dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja berdasarkan Wakil Gubernur Riau H. Mambang Mit, Seluruh Bupati/

motto ”Praja Wibawa” yaitu Pemerintahan yang Walikota se-Provinsi Riau, Danrem 031/Wb Brigjen TNI

Berwibawa. Diharapkan Satuan Polisi Pamong Praja Teguh Rahardjo, Wakapolda Riau, Danlanud Rosmin

konsisten menjaga citra dan wibawa penyelenggaraan Nurdjadin, Danlanal Dumai, Pasukan dari TNI, Polri,

Pemerintahan Daerah melalui penegakan Peraturan Pemadam Kebakaran, dan 2500 tamu undangan

Daerah serta penyelenggaraan ketertiban umum lainnya yang ikut menghadiri upacara tersebut.

dan ketenteraman masyarakat. Motto “Praja Wibawa” Seyogyanya perayaan HUT Polisi Pamong Praja

bukan hanya sekedar slogan tetapi benar - benar dan Linmas akan dihadiri Menteri Dalam Negeri

diimplemetasikan dalam bentuk nyata melalui tugas namun Mendagri berhalangan hadir karena pada

pokok dan fungsi Satpol PP di lapangan. waktu bersamaan harus mendampingi Wapres dalam

Capaian Rakornas adalah dalam rangka kunjungan kerja ke Kalimantan Tengah, namun hal

membangun kesamaan pemahaman, pandangan dan tersebut tidak menyurutkan antusias peserta untuk

komitmen jajaran Satuan Polisi Pamong Praja seluruh mengikuti perayaan HUT Polisi Pamong Praja dan

Indonesia dalam menjaga ketertiban umum dan Linmas tersebut.

ketentraman masyarakat serta membangkitkankan Dalam sambutannya yang dibacakan Gubernur Riau,

semangat corps Polisi Pamong Praja yang profesional, Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa ketertiban

kompeten dan berintegrasi tinggi melalui motto ”Praja umum dan ketenteraman masyarakat, termasuk di

Wibawa”, yaitu Pemerintahan yang Berwibawa. dalamnya bidang perlindungan masyarakat adalah

Tugas pokok dan fungsi Satuan Polisi Pamong Praja urusan wajib yang telah diserahkan ke daerah, Artinya

sesuai pasal 148 UU 32/2004 tentang Pemerintahan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mempunyai

Daerah adalah membantu Kepala daerah dalam peran strategis dalam penyelenggaraan ketertiban

penegakkan peraturan daerah serta penyelenggaraan umum dan ketenteraman masyarakat melalui

ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat. Motto penegakan Peraturan Daerah, termasuk di dalamnya

Polisi Pamong Praja adalah “Praja Wibawa” yang artinya bidang perlindungan masyarakat.

Pemerintahan yang berwibawa. Jika merunut kepada Tema peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Satuan

sejarah lahirnya Satuan Polisi Pamong Praja, memang Polisi Pamong Praja ke – 63 dan Satuan Perlindungan

keberadaan Satuan Polisi Pamong Praja pada awalnya Masyarakat ke- 51 tahun 2013 ini adalah ”Satuan Polisi

dibentuk adalah untuk mengembalikan wibawa

Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat

pemerintah daerah yang carut marut karena kondisi

Konsisten Menjaga Citra dan Wibawa Penyelenggaaan

Pemerintahan Republik Indonesia yang masih belia Pemerintahan Daerah”. Sedangkan tema Rapat

pada waktu itu, porak poranda akibat agresi militer Koordinasi Nasional Satuan Polisi Pamong Praja Seluruh

Belanda tahun 1948. Kondisi yang tidak stabil di Daerah Belanda tahun 1948. Kondisi yang tidak stabil di Daerah

Penyelenggaraan Ketertiban Umum dan Ketenteraman tersebut terbitlah Surat Perintah Jawatan Praja di Daerah

Masyrakat dapat terus konsisten dalam menjaga citra Istimewa Yogyakarta Nomor I tahun 1948 pada tanggal

dan wibawa Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.

30 Oktober 1948 yang mengamanatkan didirikannya Motto atau jargon ini tidak hanya menjadi sekedar Detasemen Polisi pamong Praja Keamanan Kepanewon,

kata-kata hiasan tanpa makna, tetapi harus terus yang kemudian pada tanggal 10 Nopember 1948

ditanamkan di hati dan jiwa setiap anggota Satuan Polisi diubah namanya menjadi Detasemen Polisi Pamong

Pamong Praja dan diimplementasikan dalam setiap Praja. Selanjutnya, tanggal 3 Maret 1950 berdasarkan

pelaksanaan tugas operasional di lapangan. Citra dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor UR.32/2/21

wibawa Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah harus disebut dengan nama Kesatuan Polisi Pamong Praja.

di mulai dari terwujudnya suasana kondusif, tertib dan Sejak saat itulah setiap tanggal 3 maret selalu

tenteram di masyarakat melalui penegakkan peraturan diperingati sebagai hari lahirnya Satuan Polisi Pamong

daerah. Dan ini dapat dibangun oleh Satuan Polisi Praja. Sampai saat ini, di tahun 2013 yaitu 63 tahun telah

Pamong Praja yang memiliki kelembagaan yang kuat, berlalu, motto Praja Wibawa harus kita kembalikan lagi

sumber daya manusia yang profesional, kompeten dan kepada tujuan dasar atau khitahnya, yaitu bagaimana

berintegritas tinggi serta didukung dengan anggaran Satuan Polisi Pamong Praja sesuai tugas pokok dan

dan sarana prasarana yang memadai.

RAPAT KOORDINASI PENGEMBANGAN KAPASITAS POLISI PAMONG PRAJA

Lombok, Februari 2013 Lombok, Februari 2013

P masyarakat dalam bidang penanggulangan kebakaran selanjutnya pemerintah khusus ibukota Jakarta

elayanan pemadam kebakaran yang disebut Atas dasar Plakat tanda penghargaan tersebut, brandweer kita kenal sejak tahun 1909, yang

selanjutnya setiap 1 Maret masyarakat betawi telah memberikan pelayanan umum kepada

memperingati hari pemadam kebakaran yang

dan melakukan penyelamatan terhadap korban dan kota/kabupaten di Indonesia memperingati 1 kebakaran dan bencana lainnya dibumi nusantara

Maret sebagai hari pemadam kebakaran nasional ini. Sejarah tanggal 1 maret sebagai hari pemadam

sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan dan kebakaran di indonesia diawali pemberian plakat

pengorbanan petugas pemadam kebakaran yang setia tanda penghargaan tertulis hari ulang tahun yang ke-

siapsiaga sepanjang hari yang tak mengenal hari libur,

10 dari masyarakat betawi terhadap brandweer batavia dan sigap merespon waktu tanggap darurat kebakaran pada tanggal 1 Maret 1919, atas jasa perjuangan dan

dengan semboyan “Pantang Pulang Sebelum Api pengorbanan petugas pemadam kebakaran dalam

Padam Walaupun Nyawa Taruhannya “. Upacara penyelamatan korban jiwa dan kerugian harta benda

Pemadam Kebakaran Nasional 1 Maret 2013 ke – 94 pada kejadian kebakaran besar diperkampungan

merupakan sebuah gerakan seruan kepada seluruh Melayu, tepatnya di pasar Mester Jatinegara dan

anak bangsa Indonesia agar waspada kebakaran dan Kampung Melayu.

pencemaran asap untuk mendukung pemantapan pencemaran asap untuk mendukung pemantapan

daerah dan aset nasional terhindar dari bencana Peran satuan tugas pemadam kebakaran sangat

dan keakaran. Melalui Hut Damkar maka kita perlu strategis dalam pembangunan perekonomian daerah

mereposisi sudut pandang terhadap arah dan kebijakan sebagai perwujudan perlindungan bahaya kebakaran

ke depan dimana peran institusi pemadam kebakaran bukan hanya sekedar siap siaga sebagai penjaga kota dari kebakaran tetapi juga terlibat langsung memberi rekomendasi terhadap proteksi kebakaran. Institusi pemadam kebakaran berperan pada peyusunan perencanaan pembangunan dan melakukan pengawasan terhadap akses dan perlindungan kebakaran disetiap pembangunan pemanfaatan tata ruang sesuai fungsi penggunaannya.

Untuk meminimalisasi kebakaran di daerah, diharapkan kepala daerah selaku penanggung jawab utama penanggulangan kebakaran di daerah melakukan peningkatan kapasitas institusi pemadam kebakaran dalam pengurangan resiko kebakaran disetiap tahapan manajemen kebakaran, baik pada pra kebakaran, waktu kejadian kebakaran, paska kebakaran dengan mengedepankan tindakan preventif daripada responsif. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengurangan resiko kebakaran yaitu : Pertama, Paradigma penanggulangan kebakaran Untuk meminimalisasi kebakaran di daerah, diharapkan kepala daerah selaku penanggung jawab utama penanggulangan kebakaran di daerah melakukan peningkatan kapasitas institusi pemadam kebakaran dalam pengurangan resiko kebakaran disetiap tahapan manajemen kebakaran, baik pada pra kebakaran, waktu kejadian kebakaran, paska kebakaran dengan mengedepankan tindakan preventif daripada responsif. Hal yang perlu mendapat perhatian dalam pengurangan resiko kebakaran yaitu : Pertama, Paradigma penanggulangan kebakaran

bersifat insiden dan non insiden. Adapun jenis tipologi waktu tanggap darurat kebakaran satgas damkar tiba

kebakaran yang sering terjadi di Indonesia yaitu di tempat kejadian kebakaran tidak lebih dari 15 menit

kebakaran permukiman penduduk, bangunan gedung dengan cara medekatkan pos pelayanan pemadam

publik, pabrik dan industri, pusat perbelanjaan, tempat kebakaran di wilayah berpotensi kebakaran. Ketiga,

hiburan, perhotelan dan restoran, kawasan hutan dan Peningkatan jumlah aparatur satgas damkar memenuhi

lahan perkebunan, pelabuhan, pertambangan dan kualifikasi dan kompetensi minimal 6 orang untuk

kebakaran lainnya. Kebakaran kawasan hutan dan setiap 1 unit mobil damkar. Keempat, Peningkatan

lahan cukup signifikan mempengaruhi gangguan jumlah mobil damkar dan pos wilayah damkar minimal

perekonomian dan ketahanan pangan nasional, dan

1 unit untuk setiap penduduk maksimal 25.000 jiwa. berdampak terganggunya transportasi udara dan darat Kelima , perbaikan gizi petugas siapsiaga, perlindungan

maupun kesehatan masyarakat, pencemaran asap diri satgas damkar dari panas api, dan kesejahteraan

sampai ke negara tetangga dan kerusakan lingkungan. satgas damkar. Keenam, membangun kerjasama

Kementerian Kehutanan merilis data bahwa 80% titik satgas damkar antar daerah yang bersandingan dalam

hotspot dan kebakaran terjadi di luar kawasan hutan pelayanan pemadam kebakaran, karena pelayanan

yaitu di wilayah yurisdiksi yang menjadi tanggungjawab pemadam kebakaran tidak mengenal batas wilayah

pemerintah daerah, dan hanya 20 % titik hotspot dan administrasi. Ketujuh, Mengedepankan pemberdayaan

kebakaran yang berada di kawasan hutan yang menjadi komunitas dunia usaha dan masyarakat dalam

kewenangan Kementerian Kehutanan. Daerah provinsi pengurangan resiko kebakaran.

yang memiliki titik panas tertinggi ditempati oleh Data kebencanaan nasional Tahun 2012, menujukan

Provinsi Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, intensitas kejadian kebakaran menempati urutan

Sumatera Selatan, dan Jambi. Tahun-tahun mendatang ke -2 tertinggi setelah banjir. Kejadian kebakaran

daftar kejadian ini bias jadi bertambah panjang melihat di Indonesia dapat terjadi karena faktor alam, non

kondisi perubahan iklim (Climate Change) yang kita kondisi perubahan iklim (Climate Change) yang kita

lahan dan hutan sebagaimana instruksi Presiden meningkatnya suhu bumi dan bertambah panjangnya

nomor 16 Tahun 2011 sehingga hutan dan lahan kita musim kemarau. Pada musim kemarau itulah biasanya

bebas titik hotspot dan pencemaran asap utamanya kejadian kebakaran baik permu-kiman, hutan maupun

ke Negara tetangga maupun kerusakan lingkungan. lahan marak terjadi.

Untuk menjamin akses dan mutu pelayanan umum Arah kebijakan dan strategi penguatan kapasitas

bidang Pemadam Kebakaran kepada masyarakat Pemda dalam pengurangan risiko kebakaran meliputi :

diharapkan pemerintah daerah mampu memenuhi

1. Penguatan kerangka regulasi pencegahan dan target pencapaian standar pelayanan minimal (SPM) penanggulangan kebakaran.

Bidang Pemadam Kebakaran, sebagaimana telah

2. Penguatan institusi Pemadam Kebakaran dalam ditetapkan dalam Permendagri nomor 69 Tahun 2012. penerapan pencapaian target standar pelayanan minimal yang terakomodir dalam perencanaan dan anggaran pembangunan.

3. Peran serta perguruan tinggi, peningkatan peran LSM, dunia usaha dan organisasi mitra pemerintah pemerhati kebakaran.

4. Pemberdayaan komunitas masyarakat dalam pengurangan resiko kebakaran.

5. Pentingnya penetapan protap koordinasi waktu tanggap kebakaran dan sop pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Pemerintah daerah perlu memberikan perhatian

RApAt KooRDinASi nASionAL (RAKoRnAS) pEnYELEnGGARAAn pEMERintAHAn Di KECAMAtAn

S Penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan, di Hotel Indonesia (NKRI).

ubdit Fasilitasi Kecamatan, Direktorat dan misi dalam rangka optimalisasi penyelenggaraan Dekonsentrasi dan Kerjasama, Ditjen PUM,

pelayanan publik sekaligus terciptanya kondisi dinamis Kemendagri menyelenggarakan Rakornas di wilayah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik

Golden Boutique-Jakarta, 13-16 Maret 2013. Tema rapat ini merupakan penjabaran dari Peraturan Rakornas yang mengangkat tema “Optimalisasi

Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kecamatan sebagai Pusat

Dimana dalam PP tersebut pasal 15 menyatakan, camat Pelayanan Masyarakat dan Pelaksana Tugas Umum

dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan Pemerintahan di Daerah dalam Kerangka Penguatan

sebagian wewenang bupati/walikota untuk menangani NKRI” dihadiri oleh Camat perwakilan dari kabupaten/

sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek: kota se-Indonesia sejumlah 497 orang. Tujuan

perizinan, rekomendasi, koordinasi, binwas, fasilitasi, penyelenggaraan rakornas ini, yakni terwujudnya

penetapan, penyelenggaraan, dan kewenangan lain koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah dalam

yang dilimpahkan.

hal ini Camat secara nasional untuk menyamakan visi Mengawali rangkaian pembukaan rakornas, Direktur

Dekonsentrasi dan Kerjasama, Bapak A. Sirajuddin informasi dan komunikasi, khususnya di daerah- Nonci, M.Si. memberikan laporan panitia dihadapan

daerah terpencil, kepulauan dan perbatasan; para peserta. Direktur Jenderal Pemerintahan Umum,

g. Perubahan tanda jabatan camat seperti yang Bapak Dr. I Made Suwandi, M.Soc., Sc., membuka

diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri secara resmi Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas)

(Permendagri) Nomor 60 Tahun 2007, membawa Penyelenggaraan Pemerintahan di Kecamatan.

konsekwensi secara psikis terhadap pelaksanaan Dalam Rakornas ini mengundang 9 narasumber

tugas koordinasi penyelenggaraan pemerintahan yakni ,Wamen PAN dan RB, Anggota Wantimpres Bidang

di kecamatan, khususnya terhadap instansi vertikal Pemerintahan dan RB, Direktur Jenderal Pemerintahan

kepolisian dan TNI, serta tugas pembinaan terhadap Umum, Dirjen Kesbangpol, Dirjen Dukcapil, Dirjen

Kepala Desa.

PMD, Prof. Sadu Wasistiono, MS, Bupati Siak, dan Prof. Dr. Ngadisah, MA.

2. Saran Tindak/ Rekomendasi:

Berdasarkan hasil tanya jawab dan notulensi selama

a. Regulasi dari pusat untuk mengatur secara

pemaparan materi dari narasumber serta perumusan

spesifik terkait dengan pendelegasian sebagain

kembali dalam Focus Group Discussion (FGD), maka

kewenangan bupati/walikota kepada camat.

diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: Perlu adanya penekanan kebijakan kepada bupati/

1. Permasalahan dalam Penyelenggaraan walikota untuk segera melaksanakan; Pemerintahan di Kecamatan:

b. Dalam penyusunan rancangan permendagri

a. Pendelegasian Kewenangan yang masih belum tentang Pedoman rencana Kerja Pembangunan banyak dilaksanakan oleh Bupati/Walikota. Sebagai

Daerah (RKPD), SKPD kecamatan ditempatkan SKPD kedudukan camat sangat tergantung

sebagai subyek dalam skala prioritas untuk

seberapa besar kewenangan yang didelegasikan. mencapai target pembangunan sehingga Political will dan goodwill bupati/walikota untuk

optimalisasi tugas, fungsi dan penganggaran dapat mengoptimalkan fungsi kecamatan sampai saat ini

tercapai;

belum maksimal;

c. Perlu dukungan dana APBN untuk pelaksanaan

b. Sumber Daya Manusia di kecamatan yang tugas umum pemerintahan bagi camat, karena terbatas, baik secara kuantitas dan kualitas sehingga

secara filosofi tugas umum pemerintahan adalah menghambat percepatan tugas. Ketentuan

tugas pusat/negara dalam menciptakantrantibmas mengenai persyaratan jabatan camat sesuai Pasal

dan menjaga keutuhan NKRI;

d. Depolitisasi jabatan camat dan jabatan lainnya Kecamatan banyak tidak dilaksanakan oleh bupati/

24 Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2008 tentang

dalam birokrasi pemda, dan implementasi konsep walikota;

ASN secara komprehensif;

c. Plafonisasi penganggaran di kecamatan. Hal

e. Optimalisasi keberadaan kecamatan, diakomodir ini sangat kontraproduktif dengan kedudukan

dalam pasal pada Revisi Undang-Undang Nomor kecamatan sebagai SKPD yang seharusnya diberi

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. kewenangan untuk menyusun anggaran sendiri

Alternatif solusi camat sebagai kepala wilayah; supaya mengakomodir tugas-tugas pelayanan dan

f. Pengaturan kembali Pakaian Dinas dan Tanda

kewilayahan yang sangat strategis;

Jabatan Camat.

d. Stagnasi pelaksanaan tugas umum

Hasil rekomendasi diatas nantinya akan dijadikan pemerintahan, selain karena tidak adanya

acuan oleh pemerintah pusat dalam melakukan anggaran khusus untuk tugas ini, pemahaman

koordinasi secara nasional dengan para camat untuk perangkat kecamatan terhadap tugas ini juga masih

menyatukan visi dalam penyelenggaraan pemerintahan rendah;

di kecamatan sekaligus menyusun rencana aksi ke

e. Demokratisasi local dengan system pemilukada depan dalam pembuatan sebuah kebijakan, dalam langsung, dimana camat menjadi alat politik

rangka mengoptimalkan fungsi kecamatan sebagai karena kedudukannya sebagai perangkat daerah

garda terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat yng mempunyai wilayah kerja;

dan pelaksanaan tugas umum pemerintahan.

f. Sarana dan prasarana masih sangat terbatas

AGENG PRATIWI, S.IP., M.AP.

terutama dalam bidang penyediaan teknologi,

Direktorat Dekonsentrasi dan Kerjasama

RakoRnas PeRtanahan

Rapat Regional Fasilitasi penyelenggaRaan paten

RApAt REGionAL FASiLitASi pEnYELEnGGARAAn pELAYAnAn ADMiniStRASi tERpADU KECAMAtAn (pAtEn)

Oleh : Drs. Siradjuddin Nonci (Direktur Dekonsentrasi dan Kerjasama)

P (public services). Dalam konteks ini, penyelenggaraan daerah adalah kemampuan para penyelenggaranya

ada hakikatnya, penyelenggaraan pemerintahan menekankan pada kolaborasi dan sinergi dalam konsep sesuai amanat UU Nomor 32 tahun 2004 ditujukan

good governance.

kepada terciptanya fungsi pelayanan publik Keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan

pemerintahan telah mengalami pergeseran paradigma. untuk responsif terhadap permasalahan daerah yang Yaitu paradigma dari konsep dasar yang menekankan

dihadapi, dinamika permasalahan yang berkembang pada mekanisme mengatur dan memerintah (rules

di masyarakat, pemerintah daerah diharapkan mampu and regulations) menuju kepemerintahan yang lebih

merumuskan strategi yang tepat dalam meningkatkan merumuskan strategi yang tepat dalam meningkatkan

tentang Kecamatan, maka fungsi kecamatan sebagai pejabat penentu kebijakan di daerah, yakni :

garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada

1. dalam situasi seperti sekarang ini, bahwa upaya masyarakat, memiliki peran penting dan strategis. peningkatan kualitas pelayanan publik di daerah

Karena sebagai perangkat daerah yang menerima tidak terlepas dari peran dan komitmen kepala

pendelegasian sebagian kewenangan dari kepala daerah beserta seluruh jajarannya. Selaku pejabat

daerah, untuk itu, diperlukan upaya penguatan publik hendaknya memiliki kemampuan untuk

kapasitas dan inovasi, agar kecamatan selain siap pandai membaca peluang dan memahami dalam

secara struktural menerima pendelegasian sebagian mengantisipasi tantangan terutama dalam konteks

kewenangan, juga sekali-gus berdampak kepada peningkatan pelayanan publik di daerah.

penguatan aparatur yang optimal dalam melaksanakan

2. otonomi daerah hendaknya dijadikan peluang

tugas dan fungsinya.

bagi daerah untuk menggali berbagai potensi Pelayanan administrasi terpadu kecamatan (PATEN) sumber daya. Salah satu peluang yang memiliki

merupakan salah satu inovasi pelayanan administrasi implikasi positif kearah ini adalah optimalisasi

yang dilakukan dengan mengubah pola pikir (mind peran kecamatan dalam pelayanan publik melalui

set) aparatur kecamatan untuk lebih efektif dalam penerapan pelayanan administrasi terpadu

menjalankan tugas dan fungsinya guna mendorong kecamatan (PATEN).

terciptanya mekanisme partisipasi masyarakat, serta

3. pemerintah daerah sebagai penyedia layanan berfungsi sebagai simpul kabupaten/kota (front publik (public services provider) hendaknya

office) dalam mendukung efektifitas penyelenggaraan memperhitungkan lingkungan politik dengan baik,

pelayanan terpadu satu pintu (PTSP); Peraturan Menteri agar gagasan dan program peningkatan pelayanan

Dalam Negeri Nomor 4 tahun 2010 tentang Pedoman publik memperoleh dukungan yang luas dari

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan dan Juklak berbagai stakeholders di daerah.

nomor 138-270 tahun 2010 tentang Juknis PATEN, nomor 138-270 tahun 2010 tentang Juknis PATEN,

kabupaten/kota berkewajiban untuk melakukan Pelayanan administrasi terpadu kecamatan,

pembinaan dan pengawasan pelaksanaan PATEN di memiliki peranan penting untuk diimplementasikan di

daerahnya masing-masing dan sampai dengan Tahun daerah, karena :

2013 baru 23 Kabupaten/Kota (2,31%) yang telah

1. Pelayanan publik di tingkat kecamatan menjadi menerapkan program PATEN. Adapun permasalahan lebih mudah, cepat, transparan dan berkualitas.

yang dihadapi yakni :

2. Secara konseptual, PATEN memberikan penguatan

A. Pelimpahan kewenangan :

terhadap optimalisasi tugas pokok dan fungsi Salah satu syarat dalam penerapan PATEN adalah kecamatan.

adanya pelimpahan sebagian kewenangan dari

3. Secara aktual, PATEN memberikan penguatan bupati/walikota kepada camat, namun demikian, terhadap eksistensi badan/kantor/dinas pelayanan

dalam pelaksanaannya masih banyak bupati/ terpadu satu pintu (PTSP) dalam mendukung iklim

walikota yang belum melimpahkan sebagian investasi di kabupaten, karena mampu menjadi

kewenangannya baik yang bersifat perijinan simpul pelayanan (front office).

maupun non perijinan kepada camat. Sampai

4. Dalam kerangka filosofi, PATEN mampu menjadi dengan tahun 2012, kabupaten/kota yang telah pioner dalam mengisi ruang desentralisasi dengan

melimpahkan sebagian kewenangannya kepada memberikan akses dan mutu pelayanan kepada

camat baru sebanyak ± 118 kabupaten/ kota. masyarakat. PATEN dapat berfungsi membantu

B. Kelembagaan :

perencanaan pembangunan di kecama-tan, − Masih banyak daerah yang belum membentuk karena selain menjadikan kecamatan sebagai

tim teknis PATEN di kabupaten/kota dan tim pusat pelayanan, juga menjadi pusat informasi dan

pelaksana PATEN di kecamatan. pembangunan.

− Uraian tugas personil kecamatan belum

5. PATEN berikut juknis dapat menjadi sebuah sepenuhnya mendukung terlaksananya solusi/instrumen dalam pelayanan publik yang

penyeleng-garaan PATEN di kecamatan. dilaksanakan bup/walikota cq.aparat dalam rangka

C. Ketatalaksanaan :

penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah. − Belum banyak skpd/unit pelayanan di daerah Berdasarkan Permendagri Nomor 4 Tahun 2010

yang memiliki standar pelayanan dan sop tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu

pelayanan khususnya di kecamatan. Kecamatan dinyatakan bahwa seluruh kecamatan di

− Masih belum sinkronnya tata hubungan kerja Indonesia pada tahun 2014 telah menerapkan PATEN

penyelenggara PATEN di kecamatan dengan penyelenggara PATEN di kecamatan dengan

daerah, Ditjen Pemerintahan Umum Kementerian

D. Sarana dan prasarana : Dalam Negeri pada bulan Maret sampai dengan Mei Sebagaian daerah masih belum menyediakan sarana

2013 melakukan fasilitasi penerapan PATEN Kepada dan prasarana yang memadai untuk mendukung

120 Kabupaten/Kota pada 24 Provinsi melalui Kegiatan operasional pelaksanaan PATEN di kecamatan.

Rapat Regional Fasilitasi Penyelenggaraan PATEN

E. Sumber daya aparatur yang diselenggarakan di 6 (enam) lokasi yakni Kota − Kurangnya pelaksana teknis dari pegawai negeri

Batam (Kepri), Kota Yogyakarta (DIY), Kota Balikpapan sipil di kecamatan yang kompeten di bidang

(Kaltim), Kota Makasar (Sulawesi Selatan), Kota Manado perizinan.

(Sulawesi Utara) dan Kota Mataram (NTB). − Kurangnya diklat subtantif/bimbingan teknis

Melalui kegiatan ini diharapkan tersusunnya pengelolaan perizinan.

rencana tindak lanjut untuk implementasi penerapan

F. Infrastruktur dan sistem informasi : PATEN sebagaimana himbauan menteri dalam negeri Pada beberapa daerah terutama di luar jawa

melalui surat edarannya nomor 138/113/pum tanggal infrastruktur jaringan masih minim dan terbatasnya

13 januari 2012 perihal percepatan penerapan PATEN di penyediaan sistem informasi pelayanan yang

daerah, antara lain melalui :

didukung oleh sumber daya aparatur yang handal

A. Pembentukan tim teknis dan tim pelaksana PATEN; dan hardware yang memadai.

B. Penyusunan peraturan dan keputusan bupati/ walikota tentang pendelegasian wewenang, standar

II. Kendala :

pelayanan, dan uraian tugas personil kecamatan.

C. Peganggaran penyelenggaraan PATEN dalam apbd walikota) dalam mendukung penerapan PATEN di

A. Kurangnya komitmen kepala daerah (bupati/

kabuPATEN/kota.

wilayahnya.

D. Penyediaan sarana dan prasarana serta biaya

B. Belum samanya persepsi antara penyelenggara operasional pelaksanaan PATEN di kecamatan. PATEN dengan organisasi perangkat daerah terkait.

E. Penyiapan personil untuk tim pelaksana PATEN