35
terlebih dahulu dengan doa-doa yang dipimpin oleh pemimpin upacara. Dalam hal ini ialah sesepuh upacara Hery Soeharno, 22 Oktober 2012.
Dalam Tradisi
Dhawuhan
ada persembahan berupa sesaji. Sesaji diletakkan di setiap sudut desa dan di tempat-tempat yang dianggap keramat oleh
warga masyarakat Desa Cukil. Sesaji tersebut meliputi:
rokok 2 batang, candu, nasi golong, dan kembang menyan
. Pawira Kusnin, 22 Oktober 2012.
2. Prosesi Pelaksanaan Tradisi
Dhawuhan
Pelaksanaan Tradisi
Dhawuhan
mencakup dua tahap kegiatan yaitu persiapan dan pelaksanaan.
a. Tahap Persiapan
Berkaitan dengan Tradisi
Dhawuhan
persiapan dilaksanakan 1 hari sebelum upacara berlangsung. Langkah yang diambil yaitu membentuk kesepakatan antara
3 desa yaitu; Desa Cukil, Desa Keboan dan Desa Kemetul untuk menentukan Selasa Kliwon minggu ke-berapa yang akan dilaksanakan
Dhawuhan
. Dan pelaksanaan
Dhawuhan
jatuh pada hari Senin, 22 Oktober 2012. Guna mendukung kelancaran pelaksanaan Tradisi
Dhawuhan
biasanya mereka memberikan kabar berita adanya Tradisi
Dhawuhan
di balai desa masing - masing.
b. Tahap pelaksanaan Tradisi
Dhawuhan
Pelaksanaan Tradisi
Dhawuhan
menyangkut waktu, tempat, perlengkapan dan orang-orang yang terlibat di dalam upacara tersebut.
36
1 Tempat Penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan Tradisi
Dhawuhan
diselenggarakan di bukit Sadang tepatnya di bawah pohon Kathil. Alasan memilih
di bawah pohon Kanthil karena tempat ini merupakan tempat para roh baik atau tempat dipercaya ada kerajaan
lelebut
Dusun Cukil.
2 Waktu Penyelenggaraan Waktu penyelenggaraan Tradisi
Dhawuhan
dilaksanakan pada hari Senin Wage 22 Oktober 2012, dimulai pukul 05.00 WIB
sampai selesai. 3 Perlengkapan Tradisi
Dhawuhan
Perlengkapan upacara terdiri dari
tumpengan, ancakan,
dan
sesaji
. 4 Pemimpin Upacara
Upacara dipimpin oleh sesepuh upacara atau orang yang dianggap paling mengerti dan memahami tentang Tradisi
Dhawuhan
. c.
Prosesi Tradisi
Dhawuhan
Dalam menyambut pelaksanaan Tradisi
Dhawuhan
semua warga masyarakat Desa Cukil menyambut dengan perasaan bahagia. Sebelum proses
ritual upacara Tradisi
Dhawuhan
dilaksanakan, pada hari Minggu Pon masyarakat Cukil melaksanakan bersih-bersih sumber mata air dan tempat-tempat keramat
watu gede, belik, ringin
, m
bulu
, dan
watu lumpang
. Kemudian malam harinya
37
mereka mempersiapkan makanan yang akan dibawa pada acara
Dhawuhan
. Pagi harinya sekitar pukul 05.00 WIB masyarakat berbondong-bondong mendatangi
tempat upacara di bukit Sadang untuk ikut serta memeriahkan upacara tradisi warisan leluhurnya tersebut. Marbi, 22 Oktober 2012.
Seperti telah diungkapkan di atas, perlengkapan sesaji menjadi pokok
penting dalam Tradisi
Dhawuhan
. Sesaji sebagai
uba rampe
dianggap keramat oleh warga masyarakat. Oleh karena itu, sesaji ditata rapi guna mendukung
kesakralan upacara. Selanjutnya sesepuh duduk dan mengantarkan pada suasana khidmat memasuki inti upacara. Pawira, 22 Oktober 2012.
Diawali pembacaan mantra oleh sesepuh dengan membakar dupa atau kemenyan maka saat itulah upacara sesaji dimulai. Mantra tersebut adalah
sebagai berikut :
Sedaya wilayah Desa
Cukil
, Desa Keboan saha Kemethul sakpiturute, sedaya wilayahipun tansah manuwun datheng kersanipun gusti Allah Subhanlahu
Wata’alla
mugi-mugi tansah diparingono rahayu wilujeng kalis sambikala satunggal punapa-punapa. Lan ugi ngantos bapak Kepala Desa
Cukil
, Kepala Desa Keboan sak perangkatipun sedaya tansah diparingono rahayu wilujeng
kalis sambikala satunggal punapa-punapa angenipun makarya pawilutan kalis sambikala satunggal punapa-punapa. Lan ugi kanggo dateng rakyat kakung lan
putri sepuh saha anom sedaya tansah tuah linangkung sedaya pinaringanipun kanti pawilutanipun kanthi sedaya rahayu wilujeng tansah kalis sambikala
satunggal punapa-punapa.
38 Panyuwunipun
pinandangipun kawula
sumanggahaken dateng
ngarsanipun Allah Subhanallahuwataalla. Lan ugi pepunden kula sedoyo sak garwo, sak putro dumatheng perangkat sedayanipun tansah sagetto ngelindungi
menopo engkang dados seja lan Panyuwunipun. Lan tujuan ing wekdal ing dinten punika, sami-sami tujuanipun inggih punika,
nyuwun tambah rejeki tanbah umur lan nyuwun jawoh engkang sae. Mugi-mugi kedhawahan enten jawoh engkang sae, engkang awon panjenengan singkiraken
engkang tebih, engkang sae panjenengan caketaken dateng keluarga Desa
Cukil
, Keboan, saha Kemethul
artinya :
Seluruh wilayah Desa Cukil, Desa Keboan juga Kemethul dan sekitarnya semua wilyahnya selalu memohon kepada kehendak Allah
Subhanlahu Wata’alla semoga senantiasa diberi keselamatan jauh dari mara bahaya.
Dan juga bapak kepala Desa Cukil kepala Desa Keboan semua perangkatanya senantiasa diberi keselamatan, dalam bekerja jauh dari
marabahaya. Dan juga untuk masyarakat putra, putri, tua maupun muda semua
senantiasa datang kemari untuk memohon diberi keselamatan jauh semua marabahaya.
Permohonan, penderitaan saya serahkan kepada Allah Subhanlahu Wata’alla dan juga penguasa Ngembang beserta semua keluarga serta
anak dan perangkatnya, senantiasa melindungi apa yang menjadi kehendak dan permintaannya.
39
Dan tujuan pada hari ini, tujuan kita bersama adalah meminta rizki yang lebih, tambah umur, dan meminta hujan yang bagus, semoga
diberi hujan yang baik, hujan yang tidak baik mohon tolong dijauhkan, hujan yang baik tolong didekatkan kepada masyarakat
Desa Cukil, Keboan, Kemethul. Setelah juru kunci membacakan doa orang-orang mengambil makan,
kemudian mereka memakan makanan tersebut bersama-sama. Apabila acara hampir selesai makanan yang diambil tadi tidak dimakan semuanya. Namun
disisihkan sebagian kemudian dilemparkan kepada orang-orang yang berada didekat mereka. Semua orang saling melemparkan makanan.Walaupun wajah
mereka penuh makanan. Diantara mereka tidak timbul rasa dendam satu dengan lainya. Namun yang timbul adalah rasa kebahagiaan, senang, kepuasan.. Makanan
yang jatuh ke tanah ini diambil disimpan di daun pisang. Dan dibawa pulang untuk sebagai penolak bala. Makanan yang jatuh ketanah sudah mempunyai
kekuatan ghaib yang mampu menyuburkan tanaman, menghindarkan tanaman dari hama. Melindungi diri mereka dari roh jahat serta mampu mengundang
hujan. Kusnin, 22 Oktober 2012.
3. Lambang-lambang dan Maknanya dalam Sesaji