39
Dan tujuan pada hari ini, tujuan kita bersama adalah meminta rizki yang lebih, tambah umur, dan meminta hujan yang bagus, semoga
diberi hujan yang baik, hujan yang tidak baik mohon tolong dijauhkan, hujan yang baik tolong didekatkan kepada masyarakat
Desa Cukil, Keboan, Kemethul. Setelah juru kunci membacakan doa orang-orang mengambil makan,
kemudian mereka memakan makanan tersebut bersama-sama. Apabila acara hampir selesai makanan yang diambil tadi tidak dimakan semuanya. Namun
disisihkan sebagian kemudian dilemparkan kepada orang-orang yang berada didekat mereka. Semua orang saling melemparkan makanan.Walaupun wajah
mereka penuh makanan. Diantara mereka tidak timbul rasa dendam satu dengan lainya. Namun yang timbul adalah rasa kebahagiaan, senang, kepuasan.. Makanan
yang jatuh ke tanah ini diambil disimpan di daun pisang. Dan dibawa pulang untuk sebagai penolak bala. Makanan yang jatuh ketanah sudah mempunyai
kekuatan ghaib yang mampu menyuburkan tanaman, menghindarkan tanaman dari hama. Melindungi diri mereka dari roh jahat serta mampu mengundang
hujan. Kusnin, 22 Oktober 2012.
3. Lambang-lambang dan Maknanya dalam Sesaji
Sesaji yang ditujukan kepada yang ghaib sesungguhnya mencerminkan kesadaran manusia kepada lingkungan hidupnya. Jadi yang disakralkan keramat
bukanlah sesajinya, tetapi nilai kebersamaan dan perasaan senasib itulah yang perlu dihayati demi persatuan dan kesatuan masyarakat. Sesaji mencerminkan
penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memperoleh perlindungan
40
agar hidupnya terasa aman, tenteram dan diberi keselamatan lahir dan bathin. Sesaji juga sebagai persembahan kepada leluhur masyarakat Desa Cukil. Sesaji
tersebut berupa : a.
Ancakan
Melambangkan permohonan
agar diberi
kemakmuran dan
keselamatan. Ancakan juga melambangkan kebersamaan dan perasaan senasib sepenanggungan antar sesama warga masyarakat Desa Cukil.
b.
Tumpeng Sesaji
tumpeng
berbentuk kerucut atau semakin ke atas semakin runcing melambangkan bahwa dalam semua kehidupan hanya terdapat
satu pusat yaitu Tuhan Yang Maha Esa, sehingga yang harus disembah hanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta alam
semesta. c.
Ingkung
Menggambarkan bahwa tingkah laku manusia tidak leluasa melainkan ada batasnya yaitu norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
d. Dawet
Dawet merupakan sesaji penting dalam upacara
Dhawuhan
, karena ini adalah simbol dari hujan yang turun, dari tingkah laku penyiram
dawet di atas batu diharapkan akan turun hujan. e.
Kemenyan, Rokok, Kinang, Lauk Pauk Merupakan Persyaratan Sesaji yang bermakna untuk pemujaan
terhadap roh- roh baik penghuni ngembang.
41
4. Makna Tradisi
Dhawuhan
Makna Tradisi
Dhawuhan
di Desa Cukil, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Dari berbagai simbol tindakan dan sesaji memang tampak bahwa masyarakat Jawa memiliki harapan-harapan keselamatan dan diberi hujan yang
baik bagi pertanian. Demikian juga pada masyarakat di Desa Cukil, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang yang masih mempertahankan tradisi leluhurnya.
Mereka menganggap Tradisi
Dhawuhan
adalah hal istimewa sehingga ritual Tradisi
Dhawuhan
menjadi perhatian khusus. Makna atau kandungan filosofis Tradisi
Dhawuhan
yaitu penghormatan kepada leluhur serta menyucikan diri. Hal itu terlihat dari tindakan-tindakan dalam upacara sesaji. Sesaji sebagai wujud
persembahan dimaksudkan untuk menjaga keselarasan dan keseimbangan hidup antara alam sekitar dengan alam gaib. Tujuannya memperoleh keselamatan lahir
maupun batin. Tradisi
Dhawuhan
menunjukkan pengabdian kepada Al-Khaliq Tuhan Yang Esa.
Makna penting dalam pelaksanaan Tradisi
Dhawuhan
dapat dilihat dari berbagai aspek, diantaranya adalah :
a. Makna Tradisi
Dhawuhan
dalam kehidupan Sosial Kehidupan masyarakat Cukil diwarnai oleh sikap solidaritas
warganya, karena situasi sosial menuntut perlunya sikap kebersamaan dalam menghadapi tantangan hidup. Gotong-royong merupakan salah
42
satu ciri masyarakat Desa Cukil yang semua kegiatan upacara dilaksanakan secara gotong-royong.
Pelaksanaan Tradisi
Dhawuhan
merupakan kegiatan yang selalu mengedepankan
sikap maupun
perilaku kegotong-royongan,
kerukunan tanpa memandang agama, status sosial, pendidikan dan sebagainya. Hal ini dapat dibuktikan dalam pelaksanaan atau
penyelenggaraan upacara ini semua warga masyarakat dengan antusias mengikuti jalannya upacara sehingga dapat mempererat
hubungan sosial antar warga masyarakat di Desa Cukil. Misalnya: para warga masyarakat di Desa Cukil berkumpul saat memasak.
Dengan demikian jelas bahwa Tradisi
Dhawuhan
mempunyai makna sebagai pemersatu atau jembatan antara manusia untuk
menjalin suatu hubungan sosial yang dapat menumbuhkan persatuan dan persaudaraan dalam kehidupan masyarakat.
b. Makna Tradisi
Dhawuhan
dalam kehidupan ReligiAgama Mayoritas masyarakat Desa Cukil beragama Islam
, akan tetapi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat tidak membeda-bedakan
satu dan lainnya. Warga masyarakat Desa Cukil dapat hidup rukun dan berdampingan saling tolong-menolong. Kehidupan beragama di
Desa Cukil berjalan baik saling menghargai perbedaan satu dengan yang lainnya, menghormati dan menjaga tali silaturahmi bahkan
dalam menyambut Tradisi
Dhawuhan
.
43
Religi ternyata menduduki tempat yang amat penting dan dominan
dalam kehidupan
masyarakat Cukil.
Masyarakat beranggapan bahwa seluruh alam diliputi oleh suatu kekuatan ghaib
yang bersifat supranatural dan ini berpengaruh dalam kehidupan manusia. Kekuatan ghaib yang dimaksud disini adalah
dahnyang lelembut
yang mampu mendatangkan kebahagiaan atau bencana bagi umat manusia dan alam semesta.
Oleh karena itu pemujaan terhadap roh
dahnyang lelembut
memegang peranan penting dalam Tradisi
Dhawuhan
ini dengan maksud demi kepentingan masyarakat di Desa Cukil agar senantiasa
selalu dilindungi dalam kehidupannya. Ditinjau dari segi keagamaan, Makna Tradisi
Dhawuhan
dapat dihayati untuk masyarakat Desa Cukil, salah satu maknanya adalah
sebagai jembatan untuk menyatukan dan mempertemukan pemeluk agama yang berbeda. Maka dengan demikian suasana kerukunan
dapat terwujud dan masyarakat dapat hidup dengan tenang dan damai. c.
Makna Tradisi
Dhawuhan
dalam kehidupan Pendidikan Dalam penyelenggaraan Tradisi
Dhawuhan
banyak dikunjungi oleh pengunjung dari desa lain. Pengunjung tidak hanya terdiri dari
masyarakat yang sudah bekerja tetapi juga dari kalangan pelajar. Adanya Tradisi
Dhawuhan
memberikan dorongan untuk mengajak para pengunjung lebih mengenal tentang Tradisi
Dhawuhan
, sehingga
44
menimbulkan keingintahuan para pengunjung mengenai Tradisi
Dhawuhan
tersebut. Kaitannya dengan Tradisi
Dhawuhan
para pelajar yang datang ke Desa Cukil ingin menyaksikan langsung jalannya upacara Tradisi
Dhawuhan
, ada juga yang melakukan pengamatan yang dapat dijadikan bahan penelitian. Bagi para pelajar, Tradisi
Dhawuhan
dapat menjadi masukan dalam mata pelajaran IPS khususnya sejarah
mengenai kebudayaan lokal. Penyelenggaraan Tradisi
Dhawuhan
dapat mendidik masyarakat termasuk para pengajar untuk memahami nilai-nilai kerukunan yang dapat memupuk persatuan dan kesatuan.
d. Makna Tradisi
Dhawuhan
dalam membina kerukunan hidup masyarakat Desa Cukil
Tradisi
Dhawuhan
bila dilihat dari persiapan, pelaksanaan sampai pasca upacara mempunyai arti penting dan makna yang
mendalam yang dapat dirasakan masyarakat pendukungnya. Dalam pelaksanaan upacara tradisional dapat dirasakan betapa pentingnya
suatu nilai
kebersamaan yang
dirasakan oleh
masyarakat pendukungnya yaitu saling menghormati, saling menghargai, saling
membantu, toleransi untuk menciptakan suatu kerukunan yang lebih kokoh.
Dengan adanya Tradisi
Dhawuhan
dapat memberikan gambaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya suatu kerukunan
bermasyarakat maupun berbangsa, sehingga masyarakat dalam
45
menjalani kehidupan bernegara tidak akan mudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan adat budaya bangsa.
Dengan demikian nilai-nilai kerukunan sangat diperlukan dan dilaksanakan
dalam menghadapi
suatu proses
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
e. Makna Tradisi
Dhawuhan
dalam bidang ekonomi Tradisi
Dhawuhan
setiap tahunya rutin dilaksanakan dan dimanfaatkan masyarakat Cukil sebagai permohonan turun hujan. Hal
ini karena mata pencarian masyarakat sebagian besar warga Cukil adalah petani. Para petani di masyarakat Cukil sangat berharap
dengan adanya Tradisi
Dhawuhan
ini pertanian akan subur dan hasil panen melimpah dan terhindar dari
pageblug.
Kekeringan yang melanda Desa Cukil membuat Tradisi
Dhawuhan
ini tetap diadakan setiap tahunya hal ini karena Tradisi
Dhawuhan
dipercaya dapat memberikan perlindungan kepada warga dan memberikan air hujan
yang baik untuk pertanian masyarakat Desa Cukil. Dalam wujud tradisi ini masyarakat mempercayai bahwa dengan turunya hujan
hasil pertanian akan subur dan masyarakat akan menjadi makmur seperti yang diharapakan.
5. Pergeseran Makna