Pengaruh Penggunaan Media Realia terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Protista Mirip Tumbuhan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015)

(1)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB

MATERI PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Ganjil

SMA Negeri 5 Metro Kota Metro Tahun pelajaran 2014/2015)

Oleh

RENITA PRAHASTIANI

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang ditetapkan dalam sebuah program. Dalam usaha pencapaian prestasi belajar tersebut, salah satu faktornya adalah media pembelajaran. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas X SMA Negeri 5 Metro, belum digunakan media pembelajaran, kegiatan

pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media realia terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan kuasi eksperimental dengan desain pretes postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas X MIA 3 dan X MIA 4 yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang


(2)

Renita Prahastiani

iii

dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dan uji U pada taraf kepercayaan 5%. Data kualitatif berupa deskripsi data aktivitas belajar siswa, dan angket tanggapan siswa terhadap penggunaan media realia yang dianalisis secara deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media realia dapat

meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen berkriteria sedang (52,48±16,66). Terjadi peningkatan pada setiap indikator kognitif, yaitu indikator kognitif tingkat C1 97,26% (tinggi), indikator kognitif tingkat C2 86,43% (tinggi), indikator kognitif tingkat C3 69,92% (sedang), indikator kognitif tingkat C4 39,12% (sedang), indikator kognitif tingkat C5 44,04% (sedang), indikator kognitif tingkat C1 68,13% (sedang). Penggunaan media realia juga berpengaruh terhadap aktivitas siswa dengan rata – rata N-gain berkriteria cukup (65,00±17,44).

Dengan demikian, pembelajaran menggunakan media realia berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada sub materi protista mirip tumbuhan. Semua siswa (100%) setuju memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang sub materi protista mirip tumbuhan dengan menggunakan media realia. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa (87,67%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media realia.


(3)

PENGARUH PENGGUNAAN

MEDIA REATIA TERIIADAP

AKTIVITAS

DAN HASIL

BELAJAR

SISWA PADA

SUB

MATERI

PROTISTA

MIRIP TUMBUHAN

(studi Eksperimen pada siswa Kelas

x

semester Ganjil sMANegeri 5

Metro Kota Metro Trhun Pelajaran ZAl4n0[S)

(Qnita prahastianl

Skripsi

Sebagai Salah Sgtu Syarat untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan

pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN

ILMU

PENDIDIKAN

UNIVERSITAS

LAMPUNG

BAIYDAR LAMPTJNG


(4)

Judul Skripsi

Nama Mahasiswa

No. Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan

Fakultas

Dr.

Tri

Jalmo, M.Si.

\iP

19610910 198603 1

-&r,d

F*tf*

niJi

nita

T. Marpaung, S.pd., M.pd.

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REAf,IA TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA SUB MATERI PROTISTA MIRIP TUMBUHAN

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester

Ganjil SMA Negeri 5 Metro Kota Metro

Tahun Pelajaran 201412015)

(tnttq

prahastiari

1013024017 Pendidikan Biologi

Pendidikan MIPA

Keguruan dan ilmu Pendidikan

MEI{YETUJI.}I

l.

Komisi Pembimbing

005

NrP 1977071s200801 202A

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

W

Dr. Caswita, M.Si.


(5)

MENGESAHKAN

: Dr.

Tri

Jalmo, M.Si.

: Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd.

: Drs. Darlen Sikumhang, M.Biomed

@ti

/:*t*

Sekretaris

Penguji

Bukan Pembimbing

l.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilrnu Pendidikan

ujang Rahman, Nl.Si.

>

1s 1985031 003

lang-ual Lulus Ujian Skripsi : 29 Oktober 2014

1. Tim Penguji Ketua

'r'

' *a


(6)

PERI\TYATAAN SKRIP$ MAHASISWA

Yang bertandatangandi bawah ini:

\ema

\omor Pokok Mahasiswa

Progam Studi

Jumsan

Renita Prahastiani 1013024017 Pendidikan Biologi PendidikanMIPA

Dengan ini Saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pemah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang pengetahuan sayajuga tidak terdapatkarya atau pendapatyang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

-{pabila temyata kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pemyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Bandar

Lampung,

Oktober 2014 Yang menyatakan

Renita Prahastiani


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Purwosari, Metro pada 2 Juli 1993, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Sularto dan Ibu Yuaida. Penulis beralamatkan di Jl. Kucing II, RT/RW 040/007, Kel. Purwosari, Kec. Metro Utara, Kota Metro. Kode Pos 1113. No Handphone : 085768299800.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 4 Buyut Udik, Gunung Sugih (1998-2004), SMP Negeri 2 Punggur, Lampung Tengah (2004-2007), SMA Negeri 5 Metro, Kota Metro (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Lampung melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Botani Tumbuhan Rendah (2011-2014), serta aktif di organisasi sebagai Anggota Divisi Seni dan Kreativitas Himasakata (2011-2012). Penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Way Tenong dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Kabupaten Lampung Barat (Tahun 2013), dan penelitian pendidikan di SMA Negeri 5 Metro untuk meraih gelar sarjana pendidikan/S.Pd. (Tahun 2014).


(8)

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda baktiku kepada:

Pemimpin keluarga yang tegas, Bapak tercinta Sularto

,

yang tak kenal lelah untuk bekerja.

Berjuang memfasilitasi apapun yang dibutuhkan putrinya. Bekerja tanpa pamrih dengan

bulir

bulir keringatnya, dan memberikan pendidikan yang terbaik untuk kesuksesan

agar lebih baik dari orang tuanya...

Kebahagiaan keluarga, Ibu tersayang Yuaida , yang telah mendidik dan membesarkan ku

dengan penuh kesabaran dan curahan kasih sayang, selalu ada dalam tawaku bahkan

tangisku, senantiasa memberikan nasihat yang berguna, serta selalu memberikan do`a

yang terbaik untuk kesuksesan dan kebahagian ...

Keluarga besar yang banyak memberikan dukungan, nasihat

nasihat agar menjadi orang

yang berguna untuk kehidupan, tidak mengecewakan jerih payah kedua orang tua, agar

menjadi putri kebanggaan keluarga...

Dosen yang terhormat, Guru dan murobbi, atas ilmu, nasihat, dan arahan yang telah

diberikan


(9)

MOTO

…Allah

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa

derajat…

”.

(Q.S. Al-Mujadalah : 11)

"Pendidikan adalah tiket ke masa depan. Hari esok dimiliki oleh

orang-orang yang mempersiapkan dirinya sejak hari ini"

(Malcolm X)

“Pekerjaan besar tidak dihasilkan dari kekuatan, melainkan oleh

ketekuan”

(Samuel Johnson)

“Yakin dalam usaha, semangat dalam kerja, berpasrah dalam doa”


(10)

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB MATERI

PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Metro, Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015)”. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi. 4. Pramudiyanti, S.Si, M.Si. dan Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 5. Rini Rita T. Marpaung S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II sekaligus

Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;

6. Dr. Darlen Sikumbang, M.Biomed selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;


(11)

xii

7. Drs.Hanwar Priyo Handoko., selaku Kepala SMA Negeri 5 Metro dan Ema Suryani, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;

8. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X MIA 3 dan X MIA 4 SMA Negeri 5 Metro atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 9. Sahabat – sahabat terkasih Novita, atas kerjasamanya sebagai partner; Arinta,

Destra , Eli, Gadis, Hanni, Nindy, Aini, Sisca, dan Yuli yang telah menjadi penenang saat kegundahan datang, dan selalu ada diwaktu susah dan senang. 10.Rekan-rekan BIOSFER (Mahasiswa Pendidikan Biologi 2010), kakak dan

adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;

11.Saudara- saudari rekan PPL dan KKN-KT Fajar Bulan, Way Tenong, Lampung Barat atas persahabatannya sampai saat ini.

12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran ... 9

B. Media Realia ... 11

C. Aktivitas Belajar ... 12

D. Hasil Belajar ... 14

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

B. Populasi dan Sampel ... 19

C. Desain Penelitian ... 19

D. Prosedur Penelitian... 20

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Teknik Analisis Data ... 29

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36


(13)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 51

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN 1. Silabus ... 55

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

3. Lembar Kerja Siswa ... 67

4. Soal Pretes dan Postes ... 104

5. Angket Tanggapan Siswa ... 114

6. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 118

5. Data Hasil Penelitian ... 120

6. Foto-Foto Penelitian ... 134


(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria interpretasi indeks N-Gain ... 26

2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 28

3. Item pernyataan pada angket ... 29

4. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa ... 33

5. Skor perjawaban angket ... 34

6. Data angket tanggapan siswa terhadap media realia ... 34

7. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap media realia ... 35

8. Hasil uji normalitas, homogenitas, persamaan dan perbedaan dua rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol. ... 36

9. Hasil uji Mann-Whitney U N-gain indikator kognitif (C1, C2, dan C3, C4, C5, C6) pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. ... 38

10.Hasil peningkatan indikator kognitif (C1, C2, C3, C4, C5, dan C6) ... 39

11.Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol ... 40

12.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 120

13.Nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... 121

14.Analisis butir soal pretes dan postes kelas eksperimen ... 122

15.Analisis butir soal pretes dan postes kelas kontrol ... 124


(15)

xvi

17.Analisis perindikator pada soal pretes dan postes kelas kontrol ... 128

18.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen ... 130

19.Analisis data aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol ... 131


(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 8

2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen... 20

3. Tanggapan siswa terhadap media realia ... 41

4. Contoh jawaban siswa aspek kognitif tingkat C4 (Postes Kelas Esperimen) ... 42

5. Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif C1 (LKS Kelas Eksperimen).. ... 44

6. Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif C2 (LKS Kelas Eksperimen). ... 45

7. Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif C3 (LKS Kelas Eksperimen) ... 46

8. Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif C4 (LKS Kelas Eksperimen) ... 47

9. Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif C6 (LKS Kelas Eksperimen). ... 48

10.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C4 (membuat) ... 49

11.Siswa mengerjakan pretes ... 134

12.Siswa melakukan pengamatan mikroalgae dengan mikroskop ... 134

13.Siswa melakukan diskusi dan pengamatan media realia (makroalgae. 134 14.Siswa mempresentasikan hasil diskusi... 135

15.Siswa mengerjakan postes... 135

16.Siswa mengerjakan pretes. ... 135


(17)

xix

18.Siswa mengerjakan LKS ... 136 19.Siswa mempresentasikan hasil diskusi... 136


(18)

1. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ujian nasional merupakan salah satu program untuk melihat prestasi siswa yang diharapkan angka kelulusan mencapai 100 %, namun menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), bahwa tingkat kelulusan ujian Nasional (UN) jenjang SMA/MA tahun 2014 hanya mencapai 99,52%. Dari total peserta UN SMA/MA yang berjumlah 1.632.757 siswa, masih ada 7.811 (0,48%) siswa dinyatakan tidak lulus. Meskipun kelulusan tersebut sudah dikatakan baik, namun perlu ditingkatkan lagi supaya mencapai kelulusan 100% (Ihsan, 2014).

Dalam usaha pencapaian prestasi belajar yang optimal dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah faktor sekolah (fasilitas sekolah), guru perlu menyiapkan media pembelajaran yang dapat menunjang proses belajar untuk hasil belajar yang baik (Dalyono, 2009: 55). Pada kenyataanya, proses pem-belajaran yang dilaksanakan di sekolah belum sepenuhnya menggunakan media pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar sehingga berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Kegiatan pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini sesuai dengan wawancara terhadap guru yang mengajar di kelas X SMA Negeri 5 Metro bahwa


(19)

2

ketuntasan hasil belajar biologi pada materi pokok protista belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60 % siswa mempunyai nilai ≤75. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh SMA Negeri 5 Metro yaitu ≥ 75. Artinya hanya terdapat 40% siswa yang

mem-punyai nilai ≥75.

Guru menggunakan metode ceramah, dan Buku Lembar Kerja Siswa sebagai panduannya dalam proses pembelajaran. Guru memberi kesempatan siswa untuk mengajukan pertanyaan, namun hanya beberapa siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, sebagian besar siswa hanya menerima informasi materi yang disampaikan. Setelah guru menyampaikan materi, siswa diminta untuk mengerjakan soal–soal latihan pada Lembar Kerja Siswa. Hal tersebut ber-dampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Berdasarkan kondisi tersebut, dibutuhkan alternatif media pembelajaran sebagai media komunikasi yang mengandung maksud pengajaran yang dapat meningkatkan aktivitas ke-terlibatan siswa dalam proses pembelajaran juga membantu siswa dalam memahami materi guna meningkatkan hasil belajar siswa. Media yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah media realia.

Dalam dunia pendidikan, media realia sering dianggap sebagai medium

informasi yang paling mudah diakses dan menarik. Sebagai medium informasi, realia mampu menjelaskan hal-hal yang abstrak dengan hanya sedikit atau tanpa keterangan verbal. Dengan berinteraksi langsung dengan media realia, diharapkan hal-hal yang kurang jelas, apabila diterangkan secara verbal, dapat menjadi jelas. Media realia ini juga dapat memberikan pengalaman langsung


(20)

3

dan nyata, sehingga akan mempermudah memahami materi (Pribadi, Agus, Katrin, 2004 : 144). Penggunaan media realia juga didukung hasil penelitian Sutarya (2013 : 49) menunjukkan bahwa penggunaan media realia berpengaruh signifikan terhadap penguasaan materi siswa dan meningkatkan aktivitas siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar lampung.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk

me-lakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Realia terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Protista Mirip Tumbuhan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Metro

Tahun Pelajaran 2014/2015)”.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan media realia berpengaruh signifikan terhadap

peningkatan hasil belajar siswa pada sub materi protista mirip tumbuhan? 2. Apakah penggunaan media realia dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa pada sub materi protista mirip tumbuhan?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh dari penggunaan media realia terhadap hasil belajar siswa pada sub materi protista mirip tumbuhan.


(21)

4

2. Pengaruh dari penggunaan media realia terhadap aktivitas belajar siswa pada sub materi protista mirip tumbuhan.

D.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman berharga dalam pembelajaran biologi dengan menerapkan media realia.

2. Bagi siswa dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dalam pembelajaran pada sub materi protista mirip tumbuhan.

3. Bagi guru dapat memberikan alternatif dalam memilih media pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Bagi sekolah dapat dijadikan masukan untuk meningkatkan mutu pembelajaran biologi di sekolah.

E.Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Media realia yang merupakan alat penyampai informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Media realia yang digunakan yaitu Padina australis, Sargassum cristaefolium, Halimeda macroloba, Halimeda opuntia, Euchema spinosum, Actinitrichia fragilis, Spyrogyra sp., dan Gomphosphaeria sp.


(22)

5

2. Hasil belajar siswa yang dimaksud adalah ranah kognitif, diukur dari hasil pretest sebagai penilaian awal siswa dan postest sebagai penilaian akhir siswa yang ditinjau berdasarkan perbandingan N-gain.

3. Aktivitas belajar siswa yang diamati merupakan perilaku siswa yang relevan dengan pembelajaran. Aktivitas tersebut yaitu interaksi siswa dalam pem-belajaran 1) Kemampuan Bertanya, 2) Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide, 3) Bekerjasama dengan teman, 4) Melakukan kegiatan dis-kusi, 5) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok,

4. Materi pokok yang diteliti adalah Protista, pada sub materi Protista Mirip Tumbuhan dengan kompetensi dasar 3.5 Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan peran-nya dalam kehidupan melalui pengamatan secara teliti dan sistematis. 5. Subyek penelitian ini diambil dari populasi siswa kelas X, dengan sampel

kelas X MIA 3 dan X MIA 4 semester ganjil SMA Negeri 5 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015.

6. Langkah-langkah metode diskusi yang digunakan pada penelitian ini yaitu (1) Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang dipilih secara acak ber-dasarkan umur, jenis kelamin, dan prestasi;(2)Guru menyiapkan media realia berupa 6 herbarium basah yang mewakili kelas protista mirip tum-buhan (Padina australis, Sargassum cristaefolium, Halimeda macroloba, Halimeda opuntia, Euchema spinosum, dan Actinitrichia fragilis) dan sampel air kolam; (3) Setiap kelompok siswa memperoleh media realia yang mewakili kelas protista mirip tumbuhan, dan sampel air kolam; (4) Setiap


(23)

6

siswa dalam kelompok juga memperoleh LKS; (5) Setiap kelompok diberi waktu untuk mengamati herbarium basah yang telah disediakan dan sampel air kolam yang diamati di bawah mikroskop; (6) Siswa berdiskusi

mengerjakan LKS dengan media realia dan menggunakan referensi dari internet untuk menjawab pertanyaan pada LKS yang tidak bisa dijawab melalui media realia ; (7) Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan; (8) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas; (9) Siswa lain menanggapi hasil presentasi kelompok lainnya; (10) Guru membimbing jalannya presentasi dengan menambahkan

penjelasan yang dirasa kurang; (11) Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

F. Kerangka Pikir

Proses pembelajaran biologi di SMA Negeri 5 Metro Kota Metro belum menggunakan media realia, dimana penyampaian materi didominasi oleh guru sehingga aktivitas siswa dalam mengembangkan kemampuannya masih kurang. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Salah satu media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah media realia. Hal ini didasarkan pada pembelajaran biologi memerlukan pengalaman langsung dari siswa yang menekankan pada keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Media realia dirancang untuk memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri dari spesies Protista Mirip Tumbuhan dengan berdiskusi bersama teman, memperlihatkan perbedaan dari masing-masing


(24)

7

kelas dari Protista Mirip Tumbuhan. Mencari informasi dari apa yang mereka amati. Dengan demikian, pembelajaran ini tidak hanya berorientasi kepada hasil belajar, tetapi juga juga berorientasi pada aktivitas belajar siswa. Siswa mencari dan menemukan sesuatu yang akan menambah pengetahuan yang bermakna, bekerja sama dengan teman, berani bertanya atau mengungkapkan pendapat mereka. Kemudian diharapkan siswa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajarnya.

Terdapat dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (X), pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan media realia dan variabel terikat (Y), hasil belajar biologi siswa sub materi protista mirip tumbuhan. Sedangkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat ditunjukkan pada diagram di bawah ini.

Gambar 1. Diagram hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. (Keterangan: X= media realia; Y1= aktivitas siswa; Y2= hasil

belajar)

G.Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0 = Tidak ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media realia

dalam pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada submateri protista mirip tumbuhan.

Y1

X


(25)

8

H1= Ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan media realia dalam

pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada sub materi protista mirip tumbuhan.

2. Penggunaan media realia dalam pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada submateri protista mirip tumbuhan.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Media Pembelajaran

Media adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi atau pesan.

Sebagaimana dikemukakan oleh Arsyad (2000). Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dan pengirim kepada penerima pesan. Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad, 2000:3) mengatakan bahwa media apabila dipahami garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang mem-bangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi media merupakan suatu perantara yang mengirim pesan kepada siswa, agar siswa memperoleh pengetahuan ke-terampilan, dan sikap.

Pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat mem-bangkitkan keinginan dan minat yang baru, memmem-bangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh psikologis ter-hadap siswa (Hamalik dalam Arsyad, 2007: 15). Menurut pendapat Sadiman (2008: 17-18), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan gambar, film atau model, objek yang kecil, bisa dibantu dengan film, gerak


(27)

10

yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse, kejadian yang terjadi di masa lampau bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, foto.

Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, dan memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

Media dikelompokkan dalam beberapa kelompok, menurut Asra (2008 : 58) secara umum media dikelompokkan menjadi antara lain:

1) Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, yang termasuk

kelompok visual misalnya foto, gambar, poster, grafik, kartun, liflit, buklet, torso, film bisu, model 3 dimensi seperti diorama, makeup.

2) Media audio adalah media yang hanya dapat didengar saja seperti kaset audio, radio, MP3 Player, ipod.

3) Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, misalnya film bersuara, video, televisi, sound slide.

4) Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis, dan film. Multimedia sering diidentikkan dengan komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer (CBI).

5) Media Realia yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan. Misalnya tumbuhan, batuan, binatang, insectarium, herbarium, air,


(28)

11

B.Media Realia

Sanjaya (2012 : 14) menyatakan bahwa; media realia adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa disebut benda yang sebenarnya. Menurut Asra (2008 : 5) media realia yaitu semua media nyata yang ada dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan Senada dengan itu, Riana (2008 : 9) mengungkapkan bahwa media realia yaitu semua media yang nyata yang ada di lingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti tumbuhan, batuan, binatang, insektarium, herbarium, air sawah, dan sebagainya .

Media Realia merupakan alat penyampai informasi yang berupa benda atau obyek yang sebenarnya atau asli dan tidak mengalami perubahan yang berarti. Sebagai obyek nyata, realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, realia banyak digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu dalam

memperkenalkan subyek baru. Realia mampu memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya digambarkan secara abstrak yaitu dengan kata-kata atau hanya visual (Pribadi, Agus, Katrin, 2004 : 142-144).

Media realia mempunyai keuntungan dan kelemahan. Keuntungan dari media realia yaitu dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih keterampilan mereka menggunakan sebanyak mungkin alat indra. Sedangkan kelemahan dari media realia yaitu


(29)

12

membawa siswa ke berbagai tempat di luar sekolah kadang-kadang mengandung resiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya, biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam

menggunakanya, dan tidak selalu dapat memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajar harus didukung pula dengan media lain (Ibrahim dan Sudjana, 2010 : 119). Keuntungan media realia juga diungkapkan oleh Pujita (2006 : 18), yaitu mudah didapat, memberikan informasi yang jelas dan akurat, penjelasan atau informasi yang berkaitan dengan benda tersebut menjadi jelas dan akurat.

C.Aktivitas Siswa

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007 : 23) menyatakan bahwa: “Aktivitas

adalah keaktifan, kegiatan”. Sedangkan menurut Sardiman (2003 : 100) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Berdasarkan pendapat tersebut aktivitas belajar merupakan semua kegiatan belajar siswa baik yang bersifat fisik atau mental.

Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2003 : 172) membagi aktivitas belajar ke dalam 8 kelompok, yaitu:

1. Kegiatan-kegiatan visual, yang termasuk di dalam kegiatan visual diantaranya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.


(30)

13

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yang termasuk di dalamnya antara lain mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yang termasuk di dalamnya antara lain mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yang termasuk di dalamnya antara lain menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yang termasuk di dalamnya antara lain menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, yang termasuk di dalamnya antara lain melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. 7. Kegiatan-kegiatan mental, yang termasuk di dalamnya antara lain

merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional, yang termasuk di dalamnya antara lain minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik (Djamarah, 2000 : 67). Pengajaran yang efektif menurut Hamalik (2003 : 171) adalah pengajaran yang menyediakan


(31)

14

kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Anak (siswa) belajar sambil bekerja. Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup dimasyarakat.

Untuk lebih memperkuat pendapat diatas, Mehl-Mills-Douglass (dalam

Hamalik.2003 : 172) mengemukakan tentang The Principle of Activity, sebagai berikut:

One learn only by some activities in the neural system : seeings, hearing, smelling, feeling, thingking, phisycal or motor avtivity. The learner must

actively engage in the “learning”, whether it be of information a skill, an

understanding, a habit, an ideal, an attitude, an interest, or the nature of a task.

Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk

berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas

(Rusman, 2011: 323). Hamalik (2004 : 171) mengatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, mereka belajar sambil bekerja. Dengan bekerja tersebut, siswa mendapatkan pengetahuan, pemahaman, dan aspek-aspek tingkah laku lainnya.

D.Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil nyata dari apa yang dapat dilakukannya yang tidak dapat dilakukannya sebelumnya (Nasution, 2008 : 23). Kemudian menurut Anni (2004 : 4) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku


(32)

15

yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Jenkins dan Unwin (Uno, 2011: 17) mengatakan bahwa hasil belajar adalah pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari kegiatan belajarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil dari sebuah proses belajar diamana ada serangkaian aktivitas di dalamnya yang natinya membuat perubahan yang berarti bagi anak didik.

Pendapat lain tentang hasil belajar dikemukakan oleh Briggs (dalam Taruh, 2003 : 17) yang mengatakan bahwa hasil belajar adalah seluruh kecakapan dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil belajar. Purwanto (2008 : 91-93) menyatakan bahwa, secara umum jenis hasil belajar atau

taksonomi tujuan pendidikan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) Ranah kognitif, yakni tujuan pendidikan yang sifatnya menambah pengetahuan atau hasil belajar yang berupa pengetahuan. 2) Ranah psikomotor,

yakni hasil belajar atau tujuan yang berhubungan dengan keterampilan atau keaktifan fisik (motor skills). 3) Ranah afektif, yakni hasil belajar atau kemampuan yang berhubungan dengan sikap atau afektif.

Berikut ini struktur dari dimensi proses kognitif menurut taksonomi yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl(2001 : 67-68), antara lain:

1. Remember (mengingat), yaitu mendapatkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Terdiri dari Recognizing (mengenali) dan Recalling (memanggil/mengingat kembali).


(33)

16

2. Understand (memahami), yaitu menentukan makna dari pesan dalam pelajaran-pelajaran meliputi oral, tertulis, ataupun grafik. Terdiri atas Interpreting (menginterpretasi), Exemplifying (mencontohkan), Classifying (mengklasifikasi), Summarizing (merangkum), Inferring (menyimpulkan), Comparing (membandingkan), dan Explaining (menjelaskan).

3. Apply (menerapkan), yaitu mengambil atau menggunakan suatu prosedur tertentu bergantung situasi yang dihadapi. Terdiri dari

Executing (mengeksekusi) dan Implementing (mengimplementasi). 4. Analyze (menganalisis), yaitu memecah-mecah materi hingga ke bagian

yang lebih kecil dan mendeteksi bagian apa yang berhubungan satu sama lain menuju satu struktur atau maksud tertentu. Mencakup Differentianting (membedakan), Organizing (mengelola), dan Attributing (menghubungkan). 5. Evaluate (Mengevaluasi), yaitu membuat pertimbangan berdasarkan

kriteria dan standar. Mencakup Checking (memeriksa) dan Critiquing (mengkritisi).

6. Create (menciptakan), yaitu menyusun elemen-elemen untuk membentuk sesuatu yang berbeda atau mempuat produk original. Terbagi atas

Generating (menghasilkan), Planning (merencanakan), dan Producing (memproduksi).

Untuk mengetahui hasil belajar diperlukan suatu evaluasi belajar. Dalam hal ini Sudijono (2001 : 65-107) mengemukakan dua macam teknik dalam evaluasi hasil pembelajaran, yaitu:


(34)

17

1. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar dari segi ranah kognitif. Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan yang berbentuk pertanyaan–pertanyaan yang harus dijawab atau perintah–perintah yang harus dikerjakan oleh peserta tes sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan prestasi dari peserta tes. Di bidang pendidikan, tes sebagai alat untuk mengukur tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai peserta didik setelah mereka menempuh proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Tes yang digunakan sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik dapat dibedakan menjadi enam golongan, 3 diantaranya yaitu: 1) Tes awal (pre-test)

Tes awal merupakan tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh para peserta didik.

2) Tes akhir (post-test)

Naskah tes akhir dibuat sama dengan tes awal sehingga dapat diketahui apakah hasil tes akhir lebih baik, sama, atau lebih buruk dari tes awal. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran sudah dapat dikuasai dengan sebaik–baiknya oleh peserta didik.


(35)

18

2. Teknik Nontes

Teknik nontes digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah afektif dan ranah psikomotor. Teknik nontes dapat digolongkan ke dalam empat jenis, antara lain:

1) Pengamatan (Observation)

Observasi adalah cara menghimpun data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena–fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. 2) Wawancara (Interview)

Wawancara adalah cara menghimpun data yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.

3) Angket (Questionnaire)

Pengumpulan data bisa lebih praktis, menghemat waktu dan tenaga dengan menggunakan angket.

4) Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)

Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan, atau keberhasilan belajar peserta didik teknik nontes juga dapat dilengkapi dengan cara melakukan pemeriksaan terhadap dokumen–dokumen misalnya riwayat hidup.


(36)

19

III. METODE PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 pada bulan Juli di SMA Negeri 5 Metro Kota Metro.

B.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5 Metro Kota Metro tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 4 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini mengambil sampel siswa kelas XMIA 3 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas XMIA 4 sebagai kelas kontrol.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes - postest kelompok non-ekuivalen (Riyanto, 2001 : 43) (Gambar 3). Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan metode diskusi dengan menggunakan media realia, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelas subyek dibandingkan sehingga struktur desainnya adalah sebagai berikut:


(37)

20

Gambar 2. Desain pretes-pos-test kelompok non-ekuivalen

Keterangan : I= kelas eksperimen; kelas X1, II = kelas

kontrol; kelas X4, O1= pretes, O2 = pos-test, X=perlakuan

eksperimen menggunakan metode diskusi dengan media realia, C= kontrol

D.Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a) Membuat surat izin penelitian untuk sekolah tempat diadakannya penelitian.

b) Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang menjadi subjek penelitian.

c) Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d) Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). e) Membuat instrumen penelitian yaitu soal pretes/postes lembar

observasi aktivitas siswa, dan angket tanggapan siswa.

f) Membuat media realia berupa herbarium basah dari spesies yang mewakili kelas dari protista mirip tumbuhan. Berdasarkan ukurannya

I O1 X O2


(38)

21

protista mirip tumbuhan dibagi menjadi 2 yaitu mikroalgae dan makroalgae. Mikroalgae diamati secara langsung melalui air kolam melalui mikroskop, sedangkan protista mirip tumbuhan diamati melalui herbarium basah.

Cara membuat herbarium basah tersebut adalah sebagai berikut: (1) Menyiapkan alat dan bahan berupa herbarium basah dari spesies

yang mewakili kelas protista mirip tumbuhan, asam asetat, formalin 36% , aklohol 96 % , aquades, toples, kertas, lem, dan alat tulis.

(2) Mencuci spesies protista mirip tumbuhan dengan air bersih. (3) Membuat larutan FAA (Formaldehyde Acetic-acid Alcohol)

dalam 500 mL. Dengan komposisi, 25 mL asam asetat, 320 mL alkohol 96 % + 130 aquades, 2,78 mL formalin 36% + 22,22 mL aquades.

(4) Menyiapkan toples dan memasukkan larutan FAA yang telah dibuat.

(5) Memasukkan spesies protista mirip tumbuhan yang sudah dicuci ke dalam toples yang sudah di beri larutan FAA tersebut.

(6) Kemudian toples ditutup rapat agar kedap udara dan air. (7) Menempelkan etiket yang berisi nama spesies dari herbarium


(39)

22

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan metode diskusi dengan menggunakan media realia untuk kelas eksperimen dan metode diskusi tanpa media realia untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

Kelas Eksperimen a. Kegiatan Awal

1. Siswa mengerjakan soal tes awal (pretest) dalam bentuk uraian untuk sub materi protista mirip tumbuhan dan peranannya dalam kehidupan.

2. Apersepsi, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

mengajukan pertanyaan: “Mengapa air kolam kolam berwarna hijau? Organisme apakah yang membuat kolam berwarna hijau?”

Dari pertanyaan tersebut, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawabnya. Kemudian guru bertanya kembali “Apakah kalian suka makan ice cream? Apakah ada peran protista mirip tumbuhan dalam pembuatan ice cream?” Kemudian nantinya guru akan menjelaskan bahwa dibalik kesegaran ice cream terdapat peran dari protista mirip tumbuhan.

3. Siswa memperoleh motivasi dari guru, ”Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui jenis, ciri – ciri, dan nilai/manfaat protista mirip tumbuhan dalam kehidupan”.


(40)

23

b. Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang dipilih secara acak berdasarkan umur, jenis kelamin, dan prestasi

2. Guru menyiapkan media realia berupa 6 herbarium basah yang mewakili kelas protista mirip tumbuhan (Padina australis,

Sargassum cristaefolium, Halimeda macroloba, Halimeda opuntia, Euchema spinosum, dan Actinitrichia fragilis) dan sampel air kolam yang berwarna hiaju.

3. Setiap kelompok, memperoleh media realia yang mewakili kelas protista mirip tumbuhan, dan sampel air kolam

4. Setiap siswa dalam kelompok juga memperoleh LKS

5. Setiap kelompok diberi waktu untuk mengamati herbarium basah yang telah disediakan dan sampel air kolam yang diamati dibawah mikroskop

6. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dengan media realia dan menggunakan referensi dari internet untuk menjawab pertanyaan pada LKS yang tidak bisa dijawab melalui media realia.

7. Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan

8. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas 9. Siswa lain menanggapi hasil presentasi kelompok lainnya.

10.Guru membimbing jalannya prsentasi dengan menambahkan penjelasan yang dirasa kurang.


(41)

24

11.Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa membuat simpulan/rangkuman materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.

2. Siswa mengerjakan tes akhir (postest) di akhir pertemuan kedua. 3. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

Kelas Kontrol

a. Kegiatan Awal

1. Siswa mengerjakan soal tes awal (pretest) dalam bentuk uraian untuk sub materi protista mirip tumbuhan dan peranannya dalam kehidupan.

2. Apersepsi, guru menggali pengetahuan awal siswa dengan

mengajukan pertanyaan: “Mengapa air kolam kolam berwarna

hijau? Organisme apakah yang membuat kolam berwarna hijau?”

Dari pertanyaan tersebut, guru memberi kesempatan kepada siswa

untuk menjawabnya. Kemudian guru bertanya kembali “Apakah

kalian suka makan ice cream? Apakah ada peran protista mirip tumbuhan dalam pembuatan ice cream?” Kemudian nantinya guru


(42)

25

akan menjelaskan bahwa dibalik kesegaran ice cream terdapat peran dari protista mirip tumbuhan.

3. Siswa memperoleh motivasi dari guru, ”Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui jenis, ciri – ciri, dan nilai/manfaat protista mirip tumbuhan dalam kehidupan”.

b. Kegiatan Inti

1. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok yang heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa yang dipilih secara acak berdasarkan umur, jenis kelamin, dan prestasi

2. Siswa diberi LKS, lalu siswa berdiskusi mengerjakan LKS. 3. Siswa mengerjakan LKS berdasarkan gambar pada LKS dan

referensi lain untuk menjawab pertanyaan pada LKS. 4. Siswa mengumpulkan LKS yang sudah dikerjakan.

5. Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

6. Siswa lain menanggapi hasil presentasi kelompok lainnya. 7. Guru membimbing jalannya presentasi dengan menambahkan

penjelasan yang dirasa kurang.

8. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami ketika guru memberikan konfirmasi.

c. Kegiatan Penutup

1. Siswa membuat simpulan/rangkuman materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.


(43)

26

2. Siswa mengerjakan tes akhir (postest) di akhir pertemuan kedua. 3. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik

terhadap proses dan hasil pembelajaran.

4. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

E.Jenis dan Teknik Pengambilan Data 1. Jenis Data

a) Data Kuantitatif

Data kuantitatif diambil dari data yang diperoleh pada penelitian yaitu hasil belajar ranah kognitif siswa yang diperoleh melalui pretest dan postest sehingga diperoleh N-gain. Gain merupakan selisih data yang diperoleh dari pretest dan postest. Hasil dari perhitungan ini kita dapat mengetahui pengaruh media realia terhadap hasil belajar siswa. Cara mengukur persentase

peningkatan (%g) hasil belajar oleh siswa digunakan formula Hake (dalam Loranz, 2008:2) sebagai berikut:

ain g ilai Maksimum deal ilai retes ilai ilai retes x

Dengan demikian didapatkan indeks Gain untuk masing-masing siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria interpretasi indeks Gain

% Peningkatan Kriteria

%g> 70 70 > %g> 30

%g< 30

Tinggi Sedang Rendah (dalam Loranz, 2008 : 2).


(44)

27

b)Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini yaitu deskripsi aktivitas siswa dan data pendukung berupa tanggapan siswa terhadap penggunaan media realia.

2. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a) Pretest dan Postest

Data peningkatan hasil belajar adalah berupa nilai pretest dan postest. Nilai pretest diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik

eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postest di akhir pertemuan terakhir setiap kelas. Soal yang diberikan adalah berupa soal uraian dari C1 – C6. Teknik penskoran nilai pretest dan postest yaitu:

S = x 100 Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).

b) Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran di kedua kelas. Setiap siswa diamati poin

kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda √ pada lembar

observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: 1) Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide, 2) Kemampuan Bertanya, 3) Bekerjasama dengan teman, 4) Melakukan kegiatan diskusi, 5) Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

R N


(45)

28

Lembar observasi yang digunakan dalam pengambilan data aktivitas siswa pada saat pembelajaran adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No Nama Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa

A B C D E

1 2 3 4 5 dst .

Jumlah ∑Xi

Rata-rata ( ̅)

(diadaptasi dari Suwandi, 2012 : 32).

Keterangan kriteria penilaian aktivitas belajar siswa: A.Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide

0. Tidak mengemukakan pendapat /ide

1. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan pembahasan 2. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan pembahasan

B.Kemampuan Bertanya :

0. Tidak mengemukakan pertanyaan

1. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan 2. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan

C.Bekerjasama dengan teman :

0. Tidak bekerjasama dengan teman (diam saja) 1. Bekerjasama tetapi hanya satu atau dua teman. 2. Bekerjasama baik dengan semua anggota kelompok. D.Melakukan kegiatan diskusi :

0. Diam saja, tidak melakukan diskusi dalam kelompok

1. Melakukan diskusi, tapi kurang tepat dan tidak sesuai dengan permasalahan

2. Melakukan diskusi dengan tepat dan sesuai dengan permasalahan

E. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

0. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang sistematis, dan tidak dapat menjawab pertanyaan. 1. Jika siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi

kelompok dengan cara yang kurang sistematis,menjawab pertanyaan dengan benar.

2. Jika siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi dengan cara sistematis, menjawab pertanyaan dengan benar dan ilmiah.


(46)

29

3. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini merupakan modifikasi dari skala likert, berisi pendapat siswa tentang model pembelajaran media realia yang telah dilaksanakan.Angket ini terdiri dari delapan pernyataan, yakni enam pernyataan positif dan empat pernyataan negatif dengan dua pilihan jawaban, yaitu setuju dan tidak setuju seperti pada Tabel 3.

Tabel 3 Item pernyataan pada angket

No Pernyataan-pernyataan S TS

1 Saya senang mempelajari sub materi protista mirip tumbuhan dengan media realia yang digunakan.

2 Saya lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media realia yang digunakan.

3 Media realia yang digunakan tidak mampu meningkatkan hasil belajar saya.

4 Media realia yang digunakan menjadikan saya lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok.

5 Saya sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media realia..

6 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk mengidentifikasi protista mirip tumbuhan dari media realia.

7 Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal di LKS dengan media realia yang digunakan oleh guru.

8 Saya berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan media realia.

9

Saya tidak menyukai suasana kegiatan belajar mengajar dengan media realia yang digunakan.

10

Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang sub materi protista mirip tumbuhan dengan media realia.

(dimodifikasi dari Suwandi, 2012 : 33).

F. Teknik Analisis Data 1. Hasil Belajar Siswa

Data yang berupa nilai pretest, postest, dan N-Gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis menggunakan uji t melalui program SPSS versi 17,


(47)

30

sebelumnya dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu. Langkah-langkah uji prasyarat adalah sebagai berikut:

a) Uji Normalitas Data

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berdistribusi normal atau tidak untuk keperluan analisis data selanjutnya. Pengujian normalitas ini menggunakan uji lilliefors melalui program SPSS 17. (a) Hipotesis

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berasal berasal dari populasi yang berdistribusi

normal (Sudjana, 2005 : 466).

(b) Kriteria Pengujian

-Terima H0 jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05

-Tolak H0 untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro dkk, 2002 : 118).

b) Uji Kesamaan Dua Varians

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians (uji homogenitas). Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data yang dibandingkan memiliki nilai rata-rata dan varians yang sama atau tidak sama. Pengujian kesamaan dua varians menggunakan uji F melalui program SPSS 17.

(a) Hipotesis

H0 : Kedua sampel mempunyai varian yang sama


(48)

31

(b) Kriteria pengujian

- Jika F hitung < F tabel atau probabilitasnya > 0,05 maka H0 diterima

- Jika F hitung> F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak

(Pratisto, 2004 : 18).

c) Pengujian Hipotesis

Setelah prasyarat terpenuhi maka dilakukan uji lanjutan, yakni pengujian hipotesis. Untuk menguji hipótesis digunakan uji t yang meliputi uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata atau menggunakan uji U. Uji t digunakan apabila sampel berdistribusi normal, sedangkan uji U digunakan apabila sampel tidak berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 17.0.

a) Uji Kesamaan Dua Rata-rata (1) Hipotesis

H0 : μ1 = μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen dengan kelas

kontrol sama.

H1 : μ1 ≠ μ : rata- rata N-gain pada kelas eksperimen dengan

kelas kontrol tidak sama.

(2) Kriteria Uji

- Jika –t tabel< t hitung< t tabel atau probabilitasnya >0,05 maka H0

diterima.

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabelatau probabilitasnya < 0,05


(49)

32

b) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

Apabila H0 ditolak maka dilanjutkan dengan uji perbedaan dua

rata-rata.

(1) Hipotesis

H0 : μ1 μ2:rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan

kelas kontrol.

H1 : μ1> μ2 : rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi

dari kelas kontrol.

(2) Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka H0 diterima.

- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka H0 ditolak (Pratisto,

2004: 12).

Apabila data yang diperoleh berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann-Whitney.

1) Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama

H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama

2) Kriteria Uji

- Jika –Ztabel < Zhitung < Ztabel atau p-value > 0,05, maka Ho diterima

- Jika Zhitung < -Ztabel atau Zhitung > Ztabel atau p-value < 0,05, maka Ho


(50)

33

2. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan cara menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain: 1) Menghitung rata–rata aktivitas menggunakan rumus:

∑ Xi

X = x 100 % n

Keterangan: X = Persentase aktivitas siswa; ∑ Xi= Jumlah skor

yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum (10) (diadaptasi dari Sudjana, 2005 : 69).

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 4.

Tabel 4. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99

0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang (dimodifikasi dari Hidayati, 2011 : 17).

3. Tanggapan Siswa terhadap Penggunaan Media Realia

Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut: 1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan


(51)

34

Tabel 5. Skor perjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif S TS

Keterangan:

S = setuju; TS = tidak setuju (diadaptasi dari Suwandi, 2012 : 38). Menghitung persentase jawaban siswa dengan rumus:

% 100 % 

maks in S S X

Keterangan: %Xin= Persentase jawaban siswa,

S= Jumlah skor jawaban, Smaks= Skor maksimum yang diharapkan (dimodifikasi dari Sudjana, 2005 : 69).

2) Melakukan tabulasi data dari angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, hal ini bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan yang terdaftar pada angket.

Tabel 6. Data angket tanggapan siswa terhadap media realia. No. Pertanyaan Angket Pilihan Jawaban Nomor Responden

(Siswa) Persentase 1 2 3 dst.

1 S

TS

2 S

TS

dst. S

TS

(diadaptasi dari Suwandi, 2012 : 38).

3) Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penerapan media realia sesuai kriteria pada Tabel 7.


(52)

35

Tabel 7. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap media realia Persentase (%) Kriteria

100 76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada (Hastriani, 2006 : 43).


(53)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil dari penelitian ini berupa data hasil belajar, aktivitas belajar, dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media realia yang disajikan sebagai berikut:

1. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa yang diperoleh dari pretes dan postes pada sub materi pokok Protista Mirip Tumbuhan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 8. Hasil uji statistik nilai pretes, postes, dan N-gain oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol.

Data

Siswa Kelas ̅ ± Sd

Uji Normalitas

Uji

Homogenitas Uji t1 Uji t2 Uji U Ket

Pretes

E 16,01± 9,39

Lh (0,200) < Lt (0,161)

- - -

P(0,060) > 0,05 TBS K 11,67±

7,11

Lh (0,137) < Lt (0,168)

Postes

E 60,20± 13,96

Lh (0,107) < Lt

(0,161) Fh(0.008) <

Ft(3.164993)

thit(3,529) >

ttab(1.673034)

thit(5,267) >

ttab(1.311434)

- BS

K 46,77± 14,75

Lh (0,070) > Lt (0,168)

N-gain

E 52,48± 16,66

Lh (0,160) < Lt (0,161)

- - -

P(0,002) < 0,05 BS

K 39,99 ± 14,39 Lh(0,088) <Lt(0,168)

Ket: E = Eksperimen; K= Kontrol; = Rata-rata; Sd = Standar deviasi; t1 = Kesamaan

dua rata-rata; t2 = Perbedaan dua rata-rata; U = Mann-Whitney; P = Probabilitas; BS


(54)

37

Berdasarkan Tabel 8, diketahui bahwa hasil uji normalitas nilai pretes hasil belajar siswa pada kedua kelas tidak berdistribusi normal, sehingga uji hipotesis dilanjutkan dengan uji Whitney U. Berdasarkan uji Mann-Whitney U, diperoleh bahwa nilai probabilitas (0,060) lebih dari 0,05, maka H0 diterima, rata-rata nilai pretes kedua kelas tidak berbeda secara

signifikan. Rata-Rata prestes kelas eksperimen yaitu 16,01, dan kelas kontrol yaitu 11,67. Kemudian hasil uji normalitas nilai postes hasil belajar siswa pada kedua kelas berdistribusi normal, serta memiliki varian yang sama pada uji homogenitas sehingga dilanjutkan dengan uji t. Hasil uji t untuk nilai postes pada kedua kelas diperoleh bahwa thitung> ttabel sehingga

H0 ditolak, rata-rata nilai postes pada kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol, artinya kedua kelas memiliki kemampuan akhir yang berbeda.

Rata-rata postes kelas eksperimen yaitu 60,20 sedangkan kelas kontrol yaitu 46,77. Sedangkan hasil uji normalitas N-gain menyatakan bahwa hasil belajar kedua kelas tidak berdistribusi normal, sehingga pengujian hipotesis menggunakan uji Whitney U. Berdasarkan uji Mann-Whitney U untuk nilai N-gain diperoleh bahwa nilai probabilitas (0,002) lebih kecil dari 0,05 maka H0 diterima, rata-rata N-gain kedua sampel

berbeda secara signifikan. Hal tersebut terlihat dari perbedaan rata-rata nilai N-gain siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Selain itu, nilai N-gain pada kelas eksperimen berkriteria sedang. Hasil analisis rata-rata N-gain untuk setiap indikator hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 9.


(55)

38

Tabel 9. Hasil uji U N-gain indikator kognitif (C1, C2, dan C3, C4, C5, C6) pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Aspek

Kognitif Kelas X ± Sd Uji Normalitas Uji U Ket.

C1

E 98,89 ±

6,09 Lh (0,539) > Lt(0,161)

P(0,000) < 0,05 BS

K 76,54 ±

28,59 Lh (0,350) >Lt(0,168)

C2

E 88,33±

27,65 Lh (0,497) > Lt(0,161)

P(0,000) < 0,05 BS

K 88,00 ±

26,83 Lh (0,248) > Lt (0,168)

C3

E 69,03 ±

30,65 Lh (0,111) < Lt (0,161),

P(0,000) < 0,05 BS

K 38,00 ±

22,34 Lh (0,176) > Lt(0,168)

C4

E 36,32 ±

27,73 Lh (0,212) > Lt (0,161)

P(0,000) < 0,05 BS

K 10,19 ±

9,62 Lh (0,412) > Lt (0,168)

C5

E 44,17 ±

19,37 Lh (0,182) > Lt(0,161)

P(0,741) > 0,05 TBS

K 41,79 ±

22,71 Lh (0,176) > Lt(0,168)

C6

E 75,50 ±

30,70 Lh (0,321) >Lt (0,161)

P(-3,640) <

0,05 BS

K 39,81 ±

37,51 Lh(0,226) > Lt (0,168)

Ket: E = Eksperimen; K= Kontrol; = Rata-rata; Sd = Standar deviasi, U= Mann-Whitney;BS = Berbeda Signifikan; TBS = Tidak Berbeda Signifikan; P = Probabilitas.

Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa hasil uji normalitas N-gain pada seluruh indikator kognitif soal tidak berdistribusi normal, sehingga

dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U. Hasil uji Mann-Whitney U untuk indikator kognitif C1, C2, C3, C4, dan C6 diperoleh nilai probabilitasnya lebih kecil dari 0,05, sehingga H0 ditolak, artinya rata-rata N-gain pada

indikator kognitif C1, C2, C3, C4, dan C6 kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Sedangkan N-gain indikator kognitif C5 diperoleh nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima,

artinya rata-rata N-gain pada indikator kognitif C5 kelas eksperimen berbeda tidak signifikan dengan kelas kontrol. Perbedaan rata-rata N-gain


(56)

39

antara indikator kognitif C1, C2. C3, C4. C5, dan C6 menunjukkan adanya perbedaan juga pada setiap indikator hasil belajar yang diukur (Tabel 10)

Tabel 10. Hasil peningkatan indikator kognitif (C1, C2, C3, C4, C5, dan C6).

Indikator kognitif

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretes Postes

%g K Pretes Postes %g K

Nilai Nilai Nilai Nilai

C1 59,44 98,99 97,26 T 33,95 85,19 77,58 T C2 29,38 90,42 86,43 T 20,37 89,81 87,20 T C3 5,83 71,67 69,92 S 9,72 47,69 42,06 S C4 11,94 46,39 39,12 S 0 10,19 10.19 R C5 4,93 46,8 44,04 S 5,33 44,89 41,79 S C6 24,17 75,83 68,13 S 15,43 43,83 33,58 S

̅±Sd 22,62 ± 20,56

71,67 ± 21,76

67,48 ± 22,83 S

14,13 ±12,08

53,60 ± 29,66

48,73 ± 28,71 S

Keterangan: C1= Mengingat; C2= Memahami;C3= Menerapkan; C4=Menganalisis; C5= Menilai; C6= Membuat; K= kriteria; S= sedang; R= rendah; T=tinggi; K= Kriteria

Dari Tabel 10, diketahui bahwa pada kelas eksperimen terjadi peningkatan hasil belajar dengan kriteria tinggi untuk indikator C1, C2,dan kriteria sedang untuk indikator C3, C4, C5, C6. Pada kelas kontrol terjadi peningkatan yang tinggi untuk indikator C1, C2, dan kriteria sedang untuk indikator C3, C5, C6, serta kriteria rendah untuk indikator C4. Namun berdasarkan rata-rata indikator hasil belajar siswa pada kelas eksperimen peningkatannya lebih tinggi dari pada kelas kontrol.


(57)

40

2. Aktivitas Belajar Siswa

Adapun data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Aktivitas belajar siswa kelas eksperimen dan kontrol

Aspek yang diamati

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Presentase (%)

± Sd Kriteria

Presentase (%)

± Sd Kriteria

A 65,00 ± 0,84 Cukup 59,26 ± 0,83 Cukup

B 53,33 ± 0,94 Cukup 38,89 ± 0,93 Kurang

C 65,00 ± 0,79 Cukup 48,15 ± 0,65 Kurang

D 93,33 ± 0,35 Sangat Baik 57,41 ± 0,82 Cukup

E 48,33 ± 0,81 Cukup 38,89 ± 0,85 Kurang

̅ ± Sd 65,00 ± 17,44 Cukup 48,52 ± 9,75 Kurang

Ket : A = Kemampuan mengemukakan pendapat/ ide; B = Kemampuan Bertanya; C = Bekerjasama dengan teman; D = Melakukan kegiatan diskusi; E = Mempresentasikan hasil diskusi kelas; Sd= Standar deviasi

Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen memiliki kriteria cukup dengan presentase

kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan bertanya, kemampuan bekerjasama dengan teman, dan mempresentasikan hasil diskusi kelas memiliki kriteria cukup, dan melakukan kegiatan diskusi memiliki kriteria sangat baik. Rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas kontrol memiliki kriteria kurang, dengan presentase kemampun mengemukakan pendapat/ ide, dan melakukan kegiatan diskusi memiliki kriteria cukup. Kemampuan bertanya, kemampuan bekerjasama dengan teman, dan mempresentasikan hasil diskusi kelas memiliki kriteria kurang.


(58)

41

3. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Media Realia

Angket pendapat siswa hanya diberikan kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan media realia. Hasil dari angket tersebut adalah:

Gambar 3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media realia

Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa semua siswa (100%) setuju memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang submateri protista mirip tumbuhan dengan menggunakan media realia. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa (87,67%) memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media realia.

B.Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data melalui uji t dan uji U, diketahui bahwa penggunaan media realia berpengaruh secara signifikan meningkatkan

hasil belajar siswa (Tabel 8). Hal ini dimungkinkan karena penggunaan media

realia memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk mempermudah Senang mempelajari materi dengan…

Mudah memahami materi melalui media… Hasil belajar tidak meningkat Lebih aktif dalam diskusi kelas dan…

Sulit berinteraksi dengan teman Termotivasi untuk mencari data Sulit mengerjakan soal di LKS dengan…

Berpartisipasi aktif dalam kegiatan… Tidak menyukai suasana kegiatan… Memperoleh wawasan/pengetahuan baru

80% 93,33% 26,67% 90% 23,33% 96,67% 20% 96,67% 10% 100% 20% 6,67% 73,33% 10% 76,67% 3,33% 80% 3,33% 90% 0%


(59)

42

memahami materi. Siswa mengamati secara langsung ciri-ciri morfologi masing-masing contoh dari kelas protista mirip tumbuhan. Hal ini membantu menjelaskan materi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata sehingga pemahaman siswa yang diperoleh lebih bermakna. Hal ini didukung oleh pendapat Pribadi, Agus, Katrin (2004 : 142-144), Sebagai obyek nyata media realia merupakan alat bantu yang bisa memberikan pengalaman langsung kepada pengguna. Oleh karena itu, realia banyak digunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu dalam memperkenalkan subjek baru. Realia mampu memberikan arti nyata kepada hal-hal yang sebelumnya hanya

digambarkan secara abstrak yaitu dengan kata-kata. Siswa juga mendapatkan pengetahuan baru dari media realia ini, yang terlihat dari jawaban siswa (Gambar 4). Pada Gambar 4, siswa mampu menjawab dengan benar, siswa memperoleh pengetahuan baru mengenai perbedaan antara protista mirip tumbuhan yang mikroalgae dengan makroalgae berdasarkan ukurannya dan bentuk thalusnya. Berikut merupakan contoh jawaban siswa yang


(60)

43

Gambar 4.Contoh jawaban siswa aspek kognitif tingkat C4 (Postes Kelas Esperimen) Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu menjelaskan 2 perbedaan

protista mirip tumbuhan antara mikroalgae dengan mikroalgae.

Hal ini sejalan dengan pendapat sebagian besar 93,33% (Gambar 3) lebih mudah memahami materi yang dipelajari melalui media realia yang digunakan dan seluruhnya 100 % siswa memperoleh wawasan atau pengetahuan baru tentang sub materi protista mirip tumbuhan dengan menggunakan media realia. Hal ini didukung oleh penelitian Sutarya (2013 : 49) yang menunjukkan bahwa penggunaan media realia dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi siswa

Peningkatan hasil belajar siswa pada submateri protista mirip tumbuhan terlihat pada setiap indikator kognitif (Tabel 9). Seluruh indikator kognitif mengalami peningkatan yang signifikan, kecuali pada indikator C5. Hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa menjawab pertanyaan dengan indikator C5 (menilai). Pada LKS yang dibuat tidak terdapat pertanyaan yang merujuk pada indikator kognitif C5. Hal ini didukung dengan pendapat siswa yang menyatakan bahwa sebagian kecil siswa (10%) merasa sulit mengerjakan pertanyaan (Gambar 3). Pada indikator kognitif C1dan C2 mengalami peningkatan berkriteria tinggi 97,51% dan 86,43% (Tabel 10). Hal ini terjadi karena tingkatan soal C1 dan C2


(61)

44

lebih mudah dibandingkan tingkatan kognitif yang lain. Indikator C1 berarti mengingat, siswa mendapatkan kembali pengetahuan yang sudah diperoleh dalam proses belajar Dalam tingkatan kognitif C1 siswa dalam kelompok bekerjasama mengklasifikasikan kelas spesies protista mirip tumbuhan berdasarkan pigmen warna yang dimiliki. Tingkatan kognitif C2, siswa menjelaskan peranan protista mirip tumbuhan dari kandungan senyawa kimia yang dimiliki setiap spesies. Siswa berlatih mengerjakan pertanyaan pada LKS (Gambar 5, 6), sehingga ketika diberikan pertanyaan dengan tingkatan ranah kognitif yang sama siswa menjadi terbiasa. Berdasarkan Gambar 5, siswa mampu menjawab dengan skor maksimal masing-masing kelas protista mirip tumbuhan. Padina australis dan Sargassum cristaefolium mempunyai pigmen warna coklat (fikosantin) sehingga termasuk kedalam kelas Phaeophyceae. Halimeda macroloba dan Halimeda opuntia mempunyai pigmen warna hijau sehingga termasuk kedalam kelas Chlorophyceae. Kemudian Actinotrichia fragilis dan Euchema spinosum termasuk kedalam kelas Rhodophyceae, mempunyai pigmen warna merah (fikoeritrin). Sedangkan pada indikator kognitif C3,C4,C5, dan C6 siswa tidak hanya dituntut untuk mengingat dan memahami namun bisa menerapkan, menganalisis, menilai dan membuat. Pada Gambar 6, terlihat bahwa siswa mampu menjelaskan peranan lima spesies protista mirip tumbuhan dari enam spesies berdasarkan kandungan senyawa kimia yang dimiliki dari setiap spesies dengan skor yang baik. Di bawah ini ditunjukkan contoh jawaban pertanyaan LKS yang memuat indikator ranah kognitif tingkat C1 (mengingat) dan C2 (memahami). Berikut ini merupakan


(62)

45

contoh jawaban pertanyaan LKS yang memuat indikator ranah kognitif tingkat C1 (mengingat):

Gambar 5.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C1 (LKS Kelas Esperimen)

Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu mengingat kelas masing – masing spesies protista mirip tumbuhan dalam kegiatan pembelajaran.

Berikut merupakan contoh jawaban pertanyaan LKS yang memuat indikator ranah kognitif tingkat C2 (memahami):

Gambar 6.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C2 (LKS Kelas Eksperimen)

Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu memahami peranan masing – masing spesies protista mirip tumbuhan.


(63)

46

Pada indikator C3, C4, C6 menunjukan peningkatan yang signifikan dengan kriteria sedang yaitu 69,92%, 39,12%, dan 68,13% (Tabel 10). Hal ini terjadi karena siswa telah melakukan proses belajar dengan media realia dan berlatih mengerjakan pertanyaan pada LKS (Gambar 7,9,8,), sehingga ketika siswa diberi pertanyaan dengan ranah kognitif yang sama, siswa sudah terbiasa. Namun, tingkatan kognitif lebih tinggi sehingga peningkatan yang terjadi berkriteria sedang. Pada Gambar 7, siswa mampu menjelaskan tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembudidayaan makroalgae terkait dengan

bagaimana kondisi habitatnya.

Pada Gambar 8, siswa mampu menjelaskan ciri-ciri morfologi protista mirip tumbuhan dari media realia yang diamati seperti bentuk thalus, warna thalus, dan bagian thalus yang digunakan untuk menempel pada substrat dengan skor maksimal. Pada Gambar 9, siswa mampu menggambarkan kembali struktur morfologi empat spesies protista mirip tumbuhan dari enam spesies, dengan keterangannya dengan benar berdasarkan media realia yang diamati oleh siswa. Di bawah ini ditunjukkan contoh jawaban pertanyaan LKS yang memuat indikator ranah kognitif tingkat C3 (menerapkan), C4 (menganalisis), dan C6 (membuat). Berikut merupakan contoh jawaban pertanyaan LKS yang memuat indikator ranah kognitif tingkat C3 (menerapkan):


(64)

47

Gambar 7.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C3 (LKS Kelas Eksperimen

Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu memberikan jawaban yang tepat dalam penerapan budidaya makroalgae.

Berikut merupakan contoh jawaban pertanyaa LKS yang memuat indikator ranah kognitif tingkat C4 (menganalisis):

Gambar 8.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C4 (LKS Kelas Eksperimen)

Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu menganalisis media realia untuk mendeskripsikan ciri – ciri morfologi protista mirip tumbuhan.


(65)

48

Berikut merupakan contoh jawaban pertanyaan LKS yang memuat indikator ranah kognitif tingkat C6 (menciptakan/membuat):

Gambar 9.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C6 (membuat) Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu menciptakan atau

menggambarkan contoh spesies protista mirip tumbuhan berdasarkan media realia yang diamati beserta dengan keterangannya.

Namun, peningkatan hasil belajar siswa tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥75. Rata-rata nilai postes siswa kelas eksperimen yaitu 60,20. Hal ini

dimungkinkan karena pertama, siswa belum terbiasa menggunakan media realia dalam proses belajar, kedua media realia juga memiliki kekurangan yaitu tidak selalu dapat memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti


(66)

49

pembesaran untuk spesies mikroalgae yang diamati dari mikroskop. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang menggambarkan kembali spesies

Gomphosphaeria sp. dan Spyrogyra sp yang kurang jelas ( Gambar 10). Pada Gambar 10, siswa kurang jelas menggambarkan kembali struktur dari kedua spesies yang terlihat pada mikroskop karena struktur spesies yang tidak terlihat secara jelas dengan pembesaran lensa mikroskop, siswa juga hanya bisa sedikit mendeskripsikan struktur dari kedua spesies (bentuk) serta tidak bisa

memberikan keterangan gambar. Hal ini di dukung oleh pendapat Ibrahim dan Sudjana (2010 : 119) yang menjelaskan kekurangan dari media realia yaitu tidak selalu dapat memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi bagian. Berikut merupakan contoh jawaban siswa yang menggambarkan kembali spesies Gomphosphaeria sp. dan Spyrogyra sp.:

Gambar 10.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C4 (membuat) Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa belum bisa menggambarkan dan

mendeskripsikan bentuk contoh spesies protista mirip tumbuhan berdasarkan media realia yang diamati beserta dengan keterangannya.

Terakhir, media realia yang digunakan merupakan herbarium basah, sehingga ada beberapa siswa yang tidak menyukai bau dari larutan herbarium basah. Hal


(1)

48

Berikut merupakan contoh jawaban pertanyaan LKS yang memuat indikator ranah kognitif tingkat C6 (menciptakan/membuat):

Gambar 9.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C6 (membuat) Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa mampu menciptakan atau

menggambarkan contoh spesies protista mirip tumbuhan berdasarkan media realia yang diamati beserta dengan keterangannya.

Namun, peningkatan hasil belajar siswa tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu ≥75. Rata-rata nilai postes siswa kelas eksperimen yaitu 60,20. Hal ini

dimungkinkan karena pertama, siswa belum terbiasa menggunakan media realia dalam proses belajar, kedua media realia juga memiliki kekurangan yaitu tidak selalu dapat memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti


(2)

pembesaran untuk spesies mikroalgae yang diamati dari mikroskop. Hal ini terlihat dari jawaban siswa yang menggambarkan kembali spesies

Gomphosphaeria sp. dan Spyrogyra sp yang kurang jelas ( Gambar 10). Pada Gambar 10, siswa kurang jelas menggambarkan kembali struktur dari kedua spesies yang terlihat pada mikroskop karena struktur spesies yang tidak terlihat secara jelas dengan pembesaran lensa mikroskop, siswa juga hanya bisa sedikit mendeskripsikan struktur dari kedua spesies (bentuk) serta tidak bisa

memberikan keterangan gambar. Hal ini di dukung oleh pendapat Ibrahim dan Sudjana (2010 : 119) yang menjelaskan kekurangan dari media realia yaitu tidak selalu dapat memberikan gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran, pemotongan dan gambar bagian demi bagian. Berikut merupakan contoh jawaban siswa yang menggambarkan kembali spesies Gomphosphaeria sp. dan Spyrogyra sp.:

Gambar 10.Contoh jawaban siswa pada indikator aspek kognitif tingkat C4 (membuat) Komentar: jawaban tersebut menunjukkan bahwa siswa belum bisa menggambarkan dan

mendeskripsikan bentuk contoh spesies protista mirip tumbuhan berdasarkan media realia yang diamati beserta dengan keterangannya.

Terakhir, media realia yang digunakan merupakan herbarium basah, sehingga ada beberapa siswa yang tidak menyukai bau dari larutan herbarium basah. Hal


(3)

50

ini senada dengan pendapat sebagian kecil siswa (20%) tidak menyukai suasana kegiatan belajar menggunakan media realia, sehingga penyerapan materi kurang maksimal. Hal ini ditandai dengan pernyataan siswa yang mengungkapkan bahwa siswa hampir setengahnya (26,67%) hasil belajarnya tidak meningkat dan sebagian kecil siswa (23,33%) menyatakan sulit

berinteraksi dengan teman kelompok.Kemungkinan hal ini dikarenakan pembelajaran tidak hanya menggunakan media realia saja namun perlu menggunakan referensi dari sumber lain yaitu internet dalam pengerjaan pertanyaan pada LKS.

Media realia berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa (Tabel 11). Rata- rata aspek aktivitas melakukan kegiatan diskusi merupakan aspek aktivitas tertinggi yaitu sebesar 93,33%, dengan kriteria sangat baik. Hal ini dikarenakan media realia menambah keaktifan siswa dalam pengamatan, memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas, sehingga diskusi berjalan dengan baik. Hal ini juga memacu siswa bekerjasama dengan teman untuk mengerjakan LKS. LKS yang diberikan membuat siswa harus bekerjasama dengan teman kelompoknya, saling bertanya, dan mengemukakan pendapat/ide untuk menjawab pertanyaan yang terdapat di dalam LKS dengan baik. Hal ini di dukung oleh pernyataan siswa bahwa 96,67% siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media realia dan sebagian besar 90 % media realia membuat siswa senang dan lebih aktif dalam diskusi dan kelompok (Gambar 3).


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson dan Krathwohl. 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives). Abridge Edition. Penerbit David McKay Company. New York.

Anni, Catharina. 2004. Psikologi Belajar. Unnes press. Semarang

Arsyad, A. 2000. Media Pengajaran Cetakan Kedua. PT.Rraja Grafindo. Jakarta. Arsyad, A. 2007. Media Pembelajaran. PT.Raja Grafindo. Jakarta.

Asra, dkk. 2008. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Dalyono. 2009. Psikologi Pendidikan. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Dimyati dan Mudijono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah,. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Rineka Cipta.

Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. PT.Bumi Aksara. Jakarta. Hamalik, Oemar. 2004. Psikologi Belajar Mengajar. Sinar.Bandung.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Hidayati, Alif Noor. dkk. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Ibrahim, R dan Sujana, N. 2010. Perencanaan Pengajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Ihsan. 2014. Hasil Kelulusan UN SMA/MA dan SMK/MAK Tahun Pelajaran

2013/2014. (online).(http:www.pengumumanun.com, terakhir pada 10 September 2014; 20.15 WIB).


(5)

53

Kamus Pusat Bahasa. 2007. KBBI Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta. Loranz, D. 2008. Gain Score. Google.

http://www.tmcc.edu/vp/acstu/assessment/downloads/documents/reports/arc hives/discipline/0708/SLOAPHYSDisciplineRep0708.pdf. (20 November 2013).

Martono, N. 2010. Statistik Sosial. Gava Media.Yogyakarta.

Nasution,S. 2008. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nurgiantoro, B., Gunawan, dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta. Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan dengan SPSS 12. Penerbit Gramedia. Jakarta.

Pribadi, Agus , Katrin. 2004. Materi Pokok Teknologi Media. Universitas Terbuka Depdikbud. Jakarta.

Pujita. 2006. Media Pembelajaran. (online). (http:// wordpress.com, terakhir pada 10 September 2014. 20.00 WIB).

Purwanto, N. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Riana, Cepi. 2008. Media Pembelajaran. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Riyanto, Yatim .2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta. Rusman. 2011. Model Pembelajaran.PT Grafindo persada. Jakarta. Sadiman. 2008.Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sanjaya, Wino. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta.

Sudijono, A. 2001.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta


(6)

Sutarya, Antun. 2013.Efektivitas media realia melalui model inkuiri terbimbing terhadap aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan pada siswa kelas VIII SMPN 19 Bandar lampung Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Suwandi, T. 2012. Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Open-Ended terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah oleh Siswa. (Skripsi). Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Taruh, Enos. 2003. Konsep Diri dan Motivasi Berprestasi dalam Kaitannya dengan Hasil Belajar Fisika. Jurnal Penelitian dan Pendidikan (hlm.15-29) Gorontalo: IKIP Negeri Gorontalo.

Thoha, M.2003. Teknik Evaluasi Pendidikan. Grafindo Persada. Jakarta. Uno, Hamzah B. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara Jakarta.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Media Pembelajaran Video terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor

0 9 248

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS MATEMATIS SISWA (Kasus: Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 9 58

Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi pada Materi Pokok Dunia Tumbuhan Kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

8 68 74

PENGARUH KETERAMPILAN PROSES SAINS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP GERAK SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI MIPA Semester Ganjil SMA Muhammadiyah 2 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 8 57

Pengaruh Persepsi Siswa tentang Keterampilan Guru Mengajar, Konsep Diri, dan Aktivitas Belajar terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kalirejo Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 203

Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Animalia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

1 11 67

Perbandingan Penggunaan Media Realia dan Media Gambar terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Sub Materi Protista Mirip Tumbuhan

5 22 58

Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Materi Pokok Dunia Tumbuhan

7 81 65

Pengaruh Penggunaan Media Realia terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Protista Mirip Tumbuhan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 17 70

Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berargumentasi dan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Materi Pokok Peran Manusia dalam Pengel

0 7 62