Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi pada Materi Pokok Dunia Tumbuhan Kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

(1)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU KUARTET TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI PADA

MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN KELAS X SEMESTER GENAP

TAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh

CINCIN BERTASARI

Hasil observasi di SMA N 1 Blambangan Umpu menunjukkan bahwa nilai pembelajaran biologi kurang memuaskan yaitu dengan rata-rata nilai 65,

dibanding- kan dengan nilai yang diharapkan yaitu 75. Hal ini karenakan banyak-nya materi yang harus dikuasai seperti istilah-istilah dalam materi pembelajaran biologi, dan kurangnya media pembelajaran di sekolah. Hal-hal tersebut

mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi pasif. Karena itu diperlukan solusi untuk meningkatkan aktivitas siswa untuk menjadi aktif salah satunya dengan menggunakan media kartu kuartet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media kartu kuartet sebagai media belajar untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi.

Desain penelitian adalahpretest-postest non equivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X7dan X8yang dipilih secarapurposive sampling. Data


(2)

iii

Cincin Bertasari

persentase aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar observasi, dan tanggapan siswa terhadap kartu kuartet sebagai media belajar yang diperoleh dari angket kemenarikan penggunaan kartu kuartet sebagai media belajar yang

dianalisis secara deskriptif. Data kuantitatif yaitu penguasaan materi siswa yang diperoleh dari hasil rata-ratapretes,postesdangainyang dianalisis secara statistik menggunakan uji U dan uji-t untuk data.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kartu kuartet sebagai media belajar dapat meningkatkan aktivitas belajar dengan rata-rata berkriteria baik (85,48%). hal ini juga terlihat pada peningkatan semua aspek yang diamati yaitu mengemukakan ide atau gagasan berkriteria baik (78,49%); bekerjasama dengan teman berkriteria baik (82.80%); mengajukan pertanyaan dan pendapat berkriteria baik (81,72%); dan mengemukakan hasil diskusi kelompok berkriteria sangat baik (98,92%). Penguasaan materi pada kelas eksperimen (gain1,00) lebih tinggi dan berbeda nyata daripada kelas kontrol (gain0,82). Namun penggunaan media kartu kuartet berpengaruh tidak signifikan terhadap indikator C2 (Pemahaman) dan C4

(Analisis). Dengan demikian kartu kuartet sebagai media belajar mampu meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

Kata kunci: Kartu Kuartet sebagai Media Belajar, Aktivitas Belajar, Penguasaan Materi.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

viii

Penulis dilahirkan di Blambangan Umpu, Lampung pada 6 September 1992, yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Bapak Syaparuddin, S. Pd dengan Ibu Nirwanah, S.Pd. Penulis beralamat di Jalan Pendopo No.117 Blambangan Umpu Kab. Way Kanan 34564. HP/email: 087899878136/cincinbertasari@yahoo.co.id

Pendidikan yang penulis tempuh adalah TK Dharma Wanita, Blambangan Umpu (1997-1998), SD Negeri 1 Blambangan Umpu (1998-2004), SMP Negeri 1 Blambangan Umpu (2004-2007) dan SMA Negeri 1 Blambangan Umpu (2007-2010). Pada Agustus 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Bibit Unggul Daerah (BUD).

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Mikroobiologi pada tahun 2013. Penulis melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 3 Liwa Kab. Lampung Barat dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Serdang Dalam, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat (2013), serta penelitian pendidikan di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada tahun 2014.


(8)

Dengan Menyebut Nama Alloh yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

PERSEMBAHAN

Segala puji hanya milik Allah SWT, atas rahmat dan nikmat yang tak terhitung Sholawat serta salam selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW

Kupersembahkan karya ini sebagai tanda bakti dan cinta kasihku kepada: Ibundaku (Nirwanah, S. Pd) dan ayahanda ku (Syaparuddin, S. Pd), yang telah

mendidik dan membesarkan ku dengan penuh kesabaran dan limpahan kasih sayang, selalu menjaga dan menguatkanku, serta mendukung segala langkah ku

menuju kesuksesan dan kebahagian.

Tetehku (Reny Trisna satria) Abangku (Yuda Pratama) Adikku (Indria Agustina), kakak Ipar (Budi Hartono) dan keponakan (Naura Afika Putri) yang selalu memberikan kekuatan, penghiburan disaat lelah, motivasi dan menyayangiku; serta keluarga

besarku yang selalu mendukungku

Seseorang yang saya sayangi yang selalu berbagi suka dan duka Insan pilihan Allah SWT yang kelak akan menjadi imamku

Para pendidik dan dosen yang terhormat Almamater tercinta, Universitas Lampung.


(9)

Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

(Q.S. Al-Baqarah:214)

Perjalanan itu bersifat pribadi. Kalaupun aku berjalan

bersamamu, perjalananmu bukan perjalananku.

(Paul Therox)

Menjadi penting itu baik, tetapi

menjadi baik itu penting


(10)

xi

SANWACANA

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul“PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA

KARTU KUARTET TERHADAP AKTIVITAS DAN PENGUASAAN MATERI PADA MATERI POKOK DUNIA TUMBUHAN KELAS X SEMETER GENAP TAHUN AJARAN 2013/2014”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S. Pd., M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Biologi, serta Pembimbing Akademik;

4. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini;


(11)

xii

menyelesaikan penulisan skripsi ini;

6. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan motivasi yang sangat berharga;

7. Bapak dan Ibu dosen atas ilmu yang telah diberikan serta staf TU di Jurusan PMIPA FKIP;

8. Sevensari, S. Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Blambangan Umpu, Nurhasanah, S. Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian;

9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas X7dan X8SMA Negeri 1

Blambangan Umpu atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung; 11. Sahabat-sahabat seperjuangan Hesti Yudhiastuti, Ika Rahmawati, Kartika Ayu

W, Ni Wayan Nila S. L, Hotmauli S, Veronica Br Hutagaol, Qurratu Aini Nai’ma, M Agita Brevy. H, Taufik, Via, Milla, mb aang, mb erfina, mb ica dan mb tiara atas suka duka yang dilewati bersama sampai saat ini;

12. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Biologi 2010, kakak dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang telah diberikan; 13. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Oktober 2014 Penulis


(12)

(13)

xiii

Halaman

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian... 5

F. Kerangka Pikir ... 6

G. Hipotesis... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Kartu Kuartet ... 9

B. Aktivitas Belajar... 11

C. Penguasaan Materi………... 17

D. Metode Diskusi………... 19

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23

B. Populasi dan Sampel ... 23

C. Desain Penelitian ... 23

D. Prosedur penelitian... 24

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data... 32

F. Teknik Analisis Data ... 35

G. Pengelolahan Data Aktivitas Siswa ... 39

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 46

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 54


(14)

xiv

DAFTAR PUSTAKA ... 55

LAMPIRAN 1. Silabus ... 58

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 61

3. Lembar Kerja Kelompok ... 85

4. Rubrik Lembar Kerja Kelompok ... 111

5. Kunci Jawaban LKS ... 119

6. Kisi-KisiPretesdanPostest... 129

7. SoalPretesdanPostest... 135

8. Rubrik Test ... 142

9. Data-Data Hasil Penelitian ... 145


(15)

xv

Tabel Halaman

1. Lembar observasi aktivitas siswa………... 33

2. Angket tanggapan siswa …... 34

3. Kreteriagain ... 35

4. Kreteria peningkatan penguasaan materi ... ... 36

5. Kreteria persentase aktivitas siswa... ... 39

6. Aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol... 40

7. Hasil analisis datapretes,postes, danGainpenguasaan materi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ... 43

8. Hasil analisis rata-rata Gain setiap indikator hasil belajar kognitif pada penguasaan materi oleh siswa kelas eksperimen dan kontrol.... 44

9. Penguasaan materi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol... 45

10. Data nilaipretes,postes, danN-gainkelas ekperimen ... 145

11. Data nilaipretes, postes, danN-gainkelas kontrol . ... 146

12. Nilai kognitif siswa perindikator soalpreteskelas eksperimen ... 147

13. Nilai kognitif siswa perindikator soalposteskelas eksperimen ... 148

14. Nilai kognitif siswa perindikator soalpreteskelas kontrol ... 149


(16)

xvi

16. Analisis perindikator penguasaan materi oleh siswa pada soal

pretesdanposteskelas eksperimen... ... 151 17. Analisis perindikator penguasaan materi oleh siswa pada soal

pretesdanposteskelas kontrol ... 153 18. Data angket siswa ... 155 19. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran

pada kelas eksperimen ... ... 157 20. Data hasil lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran


(17)

xvii

Gambar Halaman

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 7

2. DesainPretes-Posteskelompok non-equivalen... 24

3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet sebagai media belajar . ... 42

4. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk ranah kognitif C1 (Ingatan)... 50

5. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk ranah kognitif C2 (Pemahaman) ... 51

6. Contoh soal LKS dengan jawaban yang diberikan oleh siswa untuk ranah kognitif C4 (Analisis).... 52

7. Siswa mengerjakan soal evaluasi pretes ... 159

8. Siswa memainkan kartu kuertet.... 159

9. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS. ... 160

10. Guru mengawasi diskusi kelompok siswa ... 160

11. Siswa mempersentasikan kasil diskusi kelompok... 161

12. Siswa mengerjakan soal evaluasi postes ... 161

13. Siswa mengerjakan soal evaluasi pretest ... 162

14. Siswa berdiskusi mngerjakan LKS ... 162

15. Guru mengawasi diskusi kelompok siswa ... 163

16. Siswa mempersentasikan hasil diskusi kelompok... 163


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, sehingga setiap orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak dan merasakan perkembangan pendidikan yang ada. Menurut Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengandalikan diri, keperibadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas, 2003: 10).

Aktivitas siswa merupakan hal penting yang mendasar dalam proses pembelajaran (Trinandita 1984). Jika keaktifan siswa rendah dalam pem-belajaran maka mempengaruhi interaksi antar guru dan siswa atau antar siswa maka akan tercipta suasana kelas yang monoton atau pasif, hal ini

mengakibatkan tukar informasi ilmu pengetahuan dan penguasaan materi rendah.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru di SMA N 1 Blambangan Umpu dari hasil belajar yang diperoleh siswa kurang memuaskan.


(19)

semester I dan II yaitu 65. Dibandingkan dengan nilai ketuntasan belajar yang diharapkan (75), maka hasil belajar di sekolah tersebut tidak maksimal. Hal ini disebabkan sulitnya siswa memahami materi pokok dunia tumbuhan. Berdasarkan hasil wawancara pada siswa kelas XI ada beberapa hal yang menyebabkan mereka kurang menguasai materi pokok dunia tumbuhan yaitu banyaknya materi, metode mengajar guru yang kurang variatif, sumber pelajaran yang kurang dan kurangnya minat belajar siswa. Hal-hal tersebut mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi pasif. Pada materi dunia tumbuhan kesulitan yang mereka alami yaitu mengingat nama-nama ilmiah tumbuhan dan klasifikasi suatu spesies. Padahal mempelajari dunia tumbuhan sangatlah penting karena dengan mempelajari dunia tumbuhan dapat

mengelompokkan jenis spesies berdasarkan ciri-ciri spesies tersebut serta mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies.

Adapun berbagai upaya yang harus dilakukan untuk mendorong keberhasilan siswa dalam proses belajar yaitu guru harus merancang proses pembelajaran yang menarik seperti menggunakan berbagai model pembelajaran atau media pembelajaran agar proses pembelajaran yang tercipta tidak monoton dan mengajak siswa untuk memanfaatkan alat indranya. Oleh sebab itu dibutuh-kan media pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam mempelajari dunia tumbuhan, dengan media tersebut diharapkan siswa akan lebih mudah mengingat dan siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran.

Keberhasilan guru dalam meningkatkan penguasaan materi belajar siswa dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa serta dapatkah siswa menguasai


(20)

3

materi dalam proses pembelajaran. Untuk meningkatkan penguasaan materi belajar siswa terhadap materi pembelajaran biologi maka siswa harus dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga hasil pembelajaran akan sesuai dengan diharapkan. Belajar menggunakan stimulus gambar atau visual akan membuahkan hasil belajar yang baik untuk tugas-tugas seperti

mengingat dan mengenali kembali (Levie & Levie dalam Nurjanah, 2013: 4).

Rendahnya penguasaan materi pokok dunia tumbuhan di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu, perlu ditingkatkan. Oleh sebab itu digunakan sebuah media agar tujuan pembelajaran tercapai. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan materi siswa adalah media kartu kuartet, selain bergambar kartu kuartet ini dapat mempermudah siswa untuk mengelompokkan atau mengklasifikasikan tumbuhan

berdasarkan ciri-ciri tumbuhan tersebut dengan cara siswa mengelompokkan kartu untuk membentuk kuartet. Proses pengelompokan kartu menjadi kuartet akan memberikan pengalaman belajar bagi siswa sehingga siswa mudah mengingat dan memahami materi pokok dunia tumbuhan. Adanya media kartu kuartet dapat menciptakan situasikelas yang menyenangkan. Bila alat /media pembelajaran ini dapat difungsikan secara tepat dan proporsional, maka proses pembelajaran akan dapat berjalan efektif. Untuk itu, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh penggunaan media kartu kuartet terhadap aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pada materi pokok dunia tumbuhan kelas X semester genap tahun ajaran 2013/2014”.


(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan media kartu kuartet berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan?

2. Apakah penggunaan media kartu kuartet dapat berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi siswa pada materi pokok Dunia tumbuhan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh media kartu kuartet terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

2. Pengaruh media kartu kuartet terhadap penguasaan materi siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi peneliti: memberikan wawasan dan pengalaman manfaat sebagai calon peneliti mengenai media kartu kuartet sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi 2. Bagi guru: memberi alternatif cara menginformasikan materi dengan

menggunakan kartu kuartet pada materi dunia tumbuhan dan solusi untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi


(22)

5

3. Bagi siswa: memberi pengalaman belajar yang berbeda dengan

menggunakan kartu kuatet, melatih siswa untuk lebih aktif dlam proses pembelajaran sehingga siswa lebih termotivasi.

4. Bagi Sekolah: memberi masukan untuk mengoptimalkan kegunaan media pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan.

5. Dapat menjadi referensi bagi mahasiswa yang tertarik untuk meneliti topik yang sama.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari salah penafsiran maka batasan penelitian ini adalah: 1. Media kartu kuartet adalah media pembelajaran yang terdiri dari

beberapa jumlah kartu bergambar dan tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar materi pokok Dunia Tumbuhan.

2. Aktivitas belajar siswa yang diukur pada penelitian ini meliputi, mengemukakan ide atau gagasan, bekerja sama, mengajukan

pertanyaan dan pendapat , dan mengemukakan hasil diskusi kelompok. 3. Pemahaman materi terdiri dari 4 katagori, yaitu mengingat, memahami,

penerapan, dan menganalisis, serta diukur berdasarkan nilai yang diperoleh dari hasil pretes, postes danGain

4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah“Dunia Tumbuhan”dengan kompetensi dasar mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi (KD. 3.3) 5. Subjek peneilitian adalah siswa-siswi kelas X7dan X8 Semester genap

SMA Negeri 1 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan Tahun Ajaran 2013/2014.


(23)

6. Metode diskusi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari langkah-langkah berikut: (1) guru mengemukakan masalah yang akan

didiskusikan dan memberi pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya, (2) dengan pimpinan guru siswa membentuk kelompok diskusi (ketua, sekertaris/pencatat, pelopor) mengatur tempat duduk, ruang sarana dan sebagainya, (3) para siswa berdiskusi dengan

kelompoknya masing-masing, (4) setiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Kelompok lain menanggapinya. Guru memberi ulasan dan penjelasan, (5) para siswa mencatat hasil diskusi dan dikumpulkan kepada guru (Riadi, 2013).

F. Kerangka Pikir

Materi pembelajaran biologi sangatlah menarik karena berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari, makhluk hidup, dan lingkungan sekitar. Namun pada kenyataannya banyak siswa sulit untuk memahami pem-belajaran biologi seperti materi dunia tumbuahan kesulitan yang dialami siswa karena banyaknya nama-nama ilmiah yang sulit dipahaminya.

Untuk menciptakan suasana belajar yang kreatif dan inovatif maka perlu pengembangan aktivitas belajar siswa menjadi aktif, keaktifan yang di-ciptakan oleh siswa dapat mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang dapat mengarah pada peningkatan prestasi. Setelah ter-ciptanya suasana belajar yang aktif seperti siswa berani untuk bertanya, menyatakan pendapat, serta mampu memecahkan masalah, sehingga ter-ciptalah suasana belajar yang menyenangkan. Untuk menciptakan suasana


(24)

7

belajar yang menyenangkan, maka guru harus kreatif dalam pembelajaran, misalnya menggunakan media pembelajaran, seperti kartu kuartet. Dengan mengunakan media pembelajaran berupa kartu kuartet memungkinkan siswa dapat memahami materi biologi dari berbagai aspek, media ini membantu siswa untuk mudah mengingat hubungan kekerabatan spesies dan mem-permudah siswa mengklasifikasikan spesies berdasarkan hubungan ke-kerabatan spesies tersebut. Oleh sebab itu dengan menggunakan kartu kuartet sebagai media pembelajaran lebih memudahkan siswa untuk meng-klasifikasikan tumbuhan berdasarkan hubungan kekerabatan dengan melihat morfologi dan ciri-ciri yang dimiliki oleh spesies tersebut.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media kartu kuartet pada materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA N 1 Blambangan Umpu. Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas adalah media pembelajaran kartu kuartet dan yang termasuk dalam variabel terikat adalah aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi siswa.

Hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas dapat ditunjukkan pada diagram di bawah ini:

Gambar 1. Hubungan keterkaitan variabel bebas dan variabel terikat. Keterangan : X: kartu kuartet; Y1: Penguasaan materi;Y2:

Aktivitas Belajar siswa. X

Y2


(25)

G. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir di atas, penulis menuliskan hipotesis sebagai berikut:

1. Media kartu kuartet berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA N 1 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan tahun ajaran 2013/2014.

2. H0: Media kartu kuartet tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

penguasaan materi siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA N 1 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan tahun ajaran 2013/2014.

H1: Media kartu kuartet berpengaruh secara signifikan terhadap

penguasaan materi pada materi pokok Dunia Tumbuhan kelas X SMA N 1 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan tahun ajaran 2013/2014.


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Media Kartu Kuartet

Menurut KBBI, kartu adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang, untuk berbagai keperluan hampir sama dengan karcis (Tim KBBI, 2008). Sedangkan kuartet menurut Purwadarminta (dalam medisty 2013:2) kelompok, kumpulan dan sebagainya yang terdiri dari empat. Sehingga dapat dikatakan bahwa kartu kuartet merupakan kertas tebal seperti karcis yang berkelompok “ empat-empat”.

Sekamelang (dalam Medisty 2013: 2) menjelaskan bahwa kartu kuartet adalah sejenis permainan yang terdiri atas beberapa jumlah kartu bergambar yang dari kartu bergambar tersebut tertera keterangan berupa tulisan yang menerangkan gambar tersebut. Biasanya tulisan judul gambar ditulis paling atas dari kartu dan tulisannya lebih diperbesar atau dipertebal. Sedangkan tulisan gambar, ditulis dua atau empat baris secara vertikal di tengah-tengah antara judul dan gambar itu biasanya ditulis dengan tinta berwarna. Ukuran dari kartu ini biasanya beragam, ada yang berukuran kecil, dan ada yang berukuran sedang. Jumlah kartu dalam kartu kuartet ada 48 lembar kartu, berarti memiliki 12 judul yang masing-masing 4 buah kartu.


(27)

Subhani(2011) mengatakan bahwa Kartu kuartet berasal dari dua kata yaitu kartu dan kuartet, dalam kamus bahasa Indonesia kontemporer kartu merupakan kertas tebal yang berbentuk persegi panjang untuk bermacam-macam keperluan, sedangkan kuartet merupakan kelompok, kumpulan dan sebagainya yang terdiri dari empat anggota maka kartu kuartet dapat kita artikan sebagai suatu kumpulan kertas yang berbentuk persegi panjang dikumpulkan sebanyak empat menjadi satu kesatuan. Namun kartu kuartet lebih dikenal sebagai suatu bentuk permainan kartu yang dimainkan oleh dua sampai empat orang pemain, dan sangat populer dikalangan anak-anak. Gambarnya pun bermacam-macam mulai dari gambar kartun, superstar, hewan, bintang film, dan juga dapat dalam bentuk

pengetahuan.

Adapun aturan pelaksanaan permainan kartu kuartet sebagai berikut: 1. Menjelaskan tentang apa permainan kuartet itu dan bagaimana cara

bermainnya.

2. Salah satu pemain mengkocok kartu dan membagikan pada masing-masing pemain empat buah.

3. Sisa kartu diletakkan ditengah meja dengan posisi tertutup. Permainan dilakukan searah dengan jarum jam.

4. Setelah diundi untuk memperoleh pemain pertama, untuk memulai permainan, pemain tersebut bertanya pada pemain lain apakah dia mempunyai kartu dengan kategori tertentu.

a. Jika jawaban “tidak”, pemain tersebut hilang gilirannya, kemudian mengambil sebuah kartu di atas meja dan permainan dilanjutkan ke pemain berikutnya.

b. Jika jawaban “ Ya’ , pemain bertanya lagi dengan tujuan untuk mendapatkan kartu dengan entry yang digarisbawahi yang tidak sama dengan yang dia miliki.

c. Jika jawaban “ Ya “pemain tersebut menerima kartu yang dicari. Dia kemudian melanjutkan bertanya pada pemain lain untuk kategori lain atau


(28)

11

entry yang digarisbawahi lainnya sampai dia mendapatkan jawaban negatif.

d. Permainan kemudian diberikan pada pemain berikutnya.

e. Setelah masing-masing mendapat giliran, para pemain yang kartunya kurang dari empat buah harus melengkapinya dengan mengambil kartu dari tumpukan kartu di atas meja.

f. Kuartet yang lengkap disisihkan/disimpan untuk dihitung pada akhir permainan.

g. Permainan berakhir ketika sepuluh kuartet tersebut semuanya telah dikumpulkan oleh para pemain.

h. Kemudian dihitung berapa perolehan kartu yang lengkap dan yang perolehannya terbanyak yang menjadi pemenang.

B. Aktivitas Belajar Siswa

Segenap tingkah laku manusia mempunyai latar belakang psikologis. Karena itu secara umum aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hukum psikologis yang mendasarinya. Seperti halnya para pendidik perlu memahami kekuatan-kekuatan jiwa manusia, maka mereka pun perlu mengetahui hukum-hukum psikologis yang mendasari setiap aktivitas manusia yang dalam hal ini yaitu anak didik. Hal ini penting agar pendidik lebih mengenal hakikat anak didik, sehingga mereka mampu membimbing dan melayani belajar anak secara lebih tepat dan efektif (Soemanto, 2006: 17)

Aktivitas belajar merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran semakin banyak aktivitas yang dilakukan siswa dalam maka semakin baik proses pembelajaran yang terjadi. Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis (Holt dalam Fitriyani, 2011: 16).


(29)

Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengar, melihat atau pasif. Perserta didik yang memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Kegiatan/keaktifan jasmani pisik sebagai kegiatan yang nampak, yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat kontruksi model, dan lain-lain. sedangkan kegiatan psikis nampak bila peserta didik sedang mengamati dengan teliti, mencegah persoalan dan mengambil keputusan, dan sebagainya. Pada saat peserta didik aktif jasmaninya dengan sendirinya juga aktif jiwanya, begitu sebaliknya. Karena itu keduanya merupakan satu kesatuan, dua keping satu mata uang (Rohani,2004: 96).

Menurut Memes (dalam Fitriyani, 2007: 38) terdapat indikator yang relevan dalam pembelajaran, yang meliputi:

1. Interaksi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2. Percakapan komunikasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. 3. Partisipasi siswa dalam proses belajar.

4. Motivasi dan kegiatan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. 5. Interaksi antar siswa selama proses belajar mengajar.

6. Interaksi siswa dengan guru dalam proses belajar mengajar.

Aktivitas fisik ialah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, peserta didik tidak hanya duduk dan

mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pembelajaran. Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan dan diarahkan supaya


(30)

13

daya itu tetap aktif untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Siswa mendengarkan, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya dan sebagainya (Rohani, 2004:6-7). Menurut Diedrich (dalam Rohani, 2004:9) terdapat macam-macam kegiatan peserta didik yang meliputi aktivitas jasmani dan aktivitas jiwa sebagai berikut:

1. Visual activities, membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.

2. Oral activities, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi, dan sebagainya.

3. Listening activities, mendengarkan : uraian, percakapan, diskusi,musik, pidato dan sebagainya.

4. Writing activities, menulis : cerita, karangan, laporan, tes angket, menyalin dan sebagainya.

5. Drawing activities, menggambar, membuat grafik,peta, diagram, pola dan sebagainya.

6. Motor activities, melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang dan sebagainya. 7. Mental activities, menganggap, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya. 8. Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani tenang,

gugup dan sebagainya.

Menurut Sardiman (2008: 100) pelaksanaan aktivitas terdiri dari: 1) Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam kelas.

Asas aktivitas dapat dilaksanakan dalam setiap kegiatan tatap muka dalam kelas yang terstruktur baik, dalam bentuk komunikasi langsung, kegiatan kelompok, kegitan kelompok kecil, belajar independen.


(31)

Dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk membawa kelas ke dalam masyarakat, melalui metode karya wisata, survey, kerja pengalaman, pelayanan masyarakat, berkemah, berproyek dan sebagainya. Cara lain mengundang nara sumber dari masyarakat ke dalam kelas, dengan metode manusia sumber/nara sumber dan pengajar tamu (guest lecture), dan pelatih luar.

3) Pelaksanaan aktivitas belajar dengan pendekatan.

Cara belajar siswa aktif (CBSA), pembelajaran dilaksanakan dengan titik berat pada keaktifan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator dan nara sumber, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk belajar.

Pengalaman belajar merupakan segala aktivitas siswa yang dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas mental. Seorang siswa yang tampaknya hanya

mendengarkan saja, tidak berarti memiliki kadar aktivitas yang rendah dibanding dengan siswa yang sibuk mencatat. Mungkin saja yang duduk itu secara mental aktif, misalnya menyimak, menganalisis dalam pikirannya dan menginternalisasi nilai dari setiap informasi yang disampaikan. Sebaliknya siswa yang sibuk mencatat, tidak dapat dikatakan memiliki kadar keaktifan yang tinggi, kalau yang bersangkutan hanya sekadar secara fisik aktif mencatat namun tidak diikuti dengan aktivitas mental (Sanjaya, 2009:180).


(32)

15

Dalyono (2007: 219) mengemukakan beberapa contoh aktivitas belajar dalam beberapa diskusi, yaitu:

1. Mendengarkan

Dalam proses belajar-mengajar di sekolah sering ada ceramah atau kuliah dari guru atau dosen.

2. Memandang

Setiap stimulus visual memberi kesempatan bagi seseorang untuk belajar. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang dipandang, tetapi tidak semua pandangan atau penglihatan kita adalah belajar.

3. Meraba, Membau, dan Mencicipi/ Mengececap

Meraba, membau dan mencecap adalah aktivitas sensoris seperti halnya mendengar dan memandang.

4. Menulis atau mencatat

Setiap aktivitas pengindraan yang bertujuan, dapat memberikan kesan-kesan yang berguna bagi belajar kita selanjutnya.

5. Membaca

Belajar memerlukan sikap, membaca untuk keperluan harus pula menggunakan sikap.


(33)

6. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggarisbawahi

Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang, untuk keperluan intensif.

7. Mengamati tabel-tabel, diagram-diagram dan bagan-bagan

Dalam buku ataupun lingkungan lain sering dijumpai tabel-tabel diagram-diagram atau bagan-bagan.

8. Menulis atau mencatat

Setiap aktivitas pengindraan yang bertujuan, dapat memberikan kesan-kesan yang berguna bagi belajar selanjutnya. Tidak setiap aktivitas mencatat adalah belajar.

9. Membaca

Belajar memerlukan sikap, membaca untuk keperluan harus pula menggunakan sikap.

10. Membuat ikhtisar atau ringkasan, dan menggarisbawahi

Ikhtisar atau ringkasan ini memang dapat membantu dalam hal mengingat atau mencari kembali materi dalam buku untuk masa-masa yang akan datang, untuk keperluan intensif.


(34)

17

11. Menyusun paper atau kertas kerja

Paper yang baik memerlukan perencanaan yang mantap dengan terlebih dahulu mengumpulkan ide-ide yang menunjang serta menyediakan sumber-sumber yang relevan.

12. Mengingat

Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesuatu belum termasuk sebagai aktivitas belajar.

13. Berpikir

Berfikir adalah termasuk aktivitas belajar, dengan berfikir dapat memperoleh penemuan baru, setidak-tidaknya menjadi tahu tentang hubungan antara sesuatu.

14. Latihan atau praktek

Latihan atau praktek adalah aktivitas belajar. Melaksanakan kegiatan berlatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat mengembangkan suatu aspek pada dirinya

C. Penguasaan Materi Siswa

Pada setiap pertemuan dalam proses pembelajaran diharapkan bagi siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran kognitif, yaitu berupa menguasai materi pelajaran. Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat


(35)

mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2008: 115).

Materi pelajaran merupakan bahan ajar utama minimal yang harus dipelajari oleh siswa untuk menguasai kompetensi dasar yang sudah dirumuskan dalam

kurikulum (Muhammad dalam Sabanto, 2010: 12). Dengan materi pelajaran siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis, secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan terpadu. Materi pembelajaran merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Awaluddin dalam Sabanto, 2010: 12).

Menurut Bloom, proses belajar menghasilkan tiga pembentukan kemampuan yang dikenal sebagai taxonomi Bloom yaitu kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kemampuan kognitif menggambarkan penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologi dan pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar (faktor dasar dan ajar). Tes hasil belajar menghasilkan nilai

kemempuan kognitif yang bervariasi dan nilai tersebut menggambarkan perbedaan kemampuan kognitif tiap individu.maka alat tes untuk mengukur kemampuan kognitif harus memenuhi persyaratan yaitu valid dan reliabilitas (Giyono, 2005 : 19)


(36)

19

Penguasaan materi dapat diukur dengan mengadakan evaluasi. (Sanjaya, dalam Suwanti, 2011: 28) evaluasi merupakan proses yang sangat penting dalam kegiatan pendidikan formal. Adapun fungsi evaluasi sebagai berikut:

1. Evaluasi merupakan alat yang penting sebagai umpan balik bagi siswa. 2. Evaluasi merupakan alat yang penting untuk mengetahui bagaimana

ketercapaian siswa dalam menguasai tujuan yang telah ditentukan. 3. Evaluasi dapat memberikan informasi untuk mengembangkan program

kurikulum.

4. Informasi dari hasil evaluasi dapat digunakan oleh siswa secara individual dalam mengaambil keputusan, khususnya untuk menentukanl masa depan sehubungan dengan pemilihan bidang pekerjaan serta pengembangan karier.

5. Evaluasi berguna untuk para pengembang kurikulum khususnya dalam menentukan kejelasan tujuan khusus yang ingin dicapai.

6. Evaluasi berfungsi sebagai umpan balik bagi semua pihak yang berkepentingan dengan pendidikan di sekolah.

D. Metode Diskusi

Diskusi adalah pertukaran pendapat tetang sesuatu masalah untuk dipecahkan bersama . diskusi merupakan cara untuk mengembangakan ketrampilan anggota-anggota nya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran. Dalam memimpin diskusi guru-guru harus memiliki


(37)

kemampuan menggerakkan kelompok, membuat pertemuan berhasil dan berkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan kelompok (Sahertian, 2000:96) Pada hakikatnya metode diskusi berpusat pada pelajar, diskusi dapat bervariasi dari situasi yang tidak terstrukur , sampai pada situasi yang

terstruktur . guru bertindak dengan tegas dan otokratis . diskusi selalu berkisar kepada suatu persoalan tertentu. Dalam pemecahan soal di perbaiki dalam diskusi kelompok. Karena sebuah kelompok selalu lebih unggul dari pemecahan soal perorangan. (Davies, 1991: 236).

Diskusi kelompok, untuk memecahkan masalah yang menimbulkan berbagai pendapat, agar kerja kelompok berjalan dengan baik , perlu di perhatikan berbagai prinsip berikut:

- Peserta didik perlu mengenal dan memahami tujuan, rencana, masalah, dan manfaat untuk mereka.

- Setiap anggota memberikan masukan konstribusi.

- Setiap individu merasa bertanggung jawab pada kelompok. - Dikembangkan peran serta dan kerja sama secara efektif.

- Perlu dicapai prosedur yang demokratis dalam perencanaan, pelaksaan, penyelesaian, dan pembuatan keputusan.

- Pemimin kelompok perlu menciptakan suasan dimana setiap anggota mau menyumbangkan buah pikirannya dan kerjasama secara kooperatif. - Gunakan evaluasi terhadap kemajuan kelompok dalam berbagai segi,

social, aktivitas, kepemimpinan, dan sebagainya.

- Diusahakan menimbulkan perubahan konstuktif pada kelakuan seseorang. - Setiap anggota merasa puas dan aman dalam kelompok kelas.

Maka , pada setiap penganjaran, guru hendaknya berupaya menciptakan suasana social yang membangkitkan kerjasama (Rohani, 2010: 30).


(38)

21

Menurut Muhammad Uzair Usman (dalam Asril, 2012: 79-80). diskusi kelompok kecil adalah peserta didik berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil di bawah pembinaan guru atau temannya untuk berbagai

informasi,pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, dilaksanakan dalam suasana terbuka. Ada beberapa komponen yang harus diperhatikan dalam diskusi kelompok antara lain:

1. Memusatkan perhatian oeserta didik pada tujuan dan topic diskusi. 2. Memperluas masalah, intinya merangkum kembali permasalah supaya

jelas, menjelaskan gagasan peserta didik dengan memberiakan informasi yang jelas.

3. Menganalisis pendapat peserta didik, antaralain menganalisis alasan yang dikemukakan memiliki dasar yang kuat, memperjelas hal-hal yang telah disepakati.

4. Meluruskan alur berpikir peserta didik, mencakup ,mengajukan beberapa pertanyaan untuk menentan siswa untuk berpikir, memberikan contoh-contoh verbal, memberikan waktu untuk berpikir, dan memberi dukungan terhadap pendapat peserta didik yang penuh perhatian.

5. Memberi kesempatan untuk berpartisipasi di dalam diskusi, terkait memancing semngat berfikir peserta didik


(39)

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan pada bulan Mei 2014.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah terdiri dari 2 kelas X semester genap SMA Negeri 1 Blambangan Umpu Kab. Way Kanan 2013/2014. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Purpossive sampling(Amrullah, 2013: 23). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X7yang berjumlah 31 siswa

sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X8sebagai kelas kontrol berjumlah 31

siswa.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Desain pre-pos tes non equvalen(Sugiono, 2009: 76). Desain ini merupakan desain yang memiliki 2 kelompok subjek yang memiliki jenjang yang sama kelas X yaitu kelas

eksperimen dan kelas kontol kemudian kedua kelas diberi pretes untuk mengetahui kondisi awal kedua kelas, kelas eksperimen diberi perlakuan berupa media kartu kuartet, sedangkan kelas kontrol hanya menggunakan metode diskusi dan pada


(40)

24

akhir pembelajaran kedua kelas diberi postes dengan soal yang sama dengan pretes. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2

II O1 O2

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok non-equavalen Keterangan :

I : kelompok eksperimen II : kelompok kontrol X : perlakuan eksperimen

O : observasi, O1: pretes, O2 : postes D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tahap yaitu prapenelitian dan penelitian. Adapun langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian adalah sebagai berikut: a. Menetapkan tempat dan waktu penelitian

b. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) di sekolah dari fakultas.

c. Melakukan observasi di sekolah tempat penelitian untuk mendapat informasi tentang sekolah yang diteliti.


(41)

e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok untuk setiap pertemuan.

f. Membuat instrumen pengukuran yaitu soal pretes/postes pada pertemuan pertama dan terakhir, lembar aktivitas siswa, dan angket tanggapan siswa untuk mengukur aktivitas belajar siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pebelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berupa kartu kuartet untuk kelas eksperimen dan diskusi untuk kelas kontrol. Pretest dilakukan sebelum pembelajaran (di awal pertemuan), postes diberikan setelah pembelajaran berakhir (di akhir pertemuan).

Langkah-langkah pembelajaran dalam penilitian ini adalah sebagai berikut: a. Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan Menggunakan Media Kartu

Kuartet)

1) Kegiatan awal

a) Siswa mengerjakan pretes mengenai materi pokok Dunia Tumbuhan yang diberi oleh guru, untuk mengukur penguasaan materi (pertemuan I).

b) Siswa mendengarkan informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.


(42)

26

c) Siswa diberikan apersepsi oleh guru: (1) Pertemuan I

“Coba kalian lihat halaman didepan kelas kita, ada banyak tumbuhan coba sebutkan satu-satu yang kalian ketahui itu tanaman apa saja ?”

(2) Pertemuan II

Guru menunjukkan gambar kursi yang terbuat dari rotan kepada siswa, kemudian guru bertanya, terbuat dari tumbuhan apakah kursi tersebut? Lalu guru menjelaskan bahwa gambar kursi tersebut terbuat dari rotan, dan menjelaskan manfaat lain dari rotan tersebut.

d) Siswa memperoleh motivasi dari guru: (1) Pertemuan I

Hari ini kita akan belajar mengenai materi pokok Dunia Tumbuhan, dengan mempelajari materi ini kita dapat mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar mudah

dikenali serta mengelompokkan berdasarkan persamaan ciri-ciri dan dapat melihat hubungan kekekrabatan antar anggota kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi.

(2) Pertemuan II

“ Dengan mengetahui berbagai macam tumbuhan berdasarkan ciri-cirinya selain itu kita juga dapat


(43)

mengetahui peranan tumbuhan bagi kelangsungan hidup bagi mahluk hidup”.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa dikelompokkan menjadi tim, setiap tim terdiri dari 4 orang siswa.

b) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang kartu kuartet dan tata cara bermain kartu kuartet, yaitu:

(1) Kartu dikocok oleh seorang anggota kelompok, kemudian dibagikan ke setiap pemain 4 kartu dan sisanya diletakkan di meja.

(2) Permainan diawali dari pemain yang mengocok kartu terlebih dahulu meminta kepada salah seorang pemain lain, kartu yang diperlukan untuk membentuk kuartet (4 kartu yang termasuk satu golong) tetapi peminta diharuskan sudah memegang satu dari empat itu.

(3) Pemain yang diminta kartu tersebut harus menyerahkan pada yang meminta .

(4) Pemain pertama diperbolehkan terus meminta kepada pemain lainnya sampai pemain lain tidak memiliki kartu yang diminta.


(44)

28

(5) Jika pemain pertama gagal meminta dari pemain kedua atau pemain selanjutnya, peminta harus mengambil kartu yang sisa yang di meja (kecuali dimeja tidak ada kartu lagi) (6) Demikian permainan ini dimainkan sampai kuartet dibentuk. (7) Setiap siswa yang berhasil membentuk kuartet diberi

penghargaan berupa bintang, bagi siswa yang paling banyak mengumpulkan bintang maka akan diberi penghargaan berupa hadiah.

c) Setiap kelompok diberikan kartu kuartet mengenai Dunia Tumbuhan kepada setiap kelompok dan Lembar Kerja Siswa (LKS) pada setiap kelompok

d) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara mengerjakan LKS.

e) Siswa memainkan kartu kuartet mengenai Dunia Tumbuhan dan berdiskusi mengerjakan Lembar Kerja Siswa yang dibagikan oleh guru.

f) Siswa mempersentasikan hasil diskusinya di depan kelas. g) Siswa lain menanggapi hasil diskusi.

h) Guru memberi respon terhadap jawaban siswa dan menambah materi yang belum diungkapkan oleh siswa.


(45)

3) Penutup

a) Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

b) Dari siswa medapat refleksi/umpan balik dari guru dari pembelajaran yang telah dipelajari.

c) Siswa memperhatikan penyampaian dari guru tentang rencana pembelajaran dalam pertemuan berikutnya, dan meminta siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

d) Siswa mengerjakan postes yang diberikan oleh guru pada akhir pertemuan (pertemuan II).

b. Kelas Kontrol 1) Kegiatan Awal

a) Siswa mengerjakan pretes mengenai materi pokok Dunia

Tumbuhan yang diberikan oleh guru, untuk mengukur penguasaan materi (pertemuan I)

b) Siswa mendengarkan informasi tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

c) Siswa diberikan apresepsi oleh guru: (1) Pertemuan I

“Cobakalian lihat halaman di depan kelas kita, ada banyak tumbuhan coba sebutkan satu-satu yang kalian ketahui itu tanaman apa saja?”


(46)

30

Pertemuan II

Guru menunjukkan gambar kursi yang terbuat dari rotan kepada siswa, kemudian guru bertanya, terbuat dari tumbuhan apakah kursi tersebut? Lalu guru menjelaskan bahwa gambar kursi tersebut terbuat dari rotan, dan menjelaskan manfaat lain dari rotan tersebut.

d) Siswa memperoleh motivasi dari guru: (1) Pertemuan I

Hari ini kita akan belajar mengenai materi pokok Dunia Tumbuhan, dengan mempelajari materi ini kita dapat mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup agar mudah

dikenali serta mengelompokkan berdasarkan persamaan ciri-ciri serta melihat hubungan kekekrabatan antaranggota kelompok makhluk hidup dalam klasifikasi.

(2) Pertemuan II

“ Dengan mengetahui berbagai macam tumbuhan berdasarkan ciri-cirinya selain itu kita juga dapat

mengetahui peranan tumbuhan bagi kelangsungan hidup bagi mahluk hidup”.

2) Kegiatan Inti

a) Siswa dikelompokkan menjadi tim, setiap tim terdiri dari 4 orang siswa.


(47)

b) Siswa mengerjakan Lembar Kerja Kelompok yang dibagikan oleh guru.

c) Siswa mendengarkan penjelasan guru terkait ciri-ciri divisio dalam dunia tumbuhan

d) Siswa berdiskusi mengerjakan LKS

e) Siswa mempersentasikan hasil diskusi di depan kelas f) Siswa lain menanggapi hasil diskusi.

g) Guru memberi respon terhadap jawaban siswa dan menambah materi yang belum diungkapkan oleh siswa.

h) Guru mengecek pemahaman materi yang telah disampaikan. 3) Penutup

a) Siswa dibimbing oleh guru untuk menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dipelajari.

b) Dari siswa mendapat refleksi/umpan balik dari guru dari pembelajaran yang telah dipelajari.

c) Siswa memperhatikan penyampaian dari guru tentang rencana pembelajaran dalam pertemuan berikutnya, dan meminta siswa membaca materi untuk pertemuan berikutnya.

d) Siswa mengerjakan postes yang diberikan oleh guru pada akhir pertemuan (pertemuan II)


(48)

32

E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1. Jenis data

Jenis data pada penelitan ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif a. Data Kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran

yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa untuk setiap pertemuan dan data angket tanggapan siswa.

b. Data Kuantitatif berupa data pemahaman materi siswa pada materi dunia tumbuhan yang diperoleh dari nilai pretes dan postes. Dengan menghitung selisi nilai pretes dan postes, nilai selisih disebutgainyang dinormalisasi atauN-gain.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut : a. PretesdanPostes

Data pengasaan materi siswa diperoleh dari pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan awal sebelum pembelajaran dan nilaipostes diambil pada akhir pertemuan pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Bentuk soal pretes dan postes berupa soal essay yang mengandung 4 katagori yaitu mengingat, memahami, menerapkan, dan menganalisis,


(49)

b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar Observasi Aktivitas Siswa berisi semua aspek kegiatan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setiap siswa diamati poin kegiatan dengan cara memberi tanda (√) pada lembar observasi berdasarkan aspek yang telah ditentukan.

Tabel 1. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No. Nama Aspek Aktivitas Belajar siswa

A B C D

1. 2. 3. 4. 5. Dst.

Jml

∑Xi

Keterangan Kreteria Aspek Aktivitas Belajar Siswa A. Mengemukakan ide atau gagasan

1. Tidak mengemukakan idea tau gagasan

2. Mengemukakan ide atau gagasan namun tidak sesuai dengan permasalahan.

3. Mengemukakan idea atau gagasan sesuai dengan permasalahan. B. Bekerjasama dengan teman

1. Daya nalar tidak efektif (terlalu lama untuk memahami materi). 2. Daya nalar efektif tapi tidak sesuai dengan permasalahan 3. Daya nalar efektif dan sesuai dengan permasalahah C. Mengajukan pertanyaan dan pendapat secara kreatif.

1. Tidak mengajukan pertanyaan dan pendapat.

2. Mengajukan pertanyaan dan pendapat hanya untuk menambah nilai


(50)

34

3. Mengajukan pernyataan dan pendapat untuk menambaha wawasan

D. Mengemukakan hasil diskusi kelompok

1. Tidak dapat mengemukakan hasil diskusi kelompok

2. Siswa kurang dapat mengemukakan hasil diskusi kelompok dengan baik dan benar.

3. Siswa dapat mengemukakan hasil diskusi kelompok dengan baik dan benar.

c. Angket Tanggapan Siswa

Angket tanggapan siswa ini berisi tanggapan siswa mengenai pembelajaran menggunakan media pembelajaran kartu kuartet. Angket ini berupa 10 pertanyaan yang terdiri dari 6 pertanyaan positif dan 4 pertanyaan negatif. Angket tanggapan ini memodifikasi model skalalikertdenag emapt pilihan jawaban yaitu sangat setuju, setuju, sangat tidak setuju dan tidak setuju. Tabel 2. Angket tanggapan siswa mengenai penggunaan kartu kuartet.

No. Pertanyaan SS S STS TS

1.

Saya senang mempelajari materi pokok dunia tumbuhan dengan menggunakan mediaKartu Kuartetyang digunakan oleh guru.

2.

Saya lebih mudah memahami materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dengan menggunakan mediaKartu Kuartet

3.

Saya bingung menyelesaikan masalah dengan mengunakan media Kartu Kuartet yang digubnakan oleh guru.

4.

Saya lebih mudah menyelesaikan soal-soal setelah belajar dengan menggunakan media kartu kuartet yang digunakan oleh guru.

5.

Saya merasa bosan belajar dengan mengunakan media kartu kuartet yang digunakan oleh guru.

6.

Saya belajar denagan kemampuan saya sendiri dengan media kartu kuartet yang digunakan oleh guru.


(51)

7. Saya merasa sangat sulit berinteraksi dengan teman saat pelajaran berlangsung.

8.

Saya merasa sulit mengerjakan soal-soal pada LKS dengan media kartu kuartet yang

digunakan oleh guru.

9.

Saya dapat mengarahkan sendiri cara belajar saya dengan media kartu kuartet yang digunakan oleh guru.

10. Saya mendapat wawasan baru tentang materi pokok yang dipelajari.

F. Teknik Analisis Data 1. Penguasaan Materi Siswa

Data Penguasaan materi penelitian ini berupa nilai pretes, postes dan gain. Untuk mendapatkangainmenggunakan rumus Hake (1999: 1) yaitu:

g= i i f

S

S

S

S

max

Keterangan:g =nilai gain (Gain);Sf = nilai postes;Si= nilai pretes; Smax= nilai maksimal.

Tabel 3. KriteriaGain.

-gain Kriteria

g> 0,7 0,7 >g> 0,3 g< 0,3

Tinggi Sedang Rendah (Loranz, 2008: 2).


(52)

36

Tabel 4. Kriteria peningkatan gainsiswa

Nilai Kriteria

80,1-100 Sangat tinggi

60,1-100 Tinggi

40,1-60 Sedang

20,1-40 Rendah

0,1-20 Sangat rendah

Sumber: (Fithria, 2012: 37).

Nilai pretes, postest, dangainpada kelas eksperimen dan kontrol selanjutnya dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan kesamaan dua varians

(homogenitas) data: 1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan ujiLillieforsdengan program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho: Sampel berdistribusi normal

H1: Sampel tidak berdistribusi normal

b. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 10).


(53)

2) Kesamaan Dua Varians

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan ujiBartlett.

a. Hipotesis

Ho: Kedua sampel mempunyai varians sama

H1: Kedua sampel mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

- Jika x2hit< x2tabsehingga Hoditerima

- Jika x2hit> x2tabsehingga Hoditolak (Pratisto, 2004: 71)

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17.

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

Ho= Rata-rataGainkedua sampel sama

H1= Rata-rataGainkedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung>ttabelmaka Ho ditolak


(54)

38

b. Uji Perbedan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

Ho= rata-rataGainpada kelompok eksperimen sama dengan

kelompok kontrol.

H1= rata-rataGainpada kelompok eksperimen lebih tinggi dari

kelompok kontrol. 2. Kriteria Uji

- Jika–ttabel< thitung< ttabel, maka Ho diterima

- Jika thitung< -ttabelatau thitung> ttabel, maka Ho ditolak

(Pratisto, 2004: 10).

c. Uji hipotesis dengan uji U 1. Hipotesis

H0= Rata-rataGainkedua sampel sama

H1= Rata-rataGainkedua sampel tidak sama

2. Kriteria Uji

p-value> 0,05, maka Ho diterima


(55)

G. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa.

Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu:

Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

X = ∑Xi n

Keterangan: X = Rata-rata skor aktivitas siswa; ∑ xi = Jumlah skor yang diperoleh;

n = Jumlah skor maksimun; (Sudjana, 2002: 67).

Setelah data diolah dan diperoleh poinnya, maka aktivitas belajar siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria pada tabel 5.

Tabel 5. Kriteria persentase aktivitas siswa

Persentase Kriteria

87,50-100 75,00-87,49 50,00-74,99

0-49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang (Hidayati, dkk, 2011: 17).


(56)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di SMA N 1 Blambangan Umpu dengan menggunakan media kartu kuartet terhadap penguasaan materi siswa belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan, sehingga diperoleh data aktivitas belajar siswa dan data penguasaan materi. Hasil dari penelitian disajikan sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar Siswa

Adapun data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Aktivitas belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol

Aspek yang di- amati

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Persentase

(%) ± Sd Kriteria

Persentase

(%) ± Sd Kriteria A 78.49±0.75 Baik 80.65 ± 0.67 Baik B 82.80 ± 0.68 Baik 68.82 ± 0.81 Cukup C 81.72± 0.68 Baik 60.22 ± 0.79 Cukup D 98.92 ± 0.18 Sangat baik 75.27 ± 0.82 Baik

� ± Sd 85.48 ± 0.57 Baik 71.23 ± 0.77 Cukup Ket: A= Mengemukakan idea atau gagasan; B= Bekerja sama dengan teman;

C= Mengajukan pertanyaan dan pendapat; D= Mengemukakan hasil diskusi kelompok; � = rata-rata; Sd= standar deviasi

Dari Tabel 6 di atas diketahui bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen berkriteria baik. Hal ini dilihat dari rata-rata keseluruhan


(57)

aspek untuk yang diamati pada kelas eksperimen menunjukkan persentase sebesar 85,48 % dengan interpretasi baik dan kelas kontrol 71,23% dengan interpretasi cukup. Persentase aktivitas pada kelas eksperimen untuk aspek mengemukakan ide atau gagasan, bekerjasama dengan teman, dan

mengajukan pendapat dan pertanyaan secara kreatif interpretasinya baik, dan untuk aspek mengemukakan diskusi interpretasinya sangat baik. Sedangkan untuk kelas kontrol pada aspek mengemukakan idea atau gagasan dan mengemukakan hasil diskusi yang interpretasinya baik, dan untuk aspek bekerjasama dengan teman dan mengajukan pernyataan dan pertanyaan secara kreatif berinterpretasi cukup. Hasil rata-rata semua aktivitas siswa memperlihatkan bahwa aktivitas pada kelas yang

menggunakan media kartu kuartet pada materi pokok Dunia Tumbuhan mempunyai interpretasi yang lebih baik dari pada kelas yang tidak menggunakan media kartu kuartet.

Data tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet dilakukan melalui penyebaran angket kepada kelas eksperimen. Pada Gambar 3 berikut ini dipaparkan tentang tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet.


(58)

42

Gambar 3. Tanggapan siswa terhadap penggunaan media kartu kuartet sebagai media belajar

Dari Gambar 3 terlihat bahwa siswa merasa sangat senang mempelajari Materi Pokok Dunia Tumbuhan dengan menggunakan kartu kuartet sebagai media pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah memahami materi dan lebih mudah mengerjakan soal-soal, siswa tidak merasa bosan dan mudah berinteraksi dengan teman selama proses pembelajaran dan mampu dalam menyelesaikan masalah. Siswa juga dapat belajar menggunakan kemampuan sendiri dan dapat mengarahkan sendiri cara belajar dengan kartu kuartet sebagai media belajarnya sehingga mampu meningkatkan penguasaan materi.

65% 0% 0% 3% 0% 19% 0% 0% 16% 68% 35% 0% 0% 97% 0% 81% 0% 0% 84% 32% 0% 77% 74% 0% 68% 0% 84% 93% 0% 0% 0% 23% 26% 0% 32% 0% 16% 7% 0% 0%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Saya senang mempelajari materi …

Saya lebih mudah memahami materi … Saya bingung menyelesaikan masalah … Saya lebih mudah menyelesaikan soal-… Saya merasa bosan belajar dengan … Saya belajar dengan kemampuan saya … Saya merasa sangat sulit berinteraksi … Saya merasa sulit mengerjakan soal-… Saya dapat mengarahkan sendiri cara … Saya mendapat wawasan baru tentang …


(59)

2. Penguasaan Materi Siswa

Data penguasaan konsep siswa yang diperoleh dari pretet, postes dan gain pada materi pokok Dunia Tumbuhan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Hasil analisis data pretes, postes, dan gain penguasaan materi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol

Data Kelas � ± Sd Uji

Normalitas Uji U

Uji

Homogenitas Uji t Ket

Pretes E

29,35 ± 13,89

Lhit (0,174) > Ltab (0,156),

0,395>

0,05 TBS K

27,34 ± 12,50

Lhit (0,185) > Ltab (0,156) Postes E 76,29 ± 12,31

Lhit (0,176) > Ltab

(0,156) 0,000<

0,05 BS K

62,58 ± 14,43

Lhit (0,124) < Ltab (0,156) N-gain E 0,67 ± 0,15

Lhit (0,116) < Ltab

(0,156), 0,016 <

0,05 atau Fhit(6.162) >

Ftab(2.393255

thit (3.842)

> ttab (1,670649) BS K 0,47 ± 0,24

Lhit (0,123) < Ltab (0,156)

Ket: � = Rata-rata; Sd = Standar deviasi; U = Mann-Whitney ;

p =probabilitas; TBS = Tidak Berbeda Signifuka; BS = Berbeda Signifikan

Pada Tabel 7 terlihat bahwa nilai pretes dan postes penguasaan materi oleh siswa pada kedua kelas berdistribusi tidak normal sehingga dapat

dilanjutkan dengan uji U. Hasil uji U untuk nilai pretes pada kedua kelas tidak berbeda signifikan dan nilai postes pada kedua kelas berbeda signifikan. Sedangkan untuk gain data berdistribusi normal sehingga dilanjutkan ke uji Homogenitas kemudia dilanjutkan dengan uji t1 dengan

diperoleh data kedua sample berbeda signifikan, dan dilanjutkan dengan t2

sehingga diperoleh rata-rata gain pada eksperimen lebih tinggi dari pada kontrol dan memiliki gain yang berkriteria tinggi. Hasil analisis rata-rata


(60)

44

gain untuk setiap indikator penguasaan materi oleh siswa selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil analisis rata-rata gain setiap indikator hasil belajar kognitif pada penguasaan materi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol

Indikator Penguasaan

Materi

Kelas � ± Sd Uji

Normalitas Uji U

Uji

Homogenitas Uji t1 Uji t2 Ket

C1 (Ingatan) E 0.60 ± 0.25

Lhit(0,149) <

Ltab (0,156),

- Fhit(2.056) <

Ftab(2.393255)

thit (3,105)

> ttab (1,670649)

thit (5.197)

> ttab (1.697261) BS K 0.37 ± 0.32

Lhit (0,136)<

Ltab (0,156))

C2 (Pemahaman) E 0.62 ± 0.40

Lhit (0,256) >

Ltab (0,156)

0,225 >

0,05 - - - TBS

K

0.40 ± 0.39

Lhit (0,324)>

Ltab (0,156)

C3 (Penerapan) E 0.62 ± 0.36

Lhit (0,208) >

Ltab (0,156)

0,000

<0,05 - - - BS

K

0.02 ± 0.01

Lhit (0,158)>

Ltab (0,156)

C4 (Analisis) E 0.69 ± 0.48

Lhit (0,352) >

Ltab (0,156),

0,170>

0,05 - - - TBS

K

0.56 ± 0.48

Lhit (0,258)>

Ltab (0,156)

Ket: E= Eksperimen, K= Kontrol, � =Rata-rata; Sd= Standar deviasi; t1=Kesamaan dua rata;

t2 =Perbedaan dua rata-rata; TBS= Tidak Berbeda Signifikan dan BS= Berbeda Signifikan;

t=tabel; h=hitung.

Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa rata-rata gain indikator C1 berdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan uji homogenitas, uji t1

(kesamaan dua rata-rata) dan uji t2 (perbedaan dua rata-rata). Adapun hasil

analisis uji homogenitas menunjukan bahwa nilai probabilitasnya 0,157 > 0,05 atau Fhitung(2.056) < Ftabel(2.393255) maka Ho diterima sehingga Ho


(61)

t1 didapatkan karena thitung (3,105) > ttabel (1,670649) sehingga Ho ditolak,

artinya rata-rata nilai gain siswa kelas eksperimen berbeda secara signifikan dengan kelas kontrol. Kemudian untuk rata-rata gain pada indikator C2, C3, dan C4 pada kelas eksperimen dan kontrol tidak berdistribusi normal sehingga dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney U. Pada data rata-rata gain indikator C2 diperoleh skor probabilitas 0,225 > 0,05

Ho diterima. Artinya rata-rata gain pada indikator C2 kelas eksperimen tidak berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Pada rata-rata gain indikator C3 diperoleh skor probabilitas 0,000 < 0,05 Ho di tolak Artinya

rata-rata gain pada indikator C3 kelas eksperimen berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Kemudian untuk rata-rata C4 diperoleh skor probabilitas 0,170 > 0,05 Ho diterima. Artinya rata-rata gain pada indikator

C4 kelas eksperimen tidak berbeda signifikan dengan kelas kontrol. Adapun peningkatan setiap indikator penguasaan materi oleh siswa pada kedua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9. Peningkatan penguasaan materi oleh siswa pada kelas eksperimen dan kontrol

Indikator Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol Pretes Postes G (%) K Pretes Postes G (%) K C1 27.96 74.91 46.95 S 34.05 59.86 25.81 R C2 40.00 81.29 41.29 S 32.90 68.32 35.42 R C3 34.86 73.39 38.53 R 11.29 59.68 48.39 S C4 8.06 75.81 67.75 T 17.74 70.97 53.23 S ± Sd 27.72 ±

14.00 76.35 ± 3.44 48.63 ± 13.22 S 24.00 ± 11.27 64.71 ± 5.80 40.71 ± 12.46 S

Ket: C1= Ingatan; C2= Pemahaman; C3= Penerapan; C4= Analisis; K= Kriteria; T= Tinggi; S = Sedang; R= Rendah; RS= Rendah Sekali ; G= Peningkatan; � = rata-rata; Sd: Standar Deviasi


(62)

46

Pada Tabel 9, diketahui bahwa terjadi peningkatan penguasaan materi oleh siswa, dengan kreteria sedang pada kelas kontrol sebesar 41.71 dan pada kelas eksperimen berkreteria sedang sebesar 48.63.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui bahwa

penggunaan media kartu kuartet dapat meningkatkan aktivitas siswa (Tabel 6) dan penguasaan materi siswa secara signifikan (Tabel 7). Pada Tabel 7

diketahui bahwa hasil uji kesamaan dua rata-rata (t1) kedua kelas (ekperimen

dan kontrol) memiliki rata-rata nilai gain yang berbeda signifikan. Hal ini didukung juga dengan hasil uji perbedaan dua rata-rata nilai gain (t2) pada

kelas ekperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

Peningkatan penguasaan materi yang signifikan (Tabel 7) terjadi karena pada media kartu kuartet di lengkapi rangkuman tentang materi pokok Dunia Tumbuhan sehingga memfasilitasi siswa untuk lebih aktif dalam

memecahkan berbagai masalah seperti pada soal-soal pada LKS dan

pertanyaan- pertanyaan yang telah diberikan oleh guru atau siswa lainnya, hal ini juga dapat mendorong siswa lebih aktif dalam mengemukakan ide atau gagasan, bekerjasama dengan teman, mengajukan pertanyaan dan pendapat dan mengemukakan hasil diskusi kelompok.


(63)

Faktor yang mempengaruhi peningkatan materi siswa secara signifikan disebabkan karena aktivitas belajar siswa yang meningkat. Aktivitas siswa yang meningkat dikarenakan senangnya siswa belajar dengan menggunakan media kartu kuartet (Gambar 3). Hal ini didukung oleh hasil penelitian Subhani (2011) yang menyebutkan bahwa permainan kuartet cocok sebagai salah satu media pembelajaran yang memotivasi siswa untuk mengembangkan kemampuan membaca, menulis,

mendengarkan dan berbicara. Kenyataan ini menunjukkan bahwa media kartu kuartet memiliki peran yang cukup besar bagi peningkatan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi siswa. Senada dengan pendapat tersebut siswa juga merasa mudah memahami materi pokok dunia tumbuhan dengan menggunakan media kartu kuartet pada saat proses pembelajaran. Sebagian besar siswa juga setuju bahwa dengan media kartu kuartet menjadikan siswa belajar dengan kemampuan sendiri sehingga siswa lebih aktif dan mandiri dalam diskusi kelompok, siswa juga merasa senang dalam mempelajari materi dunia tumbuhan (Gambar 3).

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kartu kuartet diawali dengan pemberian kartu kuartet beserta LKS. Lalu siswa bekerjasama dengan teman sekelompoknya untuk mengerjakan pertanyaan-pertanyaan pada LKS dengan bantuan kartu kuartet yang diberikan oleh guru. Berdasarkan tabel 5 aktivitas bekerja sama dengan teman sekelompok pada kelas yang


(64)

48

baik (82.80%). Masing-masing anggota kelompok telah memiliki informasi dari media kartu kuartet tentang pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada LKS sehingga siswa lebih mudah menyelesaikan soal-soal pada LKS. Hal ini juga di buktikan oleh data angket pada Gambar 3 yang menunjukkan bahwa 97% siswa memilih sangat setuju dan 3% siswa memilih setuju pada

pernyataan ” saya lebih mudah menyelesaikan soal-soal setelah belajar menggunakan media kartu kuartet”.

Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, pada aktivitas siswa mengemukakan hasil diskusi kelompok terjadi peningkatan pada kelas yang menggunakan kartu kuartet, dapat dilihat pada Tabel 5 mengemukakan hasil diskusi memliki kriteria sangat baik (98.92%) dikarenakan siswa telah memiliki kepercayaan diri dalam mengerjakan pertanyaan di LKS dengan bantuan media kartu kuartet yang diberikan oleh guru sehingga siswa sangat antusias dalam mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada saat diskusi berlangsung siswa diberi kesempatan untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, pada proses pembelajaran ini siswa dituntut untuk berani bertanya pada suatu masalah yang belum mereka mengerti dan mengemukkan pendapat dengan mengemukakan ide atau gagasan untuk membantu menyelesaikan masalah yang dipertanyakan oleh temannya yang lain, pada aktivitas mengajuakan ide atau gagasan dan mengajukan pertanyaan dan pendapat pada kelas yang menggunakan media kartu kuartet saat proses pembelajaran mengalami peningkatan (Tabel 5) pada aktivitas siswa mengemukakan ide atau gagsan berkriteria baik (78.49%) dan


(65)

pada aktivitas siswa mengajukan pertanyaan dan pendapat berkreteria baik (81.72%).

Kenyataan ini menunjukkan bahwa media kartu kuartet memiliki peran yang cukup besar bagi peningkatan aktivitas belajar siswa. Hal ini didukung oleh Djamarah (1996: 136) bahwa “Kegiatan belajar anak didik dengan bantuan media dapat menghasilkan proses dan hasil yang lebih baik dari pada tanpa bantuan media. Akhirnya dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar. Dan gurulah yang menggunakannya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainnya tujuan pembelajaran”. Meningkatnya aktivitas belajar juga mempengaruhi peningkatan pada penguasaan materi.

Peningkatan penguasaan materi oleh siswa yang signifikan (Tabel 9) terjadi karena terdapat perbedaan perlakuan pada proses pembelajaran. Media mempunyai peranan yang penting dalam penguasaan materi, karena media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepenerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi (Sardiman dkk,1986: 6).

Berdasarkan analisis terhadap pengguasaan materi oleh siswa pada tabel 7 terlihat bahwa terjadi peningkatan dari setiap indikator kognitif yang diamati, namun meskipun terjadi peningkatan pada indikator C2 dan C4 menunjukkan hasil tidak berbeda signifikan pada kedua kelas tersebut. Hal ini dikarenakan soal-soal tersebut memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi sehingga


(66)

50

siswa kesulitan menjawab soal tersebut. Selain itu dalam proses pembelajaran siswa kurang rinci membaca kartu kuartet yang di bagikan oleh guru,

sehingga siswa kurang dapat memahami materi tersebut.

Untuk peningkatan penguasaan materi siswa (Tabel 9) pada indikator C1 yaitu sebesar 46,95 berkrteria sedang. Hal ini karena pada saat bermain kartu kuartet siswa dapat berkali-kali dapat kartu kuartet yang sama sehingga siswa secara otomatis akan mengingat rangkuman materi yang terdapat pada kartu kuartet tersebut oleh sebab itu terjadi peningkatan pada C1 (ingatan). Seperti pada contoh soal dan jawaban siswa di bawah ini.

Gambar 4. Contoh jawaban siswa untuk indikator C1 (Ingatan) pada LKS eksperimen pertemuan pertama materi dunia tumbuhan.

Komentar: Jawaban siswa di atas memperoleh skor 2, karena siswa tersebut mampu menyebutkan 4 ciri-ciri umum tumbuhan dengan tepat. Hal ini menunjukkan siswa mampu mengingat materi klasifikasi dunia tumbuhan. Jawaban siswa didasarkan pengalaman sendiri dari bermain kartu kuartet, sehingga siswa mampu mengingat-ingat materi kembali.

Berdasarkan Gambar 4 siswa mampu mengingat ciri-ciri umum tumbuhan. Siswa memilih klorofil, sel eukariotik, multiseluler dan autotrof dari berbagai pilih yang di sajikan dalam soal, siswa mengerjakan soal tersebut dengan mengingat saat bermain kartu kuartet pada proses pembelajaran. Untuk peningkatan indikator C2 (pemahaman) yaitu sebesar 41.29 (Tabel 9)


(67)

berkreteria sedang, hal ini karena siswa dituntut untuk memahami materi yang didiskusikan untuk di persentasikan ke depan kelas, dengan memahami materi yang didiskusikan siswa dapat menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Berikut ini contoh soal dan jawaban siswa pada indikator C2

(pemahaman)

Gambar 5. Contoh jawaban siswa untuk indikator C2 (Penerapan) pada LKS eksperimen pertemuan pertama materi dunia tumbuhan.

Komentar: Jawaban siswa di atas memperoleh skor 2, karena siswa tersebut mampu menentukan tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) dan tidak berperpembuluh (Atracheophyta) dan mampu memberi alasannya yang tepat. Jawaban siswa didasarkan dari pengamatan sendiri pada saat bermain kartu kuartet, sehingga siswa

mendapatkan jawaban yang tepat.

Berdasarkan Gambar 5 siswa telah memahami tumbuhan berpembuluh dan tidak berpembuluh hal ini berdasarkan pengalaman belajar siswa dengan kartu kuartet, memahami ciri-ciri tumbuhan berpembuluh dan tidak berpembuluh sehingga ketika mengerjakan soal bergambar seperti pada gambar 5. Hanya melihat ciri-ciri morfologi dari tumbuhan tersebut siswa dapat mengerjakan soal tersebut.


(68)

52

Untuk peningkatan indikator C4 (analisis) yaitu sebesar 67.75 (tabel 9) berkreteria tinggi. Peningkatan indikator C4 ini menunjukkan bahwa siswa telah mampu menguraikan suatu permasalahan atau obyek ke unsur-unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Seperti pada contoh soal dan jawaban siswa pada indikator C4

Gambar 6. Contoh jawaban siswa untuk indikator C4 (Analisis) pada LKS eksperimen pertemuan kedua materi dunia tumbuhan.

Komentar: Jawaban siswa di atas memperoleh skor 3, karena siswa tersebut mampu menentukan sporofit dan gametofit serta siswa mampu menjelaskan proses pembentukan sporofit dan gametofit dengan benar.

Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan bahwa siswa telah mampu menganalisis gambar siklus hidup tumbuhan paku, dan menguraikan proses pembentukan sporofit dan gametofit pada siklus hidup tumbuhan paku. Sedangkan untuk indikator kognitif C3 (penerapan) menunjukkan peningkatan rendah yaitu sebesar 38,53 hanya 2 orang siswa yang mampu memperoleh skor maksimal yaitu 2 hal ini di karenakan tidak semua tumbuhan di lingkungn sekitar siswa terdapat di dalam kartu kuartet sehingga siswa sulit menerapkan di


(69)

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa media kartu kuartet dapat mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi siswa.


(70)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kartu kuartet sebagai media belajar berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

2. Kartu kuartet sebagai media belajar berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan. B. SARAN

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Untuk penelitian selanjutnya rancangan penelitian lebih dari dua kali

pertemuan sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar dengan media kartu kuartet.

2. Untuk penenliti selanjutnya disarankan untuk menciptakan kartu kuartet yang berkualitas serta kelengkapan media kartu kuartet dan mendesain kartu yang menarik agar kemampuan belajar siswa dapat dikembangkan secara optimal.


(71)

Arikunto, S. 2008.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Amrullah, M. A. 2013.Panduan menyusun proposal Skripsi Tesis & Disertasi.Smart

Pustaka. Jakarta.

Awaluddin, A. 2008.Materi Ajar.[Online]. http://andhysastera.blogspot.com/. Diakses: 20 Februari 2010.

Belina, W.W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung).(Skripsi) Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Dalyono. M. 2012.Psikologi Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S. B & A. Zain. 1996.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta Fitria,Y. 2014.Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Siswa Melalui

Kuartet Game’.dari

http://mebermutu.org/media.php?module=detailknowledge&id=211.Diakses 04 Januari 2014

Fitriyani. 2011.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Prnguasaan Materi Pokok Sistem Pertahanan Tubuh dan Aktivitas Belajar Siswa.Unila. Bandar Lampung.

Hake, R. R. 1998.Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A-Six Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Course. AM. J. Phys., Vol. 66, No.1 [Online]

http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipapers/papers/Hake.pdf. Diakses pada Senin 25 November 2013


(72)

62

. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf (18 Oktober 2013, 7.40 p.m).

Hasnunidah. N & R. R. T. Marpaung. 2008.Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi. Universitas Lampung. Lampung

Hidayati, A. N.Rustaman, N. Redjeki, S. dan Munandar. 2011.Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru.(Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila HEPL Bandar Lampung.

Jonshon, E. B. 2002.Contextual Teaching dan Learning. MLC. Bandung Tim KBBI. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi.php?keywordkartu&varbidang=ael&variale= all&variagram=allvarkelas//=all&submit=tabelVI.

Diakses pada hari rabu 27 November 2013

Loranz, D. 2008. Gain Score. Online.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YS Disciplin Rep0708.pdf.

Martono, N. 2010.Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta.

Mudhofir. 1999.Teknologi intruksional. PT. Remaja Rosda karya. Bandung Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta

Medisty, I. R. 2013.Pengembangan kartu kuatet kingdom animalia untuk pembelajaran biologi di SMA. Universitas Jamb. Jambi

Nurjanah, E. 2013. Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).

http: repository.upi.edu/T_PKN_1103150_Chapter.1pdf. Diakses pada hari Selasa 26 November 2014.

Riadi, M. 2013. Diskusi. Dari :

http://tonosemar.wordpress.com//2013/05/07/diskusi/ diakses: 25 Mei 2014


(1)

53

Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa media kartu kuartet dapat mempengaruhi peningkatan aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi siswa.


(2)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kartu kuartet sebagai media belajar berpengaruh terhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan.

2. Kartu kuartet sebagai media belajar berpengaruh secara signifikan terhadap penguasaan materi siswa pada materi pokok Dunia Tumbuhan. B. SARAN

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Untuk penelitian selanjutnya rancangan penelitian lebih dari dua kali

pertemuan sehingga siswa mempunyai pengalaman belajar dengan media kartu kuartet.

2. Untuk penenliti selanjutnya disarankan untuk menciptakan kartu kuartet yang berkualitas serta kelengkapan media kartu kuartet dan mendesain kartu yang menarik agar kemampuan belajar siswa dapat dikembangkan secara optimal.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan W. Supriyono. 1991Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta. Arikunto, S. 2008.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara. Jakarta. Amrullah, M. A. 2013.Panduan menyusun proposal Skripsi Tesis & Disertasi.Smart

Pustaka. Jakarta.

Awaluddin, A. 2008.Materi Ajar.[Online]. http://andhysastera.blogspot.com/. Diakses: 20 Februari 2010.

Belina, W.W. 2008.Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung).(Skripsi) Jurusan

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan. Dalyono. M. 2012.Psikologi Pendidikan.Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S. B & A. Zain. 1996.Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta Fitria,Y. 2014.Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris Siswa Melalui

Kuartet Game’.dari

http://mebermutu.org/media.php?module=detailknowledge&id=211.Diakses 04 Januari 2014

Fitriyani. 2011.Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share (TPS) Terhadap Prnguasaan Materi Pokok Sistem Pertahanan Tubuh dan Aktivitas Belajar Siswa.Unila. Bandar Lampung.

Hake, R. R. 1998.Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A-Six Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Course. AM. J. Phys., Vol. 66, No.1 [Online]

http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipapers/papers/Hake.pdf. Diakses pada Senin 25 November 2013


(4)

62

. 1999. Analizing Change/Gain Score. Diakses dari

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf (18 Oktober 2013, 7.40 p.m).

Hasnunidah. N & R. R. T. Marpaung. 2008.Metodologi Penelitian Pendidikan Biologi. Universitas Lampung. Lampung

Hidayati, A. N.Rustaman, N. Redjeki, S. dan Munandar. 2011.Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru.(Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila HEPL Bandar Lampung.

Jonshon, E. B. 2002.Contextual Teaching dan Learning. MLC. Bandung Tim KBBI. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

http://bahasa.cs.ui.ac.id/kbbi.php?keywordkartu&varbidang=ael&variale= all&variagram=allvarkelas//=all&submit=tabelVI.

Diakses pada hari rabu 27 November 2013

Loranz, D. 2008. Gain Score. Online.http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPH YS Disciplin Rep0708.pdf.

Martono, N. 2010.Statistik Sosial. Grava Media. Yogyakarta.

Mudhofir. 1999.Teknologi intruksional. PT. Remaja Rosda karya. Bandung Pratisto, A. 2004.Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta

Medisty, I. R. 2013.Pengembangan kartu kuatet kingdom animalia untuk pembelajaran biologi di SMA. Universitas Jamb. Jambi

Nurjanah, E. 2013. Pengaruh Media Film Terhadap Motivasi Belajar dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).

http: repository.upi.edu/T_PKN_1103150_Chapter.1pdf. Diakses pada hari Selasa 26 November 2014.

Riadi, M. 2013. Diskusi. Dari :

http://tonosemar.wordpress.com//2013/05/07/diskusi/ diakses: 25 Mei 2014


(5)

63

Rohani, A. 2004.Pengelolaan Pengajaran. Rieneka Cipta. Jakarta.

Sanjaya, W.2007.Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana. Jakarta Sardiman, A. S, R Rahardjo, A. Haryono, & Rahardito. 1986.Media Pendidikan. CV.

Rajawali. Jakarta

Sardiman. A. M. 2008.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Siregar, M. S. dkk 2013. Tindakan Tegas yang Mendidik.

http://www.slideshare.net/masgar1/makalah-pengertian-pendidikan-dan-tujuannya. Diakses 04 November 2013

Sabanto, Junizar. 2010.Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Learning Cycle 5 Fase Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Stad (Student Team Achievement Divisions) Terhadap Aktivitas Dan Penguasaan Materi Pokok Ekosistem.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Subhani,A. 2011.Kartu Kuartet dan Pembelajaran. dari

http://stkipselong.blogspot.com/2011/01/kartu-kuartet-dan-pembelajaran.html.Diakses 04 Januari 2014

Sudjana. 2002.Metode Statistika. Bandung

Sudjono, A. 2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Supinah. 2008.Bagaimana mengukur aktivitas siswa dalam pembelajaran?

Suwanti. 2011. Perbandingan Penguasaan Materi Sistem Pencernaan Oleh Siswa Antara Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Dengan Jigsaw.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Soemanto, W. 2006. Psikologi Pendidikan. PT. Asdi Mahasatya. Jakarta. Trinandita.1984.Aktivitas dan prestasi belajar.Dari:

http://ipotes.wordpress.com/_2008/05/24/prestasi-belajar/. Diakses 23 November 2013

Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. BSNP. Jakarta.


(6)

64

Yatena. 2014.Mudah Dan Menyenangkan Belajar Sinonim Dan Antonim Menggunakan Kartu Kwartet. dari:

http://agupenajateng.net/2011/04/18/2787/#ixzz2pOlbyrlm. Diakses 04 Januari 2014


Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Aktivitas dan Penguasaan Materi pada Materi Pokok Dunia Tumbuhan Kelas X Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014

8 68 74

Penggunaan Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep oleh Siswa (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII MTs Muhammadiyah 1 Natar pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup Tahun Ajaran 2013/2014)

1 17 57

Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Kingdom Animalia (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Liwa Lampung Barat Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014)

1 11 67

Perbandingan Penggunaan Media Realia dan Media Gambar terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Sub Materi Protista Mirip Tumbuhan

5 22 58

Pengaruh Penggunaan Media Kartu Kuartet terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi Materi Pokok Dunia Tumbuhan

7 81 65

Pengaruh Penggunaan Media Realia terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Sub Materi Protista Mirip Tumbuhan (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Ganjil SMA Negeri 5 Metro Kota Metro Tahun Pelajaran 2014/2015)

1 17 70

Pengaruh Penggunaan Metode Diskusi Dengan Media Gambar Terhadap Akativitas Belajar dan Penguasaan Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Makhluk Hidup

0 7 73

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Kartika II-2 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Ajaran 2014/2015 Materi Pokok Ekosistem)

3 20 58

Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Question Student Have (QSH) Pada Materi Pokok Kalor Di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 2 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian - Penerapan Metode Eksperimen Dengan Pendekatan Induktif Pada Materi Pokok Kalor Kelas X MAN Model Palangka Raya Semester II Tahun Ajaran 2013/2014 - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 0 26