Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VIDEO TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

GEOGRAFI

(Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota

Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh Alfian Novrizal NIM: 1111015000026

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

i

ABSTRAK

Alfian Novrizal (NIM: 1111015000026). Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan pada bulan Maret hingga April 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sampel penelitian yang pertama berjumlah 32 siswa untuk kelas eksperimen dengan menggunakan media video. Sampel yang kedua berjumlah 32 siswa untuk kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah. Kategori N-Gain yang diperoleh di kelas eksperimen yaitu kategori tinggi (0,75) 75%, sedangkan kategori N-Gain yang diperoleh kelas kontrol yaitu kategori sedang 0,54 (54%). Analisis data proses kedua kelompok menggunakan uji-t diperoleh hasil thitung 4,84 dan ttabel 1,66 pada taraf signifikan 5%, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.


(8)

ii

ABSTRACT

Alfian Novrizal (NIM: 1111015000026). Video Media Influence on Student Results on Geography Subjects (Quasi Eksperiment Research Pada Class of X at SMAN 8 South Tangerang City).

This study aims to determine the effect of the use of video media on student learning outcomes. This research was conducted at SMAN 8 South Tangerang City on March until April 2015. The research method is quasi experiment. Sampling was taken with purposive sampling technique. The research first sample were 32 students for experiment class by using video media and the research second sample were 32 students for control class without video media. The result of students learning achievement of experiment class (mean = 85,62 and deviation standart = 7,37) is higger than control class (mean = 77,19 and deviation standart = 6,61). N-Gain category obtained in experiment class is 0,75 (75%) higher category. While N-Gain category obtained in control class is 0,54 (54%) middle category. The result of the processing data taken from both group are 4,84 for test and 1,66 for ttable at 5% significance level, therefore, ttest > ttable. This shows that there is influence of an video media on student results on geography subjects. Keywords : Video Media, Learning Result.


(9)

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Puji Syukur Segala Puji Bagi Allah SWT yang dimana telah membantu hamba-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin saya tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.

Shalawat beserta salam kita curahkan kepada junjungan dan nabi kita semua yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat-sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah syarat akademis untuk menyelesaikan studi S1 Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)”.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari semua pihak yang telah sangat membantu sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan IPS,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Syaripulloh, M.Si, Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.


(10)

iv

5. Ibu Zaharah, M.Ed, sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahannya kepada peneliti dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Imam Supingi, S.Pd, MM, selaku Kepala Sekolah SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian.

7. Bapak Drs. Sudarno, selaku guru mata pelajaran geografi SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama terlaksananya penelitian skripsi.

8. Seluruh keluarga besar SMAN 8 Kota Tangerang Selatan yang telah bersedia membantu selama penelitian.

9. Ayahanda Sudiharno dan Ibunda Ajeng, yang selalu memberikan motivasi, semangat, do’a dan rasa kasih sayangnya tiada henti kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada kakak dan adik tercinta (Ivan Leo Riza dan Andita Isviani) yang tiada hentinya memberikan motivasi, semangat, dan do’a kepada peneliti dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada Dedi Firman Prasetyo, Fikri Abdillah, Nur Ariyani, dan Vina Viniati Dewi yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian skripsi ini.

12. Teman-teman kursus bahasa perancis, Fakhri Fauzi, Mela Silviana, Delima Nabila Cahyani, Aqib, Bela, yang masih kompak dan mengisi waktunya untuk ceria bersama selama di kampus dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

13. Teman-teman semasa SMP dan SMA, yang selalu memberikan semangat untuk mengerjakan skripsi ini.

14. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS khususnya prodi Geografi angkatan 2011.


(11)

v

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca dalam penulisan skripsi ini.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penelitian mengenai pendidikan, baik itu sebagai referensi maupun hal-hal yang lain dalam penelitian.

Jakarta, 29 Juni 2015

Penulis,


(12)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ... 7

1. Media ... 7

a. Pengertian Media ... 7

b. Macam-Macam Media ... 8

c. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media ... 10

d. Kriteria Pemilihan Media ... 10

e. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran ... 11

2. Video ... 13

a. Pengertian Video ... 13

b. Macam-Macam Video ... 14

3. Belajar dan Hasil Belajar ... 16


(13)

vii

b. Pengertian Hasil Belajar ... 17

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ... 18

4. Geografi ... 20

a. Pengertian Geografi ... 20

b. Pengajaran Geografi ... 21

c. Ruang Lingkup Pengajaran Geografi ... 22

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 23

C. Kerangka Berpikir ... 25

D. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 29

B. Metode dan Desain Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 30

1. Populasi ... 30

2. Sampel ... 31

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

1. Tes ... 32

2. Angket atau Kuesioner ... 32

3. Observasi ... 34

4. Wawancara ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 34

1. Instrumen Tes ... 34

2. Instrumen Non Tes ... 35

G. Teknik Pengolahan Data ... 39

1. Validitas ... . 39

2. Reliabilitas ... 40

3. Tingkat Kesukaran Soal ... 41


(14)

viii

H. Teknik Analisis Data ... 43

1. Uji Sampel Penelitian ... 43

a. Uji Normalitas ... ... 43

b. Uji Homogenitas ... 44

2. Analisis Data ... 46

a. Normalized Gain ... ... 46

b. Persentase Angket ... ... 46

c. Uji Hipotesis ... 47

I. Hipotesis Statistik ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah ... 49

B. Deskripsi Data ... 54

C. Analisis Data ... 59

D. Pembahasan Hasil Analisis Data Penelitian ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 87


(15)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 30

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes Hasil Belajar Siswa ... 34

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Angket ... ... 36

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Guru ... ... 37

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa ... 37

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Guru... 38

Tabel 3.7 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Siswa ... 39

Tabel 3.8 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... ... 43

Tabel 4.1 Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... . 55

Tabel 4.2 Data Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56

Tabel 4.4 Data Nilai Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 58

Tabel 4.6 Data Uji Normalitas Pretest Kedua Kelas ... 59

Tabel 4.7 Data Uji Normalitas Posttest Kedua Kelas ... 60

Tabel 4.8 Data Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas ... . 61

Tabel 4.9 Data Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelas ... 62

Tabel 4.10 Data Uji Hipotesis Pretest Kedua Kelas ... ... 63

Tabel 4.11 Data Uji Hipotesis Posttest Kedua Kelas ... 63

Tabel 4.12 Hasil Observasi Seluruh Siswa Kelas Eksperimen ... 69

Tabel 4.13 Hasil Observasi Seluruh Siswa Kelas Kontrol ... 70

Tabel 4.14 Pernyataan Nomor 1 (Saya Menyukai Mata Pelajaran Geografi) ... 72

Tabel 4.15 Pernyataan Nomor 2 (Saya Jenuh Dengan Mata Pelajaran Geografi) ... 72

Tabel 4.16 Pernyataan Nomor 3 (Penggunaan Metode Ceramah Membuat Saya Cenderung Semangat Untuk Belajar) ... 73

Tabel 4.17 Pernyataan Nomor 4 (Penggunaan Metode Ceramah Membuat Saya Merasa Bosan Ketika Belajar) ... 73

Tabel 4.18 Pernyataan Nomor 5 (Saya Dapat Dengan Mudah Memahami Materi Mengenai Geografi) ... 74


(16)

x

Tabel 4.19 Pernyataan Nomor 6 (Saya Sulit Dalam Memahami Materi Mengenai Geografi) ... 74 Tabel 4.20 Pernyataan Nomor 7 (Saya Suka Belajar Dengan Materi

Mengenai Geografi) ... 75 Tabel 4.21 Pernyataan Nomor 8 (Saya Tidak Jenuh Dengan Penggunaan

Media Video Dalam Kegiatan Belajar) ... 75 Tabel 4.22 Pernyataan Nomor 9 (Penggunaan Media Video Menjadikan

Suasana Belajar Menjadi Lebih Kondusif) ... 76 Tabel 4.23 Pernyataan Nomor 10 (Penggunaan Media Video Membuat

Saya Menjadi Semangat Untuk Belajar) ... 76 Tabel 4.24 Pernyataan Nomor 11 (Saya Menyukai Kegiatan Belajar

Dengan Menggunakan Media Video) ... 77 Tabel 4.25 Pernyataan Nomor 12 (Saya Lebih Cepat Fokus Ketika Belajar

Dengan Menggunakan Media Video) ... 78 Tabel 4.26 Pernyataan Nomor 13 (Media Video Mempermudah Saya

Dalam Memahami Materi Geografi) ... 78 Tabel 4.27 Pernyataan Nomor 14 (Saya Lebih Suka Belajar Dengan

Menggunakan Media Video Dibandingkan Dengan Metode Ceramah) ... 79 Tabel 4.28 Pernyataan Nomor 15 (Media Video Yang Digunakan Sesuai

Dengan Materi) ... 79 Tabel 4.29 Pernyataan Nomor 16 (Media Video Menjadikan Saya Lebih

Aktif Dalam Belajar) ... 80 Tabel 4.30 Pernyataan Nomor 17 (Media Video Menjadikan Suasana

Belajar Di Kelas Menjadi Menyenangkan) ... 80 Tabel 4.31 Pernyataan Nomor 18 (Dengan Media Video Dapat

Meningkatkan Hasil Belajar Saya) ... 81 Tabel 4.32 Pernyataan Nomor 19 (Dengan Media Video Dapat

Meningkatkan Motivasi Belajar Bagi Saya) ... 81 Tabel 4.33 Pernyataan Nomor 20 (Guru Selalu Memberikan Evaluasi


(17)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ... 27 Gambar 4.3 Diagram Batang Nilai Rata-Rata (Mean) Nilai Pretest dan

Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57

Gambar 4.5 Persentase Rata-Rata (Mean) N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 59


(18)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen ... 92

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol... 115

Lampiran 3 Kisi-Kisi Soal ... 138

Lampiran 4 Soal Uji Coba... 140

Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Coba ... 151

Lampiran 6 Soal Pretest dan Posttest ... 152

Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest ... 158

Lampiran 8 Uji Validitas Soal ... 159

Lampiran 9 Uji Reliabilitas ... 163

Lampiran 10 Tingkat Kesukaran Soal ... 165

Lampiran 11 Daya Pembeda Soal ... 167

Lampiran 12 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest Kelas Eksperimen ... 171

Lampiran 13 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Pretest Kelas Kontrol ... 175

Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Posttest Kelas Eksperimen ... 179

Lampiran 15 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Mean, Median, Modus, Untuk Skor Hasil Posttest Kelas Kontrol ... 183

Lampiran 16 Data Hasil Penghitungan N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 187

Lampiran 17 Uji Normalitas Data Nilai Pretest Kelas Eksperimen ... 192

Lampiran 18 Uji Normalitas Data Nilai Pretest Kelas Kontrol ... 194

Lampiran 19 Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas Eksperimen ... 196

Lampiran 20 Uji Normalitas Data Nilai Posttest Kelas Kontrol ... 198

Lampiran 21 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest ... 200

Lampiran 22 Perhitungan Uji Homogenitas Hasil Pretest ... 201

Lampiran 23 Uji Hipotesis Hasil Nilai Pretest ... 202


(19)

xiii

Lampiran 25 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Guru ... 206

Lampiran 26 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Kelas Eksperimen .. 207

Lampiran 27 Rekap Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Kelas Eksperimen ... 209

Lampiran 28 Lembar Observasi Aktivitas Guru Pada Kelas Kontrol ... 215

Lampiran 29 Rekap Hasil Observasi Aktivitas Guru Pada Kelas Kontrol . 217 Lampiran 30 Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol) ... 223

Lampiran 31 Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Eksperimen) ... 224

Lampiran 32 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Eksperimen) ... 226

Lampiran 33 Lembar Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Kontrol) ... 232

Lampiran 34 Lembar Hasil Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Kontrol) ... 234

Lampiran 35 Persentase Observasi Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 240

Lampiran 36 Kisi-Kisi Instrumen Angket ... 243

Lampiran 37 Angket Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran Menggunakan Media Video ... 244

Lampiran 38 Skor Angket Persepsi Siswa Mengenai Pembelajaran Menggunakan Media Video ... 246

Lampiran 39 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Guru ... 248

Lampiran 40 Pedoman Wawancara Guru ... 249

Lampiran 41 Hasil Wawancara Guru ... 250

Lampiran 42 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Siswa ... 252

Lampiran 43 Pedoman Wawancara Siswa ... 253

Lampiran 44 Hasil Wawancara Siswa ... 254


(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk kita perhatikan di era yang sedang maju perkembangan teknologinya saat ini. Proses pendidikan akan sering kita jumpai pada salah satu tempat, yakni sekolah, dimana pada umumnya terdapat proses pembelajaran.

Di dalam buku Diana Indriana dijelaskan, dalam proses pembelajaran, terdapat sistem yang harus kita perhatikan dengan baik. Pembelajaran dikatakan sebagai sistem karena di dalamnya memiliki komponen-komponen yang saling berkaitan satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Komponen tersebut terdiri atas tujuan, materi, metode, media, dan evaluasi. Masing-masing komponen tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.1 Semua komponen yang dijelaskan sebelumnya merupakan satu kesatuan yang tidak akan terpisahkan. Jika kita perhatikan pada era yang canggih saat ini, ada salah satu komponen yang perkembangannya terus maju, dan komponen tersebut adalah media.

Media dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang tidak akan pernah lepas dari proses kegiatan belajar mengajar. Dengan hal tersebut, proses kegiatan belajar mengajar pun dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Penggunaan media dalam proses pembelajaran tersebut tentunya mempermudah para guru dalam kegiatan mengajarnya, begitu juga dengan para siswanya lebih mudah mengerti dalam menerima materi yang disampaikan oleh gurunya tersebut. Mengingat bahwa semua mata pelajaran dapat menggunakan media sebagai langkah dalam mempermudah proses pembelajaran, ditambah seorang guru diupayakan menggunakan media yang dirasa paling tepat sesuai dengan materi yang ingin disampaikan.

1

Diana Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: DIVA Press , 2011), Cet. 1, h. 20.


(21)

Guru harus menggunakan media yang terbaik untuk memfasilitasi pembelajaran atau meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan pelajaran. Sebab, proses komunikasi untuk memfasilitasi pembelajaran bisa menjadi sebuah proses yang menantang, yang sering kali membutuhkan usaha-usaha kreatif untuk mencapai sebuah ragam tujuan-tujuan pengajaran yang implisit.2

Dari paparan yang telah dituliskan di atas, maka sangatlah diperlukan setiap mata pelajaran yang terdapat di sekolah menggunakan media dalam proses pembelajarannya, mengingat saat ini kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sangatlah pesat. Dan salah satu mata pelajaran yang sangat diperlukan media dalam proses pembelajarannya adalah mata pelajaran geografi.

Penggunaan media dalam pembelajaran geografi sangat diperlukan mengingat pembahasan mengenai berbagai materi dalam mata pelajaran geografi cukup banyak. Diketahui pula bahwa dalam mempelajari materi berupa teori-teori dan pemahaman konsep pada mata pelajaran geografi tidak cukup hanya dengan membaca dan mengerjakan soal-soal saja. Ditambah lagi pada mata pelajaran geografi pada kelas X alokasi waktunya hanya 1 x 45 menit di tiap minggunya.

Dalam buku Iwan Hermawan dijelaskan, luas dan beragamnya sumber pembelajaran geografi, menuntut guru untuk memiliki kemampuan dalam menseleksi terhadap berbagai materi tersebut, sehingga dengan proses penseleksian tersebut diharapkan proses belajar mengajar di kelas menjadi efektif dan efisien serta mampu menumbuhkan proses kreatif dan kritis pada siswa. Jika guru telah mampu menumbuhkan sikap kritis dan kreatif pada diri siswa, maka proses pembelajaran geografi tidak lagi menjadi kegiatan yang membosankan dan tidak memberi tantangan pada siswa untuk berfikir kritis, namun dapat menjadi kegiatan pembelajaran yang efektif, efisien sekaligus menyenangkan bagi siswa dan guru.3 Peneliti telah melakukan observasi dan wawancara singkat dengan salah satu guru geografi dan beberapa siswa kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan sebelum penelitian dilaksanakan, yakni pada tanggal 4-5 Maret 2015. Dalam kegiatan mengajar, guru geografi masih jarang menggunakan media,

2

Ibid., h. 20.

3

Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009), h. 118.


(22)

terutama video. Sedangkan pada siswa diperoleh keterangan bahwa mereka mengatakan belajar di dalam kelas, guru geografi masih jarang menggunakan media dalam kegiatan mengajarnya. Selain itu, hasil belajar siswa yang terlihat masih rendah, dimana hal ini dibuktikan pada hasil nilai Ujian Tengah Semester (UTS) geografi semester genap, tahun pelajaran 2014/2015 yang nilainya masih di bawah KKM, dimana nilai rata-ratanya adalah 66,5 sedangkan nilai KKM di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan adalah 75.

Dari masalah tersebut, maka diperlukan sebuah jalan untuk proses kegiatan belajar serta merubah cara belajar siswa dalam memahami materi pada mata pelajaran geografi tersebut. Hal pertama yang dilakukan adalah memikirkan bagaimana cara yang tepat agar siswa merasakan kemudahan dalam kegiatan belajarnya, dan salah satu cara yang tepat yakni dengan menggunakan bantuan media dalam pembelajarannya. Selain itu, kegiatan belajar yang demikian juga dapat diharapkan menghilangkan perasaan jenuh siswa di saat guru mata pelajaran geografi sedang mengajar, terutama pada materi-materi yang meliputi aspek fisik dalam mempelajarinya. Dan hal yang kedua untuk dilakukan adalah mengupayakan media tersebut dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa, terutama dapat meningkatkan hasil belajar siswa itu sendiri.

Kita bisa melihat materi pada mata pelajaran geografi yang cukup dan banyak melibatkan unsur audio dan visual pada kelas X SMA, khususnya pada beberapa materi yang bersifat fisik. Dalam penyampaian materi tersebut tidaklah cukup hanya dengan ceramah saja ataupun dengan media yang hanya menjelaskan satu aspek penglihatan ataupun pendengaran saja, melainkan menggunakan bantuan media seperti yang dapat menampilkan gambar gerak dan suara, yakni video, mengingat pada materi tersebut diperlukan alur yang benar-benar jelas dalam menyampaikan materinya. Selain itu penyampaian dengan hanya menggunakan gambar saja yang terdapat pada buku pelajaran sangatlah tidak cukup. Hal ini dikhawatirkan akan membuat siswa masih belum paham dengan jelas pada alur yang sempurna mengenai materi tersebut.


(23)

Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian mengenai kegiatan belajar dengan menggunakan media dalam pembelajarannya, dalam hal ini media yang digunakan adalah dalam bentuk berupa media tipe audio visual, yakni video. Alternatif dengan menggunakan media video sebagai bahan untuk kegiatan belajar mengajar akan memungkinkan siswa lebih cepat memahami materi dan konsep dalam mata pelajaran geografi, mengingat materi pada mata pelajaran geografi dibutuhkan penyampaian materi yang sangat detail dan jelas. Selain itu media video ini diharapkan dapat menjadikan proses belajar lebih efektif dan efisien.

Sebagaimana yang telah diuraikan dan dipaparkan di atas, maka disini peneliti mengambil judul penelitian untuk skripsi yang sesuai dengan hal tersebut, yakni: “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan yang telah dipaparkan dalam latar belakang tersebut, maka hal ini dapat diketahui untuk diidentifikasikan masalahnya seperti berikut:

1. Guru masih jarang menggunakan media dalam kegiatan mengajarnya, terutama media video.

2. Hasil belajar siswa yang masih kurang dan rendah pada mata pelajaran geografi.

C. Pembatasan Masalah

Dalam hal ini, mengingat luasnya masalah, maka dilakukan pembatasan masalah sehingga mendapatkan fokus dari penelitian ini. Dan fokus dalam penelitian ini adalah tentang penggunaan media video terhadap hasil belajar pada mata pelajaran geografi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan.


(24)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang dijelaskan pada latar belakang di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam melakukan kegiatan penelitian ini. Dan rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh pada penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi?"

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilaksanakan ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dari kegiatan penelitian yang dilakukan ini diantaranya:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian yang dilakukan ini dapat menambah pemahaman terhadap penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar, yakni melalui dengan media tipe audio visual berupa video.

2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa:

Menjadikan pengalaman baru dalam belajar terutama pada ranah memahami materi yang telah dipelajarinya,.

b. Bagi guru:

Guru mengetahui penggunaan media video dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas, serta mendukung untuk lebih mudah dalam proses penyampaian materi kepada siswa.

c. Bagi SMAN 8 Tangerang Selatan:

Kegiatan dan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai manfaat dari penggunaan media pembelajaran berupa


(25)

video dalam rangka proses kegiatan belajar mengajar di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan.

d. Bagi peneliti:

Peneliti mendapatkan serta menambah informasi mengenai pengalaman dalam pengajaran materi pada mata pelajaran geografi, terutama dalam rangka mengenai pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa.


(26)

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik 1. Media

a. Pengertian Media

Media adalah alat saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah, media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Beberapa hal yang termasuk ke dalam media adalah film, televisi, diagram, media cetak (printed materials), komputer, instruktur, dan lain tersebut sebagainya.1

Media merupakan alat yang dapat membantu dalam keperluan dan aktivitas, yang dimana sifatnya dapat mempermudah bagi siapa saja yang memanfaatkannya.

Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.2

Adanya media dirasakan memang sangat membantu proses belajar mengajar, hal tersebut dikarenakan guru akan mudah dalam kegiatan mengajarnya serta dapat meningkatkan perhatian siswa pada kegiatan belajarnya.

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education

Association/NEA) dalam buku Arief Sadiman, dkk, media adalah

bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Apa pun batasan yang diberikan, ada persamaan di antara batasan tersebut yaitu bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan

1

Dina Indriana, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: DIVA Press , 2011), Cet. 1, h. 13.

2

Azhar Rasyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), Cet. 14, h. 3.


(27)

untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.3

Dalam aktivitas pembelajaran, media dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik.4

Jadi, media bisa disebut juga dengan suatu alat atau segala sesuatu yang dapat dijadikan sarana penyaluran komunikasi dan pesan. Dalam kegiatan belajar mengajar, media merupakan sesuatu yang sangat baik dan bermanfaat, dimana sebagai sesuatu yang bisa menjadi penghubung komunikasi antara guru dan siswa.

b. Macam-Macam Media Pembelajaran

Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal dewasa ini, dari yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus dirancang sendiri oleh guru.5

Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam media auditif, visual dan media audiovisual. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam. Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti

film strip (film serangkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula visual

yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti bisu, film kartun. Sedangkan media audio visual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan yang kedua.

3

Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h. 7.

4

Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar: Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami, (Bandung: PT Refika Aditama, 2007), Cet. 1, h. 65.

5


(28)

Media audio visual terdiri atas audio visual diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara (sound

slides), film rangkai suara. Audio visual gerak, yaitu media yang dapat

menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan

video cassette.

Dilihat dari segi keadaannya, media audio visual dibagi menjadi audio

visual murni yaitu unsur suara maupun unsur gambar berasal dari suatu

sumber seperti film audio-cassette. Sedangkan audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan gambarnya berasal dari sumber yang berbeda, misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya bersumber dari slide proyektor dan unsur suaranya bersumber dari tape recorder.

Dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi 2 (dua), yaitu pertama, media dengan daya liput luas dan serentak. Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Kedua, media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat. Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slide, film rangkai, yang harus menggunakan tempat tertutup dan gelap.6

Menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, jika dilihat dari bahan pembuatannya media dibagi atas pertama, media sederhana, yakni media yang bahan dasarnya mudah diperoleh dengan harga murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. Kedua, media kompleks yakni media dengan bahan yang sulit didapat, alat tidak mudah dibuat dan harga relatif mahal.7

Dari paparan yang dijelaskan dapat diambil kesimpulan, yakni macam-macam media terbagi menjadi 3 macam-macam, sedangkan dilihat dari daya liputnya, media dibagi menjadi 2 (dua). Pada media audio visual terbagi menjadi 2 macam, yakni media audio visual dibagi menjadi audio visual murni dan

audio visual tidak murni. Dan pada pembagian jenisnya, media audio visual

adalah yang lebih baik dibandingkan dengan kedua jenis media lainnya. Pada

6

Ibid., h. 67-68.

7


(29)

media ini lebih lengkap yakni dapat dilihat dan didengar, sehingga media jenis ini dengar, sehingga media jenis ini diharapkan dapat lebih tepat dengan proses kegiatan belajar mengajar.

c. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran Beberapa penyebab orang memilih media adalah:

a) Bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media.

b) Merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor transparansi; c) Ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih konkret; dan d) Merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.

Jadi, dasar pertimbangan untuk memilih suatu media sangatlah sederhana, yaitu dapat memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan yang diinginkan atau tidak.8

Media yang dipilih memang didasarkan pertimbangan yang sangat matang, sehingga dalam proses kegiatan belajar mengajar dapat dilaksanakan secara mudah dan sesuai dengan apa yang diinginkan atau dicapai. Dari paparan yang dijelaskan di atas, maka dasar pertimbangan pemilihan media kesimpulannya adalah yang memang secara jelas dapat membuat lebih dari yang biasa dilakukan, serta mencapai hal dan tujuan yang memang hendak dicapai. Dan hal ini sangatlah perlu diperhatikan serta diperlukan mengenai materi pada mata pelajaran geografi

d. Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran

Kriteria pemilihan media sangatlah perlu untuk dipikirkan dan dilakukan, terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana hal tersebut tentunya akan berdampak pada proses pelaksanaan kegiatannya. Selain itu

8


(30)

kemudahan yang didapat seperti penggunaan, kenyamanan, dan lain-lain akan terlaksana, sehingga menghasilkan suasana kegiatan belajar mengajar yang nyaman, baik untuk guru maupun siswa.

Menurut Profesor Elly dalam buku Arief S. Sadiman, dkk, mengatakan bahwa pemilihan media seyogyanya tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan. Karena itu, meskipun tujuan dan isinya sudah diketahui, faktor-faktor lain seperti karakteristik siswa, strategi belajar mengajar, organisasi kelompok belajar, alokasi waktu dan sumber, serta prosedur penilaiannya juga perlu dipertimbangkan. Sebagai pendekatan praktis, beliau menyarankannya untuk mempertimbangkan media apa saja yang ada, berapa harganya, berapa lama diperlukan untuk mendapatkannya, dan format apa yang memenuhi selera pemakai (misalnya siswa dan guru).9

Kriteria pemilihan media sangatlah perlu untuk dipikirkan dan dilakukan, terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar, dimana hal tersebut tentunya akan berdampak pada proses pelaksanaan kegiatannya. Selain itu kemudahan yang didapat seperti penggunaan, kenyamanan, dan lain-lain akan terlaksana, sehingga menghasilkan suasana kegiatan belajar mengajar yang nyaman, baik untuk guru maupun siswa.

Kesimpulan dari paparan yang di atas adalah bahwa kriteria pemilihan media yakni media dilihat dan dipertimbangkan berdasarkan harga, waktu untuk keperluan digunakannya media tersebut, serta hal apa yang memang menjadikan siswa maupun guru menjadi lebih senang dan tertarik dalam seleranya terhadap media yang dipilih tersebut.

e. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

9


(31)

b. Materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik.

c. Metode pembelajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata bal melalui penuturan kata bal melalui penuturan kata bal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru harus mengajar untuk setiap jam pelajaran. d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.10

Manfaat media yang diperoleh tersebut diharapkan dapat membantu kegiatan belajar mengajar agar lebih baik, hal tersebut dikarenakan adanya pengaruh pada hasil belajar siswa setelah merasakan aktivitas belajar dengan menggunakan media.

Menurut Kempt & Dayton dalam buku Rusman, fungsi utama media pembelajaran adalah:

a. Memotivasi minat dan tindakan, direalisasikan dengan teknik utama drama atau hiburan.

b. Menyajikan informasi, digunakan dalam rangka penyajian informasi di hadapan sekelompok siswa.

c. Memberi instruksi, informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa.11

Dari kesimpulan yang diambil pada paparan yang di atas adalah fungsi dan manfaat dari media pembelajaran diantaranya dapat menjadikan siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh gurunya, serta media merupakan sarana agar siswa lebih termotivasi dalam minat, tindakan, serta belajar.

10

Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 2, h. 164.

11


(32)

2. Video

a. Pengertian Video

Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visum yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan.12

Menurut Agnew dan Kellerman dalam buku Munir, mendefinisikan video sebagai media digital yang menunjukkan susunan atau urutan gambar-gambar dan memberikan ilusi, gambaran serta fantasi pada gambar yang bergerak. Video juga bisa dikatakan sebagai gabungan gambar-gambar mati yang dibaca berurutan dalam suatu waktu dengan kecepatan tertentu. Gambar-gambar yang digabung tersebut dinamakan frame dan kecepatan pembacaan gambar disebut dengan frame rate, dengan satuan fps (frame per second). Karena dimainkan dalam kecepatan yang tinggimaka tercipta ilusi gerak yang halus, semakin besar nilai frame rate maka akan semakin halus pergerakan yang ditampilkan. Biasanya menggunakan film seluloid, sinyal elektronik, atau media digital.13

Video merupakan salah satu media yang bersifat menyeluruh, yang dmaksudkan disini adalah video merupakan media dengan tipe audio visual. Dalam kegiatan belajar, para siswa tentunya akan lebih antusias dan lebih merasa antusias dengan media yang melibatkan penglihatan dan pendengaran. Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita.14

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah bahwa media video merupakan salah satu media yang melibatkan unsur gerak dan sangat populer dalam masyarakat saat ini. Pesan yang disampaikan salah satunya bersifat edukatif, dimana hal tersebut sangatlah bermanfaat bagi kegiatan belajar mengajar.

12

Munir, Multimedia: Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 1, h. 289.

13

Ibid., h. 290. 14


(33)

b. Macam-Macam Video

Ada beberapa macam video, yaitu:

1. Video Streaming

a. Pengertian Video Streaming

Pengertian video streaming berasal dari pengertian video dan streaming. Video adalah suatu perangkat yang berfungsi sebagai penerima gambar dan suara. Streaming adalah proses penghantaran data dalam aliran berkelanjutan dan tetap yang memungkinkan pengguna mengakses dan menggunakan file sebelum data dihantar sepenuhnya. Dalam kasus, streaming bisa berarti pengaliran atau mengalirkan. Jadi video streaming adalah salah satu cara untuk mengetahui informasi atau berita secara audio maupun visual dari seluruh dunia melalui internet.15

b. Kegunaan Video Streaming

Banyak manfaat yang didapat dari sebuah teleconference melalui video streaming, antara lain biaya yang dibutuhkan jauh lebih murah daripada mengunjungi suatu daerah, sehingga anggaran bisa ditekan lebih rendah. Teleconference membutuhkan

bandwidth yaitu lebar pita akses internet. Bandwidth yang

dibutuhkan harus lebih besar, agar terjadi akses yang baik dan tidak terjadi noise/gangguan. Semakin besar maka semakin jelas gambar yang dihasilkan tanpa putus-putus. Untuk gambar memang dibutuhkan bandwidth jauh lebih besar daripada suara.16

2. Video Conference

a. Pengertian Video Conference

Video conference adalah seperangkat teknologi

telekomunikasi interaktif yang memungkinkan dua pihak atau

15

Munir, op. cit., h. 304.

16


(34)

lebih di lokasi berbeda dapat berinteraksi melalui pengiriman dua arah audio dan video secara bersamaan.17

b. Kelebihan Video Conference

Video conference mempunyai kelebihan antara lain:

1. Komunikasi menjadi lebih baik.

2. Informasi lebih dimengerti dan saling berbagi. 3. Aliran informasi lebih baik.

4. Bahasa tubuh, ekspresi wajah, sikap dan nada suara dapat mengungkapkan segalanya.

5. Perangkat kolaborasi dapat digunakan secara simultan.

6. Berbagi presentasi, dokumen dan aplikasi yang berkaitan dengan agenda meeting atau pertemuan.18

3. Teleconference

a. Pengertian Teleconference

Teleconference adalah penggunaan video/teknologi suara dan

komputer yang memungkinkan orang pada lokasi yang berjauhan untuk saling melihat, mendengar, dan berbicara satu sama lain. Dalam konferensi video data yang ditansmisikan dalam bentuk video atau audiovisual. Video conference adalah telekomunikasi dengan menggunaka audio dan video sehingga terjadi pertemuan di tempat yang berbeda-beda. Ini bisa berupa antara dua lokasi yang berbeda (point-to-point) atau mengikutsertakan beberapa lokasi sekaligus di dalam satu ruangan konferensi (multi-point).19 b. Cara Kerja Teleconference

Cara kerja teleconference dapat menggunakan voice

activation, continuous presence, atau gabungan dari keduanya.

Penggunaan lain seperti pada saat setiap peserta dalam sebuah

17

Ibid., h. 308.

18

Ibid., h. 309.

19


(35)

panggilan teleconference kemungkinan diminta untuk dial-in ke sebuah lokasi sentral, baik yang telah ditetapkan, konferensi bebas pulsa nomor telepon, atau hanya ke nomor di dalam bisnis.20

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan adalah video sebagai media yang termasuk pada media audio visual, yang dimana melibatkan penglihatan dan pendengaran dalam menyimak media tersebut. Dalam paparan yang dijelaskan di atas, video memiliki beberapa macam seperti, yakni video streaming, video conference, dan teleconference. Dan masing-masing memiliki pengertian, kelebihan, dan kegunaan yang berbeda-beda.

3. Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan di mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya.21

Belajar memiliki pengertian pada aktivitas dan proses dalam mencari ilmu pengetahuan, yang dimana hal tersebut dapat membawa pengaruh atau perubahan besar dalam hidup.

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.22

20

Ibid.

21

Azhar Arsyad, op. cit., h. 1.

22


(36)

Selain pada ranah pembentukan pribadi dan perilaku individu, proses belajar juga dapat meningkatkan kemampuan perkembangan otak menjadi lebih baik.

Menurut Howard L. Kingsley dalam buku Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa learning is the process by which behaviour (in the

broader sense) is originated or changed through practice or training.

Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.23

Dalam pandangan konstruktivisme, belajar adalah menyusun pengetahuan dari pengalaman konkret, aktivitas kolaborasi, dan refleksi serta interpretasi. Proses belajar pada hakikatnya terjadi dalam diri peserta didik yang bersangkutan, walaupun prosesnya berlangsung dalam kelompok, bersama orang lain.24

Dari kesimpulan yang bisa diambil dari penjelasan di atas, yakni belajar merupakan hal dalam rangka menyusun pengetahuan. Selain itu belajar merupakan hal yang dapat bahkan sangat berpengaruh dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.25

Hasil belajar merupakan suatu hal yang didapatkan setelah dilakukannya proses belajar. Hasil yang dimaksud dapat berupa pengalaman, pengetahuan, dan lain-lain yang bisa membentuk karakter dari orang yang mengalami proses belajar tersebut. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, hasil belajar dirasakan oleh para siswa, dimana setelah mereka belajar, tentunya

23

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 13.

24

Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), Cet.1, h. 62.

25


(37)

akan mendapatkannya dari para guru, baik itu berupa pengetahuan, pengalaman, dan lain-lainnya.

Hasil belajar juga memiliki suatu indikator. Indikator hasil belajar merupakan target suatu pencapaian kompetensi yang secara operasional dari suatu kompetensi yang dimana harus dinilai agar diketahui bagaimana dan seberapa besar pencapaian kompetensi tersebut. Hal dalam pencapaian itu diperoleh dari penilaian pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Kesimpulan dari paparan di atas yakni hasil belajar merupakan hal yang diperoleh oleh siswa berupa sejumlah pengalaman, dan hal itu bisa dalam bentuk ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar 1. Faktor Internal

a. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan hasil belajar. Siswa yang kekurangan gizi misalnya, ternyata kemampuan belajarnya di bawah siswa-siswa yang tidak kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat ngantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran.26

b. Faktor Psikologis

Faktor kedua dari faktor internal adalah faktor psikologis. Setiap manusia atau anak didik pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, terutama dalam hal kadar bukan

26

Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010), Cet. 3, h. 24-25.


(38)

dalam hal jenis, tentunya perbedaan-perbedaan ini akan berpengaruh pada proses dan hasil belajarnya masing-masing.27

2. Faktor Eksternal a. Faktor Lingkungan

Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat pula berupa lingkungan sosial.28

b. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, dan guru. Berbicara kurikulum berarti berbicara mengenai komponen-komponennya, yakni tujuan, bahan atau program, proses belajar mengajar, dan evaluasi. Kiranya jelas faktor-faktor ini besar pengaruhnya pada proses dan hasil belajar, misalnya kita lihat dari sisi tujuan kurikulum, setiap tujuan kurikulum merupakan pernyataan keinginan tentang hasil pendidikan.29

Tinggi dan rendahnya kualitas siswa dalam belajar berbeda-beda, hal tersebut dikarenakan setiap dari masing-masing siswa memiliki kelebihan dan kekurangannya. Faktor-faktor internal maupun eksternal yang berbeda-beda pada tiap kemampuan, psikologis, dan lain-lainnya dalam diri siswa memicu terhadap ranah pada aspek hasil belajarnya masing-masing.

Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari faktor internal dan faktor eksternal, dimana tentunya setiap siswa akan memiliki faktor-faktor yang tidak sama satu sama lain, yang dimana menyebabkan hasil belajar yang tidak sama juga.

27

Ibid., h. 26.

28

Ibid., h. 31.

29


(39)

4. Geografi

a. Pengertian Geografi

Geografi berasal dari bahasa Yunani, yaitu geo yang berarti bumi dan

graphein yang berarti lukisan atau tulisan.30

Menurut Elsworth Huntington dalam buku Iwan Hermawan, geografi adalah studi tentang alam dan persebarannya serta relasi antara lingkungan alam dengan kualitas/ aktifitas manusia. Batasan ini lebih menekankan geografi sebagai ilmu tenang ruang (korologi) yang merupakan hasil berbagai faktor alam dan sosial serta relasi antara faktor-faktor tersebut.31

Perkembangan istilah geografi terutama di Indonesia perlu diketahui agar tidak salah dalam menginterpretasinya. Seperti diketahui, kalangan yang bergerak di bidang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah bahkan perguruan tinggi mempergunakan istilah ilmu bumi, untuk mata pelajaran yang mempelajari bumi, bukan geografi seperti yang dikenal sekarang. Kala itu pun istilah biologi juga tidak dikenal melainkan ilmu hayat, ilmu yang mempelajari makhluk hidup. Kedua cabang disiplin ini menjadi bagian dari publik karena menjadi pelajaran di sekolah rakyat waktu itu setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Sesuai kurikulum yang berlaku pada jenjang pendidikan sekolah dasar (sekolah rakyat waktu itu), juga di sekolah-sekolah menengah dan di Perguruan Tinggi. Persoalannya adalah, tepatkah ilmu bumi diganti dengan istilah geografi?, jawabannya adalah sangat tepat. Marilah kita coba bandingkan kedua nama ini, ilmu bumi boleh jadi dapat disejajarkan dengan nama disiplin geologi, secara etimologis kata geo = gea = bumi, logos artinya ilmu, jadi geologi adalah ilmu tentang bumi, khusus menyangkut kajian terhadap proses genesis, struktur, jenis, sifat dari batuan yang membentuk kulit bumi atau litosfer.32

30

Dadang Supardan, Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah Kajian Pendekatan Struktural, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009), Cet. 2, h. 227.

31

Iwan Hermawan, Geografi: Sebuah Pengantar, (Bandung: Private Publishing, 2009), h. 55.

32

I Gusti Bagus Arjana, Geografi Lingkungan: Sebuah Introduksi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), h. 20-22.


(40)

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang bumi atau aspek kebumian. Di dalamya mempelajari bagaimana bumi itu terbentuk sampai kepada apa saja isi yang terdapat di dalam bumi tersebut.

Kesimpulan yang dari penjelasan di atas bahwa geografi merupakan ilmu yang bisa disebut juga dengan ilmu kebumian dan istilah geografi itu juga merupakan hal yang tepat sebagai istilah penggati nama ilmu bumi. Mempelajari bumi memanglah diperlukan dalam kegiatan belajar siswa, agar mereka mengerti proses terbentuknya bumi sampai kepada ranah apa saja yang terdapat dalam bumi yang kita pijak ini.

b. Pengajaran Geografi

Pengajaran geografi merupakan pengajaran tentang hakikat geografi yang diajarkan di sekolah dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan masing-masing,. Hakekat dari geografi adalah pengajaran tentang aspek keruangan permukaan bumi yang merupakan keseluruhan gejala alam dan kehidupan umat manusia dengan variasi kewilayahannya masing-masing.33

Pada pelaksanaan proses pengajaran geografi di sekolah penjabaran konsep dan pokok bahasannya harus disesuaikan dan diserasikan dengan tingkat pengalaman serta perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan tertentu. Sehingga dalam proses pengajarannya diperlukan kesiapan guru dalam melakukan seleksi akan materi pengajaran serta metode dan pendekatan yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar tersebut. Tujuannya, agar siswa memperoleh pengetahuan geografi sesuai dengan tingkatan usia pada tiap jenjang pendidikan, dengan kata lain pengajaran geografi dilakukan secara bertahap sesuai dengan tahapan perkembangan usia siswa.34

Kesimpulan yang bisa diambil dari penjelasan di atas bahwa dalam pengajaran geografi, penjabaran konsep dan pokok bahasannya harus

33

Iwan Hermawan, op. cit., h. 108.

34


(41)

disesuaikan dan diserasikan dengan tingkat pengalaman serta perkembangan mental anak pada jenjang pendidikan tertentu. Pengajaran geografi juga harus disesuaikan dengan tingkatan usia peserta didiknya, sehingga pengajaran mata pelajaran geografi menjadi lebih baik dan terarah mencapai tujuan yang sebenarnya.

c. Ruang Lingkup Pengajaran Geografi

Bagi geografi, manusia dengan segala aktifitasnya dan lingkungan alam sebagai tempat dimana manusia hidup merupakan ruang lingkup studinya, termasuk di dalamnya ruang lingkup pembelajarannya di sekolah. Yang menjadi ruang lingkup geografi secara rinci adalah:35

1. Alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia. 2. Penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya.

3. Interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan.

Ruang lingkup inilah yang memberikan ciri dan karakteristik terhadap pengajaran geografi. Apa pun yang diproses dan dipelajari pada pengajaran geografi, materinya selalu digali dari permukaan bumi pada suatu lokasi untuk mengungkapkan corak kehidupan manusia. Kondisi tersebut memberikan ciri khas kepada wilayah tersebut sebagai hasil interaksi faktor-faktor geografis pada lokasi yang bersangkutan secara bertahap dan makin lama makin luas serta mendalam. Materi-materi geografi tersebut dalam proses beiajar-mengajamya tidak keluar dari ruang lingkup pengajaran geografi yang menjadi ciri khasnya.36

Kesimpulan dari paparan di atas adalah ruang lingkup geografi pengajaran geografi adalah alam lingkungan yang menjadi sumber daya bagi kehidupan manusia, penyebaran umat manusia dengan variasi kehidupannya, dan interaksi keruangan umat manusia dengan alam lingkungan. Hal yang

35

Ibid., h. 116.

36


(42)

dipelajari dalam mata pelajaran geografi berupa tentang semua hal dan fenomena yang terdapat pada permukaan bumi.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Terdapat penelitian yang relevan mengenai ini, diantaranya:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Afiatun Nufus, yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan)”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa: (1) penggunaan media pembelajaran video memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor. (2) Hasil belajar siswa pada setiap ranah kognitif (C1-C4) untuk kelas eksperimen dan kontrol keduanya mengalami peningkatan yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. (c) Semua siswa mengalami peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari nilai N-Gain. Kelas eksperimen lebih mendominasi pada kategori N-Gain tinggi, sedangkan kelas kontrol lebih mendominasi pada N-Gain kategori sedang. (d) Hasil angket menunjukkan bahwa siswa merespon positif penggunaan media pembelajaran video dengan kategori baik.37

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sifa Aulia, yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Bunyi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa (Kuasi Eksperimen di SMP Negeri 12 Kota Tangerang Selatan)”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh penggunaan video pembelajaran terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep bunyi di SMP Negeri 12 Tangerang Selatan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu sebesar 0,046. Nilai rata-rata posttest kelas eksperimen lebih besar dibandingkan kelas kontrol. Pengaruh dari penggunaan video terlihat pada semua jenjang

37

Eva Afiatun Nufus, “Pengaruh Media Pembelajaran Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Konsep Suhu dan Kalor (Penelitian Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan)”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, h. 66, 2014.


(43)

kognitif yaitu dari CI hingga C4. Namun, pengaruh tertinggi dari penggunaan video terlihat jelas pada jenjang kognitif C3. 38

3. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Febriyanti R, yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa: (a) Penggunaan media video berpengaruh signifikan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi ciri-ciri makhluk hidup. (b) Penggunaan media video berpengaruh signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 pada materi ciri-ciri makhluk hidup. (c) Sebagian besar (99%) siswa kelas kelas VII MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan media video.39

4. Penelitian yang dilakukan oleh Alfian Andy Nugraha, yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Pengoperasian Mesin Bubut”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa: (a) Hasil belajar siswa yang menggunakan media video dalam pembelajaran kompetensi dasar pengoperasian mesin bubut lebih baik daripada hasil belajar siswa yang melaksanakan pembelajaran konvensional. Ditandai dengan adanya perbedaan antara nilai rata-rata tes kelompok eksperimen yaitu 79,83 dan nilai rata-rata kelompok kontrol yaitu 74,71. (b) Terdapat pengaruh positif dan signifikansi sebesar 0,5720 antara penggunaan media video terhadap

38 Sifa Aulia, “Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Bunyi Terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, h. 62, 2013.

39

Eva Febriyanti R, “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Ciri-Ciri Makhluk Hidup (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)”, Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, Bandar Lampung, h. 52, 2014.


(44)

hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran pada kompetensi dasar pengoperasian mesin bubut. (c) Hasil belajar siswa pada kompetensi dasar pengoperasian mesin bubut dipengaruhi oleh media video sebesar 32,72%.40

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Risqi Citra Primavera, yang berjudul “Pengaruh Media Audia-Visual (Video) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas”. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dengan kesimpulan bahwa (a) Pembelajaran menggunakan media audio-visual (video) terbukti lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Sedangkan pembelajaran di kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan mengingat (C1). (b) Hasil angket menunjukkan bahwa respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan media audio-visual (video) berada pada kategori baik.41

C. Kerangka Berpikir

Media dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan dan digunakan saat-saat ini. Dengan bantuan media tersebut, pembelajaran yang diharapkan baik, cepat, dan tepat akan terwujud. Melihat saat ini tidak sedikit jumlah para guru yang masih belum menggunakan media dalam kegiatan mengajar dan pembelajarannya. Hal tersebut menyebabkan proses waktu yang lama dalam memahami materi pada siswanya. Selain itu juga proses yang cukup membosankan, jenuh, dan tidak menyenangkan dalam belajar bagi para siswa.

Dengan bantuan media dalam kegiatan belajar mengajar, tentunya maka hasil dari proses tersebut akan berjalan lebih baik dibandingkan dengan yang

40

Alfian Andy Nugraha, “Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Pengoperasian Mesin Bubut”, Journal of Mechanical Engineering Learning, 2014, h. 62.

41

Ika Risqi Citra Primavera, “Pengaruh Media Audia-Visual (Video) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Konsep Elastisitas”, Skripsi pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta, Jakarta, h. 60, 2014.


(45)

tidak menggunakan media. Ditambah macam-macam media saat ini tipenya sangat beragam, seperti audio, visual, maupun audio visual. Selain itu dalam proses belajarpun siswa akan lebih tertarik, antusias, menghilangkan rasa mengantuk, bahkan senang dengan kegiatan belajar yang memiliki gaya dan berjalan seperti itu, dibandingkan dengan mereka belajar yang dimana guru mereka hanya mengajarkan metode-metode yang sudah lama (seperti metode ceramah saja) dan lama juga dalam meningkatkan hasil belajar siswanya.

Saat ini, teknologi sudah semakin maju perkembangannya, semua aktivitas yang dilakukan semua orangpun saat ini lebih praktis, mudah, dan cepat dalam menyelesaikannya, maka tidak salah para pengajar memanfaatkan serta menggunakan teknologi dan alternatif terbaru lainnya tersebut sebagai bahan untuk dijadikan media dalam pembelajaran atau dalam proses dia mengajar kepada siswa.

Jika dalam proses pembelajaran menggunakan bantuan media yang mendukung, maka hal tersebut dapat membantu siswa lebih semangat dan senang dalam proses mereka belajar, hal itu dikarenakan adanya pembelajaran yang baru dan hal ini juga dapat meningkatkan hasil belajar mereka. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang membuat tipe-tipe media seperti audio, visual, maupun audio visual lebih hidup dan mudah dalam menggunakannya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media tipe audio visual berupa video, dimana media tipe tersebut sangat disenangi oleh mayoritas siswa saat era teknologi sudah maju dan canggih sekarang ini. Selain itu juga hal tersebut dikarenakan media dengan tipe tersebut lebih menarik untuk disimak, yakni bisa dilihat maupun didengar, layaknya sebuah film, berbeda dengan media tipe audio yang hanya bisa didengar dan media visual yang hanya bisa dilihat saja.

Jadi, dengan alasan tersebut peneliti menggunakan media tipe audio visual agar proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih menyenangkan dan menjadikan siswa lebih aktif dan tentunya dapat meningkatkan hasil belajar melalui pengaruh penggunaan media video dengan tipe audio visual tersebut.


(46)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Berpikir

Guru

Masih jarang menggunakan media atau media yang digunakan kurang menarik dalam proses mengajarnya.

1. Siswa kurang paham mengenai materi yang disampaikan guru.

2. Siswa merasa jenuh dan tidak tertarik dengan metode serta media yang digunakan oleh gurunya.

Menyebabkan hasil belajar siswa yang rendah

Penggunaan media video

(Audio Visual) dalam kegiatan pembelajaran

Siswa paham dan lebih mengerti dengan materi yang telah disampaikan

guru.

Siswa tertarik dan antusias dengan kegiatan belajar yang

menyenangkan


(47)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan hal yang diuraikan sebelumnya mengenai peneliitian ini, maka hipotesis penelitiannya adalah:

Ho = Tidak terdapat pengaruh dalam penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.

Ha = Terdapat pengaruh dalam penggunaan media video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran geografi.


(48)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat yang dijadikan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah bertempat di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan. Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester genap, tahun pelajaran 2014/2015, yaitu pada tanggal 18 Maret – 16 April 2015.

B. Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian quasi eksperimen, dimana metode ini yang sesuai dengan jenis penelitian yang dilaksanakan.

Tujuan penelitian eksperimental adalah untuk menetapkan hukum sebab-akibat dengan mengisolasi variabel kausal. Pandangan yang lebih ringan tentang asumsi-asumsi filosofis di belakang penelitian eksperimental adalah bahwa “kadang-kadang” dan “dalam cara yang sama”, dunia bekerja menurut hukum-hukum kausal.1

Penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel penelitian. Dalam implementasinya, penelitian eksperimen memerlukan konsep dan variabel yang terukur. Secara umum, pelaksanaan penelitian ekperimen ini biasanya dilakukan dengan menyertakan kelompok kontrol (control group) di samping kelompok yang akan diteliti (treatment group). Namun demikian, penelitian eksperimen juga sesungguhnya dapat dilakukan tanpa harus menyertakan kelompok kontrol.2

1

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2008), h. 63.

2

Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 17.


(49)

Quasi-experimental design, digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian.3

Penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti menggunakan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design, dimana desainnya dapat divisualisasikan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 = Pretest, tes dilakukan sebelum diberikan perlakuan

O2 = Posttest, tes dilakukan setelah diberikan perlakuan

X1 = Perlakuan dengan menggunakan media video X2 = Perlakuan tanpa menggunakan media video

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek atau obyek yang menjadi sasaran penelitian. Secara definitif populasi diartikan sebagai suatu kelompok manusia, binatang, rumah, buah-buahan, dan semacamnya, yang paling sedikit memiliki karakteristik atau ciri tertentu yang sama. Pengertian populasi tersebut harus dideskripsikan dengan jelas dan cermat, sehingga ciri yang dimilikinya dapat diidentifikasi dengan mudah. Kejelasan deskripsi populasi akan mempermudah untuk mengetahui keluasan populasi yang tercakup di dalamnya. Pada dasarnya populasi suatu penelitian dapat dikenali dari judul atau masalah penelitian, dengan demikian tugas peneliti berkenaan

3

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 16, h. 114.


(50)

dengan populasi tersebut mengenali ciri pokoknya yang seterusnya membuat deskripsi secara tepat dan jelas.4

Dalam penelitian ini, yang termasuk populasinya adalah seluruh siswa kelas X tahun pelajaran 2014/2015 di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, yakni sebanyak 275 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang dipilih dengan teknik tertentu untuk mewakili populasi. Kata dipilih di sini mengandung pengertian digunakan teknik dan prosedur yang tepat dalam proses pemilihan anggota sampel. Proses pemilihan sampel disebut teknik sampling.5

Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling, dimana berdasarkan adanya pertimbangan tertentu dan tujuan yang ingin dicapai. Sampel penelitiannya adalah mengambil dua kelas dari seluruh kelas X yang ada di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, dimana kelas X1 sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas X2 sebagai kelas kontrol. Dan masing-masing kedua kelas tersebut terdapat sebanyak 32 siswa. Pengambilan sampel tersebut menggunakan purposive sampling dikarenakan kedua kelas tersebut memiliki kesamaan sifat dan nilai-nilai hasil belajar yang yang hampir sama, serta memiliki alokasi waktu belajar dan guru yang sama.

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini, terdapat 2 (dua) variabel, yakni media video yang disimbolkan dengan huruf X, dimana variabel tersebut diposisikan sebagai variabel bebas (independen variable). Sedangkan variabel yang satu lagi adalah hasil belajar, disimbolkan dengan huruf Y, dimana variabel tersebut diposisikan sebagai variabel terikat

(dependen variable).

4

Sudjarwo dan Basrowi, Manajemen Penelitian Sosial, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2009), h. 255.

5


(51)

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data, diantaranya:

1. Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.6

Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.7

Tes yang dilakukan berupa tes awal (pretest) dan tes akhir

(posttest). Tes awal (pretest) diberikan sebelum perlakuan sedangkan

tes akhir (posttest) diberikan sesudah perlakuan. Tes yang diberikan berupa tes objektif dalam bentuk tes pilihan ganda.

2. Angket atau kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.8

Peneliti menggunakan angket atau kuesioner, lalu disebarkan kepada semua siswa yang telah melakukan kegiatan belajar dengan menggunakan media video.

6

S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet. 8, h. 170.

7

Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 1, h. 226.

8


(52)

3. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.9

Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data tentang observasi mengenai kegiatan guru yang disini selaku peneliti (data diperoleh dari observer, yakni teman sebaya dengan jurusan kuliah yang sama) dan keaktifan siswa dalam memahami dan mengerti materi pada mata pelajaran geografi, dimana dalam pembelajarannya, peneliti menggunakan salah satu media, yakni media video.

4. Wawancara

Semula istilah wawancara (interview) diartikan sebagai tukar menukar pandangan antara dua orang lebih. Kemudian, istilah ini diartikan lebih lanjut, yaitu sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya-jawab sepihak, dikerjakan secara sistemik dan berlandaskan pada tujuan penyelidikan. Tujuan wawancara sendiri adalah mengumpulkan data atau informasi (keadaan, gagasan/pendapat, sikap/tanggapan, keterangan dan sebagainya) dari suatu pihak tertentu.10 Metode ini digunakan peneliti untuk menghubungi dan melakukan wawancara terhadap guru geografi dan siswa kelas X SMAN 8 Kota Tangerang Selatan, pada guru dilakukan wawancara mengenai kegiatan dan proses mengajarnya di dalam kelas, khususnya dalam penggunaan media, sedangkan pada siswa tentang apa yang mereka rasakan setelah belajar dengan menggunakan media video.

9

Ibid., h. 203.

10

Arief Subiyantoro dan FX. Suwarto, Metode dan Teknik Penelitian Sosial, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2007), h. 97.


(53)

F. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes objektif pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur aspek kognitif (dengan taksonomi Bloom), yakni C1 (mengingat), C2 (memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Kisi-kisi instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes Hasil Belajar Siswa

Kompetensi

Dasar Indikator Materi

Aspek Kognitif dan

Nomor Soal Jumlah

Soal

C1 C2 C3 C4

Menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi Mendeskrip sikan pengertian dari hidrosfer Penger tian dari hidros fer

1 1

Mendeskrip sikan pengertian hidrologi serta siklus hidrologi Penger tian hidrolo gi dan siklus hidrolo gi

2 3 2

Macam-macam siklus hidrologi Macam -macam siklus hidrolo gi 4, 5*, 6* 3


(54)

Menguraika n proses-proses yang terdapat pada siklus hidrologi Proses-proses pada siklus hidrolo gi 8*, 9*, 11*, 12 7*, 10*, 19 7 Mengidenti fikasikan mengenai jenis-jenis perairan darat Jenis-jenis perai ran darat dan proses terben tuknya masing-masing 13*, 16, 17*, 18*, 21, 22, 23, 28*, 29, 34*, 35*, 36* 14*, 15, 20*, 24, 27*, 31*, 37*, 40* 25, 26, 38* 30, 32, 33*, 39* 27

* = Soal-soal Pretest dan Posttest

Jumlah butir soal yang valid terdapat 23 soal dan jumlah soal yang digunakan untuk pretest dan posttest sebanyak 20 soal.

2. Instrumen Non Tes

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain angket, observasi, dan wawancara.

a. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon atau persepsi siswa mengenai kegiatan belajar dengan menggunakan media video pada mata pelajaran geografi. Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah model angket skala Likert yang terdiri dari 20 pernyataan dan disebarkan kepada siswa. Siswa menjawab pernyataan-pernyataan


(55)

dengan pilihan: SS (Sangat Setuju), S (Setuju), R (Ragu-Ragu), TS (Tidak Setuju), dan STS (Sangat Tidak Setuju). Kisi-kisi angket disajikan pada tabel 3.3 di bawah ini:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Angket

No. Indikator Angket Nomor

Pernyataan

Jumlah Soal

1 Pernyataan mengenai mata pelajaran

geografi 1,2,5,6,7 5

2

Respon terhadap penggunaan metode ceramah (tidak menggunakan media video) dan guru

3,4,20 3

3 Penggunaan media video pada mata pelajaran geografi

8,9,10,11,12,13,

14,15,16,17,18,19 12

Jumlah Soal 20 20

Dari tabel di atas, indikator angket pada kisi-kisi instrumen dibagi menjadi 3 aspek, sedangkan jumlah pernyataan yang disajikan dalam angket adalah sebanyak 20 pernyataan.

b. Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan terhadap aktivitas guru dan siswa di dalam kelas. Observasi yang dilakukan pada kedua ranah tersebut diamati pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pada observasi guru, meliputi kegiatan guru saat mengajar di dalam kelas, sedangkan observasi pada siswa meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir mereka selama kegiatan belajar di dalam kelas

Kisi-kisi instrumen observasi terhadap guru dan siswa yang disajikan dalam tabel 3.4 di bawah ini:


(56)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Guru

No. Indikator Observasi

Nomor Aspek

Observasi Jumlah

Butir Aspek Kelas Eksperimen Kelas Kontrol 1

Kegiatan awal guru saat melakukan aktivitas mengajar di dalam kelas

1-5 1-4 5(E) dan 4(K)

2

Kegiatan inti guru saat melakukan aktivitas mengajar di dalam kelas

6-12 5-9 7(E) dan 5(K)

3

Kegiatan akhir guru saat melakukan aktivitas mengajar di dalam kelas

13-15 10-12 3(E) dan (K)

Jumlah 15 12

15(K) dan 12(E) Keterangan:

(E): Kelas Eksperimen (K): Kelas Kontrol

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)

No. Indikator Observasi Jenis

Kegiatan

Jumlah Aspek Yang Diamati

1 Sikap siswa saat kegiatan awal sebelum belajar di dalam kelas

Kegiatan

Awal 2

2 Aktivitas siswa di saat guru sedang menyampaikan materi pelajaran di

Kegiatan


(57)

dalam kelas

3 Aktivitas siswa saat kegiatan belajar akan selesai di dalam kelas

Kegiatan

Akhir 1

Jumlah Total 8

Observasi yang dilakukan terhadap aktivitas siswa di dalam kelas dilaksanakan pada 2 kelas, yakni siswa di dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan jumlah aspek yang diamati masing-masing sebanyak 8 aspek.

c. Wawancara

Instrumen wawancara untuk penelitian ini ditujukan kepada guru georafi di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan dan siswa. Wawancara ini merupakan data yang terakhir diperoleh setelah tes, angket, dan observasi. Kisi-kisi wawancara dapat disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Guru

No. Indikator Wawancara Nomor

Pertanyaan

Jumlah Pertanyaan

1 Pengalaman mengajar guru selama

mengajar siswa di dalam kelas 1 1

2 Cara mengajar guru selama di dalam

kelas pada sekolah 2,3,4 3

3 Penggunaan media video dalam kegiatan

mengajar di dalam kelas 5,6,8,9 4

4 Pernyataan dan saran penggunaan media

video yang dilakukan oleh peneliti 7,10 2

Jumlah 10 10

Kisi-kisi instrumen wawancara yang dilaksanakan terhadap guru dibagi menjadi 4 ranah dengan semua ranah tersebut terdapat 10 pertanyaan. Ranah pertama terdapat 1 pertanyaan, ranah kedua terdapat 3 pertanyaan, ranah ketiga terdapat 4 pertanyaan, dan ranah keempat terdapat 2 pertanyaan.


(58)

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Instrumen Wawancara Terhadap Siswa

No. Indikator Wawancara Nomor

Pertanyaan

Jumlah Pertanyaan

1 Pengalaman belajar dengan menggunakan

media video 1,2,3 3

2 Kegiatan belajar dengan menggunakan

media video 4,5,6,8,9 5

3

Respon terhadap peneliti dan saran mengenai media video yang digunakan oleh peneliti

7,10 2

Jumlah 10 10

Kisi-kisi instrumen wawancara yang dilaksanakan terhadap siswa dibagi menjadi 3 ranah dengan semua ranah tersebut terdapat 10 pertanyaan. Ranah pertama terdapat 3 pertanyaan, ranah kedua terdapat 5 pertanyaan, dan ranah ketiga terdapat 2 pertanyaan.

G. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil dan bagaimana kualitas pengumpulan data. Dan instrumen penelitian tersebut dengan menghitung validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

1. Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen itu, untuk maksud dan kelompok tertentu, mengukur apa yang semestinya diukur; derajat ketepatan mengukurnya benar; validitasnya tinggi.11

Pengujian validitas pada instrumen soal menggunakan korelasi point biserial atau point biserial correlation. Dan rumus korelasi point biserial adalah:

11

Ruseffendi, Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya, (Bandung: PT Tarsito Bandung, 2005), h. 148.


(59)

Keterangan:

rpbis : Koefisian korelasi point biserial

Mp : Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes.

Mt : Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes). St : Standar deviasi skor total.

p : Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut. q : 1 – p.12

Untuk mengetahui valid atau tidak validnya soal, maka rpbi dibandingkan dengan rtabel dengan taraf signifikan (α) = 0,05. Dimana jika rpbi > rtabel, maka soal tersebut valid, sedangkan jika rpbi < rtabel, maka soal tersebut tidak valid. Lalu soal yang valid tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar. Dari uji coba 40 soal pilihan ganda, terdapat 23 soal yang valid, yakni soal nomor 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 18, 20, 27, 28, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40.

2. Reliabilitas

Reliabilitas instrumen atau alat evaluasi adalah ketetapan alat evaluasi dalam mengukur atau ketetapan siswa dalam menjawab alat evaluasi itu. Kalau alat evaluasi itu reliabel, maka hasil dari dua kali atau lebih pengevaluasian dengan dua atau lebih alat evaluasi yang senilai (ekivalen) pada masing-masing pada masing-masing pengetesan di atas akan sepengetesan di atas akan serupa. Suatu alat evaluasi (tes atau nontes) dikatakan baik bila, antara lain, reliabilitasnya tinggi.13

12

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013), Cet. 15, h. 326-327.

13


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Gambar Kartun Terhadap Hasil Belajar Ips Pada Siswa Kelas Viii Smp Al-Amanah, Setu Tangerang Selatan

2 23 191

Pengaruh penggunaan media audio video terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS terpadu

0 10 161

Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Kelas X Ma Attaqwa

1 9 174

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

Pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: kuasi eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 8 273

pengaruh penggunaan media pembelajaran tiga dimensi terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran geografi pada materi vulkanologi (Kuasi Eksperimen di SMAN 1 Tarumajaya)

4 23 167

Pengaruh strategi belajar metakognitif terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pencernaan pada manusia : Kuasi eksperimen di SMAN 8 Tangerang Selatan

0 21 234

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA SILSILAH RAJA-RAJA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KESEJARAHAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH : Penelitian Kuasi Eksperimen di Kelas X SMAN 3 Bandung.

0 2 54

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA STELLARIUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI :Kuasi Eksperimen pada Mata Pelajaran Geografi di MA Insan Mandiri Bandung.

2 5 42