Untuk memudahkan respon terhadap beban eksternal, maka dilakukan penambahan mortar pada base. Mortar ini di cetak terlebih dulu dengan cetakan
berupa lingkaran dengan baut diletakkan pada cetakan. Mortar yang dicetak berjumlah empat. Hal ini dimaksudkan agar stabilitas dapat terjaga jika terkena
pembebanan eksternal sehingga tidak mudah jatuh. Marka kerucut re-desain yang dikembangkan di sini meliputi beberapa
parameter dan variabel antara lain kekakuan dari badan kerucut, kekuatan tekan dari mortar, sifat fisik dan mekanik material. Semua parameter ini secara langsung
atau secara tidak langsung mempengaruhi resultan perancangan ini. Dalam menetapkan suatu model dan menyelesaikan analisa, perolehan data harus relevan.
3.3. Re-desain Marka Kerucut dengan Menambahkan Mortar
Sebelum dilakukan proses re-desain, terlebih dahulu dipersiapkan bahan- bahan material yang akan diuji. Pada proses re-desain ini peneliti menggunakan
mortar yang telah dicetak dan disambungkan ke base menggunakan baut. 3.3.1. Pembuatan spesimen mortar
Mortar adalah material komposit yang tidak rumit. Sebagai material komposit, sifat mortar sangat tergantung pada sifat unsur masing-masing serta
interaksi mereka. Ada tiga sistem umum yang mempengaruhi kekuatan mortar yaitu semen, air, dan pasir.
Universitas Sumatera Utara
Unsur Terurai
Matriks Komposit
Semen +
Air +
Pasir
Gambar 3.2. Unsur-unsur pembuat mortar. 3.3.2. Mortar Sebagai pemberat base dari marka kerucut
Mortar sendiri merupakan pencampuran bahan berupa pasir dengan menambahkan secukupnya bahan perekat semen dan air sebagai bahan pembantu
guna keperluan reaksi kimia selama proses pengerasan dan terbentuknya mortar. Nilai kekuatan serta daya tahan durability mortar merupakan fungsi dari banyak
faktor diantaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan susun, metode pelaksanaan pengecoran, pelaksanaan finishing, temperatur, dan kondisi
perawatan pengerasannya. Pada umumnya pengadukan bahan mortar dilakukan dengan menggunakan
mesin, kecuali jika hanya untuk mendapatkan mortar mutu rendah pengadukan dapat dilakukan tanpa menggunakan mesin pengaduk. Kekentalan adukan mortar
harus diawasi dan dikendalikan dengan cara memeriksa slump pada setiap adukan mortar baru.
Nilai kuat tekan mortar relatif tinggi dibandingkan dengan kuat tariknya, dan mortar merupakan bahan bersifat getas. Nilai kuat tariknya berkisar 9 - 15
saja dari kuat tekannya. Pada penggunaan sebagai komponen struktur bangunan, Pasta
Semen Grouth
Mortar
Universitas Sumatera Utara
umumnya mortar harus ditambahkan dengan agregat kasar agar dapat menghasilkan beton.
Mortar memiliki 2 kelemahan yang mendasar yaitu :
1. Memiliki kekuatan tarik yang rendah.
2. Memiliki banyak sekali pori.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan mortar yaitu: 1.
Material semen dan pasir. 2.
Cara pembuatan. 3.
Cara perawatan. 4.
Kondisi tes. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan mortar dari materi
penyusunnya ditentukan oleh faktor air, semen, porositas, dan faktor intristik lainnya. Mortar dibuat dengan komposisi semen dan pasir dengan perbandingan
volume 1 : 3. Terlebih dahulu disiapkan cetakan berupa lingkaran dari botol aqua yang
beralaskan kayu untuk pencetakan dasar mortar.
Gambar 3.3. Cetakan mortar.
Universitas Sumatera Utara
Cetakan terlebih dahulu harus diolesi dengan oli agar pada saat dibuka tidak menimbulkan kerusakan pada cetakan dan mempermudah proses pelepasan
cetakan dari bahan yang telah jadi. Langkah berikutnya adalah pengadukan, akan tetapi sebelum dilakukannya
pengadukan bahan-bahan terlebih dahulu harus dipilih jenis pasir, semen, air yang akan digunakan.
Gambar 3.4 menunjukkan pasir yang memiliki diameter 9-20 mm yang berasal dari kota Binjai. Sedangkan air menggunakan aquades untuk memperoleh
hasil yang baik. Semen yang digunakan adalah Semen Padang.
Gambar 3.4. Pasir yang digunakan pada pencetakan mortar.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5. Semen yang digunakan pada pencetakan mortar.
Selanjutnya pasir ditimbang dengan menggunakan timbangan OHANS
dengan ketelitian 0,01 gr dengan pasir 1,8 kg, semen 600 gr dan air sebanyak 0,9 liter.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6. Proses penimbangan. Setelah ditimbang, selanjutnya akan dilakukan proses pencampuran
mixing. pada proses pencampuran material harus dicampur secara terdistribusi rata. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar mendapatkan hasil kekuatan yang
maksimal. Rata atau tidak rata proses pencampuran akan terlihat dari warnanya. Terlebih dahulu dimasukkan semen, kemudian pasir, sedangkan air
ditambahkan terakhir.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7. Proses pencampuran mixing . Waktu pengadukan awal diatur 30 detik, jika telah tercampur ditambahkan
kembali dengan penambahan waktu 1 menit. Campuran tidak boleh melebihi kapasitas pengaduk karena akan menghasilkan campuran yang tidak merata.
Setelah adukan merata, maka langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah pencetakan. Prosesnya adalah sebagai berikut :
1. Tuang adukan yang telah di mix ke dalam cetakan base yang telah diberi
oli terlebih dahulu seperti gambar 3.8 2.
Masukkan baut pada cetakan secara perlahan-lahan sampai menyentuh dasar cetakan
3. Padatkan dengan menggunakan benda pemadat, sambil ditekan-tekan
perlahan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.8. Proses pencetakan. 1
2
3
Universitas Sumatera Utara
Mortar yang telah dicetak didiamkan selama 7 hari. Waktu maksimum pencapaian kekuatan hingga 95 adalah 28 hari.
Gambar 3.9. Marka kerucut yang telah di desain ulang.
Metode penyambungannya adalah: 1.
Base di buat lubang pada setiap sudutnya dengan jarak 30 mm dari sisi luar base. gambar 3.10.
2. Mortar dicetak sedemikian rupa dan diberi baut dengan diameter 8 mm
dan diatur pada setiap sudutnya. gambar 3.11. 3.
Mortar yang dicetak memiliki ukuran : Diameter : 82 mm, tebal : 28 mm diberi baut dengan jarak 25 mm dari titik
pusat cetakan yang berbentuk lingkaran gambar. 3.12. 4.
Mortar yang dicetak berjumlah 4 buah gambar. 3.13. Keterangan :
1. Marka
kerucut. 2.
Base dasar. 3.
Baut. 1
3
2
Universitas Sumatera Utara
5. Mortar kemudian di masukkan dari bawah base kemudian disambungkan
dengan base menggunakan baut dan mur agar tidak mudah lepas gambar 3.14 dan diatur sesuai ukurannya.
Gambar 3.10. Marka kerucut yang telah diberi 4 lubang.
Gambar 3.11. Mortar yang telah diberi baut.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.12. Ukuran mortar.
Gambar 3.13. Mortar berjumlah 4 buah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.14. Marka kerucut yang telah di re-desain. Setelah dilakukan re-desain maka diperoleh :
Tabel 3.1. Tinggi dan berat marka kerucut re-desain sebelum disambung mortar sesudah di sambung mortar
Tinggi 700
mm 700
mm
Berat 2400
gram 3671,36
gram
Berat baut = 33,35 gram
Berat mur
= 5,53 gram
Berat total cetakan = 1271,36 gram
Universitas Sumatera Utara
3.4. Pengujian impak menggunakan teknik uji bandul.