mengembangkan kayu sebagai bahan konstruksi seperti : pilar kolom , kuda-kuda atap, balok, panggung bekisting jembatan , dan lain lain.
I.2 Latar Belakang
Pada revisi PKKI NI-5 2002 hanya mencakup baut atau pasak dengan diameter 6 -25 mm, oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan rumusan
kekuatan sambungan apabila menggunakan baut atau pasak yang lebih besar dari diameter 25 mm.
Dibandingkan dengan konstruksi baja di mana praktis kita hitung dengan sambungan sambungan dan titik buhul yang kaku , maka karakteristik dalam
konstruksi kayu adalah juga adanya deformasi-deformasi atau pergeseran-pergeseran pada sambungan .
Maka untuk perencanaan sambungan digunakan rumus : Zu ≤ λ Ø
z
Z’ dimana Zu = Tahanan perlu sambungan
λ = faktor waktu tergantung kombinasi pembebanan biasanya untuk baja diambil 1,0
Ø
z
= Faktor tahanan sambungan diambil 0,65 Z’ = Tahanan terkoreksi sambungan
Dalam hal yang akan ditinjau adalah sambungan dengan menggunakan alat penyambung pasak cincin yang terbuat dari baja, dimana penulis ingin mengetahui
koefisien sambungan, hubungan antara Tegangan dan Regangan serta rumus untuk kekuatan ijin pada sambungan pasak cincin yang akan diuji secara eksperimental dan
kajiannya secara teoritis dengan menggunakan tata cara perencanaan konstruksi kayu berdasarkan Revisi Peraturan Konstuksi Kayu Indonesia PKKI NI-5 2002.
I.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Menentukan Elastisitas kayu , Tegangan tekan ijin sejajar serat kayu, Kadar air dan Berat jenis dari kayu yang digunakan.
Universitas Sumatera Utara
2. Untuk mendapatkan rumus kekuatan ijin sambungan kayu dengan alat
penyambung pasak dari baja menggunakan PKKI NI-5 2002
3. Mendapatkan hubungan Regangan dan Tegangan yang terjadi sampai pada
tegangan ultimate baik secara teoritis maupun secara experimen. 4.
Mengamati hubungan Tegangan dan Regangan dari elastis sampai ultimate.
I.4 Perumusan Masalah
Alat penyambung yang akan digunakan pada penelitian ini adalah pasak yang terbuat dari baja dengan memakai tata cara perencanaan konstruksi kayu didasarkan
pada PKKI NI-5 2002 ,arah gaya diasumsikan bekerja sejajar serat kayu, agar didapat hubungan antara Tegangan dan regangan sampai pada Tegangan ultimate baik secara
teoritis dan experimental.
I.5 Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini permasalahan dibatasi pada : 1.
Bahan bersifat linear elastis sesuai dengan hukum hooke. 2.
Kayu bersifat Ortotropis. 3.
Kayu yang digunakan adalah kayu sembarang dan akan ditentukan kelas kuat dan mutu setelah diadakan pengujian.
4. Sambungan yang digunakan adalah Pasak cincin yang terbuat dari baja
5. Perencanaan menggunakan peraturan PKKI NI-5 2002 dimana tegangan
leleh pada sambungan pasak baja diperhitungkan karena pasak sudah mengalami perubahan bentuk
I.6 Metodelogi Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian laboratorium yaitu : 1.
Pengujian Physical dan Mechanical properties kayu dengan menggunakan British Method ,untuk mendapatkan
• Elastisitas Lentur Kayu.
Universitas Sumatera Utara
• Tegangan tekan izin sejajar serat kayu
• Kadar air kayu
• Berat jenis kayu
2. Perhitungan secara analitis dengan menggunakan Tata cara perencanaan
Konstruksi Kayu Indonesia PKKI NI-5 2002. 3.
Pengujian secara experimental dengan menggunakan PKKI NI-5 2002. 4.
Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 3 buah
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Baut Ø 12
Pasak cincin Pasak cincin
Gambar I.1 : Sambungan kayu dengan menggunakan pasak cincin.
U n
iv e
r s
ita s
Su m
a
te r
a U
ta r
a
BAB II TINJAUAN PUSTAKA