Sambungan Baut, Skrup KUnci, Pen Dan Pasak

II.4.3.4 Sambungan Baut, Skrup KUnci, Pen Dan Pasak

Ketentuan sambungan ini berlaku untuk perencanaan sambungan yang menggunakan alat pengencang dari jenis pasak baja, termasuk baut, skrup kunci, dan pen yang berdiameter 6,3 mm ≤ D ≤ 25 mm.

II.4.3.4.1 Ukuran dan sifat alat pengencang

Alat pengencang harus dibuat tegak lurus terhadap permukaan komponen struktur. Untuk baut, lubang penuntun tidak boleh lebih besar dari ketentuan berikut : D + 0,8 mm bila D 12,7 mm D + 1,6 mm bila D ≥ 12,7 mm. Sedangkan lubang penuntun untuk pen harus dibuat antara D hingga D-0,8 mm, di mana D adalah diameter pen. Lubang penuntun untuk sekrup kunci harus dibor dengan cara sebagai berikut: a Lubang untuk daerah tak berulir harus memiliki diameter yang sama dengan diameter batang tak-berulir dan kedalaman yang sama dengan daerah tak-berulir. b Lubang penuntun untuk daerah berulir harus memiliki panjang minimum sepanjang batang berulir dari sekrup kunci dan berdiameter sama dengan fraksi diameter batang berulir berikut ini: G 0,60 = 0,65 D hingga 0,85 D 0,50 G ≤ 0,60 = 0,60 D hingga 0,75 D G ≤ 0,50 = 0,40 D hingga 0,70 D di mana G adalah berat jenis kayu dan D adalah diameter batang berulir dari sekrup kunci. Universitas Sumatera Utara Untuk baut, skrup kunci, pasak dan pen jarak tepi baut yang diperlukan, jarak ujung dan spasi alat pengencang yang diperlukan untuk mengembangkan tahanan acuan harus sesuai dengan nilai minimum pada tabel berikut : Tabel 2.11. Jarak tepi, jarak ujung, dan persyaratan spasi untuk sambungan dengan baut,sekrup kunci, pen, dan pasak Beban Sejajar Arah Serat Ketentuan Dimensi Minimum Jarak Tepi b opt l m D ≤ 6 lihat Catatan 1 l m D 6 Jarak Ujung a opt Komponen Tarik Komponen Tekan Spasi S opt Spasi dalam baris alat pengencang Jarak antar baris alat pengencang 1,5D yang terbesar dari 1,5D atau 12 jarak antar baris alat pengencang tegak lurus serat 7D 4D 4D 1,5D127 mm lihat Catatan 2 dan 3 Beban Tegaklurus Arah Serat Ketentuan Dimensi Minimum Jarak Tepi b opt Tepi yang dibebani Tepi yang tidak dibebani Jarak Ujung a opt 4D 1,5D 4D Universitas Sumatera Utara Spasi S opt Spasi dalam baris alat pengencang Jarak antar baris alat pengencang: l m D ≤ 2 2l m D6 l m D ≥ 6 Lihat Catatan 3 2,5D lihat Catatan 3 5l m +10D8 lihat Catatan 3 5D lihat Catatan 3 Catatan: 1. l m adalah panjang pasak pada komponen utama pada suatu sambungan atau panjang total pasak pada komponen sekunder pada suatu sambungan. 2. Diperlukan spasi yang lebih besar untuk sambungan yang menggunakan ring. 3. Untuk alat pengencang sejenis pasak, spasi tegak lurus arah serat antar alat-alat pengencang terluar pada suatu sambungan tidak boleh melebihi 127 mm, kecuali bila digunakan plat pnyambung khusus bila ada ketentuan mengenai perubahan dimensi kayu

II.4.3.4.2 Tahanan lateral

Tahanan lateral acuan pada bagian ini berlaku untuk sambungan dengan komponen utama yang terdiri dari satu atau dua komponen kayu atau komponen dengan pelat baja sisi. Tahanan lateral acuan sambungan ditentukan dengan mengambil nilai minimum dari persamaan pada tabel-tabel dibawah, dikalikan jumlah alat pengencang pada sambungan nf Universitas Sumatera Utara Tabel 2.12. Tahanan lateral acuan untuk baut atau pasak Z untuk satu alat pengencang dengan satu irisan yang menyambung dua komponen Moda Kelelehan Persamaan yang berlaku Im θ K Fem Dtm Z 83 , = Is θ K Fes Dts Z 83 , = II θ K Fes D k Z 1 93 , = dengan Re 1 1 Re Re 1 Re 2 Re 3 2 2 2 1 + + − + + + + = Rt Rt Rt Rt K IIIm θ K Fem Dtm k Z Re 2 1 04 , 1 2 + = dengan 2 2 2 2 Re 2 1 2 Re 1 2 1 tm Fem D b F K + + + + − = γ IIIs θ K Fem Dts k Z Re 2 04 , 1 3 + = dengan 2 2 3 3 Re 2 2 Re Re 1 2 1 ts Fem D b F K + + + + − = γ Universitas Sumatera Utara IV Re 1 3 2 04 , 1 2 +     = Fyb Fem K D Z θ Catatan: Rt = tm ts Re = Fem Fes K θ = 1 + 0,25 θ 90 o Tabel 2.13. Tahanan lateral acuan untuk baut atau pasak Z untuk satu alat pengencang dengan dua irisan yang menyambung tiga komponen Moda Kelelehan Persamaan yang berlaku Im θ K Fem Dtm Z 83 , = Is θ K Fes Dts Z 66 , 1 = IIIm θ K Fem Dts k Z Re 2 08 , 2 3 + = dengan 2 2 3 3 Re 2 2 Re Re 1 2 1 ts Fem D b F K + + + + − = γ IV Re 1 3 2 08 , 2 2 +     = Fyb Fem K D Z θ Catatan: Re = Fem Fes Universitas Sumatera Utara K θ = 1 + 0,25 θ 90 o Fyb = Tegangan leleh baja 2400 kgcm 2 Fem = Kuat tumpu komponen struktur utama D = Diameter Pasak ts = Tebal komponen struktur sekunder tm = Tebal komponen struktur utama Fes = Kuat tumpu komponen struktur sekunder Tabel 2.14. Tahanan lateral acuan untuk sekrup kunci Z untuk satu alat pengencang dengan satu irisan yang menyambung dua komponen Moda Kelelehan Persamaan yang berlaku Is θ K Fes Dts Z 83 , = IIIIs θ K Fem Dts k Z Re 2 19 , 1 4 + = dengan 2 2 4 2 Re 2 Re Re 1 2 1 ts Fem D b F K + + + + − = γ IV Re 1 3 75 , 1 11 , 1 2 +     = Fyb Fem K D Z θ Catatan: Re = Fem Fes K θ = 1 + 0,25 θ 90 o Universitas Sumatera Utara Kuat tumpu pasak Fe untuk komponen utama yang terbuat dari beton atau pasangan batu diambil sam dengan kuat tumpu pasak untuk komponen sekunder yang terbuat dari kayu, dan tebal efektif komponen utama dari beton atau pasangan batu harus lebih besar dari pada dua kali tebal komponen sekunder kayu. Untuk sambungan dengan plat baja sisi, persamaan moda leleh ls pada tabel-tabel di atas tidak berlaku. Untuk sambungan dengan dua irisan yang komponen utama terbuat dari baja, persamaan moda leleh lm pada tabel 2.14 tidak berlaku. Persamaan komponen utama dari baja dan kuat tumpu alat pengencang harus dilakukan sesuai dengan metode yang baku. Universitas Sumatera Utara 3 cm 4,5 cm 6,5 cm

BAB III MATERIAL DAN METODE PENELITIAN

III.1 Persiapan dan Pemeriksaan Material Material yang digunakan adalah kayu persegi yang diperoleh dari pemotongan kayu bulat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi potongan pesegi. Karena material yang dipakai dalam penelitian kayu ini kayu yang tidak standard, maka sebelum melaksanakan pengujian sambungan, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan material dengan mengadakan pengujian modulus elastisitas, kadar air, massa jenis, dan kuat tekan sejajar serat dari material yang sesungguhnya. Pengujian Mechanical properties ini dilakukan untuk menentukan mutu kayu sehingga diperoleh tegangan ijin yang dapat dipikul kayu tersebut. III.1.1 Pengujian Kadar Air Pengujian kadar air dilakukan untuk mendapatkan kadar air yang dikandung dari benda uji dan dikontrol dengan persyaratan dimana syarat kadar air maksimal 20 untuk kayu kering udara. Dalam hal ini benda uji yang digunakan adalah kayu yang sudah diketam dengan ukuran 3 x 4,5 x 6,5 cm sebanyak 5 sampel. Gambar 3. 1 Sampel Penelitian Kadar Air Universitas Sumatera Utara