Perencanaan sambungan Penempatan alat pengencang Sambungan Paku, pasak, dan sekrup

R EA = EAmin EAmax, EAmin adalah nilai yang lebih kecil di antara EAm dan EAs , EAmax adalah nilai yang lebih besar di antara EAm dan EAs .

II.4.3 SAMBUNGAN MEKANIS

Sambungan pada komponen struktur kayu atau dari satu komponen struktur kayu ke komponen struktur kayu lainnya terdiri atas : − Elemen penyambung misalnya : pelat buhul, pelat penyambung, pelat pengikat, siku dan pelat pendukung − Alat penyambung misalnya : cincin belah, pelat geser − Alat pengencang misalnya : paku, jepretan, pasak, sekrup, baut, sekrup kunci, dan sistem alat pengencang lainnya.

II.4.3.1 Perencanaan sambungan

Sambungan harus direncanakan sedemikian sehingga: Z Zu z φ λ ≤ Universitas Sumatera Utara di mana Zu adalah tahanan perlu sambungan, z φ = 0,65 adalah faktor tahanan sambungan, dan Z’ adalah tahanan terkoreksi sambungan, λ adalah faktor waktu yang tidak diperbolehkan melebihi 1,0 untuk sambungan. Keberlakuan faktor-faktor koreksi untuk setiap jenis sambungan harus sesuai dengan yang disyaratkan pada Tabel 2.8. Tabel 2.8. Keberlakuan faktor koreksi FK untuk sambungan Kondisi Terkorek si Kondisi Acuan FK Diafragma FK Aksi Kelompok FK Geometri FK Kedalaman Penetrasi FK Serat Ujung FK Pelat Sisi FK Paku Miring Z’ = Zw’ = Z Zw C di Paku, pasak C d C eg C eg C tn C tn Z’ = Zw’ = Z Zw Sekrup C d C eg Universitas Sumatera Utara Z’ = Z C g Baut C ∆ Z’ = Zw’ = Z Zw C g Sekrup Kunci, Pen C ∆ C d C eg C eg Z’ II = Z’ ⊥ = Z II Z ⊥ C g C g Pelat Geser Cincin Belah C ∆ C ∆ C d C d C st

II.4.3.2 Penempatan alat pengencang

Jarak tepi adalah jarak antara tepi suatu komponen strukturterhadap alat pengencang terdekat diukur dalam arah tegak lurus serat kayu. Bila suatu komponen struktur dibebani tegak lurus arah serat, tepi yang memikul beban didefinisikan sebagai tepi beban. Tepi yang tidak memikul beban didefinisikan sebagai tepi tanpa beban. Jarak ujung adalah jarak yang diukur sejajar serat dari garis potong siku komponen struktur ke pusat alat pengencang yang terdekat Spasi adalah jarak antar pusat alat pengencang yang diukur sepanjang garis yang menghubungkan pusat-ke-pusat alat pengencang Spasi dalam baris alat pengencang adalah jarak antar alat pengencang di dalam satu baris; dan jarak antar baris alat pengencang adalah jarak antar baris-baris alat pengencang. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.15. Geometri sambungan baut

II.4.3.3 Sambungan Paku, pasak, dan sekrup

Ketentuan berikut ini berlaku untuk perencanaan sambungan yang menggunakan paku dan pasak polos atau pasak berulir serta sekrup. Ketentuan ini harus digunakan untuk perencanaan alat pengencang dan sambungan secara individual, yaitu :  Sifat dan ukuran alat pengencang Universitas Sumatera Utara Panjang bagian ulir sekrup harus lebih besar atau sama dengan dua pertiga panjang batangnya. Tahanan sambungan yang menggunakan paku dan pasak harus ditentukan berdasarkan diameter batang alat pengencang, D, dan kuat leleh atau kuat leleh lentur. − Pemasangan Sekrup harus dipasang dengan cara pemutaran. Paku dan pasak harus dipasang dengan cara dipukul. Paku miring harus dipasang dengan membentuk sudut ± 30 o terhadap komponen struktur dan dimulai pada lokasi sepertiga panjang paku diukur dari tepi komponen struktur yang disambung. Diameter lubang penuntun untuk paku dan pasak tidak boleh melebihi: 0,90 D untuk G 0,60, dan 0,875 D untuk G ≤ 0,60 di mana G adalah berat jenis dan D adalah diameter batang paku Lubang penuntun untuk sekrup harus dibor, dengan ketentuan a Lubang penuntun untuk bagian yang tak-berulir: 1,0 D untuk G 0,60, dan 0,875 D untuk G ≤ 0,60 b Lubang penuntun untuk bagian yang berulir dari sekrup harus mempunyai diameter sama dengan: − Untuk tahanan lateral: 1,0 D R untuk G 0,60, dan 0,875 D R untuk G ≤ 0,60 Universitas Sumatera Utara − Untuk tahanan cabut: 0,90 D R untuk G 0,60, dan 0,70 D R untuk G ≤ 0,60 dimana G adalah berat jenis kayu dan D R inti sekrup.  Spasi alat pengencang Spasi minimum untuk paku, pasak, atau sekrup pada suatu sambungan tunggal diatur sebagai berikut: Spasi dalam satu baris. Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar alat pengencang dalam suatu baris diambil minimal 10 D bila digunakan pelat sisi dari kayu dan minimal 7 D untuk pelat sisi dari baja. Spasi antar baris. Pada semua arah garis kerja beban lateral terhadap arah serat kayu, spasi minimum antar baris adalah 5 D. Jarak ujung. Jarak minimum dari ujung komponen struktur ke pusat alat pengencang terdekat diambil sebesar: − Untuk beban tarik lateral: 15 D untuk pelat sisi dari kayu, 10 D untuk pelat sisi dari baja. − Untuk beban tekan lateral: 10 D untuk pelat sisi dari kayu, 5 D untuk pelat sisi dari baja. Jarak tepi. Jarak minimum dari tepi komponen struktur ke pusat alat pengencang terdekat diambil sebesar: Universitas Sumatera Utara 5 D pada tepi yang tidak dibebani, 10 D pada tepi yang dibebani.  Tahanan Lateral Acuan: Satu irisan Tahanan lateral acuan dari suatu sambungan yang menggunakan paku baja, pasak, atau sekrup satu irisan yang dibebani secara tegak lurus terhadap sumbu alat pengencang dan dipasang tegak lurus sumbu komponen struktur, diambil sebagai nilai terkecil dari hasil perhitungan persamaa-persamaan dalam tabel berikut : Tabel 2.9. Tahanan lateral acuan paku dan pasak Z untuk satu alat pengencang dengan satu irisan yang menyambung dua komponen Moda Kelelehan Persamaan yang berlaku Is Ka Fes Dts Z 3 , 3 = Universitas Sumatera Utara IIIm Re 2 1 3 , 3 1 + = Kd Fem Dp K Z dengan 2 2 3 Re 2 1 2 Re 1 2 1 1 P Fem D b F K + + + + − = γ IIIs Re 2 3 , 3 2 + = Kd Fem Dts K Z dengan s t Fem D b F K 2 2 3 Re 2 1 2 Re Re 1 2 1 2 + + + + − = γ IV Re 1 3 3 3 , 3 2 + = b F Fem Kd D Z γ Tabel 2.10. Tahanan lateral acuan sekrup Z untuk satu sekrup dengan satu irisan yang menyambung dua komponen Moda Kelelehan Persamaan yang berlaku Is D K Fes Dts Z 3 , 3 = Universitas Sumatera Utara IIIs Re 2 3 , 3 3 + = D K Fem Dts K Z dengan s t Fem D b F K 2 2 2 Re 2 Re Re 1 2 1 3 + + + + − = γ IV Re 1 3 75 , 1 3 , 3 2 + = b F Fem K D Z D γ Catatan: Re = Fem Fes p = kedalaman penetrasi efektif batang alat pengencang D = diameter batang alat pengencang mm ts = tebal komponen sekunder mm K D = 2,2 untuk D ≤ 4,3 mm, = 0,38 D + 0,56 untuk 4,3 mm D 6,4 mm, = 3,0 untuk D ≥ 6,4 mm. Untuk sambungan pelat sisi baja, persamaan untuk moda leleh ls, pada tabel di atas tidak berlaku, dan tahan untuk moda tersebut dihitung sebagai tahanan tumpu alat pengencang pada pelat baja sisi.  Tahanan lateral acuan: Dua irisan Universitas Sumatera Utara Gambar 2.16. Sambungan paku dua irisan dengan penetrasi sebahagian Untuk titik kumpul sambungan yang terdiri atas tiga komponen sambungan dengan dua irisan, tahanan lateral acuan diambil sebesar dua kali tahanan lateral acuan satu irisan yang terkecil. Komponen tengah pada titik kumpul tersebut harus lebih tebal dari 6 D. Jika penetrasi alat pengencang pada komponen pemegang kurang dari 12 D untuk paku dan pasak, atau 7 D untuk sekrup maka tahanan lateral harus dikalikan dengan faktor kedalama penetrasi Cd Besarnya faktor kedalaman penetrasi Cd, ditentukan seperti berikut : Kedalaman penetrasi alat pengencang p, untuk paku dan pasak − Untuk 6 D ≤ p 12 D, Cd = p12 D, − Untuk p ≥ 12 D, Cd = 1,0. Kedalaman penetrasi alat pengencang p, untuk sekrup − Untuk 4 D ≤ p 7 D, Cd = p7 D, − Untuk p ≥ 7 D, Cd = 1,0. Untuk sambungan paku miring, tahanan lateral harus dikalikan dengan faktor paku miring Ctn = 0,83 Universitas Sumatera Utara

II.4.3.4 Sambungan Baut, Skrup KUnci, Pen Dan Pasak