Sistem Kewarisan Adat Sistem kewarisan individual Sistem kewarisan kolektif Sistem kewarisan mayorat Penghibahan atau Pewarisan

79

2. Beberapa hal penting dalam Hukum Adat Waris :

- Hukum adat waris erat hubungannya dengan sifat-sifat kekeluargaan dalam masyarakat hukum yang bersangkutan, misalnya Patrilineal, Matrilineal, dan Parental. - Pengoperan warisan dapat terjadi pada masa pemiliknya masih hidup yang disebut “penghibahan” atau hibah wasiat, dan dapat terjadi setelah pemiliknya meninggal dunia yang disebut warisan. - Dasar pembagian warisan adalah kerukunan dan kebersamaan serta memperhatikan keadaan istimewa dari tiap ahli waris - Adanya persamaan hak para ahli waris - Harta warisan tidak dapat dipaksakan untuk dibagi para ahli waris. - Pembagian warisan dapat ditunda ataupun yang dibagikan hanya sebagian saja. - Harta warisan tidak merupakan satu kestuan, tetapi harus dilihat dari sifat, macam asal dan kedudukan hukum dari barang-barang warisan tersebut.

3. Sistem Kewarisan Adat

Tiga Kewarisan Adat yaitu :

1. Sistem kewarisan individual

Harta peninggalan dapat dibagi-bagikan kepada para ahli waris seperti dalam masyarakat di Jawa 80

2. Sistem kewarisan kolektif

Harta peninggalan itu diwarisi secara bersama-sama para ahli waris, misalnya harta pusaka tidak dilmiliki atau dibagi-bagikan hanya dapat dipakai atau hak pakai.

3. Sistem kewarisan mayorat

Harta peninggalan diwariskan keseluruhan atau sebagian besar jatuh pada salah satu anak saja. Sistem kewarisan mayorat dibagi dua yaitu : a. mayorat laki-laki yaitu harta peninggalan jatuh kepada anak-anak laki- laki. b. Mayorat perempuan yaitu harta peninggalan jatuh pada anak perempuan tertua. Tidak semua harta peninggalan dapat diwariskan dibagi-bagikan kepada ahli waris, alasan-alasan harta peninggalan tidak dapat dibagi, yaitu : 1. karena sifatnya seperti barang-barang milik bersama milik kerabat. 2. karena kedudukan hukumnya seperti barang kramat, kasepuhan, tanah bengkok, tanah kasikepan. 3. karena pembagian warisan ditunda, misalnya adanya anak-anak yang belum dewasa. 4. karena belum bebas dari kekuasaan dari persekutuan seperti tanah milik desa. 5. karena hanya diwariskan pada satu golongan saja seperti system kewarisan mayorat. 81

4. Penghibahan atau Pewarisan

Dasar pemberian hibah adalah sebagai koreksi terhadap hukum adat dan untuk memberikan kepastian hukum. Hibah ada dua macam yaitu : a. Hibah biasa yaitu pemberian harta kekayaan pada waktu pewaris masih hidup. b. Hibah Wasiat yaitu pelaksanaannya setelah pewaris meninggal dunia harta tersebut baru diberikan. Keputusan Mahkamah Agung tanggal 23 agustus 1960 Reg. No. 225 KSip1960 menetapkan syarat-syarat hibah yaitu : a. Hibah tidak memerlukan persetujuan ahli waris b. Hibah tidak menyebabkan ahli waris yang lain menjadi kehilangan hak atas harta kekayaan tersebut.

5. Para ahli waris