Para ahli waris HUKUM ADAT WARIS

81

4. Penghibahan atau Pewarisan

Dasar pemberian hibah adalah sebagai koreksi terhadap hukum adat dan untuk memberikan kepastian hukum. Hibah ada dua macam yaitu : a. Hibah biasa yaitu pemberian harta kekayaan pada waktu pewaris masih hidup. b. Hibah Wasiat yaitu pelaksanaannya setelah pewaris meninggal dunia harta tersebut baru diberikan. Keputusan Mahkamah Agung tanggal 23 agustus 1960 Reg. No. 225 KSip1960 menetapkan syarat-syarat hibah yaitu : a. Hibah tidak memerlukan persetujuan ahli waris b. Hibah tidak menyebabkan ahli waris yang lain menjadi kehilangan hak atas harta kekayaan tersebut.

5. Para ahli waris

Yang menjadi ahli waris yang terpenting adalah anak kandung sendiri. Dengan adanya anak kandung ini maka anggota keluarga yang lain menjadi tertutup untuk menjadi ahli waris. Mengenai pembagiannya menurut Keputusan Mahkamah Agung tanggal 1 Nopember 1961 Reg. No. 179 KSip61 anak perempuan dan anak laki-laki dari seorang peninggal warisan bersama berhak atas harta warisan dalam arti bahwa bagian anak laki-laki adalah sama dengan anak perempuan. Hukum adat waris iini sangat dipengaruhi oleh hubungan kekeluargaan yang bersifat susunan unilateral yaitu matrilineal dan patrilineal. 82 Di daearah Minangkabau yang menganut system matiarchaat, maka apabila suaminya meninggal, maka anak-anak tidak merupakan ahli waris dari harta pencahariannya, sebab anak-anak itu merupakan warga anggota famili ibunya sedangkan bapaknya tidak, sehingga harta pencahariannya jatuh pada sausara- saudara sekandungnya. Di Bali, hanya anak laki-laki tertua yang menguasai seluruh warisan, dengan suatu kewajiban memelihara adik-adiknya serta mengawinkan mereka. Di Pulau Savu yang bersifat parental harta peninggalan ibu diwarisi oleh anak- anak perempuan dan harta peninggalan bapak diwarisi anak laki-laki. Beberapa Yurisprudensi tentang adat waris : 1. Keputusan M..A. tanggal 18 Amret 1959 Reg. No. 391KSIP1959 mengatakan : Hak untuk mengisi penggantian kedudukan ahli waris yang telah lebih dahulu meninggal dunia dari pada yang meninggalkan warisan adalah ada pada keturunan dalam garis menurun. Jadi cucu-cucu adalah ahli waris dari bapaknya. 2. Keputusan M.A. tanggal 10 Nopember 1959 Reg. No. 141KSIP1959 mengatakan : Penggatian waris dalam garis keturunan ke atas juga mungkin ditinjau dari rasa keadilan. Pada dasarnya penggantian waris harus ditinjau pada rasa keadilan masyarakat dan berhubungan dengan kewajiban untuk memelihara orang tua dan sebaliknya. 83 Didalam masyarakat adat dikenal juga apa yang disebut dengan : 1. anak angkat 2. anak tiri 3. anak di luar kawin 4. kedudukan janda 5. kedudukan duda

1. Anak Angkat :