Rumusan Masalah Sejarah Ringkas

mengatur dan mengawasi tentang pengelolahan keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah otonom. Bila ditinjau dari luasnya daerah yang harus dikelolah maka tentunya informasi akuntansi yang diperlukan haruslah akurat dan relevan agar memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan demi mewujudkan tujuan organisasi. Dari uraian yang telah penulis paparkan di atas maka penulis menyadari pentingnya peranan informasi akuntansi dalam mengambil keputusan. Oleh Karena itu, penulis tertarik untuk membahas masalah “Peranan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mengambil Keputusan Pada Biro Keuangan SETDA PROVSU”

B. Rumusan Masalah

Melihat akan banyaknya masalah yang timbul bila sebuah perusahaan tidak menggunakan sistem informasi akuntansi dengan baik maka penulis memutuskan akan mengangkat masalah dan membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini yaitu “Bagaimana peranan dan manfaat sistem informasi akuntansi dalam mengambil keputusan bagi manajemen pada Biro Keuangan SETDA PROVSU”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui apa peranan sistem informasi akuntansi bagi manajemen Biro Keuangan SETDA PROVSU. Universitas Sumatera Utara b. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat sistem informasi akuntansi tersebut bagi manajemen Biro Keuangan SETDA PROVSU.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis maupun praktis mengenai peranan dan manfaat sistem informasi akuntansi. b. Bagi perusahaan, sebagai masukan dan pertimbangan tentang konsep dasar dan manfaat sistem informasi akuntansi bagi perusahaan untuk mendukung kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan 1. Jadwal SurveyObservasi

Penelitian ini dilaksanaan pada Biro Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara SETDA PROVSU. Tabel 1.1 Jadwal SurveyObservasi dan Penyusunan Tugas Akhir No Kegiatan Juni Juli I II III IV I II 1 Pengesahan Tugas Akhir 2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset 4 Penunjukan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data Universitas Sumatera Utara No Kegiatan Juni Juli I II III IV I II 6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya dalam 4 bab. BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan. BAB II : BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA Pada bab ini diuraikan sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja terkini, dan rencana kegiatan. BAB III : PERANAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai pengertian Universitas Sumatera Utara akuntansi dan manajemen, pengertian sistem informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi pada Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara, tipe pengambilan keputusan, dan sistem informasi akuntansi sebagai alat bantu manajemen dalam mengambil keputusan. BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN Setelah hasil penelitian dikembangkan, maka penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang dapat menunjang kemajuan perusahaan pada masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara BAB II BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Di zaman Pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi seluruh Sumatera dikepalai oleh seorang Gouvernur berkedudukan di Medan. Sumatera terdiri dari daerah-daerah administratif yang dinamakan Keresidenan. Di zaman permulaan kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera tetap merupakan suatu kesatuan pemerintah yaitu Provinsi Sumatera yang dikepalai oleh seorang Gubernur dan terdiri dari daerah-daerah administratif Keresidenan yang dikepalai oleh seoran Residen. Pada sidang I Komite Nasional Daerah KND Provinsi Sumatera, mengingat kesulitan-kesulitan perhubungan ditinjau dari segi pertahanan diputuskan untuk membagi Provinsi Sumatera menjadi 3 sub Provinsi yaitu sub Provinsi Sumatera Utara yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli , sub Provinsi Sumatera Tengah, dan sub Provinsi Sumatera Selatan. Melalui Undang-Undang No. 10 Tahun 1948 Tanggal 15 April 1948, Pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 Provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu: 1. Provinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Universitas Sumatera Utara 2. Provinsi Sumatera Tengah yang meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Riau, dan Jambi. 3. Provinsi Sumatera Selatan yang meliputi Keresidenan Bengkulu, Palembang, dan Bangka Belitung. Pada permulaan tahun 1949 diadakan reoganisasi pemerintah di Sumatera, atas pertimbangan berhubungan dengan meningkatnya serangan-serangan Belanda. Menghendaki suatu sistem pertahanan yang lebih kokoh dan sempurna. Untuk itu perlu dipusatkan alat-alat kekuasaan sipil dan militer dalam tiap-tiap Daerah Militer Istimewa yang berada dalam satu tangan yaitu Gubernur Militer. Dengan demikian seluruh kekuasaan baik sipil maupun militer berada ditangan Gubernur Militer. Perubahan yang demikian ini ditetapkan dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I Tanggal 16 Mei 1949 No. 21PemP.D.R.I. Dalam tindak lanjutnya dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I Tanggal 17 Mei 1949 No. 22PemP.D.R.I jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Gubernur yang bersangkutan diangkat menjadi Komisaris dengan tugas-tugas memberi pengawasan dan tuntutan terhadap Pemerintah, baik sipil maupun militer. Selanjutnya dengan instruksi Dewan Pembantu dan Penasehat Wakil Perdana Menteri tanggal 15 September 1949 Sumatera Utara dibagi menjadi 2 Daerah Militer Istimewa yaitu Aceh dan Tanah Karo diketahui oleh Gubernur Militer Tengku M. Daud Bereuh dan Tapanuli Sumatera Timur oleh Gubernur Militer Dr. F. L. Tobing. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat RI dalam bentuk Peraturan Perdana Menteri pengganti Peraturan Pemerintah Tanggal 17 Desember 1949 No. 8DesW.K.P.M dibentuklah Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli Sumatera Timur. Kemudian dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950. Peraturan Wakil Perdana Menteri Pengganti Peraturan Pemerintah 17 Desember 1949 No. 8DesW.K.P.M Tahun 1949 tersebut dicabut dan kembali dibentuk Provinsi Sumatera Utara dengan daerah yang meliputi Daerah Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Selanjutnya dengan peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1950 Tanggal 14 Agustus 1950 pada waktu RIS ditetapkan bahwa Daerah RIS sesudah terbentuk Negara Kesatuan RI terbagi atas daerah-daerah Provinsi : 1. Jawa Barat 2. Jawa Tengah 3. Jawa Timur 4. Sumatera Utara 5. Sumatera Tengah 6. Sumatera Selatan 7. Kalimantan 8. Sulawesi 9. Maluku 10. Sunda Kecil Universitas Sumatera Utara Dalam perkembangan selanjutnya Tanggal 7 Desember 1956 diundangkanlah Undang-Undang No. 24 Tahun 1956 yaitu tentang pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan perubahan peraturan pembentukan Provinsi Sumatera Utara. Pasal I Undang-Undang No. 24 Tahun 1956 ini menyebutkan : 1. Daerah Aceh yang melingkupi yaitu Aceh Besar, Aceh Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Selatan, Kota Besar Kuta Raja, dipisahkan dari lingkungan Daerah Otonom Provinsi Sumatera Utara dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 dan dibentuk menjadi daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan nama Provinsi Aceh. 2. Provinsi Sumatera Utara tersebut dalam ayat 1 yang wilayahnya telah dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai Daerah Otonom Provinsi Aceh tetap disebut Provinsi Sumatera Utara. Jumlah Daerah Otonom Tingkat II di Sumatera Utara, berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten, Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Kecil serta Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II adalah 17 buah, saat ini di Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota. Perihal urusan rumah tangga daerah, dimulai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 Tahun 1950 yang kemudian diubah dengan Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Darurat No.16 Tahun 1955 dan dengan peraturan-peraturan yang muncul kemudian sampai saat ini di Provinsi Sumatera Utara terdapat 20 Dinas Otonom sesuai Perda No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara, yaitu : 1. Dinas Kehutanan 2. Dinas Pertanian 3. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 4. Dinas Kesejahteraan dan Sosial 5. Dinas Penegelolaan Sumber Daya Air 6. Dinas Kesehatan 7. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 8. Dinas Tata Ruang dan Permukiman 9. Dinas Perhubungan 10. Dinas Bina Marga 11. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 12. Dinas Komunikasi dan Informatika 13. Dinas Perkebunan 14. Dinas Pendapatan 15. Dinas Pemuda dan Olahraga 16. Dinas Kelautan dan Perikanan 17. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 18. Dinas Pertambangan dan Energi Universitas Sumatera Utara 19. Dinas Pendidikan 20. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Dan Perda No. 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, yaitu: 1. Badan Perencabaan dan Pembangunan Daerah 2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat 3. Badan Pendidikan dan Latihan 4. Badan Penanaman Modal dan Investasi 5. Badan Lingkungan Hidup 6. Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi 7. Inspektorat Daerah 8. Badan Penelitian dan Pengembangan 9. Badan Kepegawaian Daerah 10. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 11. Badan Ketahanan Pangan 12. Badan Rumah Sakit Jiwa Daerah 13. Kantor Satpol PP 14. Kantor Perwakilan Jakarta Serta Perda No. 6 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain, yaitu : 1. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3. Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Universitas Sumatera Utara 4. Sekretariat Korpri 5. Kantor Penyiaran Indonesia Daerah

B. Struktur Organisasi

Dokumen yang terkait

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara

2 84 74

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

11 114 84

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 49 56

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

3 80 57

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 46 49

Manfaat Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 26 50

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 42 58

Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

BAB III PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi - Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dal

1 1 24