Peran dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mengambil Keputusan pada Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

PERANAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM

MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH

PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH :

POPPY RUT SILVIA SITUMORANG 112102088

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA : POPPY RUT SILVIA SITUMORANG

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NIM : 112102088

JURUSAN : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PERANAN DAN MANFAAT SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM

MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA BIRO

KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Tanggal : Juli 2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19670904 199403 1 004 Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak

Tanggal : Juli 2014 Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi

NIP . 19511114 198203 1 002 Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA

Tanggal : Juli 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : POPPY RUT SILVIA SITUMORANG NIM : 112102088

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL : PERANAN DAN MANFAAT SISTEM

INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA BIRO KEUANGAN

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Medan, Juli 2014

NIM. 112102088


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Diploma III Jurusan Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara Tahun Akademis 2013/2014 dengan judul “PERANAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN PADA BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA”.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis tidak terlepas dari bantuan bimbingan dan doa dari keluarga tercinta, serta dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Atas segala bantuan tersebut melalui penulisan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. H.Ahmad Fuad, M.Si selaku Kepala Biro Keuangan SETDA PROVSU.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA selaku Ketua Prodi Diploma III Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing.

5. Ibu Ega, Ibu Evi, dan seluruh karyawan Biro Keuangan SETDA PROVSU yang telah membantu penulis.


(5)

6. Kepada langit abadi penulis, Mama dan Papa, yang tidak hanya setia memberikan motivasi tetapi juga setia membayar internet yang mahal, listrik yang kritis dan menggilakan, tinta printer yang selalu rusak atau habis dan lainnya.

7. Kepada saudara – saudaraku Sarah, Niko, dan Andre yang selalu memberi dukungan moral dan menjadi tempat berbagi cerita penulis.

8. Kepada sahabat – sahabatku Melan, Chyntia, Jessica K, Fristy, Mai, Eva, Jessica R, Gina, Regina, Satria, Yoga, Budi, dan Ronaldi yang telah menghabiskan waktu lebih dari separuh usianya bersama penulis.

9. Kepada teman – teman stambuk 2011 DIII Akuntansi Trisna, Syarifah, Desy, Pani, Fauziyah, Marlina, Dini, Nurul, dan semua teman Grup B.

10.Kepada semua pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu persatu oleh penulis.

Medan, Juli 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

1. Tujuan Penelitian ... 3

2. Manfaat Penelitian ... 4

D. Rencana Penulisan ... 4

1. Jadwal Survey/Observasi ... 4

2. Rencana Isi ... 5

BAB II : BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA ... 7

A. Sejarah Ringkas ... 7

B. Struktur Organisasi ... 13

C. Job Description ... 14

D. Jaringan Kegiatan ... 19

E. Kinerja Terkini ... 19


(7)

BAB III : PERANAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN

DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN ... 21

A. Pengertian Akuntansi dan Manajemen ... 21

1. Pengertian Akuntansi ... 21

2. Pengertian Manajemen ... 24

B. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 26

C. Sistem Informasi Akuntansi pada Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara ... 28

D. Tipe Pengambilan Keputusan ... 34

E. Sistem Informasi Akuntansi sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mengambil Keputusan ... 38

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Kesimpulan ... 40

B. Saran ... 41

DAFTAR PUSTAKA ... 43


(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Struktur Organisasi Biro Keuangan SETDA PROVSU ... 13 3.1 Proses Akuntansi ... 24


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi sekarang ini, banyak organisasi-organisasi ataupun perusahaan berkembang dengan pesat seiring dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Organisasi atau perusahaan yang pada umumnya bertujuan memperoleh laba juga berlomba untuk memiliki teknologi dan inovasi termutakhir dibanding dengan pesaingnya. Oleh karena itu, semua organisasi atau perusahaan tersebut berusaha semaksimal mungkin dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Salah satu cara atau jalan yang harus ditempuh ialah dengan cara menggunakan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dalam bidangnya. Sebuah perusahaan harus mempekerjakan seorang atau beberapa manajer yang berkompeten di dalam perusahaan supaya dapat mengatur perusahaan dengan baik.

Kinerja para manajer akan membantu perusahaan dalam mengelola internal perusahaan dan menghadapi para pesaing serta dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Pengelolahan tersebut akan sempurna jika perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam kegiatan perusahaan dilakukan dengan tepat.

Karena kebatasan waktu dan tenaga, para pimpinan perusahaan tidak dapat melakukan pengawasaan terhadap perusahaan secara langsung dan mendalam. Oleh karena itu para pimpinan perusahaan dibantu oleh para


(11)

manajer perusahaan harus memiliki data yang lengkap tentang keadaan aktual perusahaan agar dapat mengambil keputusan dan memprediksi masa depan perusahaan agar dapat mengetahui langkah apa yang harus dilakukan perusahaan selanjutnya.

Data atau informasi yang diperlukan pimpinan serta manajer itu memiliki dua bentuk yaitu data finansial yang dapat diketahui dengan sistem akuntansi. Sistem akuntansi tersebut akan menentukan bagaimana cara mengumpulkan data, meringkas, mengklarifikasi, menganalisis, dan melaporkan data tersebut. Dan yang kedua adalah data non-finansial yang dapat diketahui dengan mengadakan tanya jawab kepada pegawai perusahaan.

Semakin kompleksnya masalah yang dihadapi perusahaan maka akan semakin diperlukanlah peranan seorang manajer dalam mengambil keputusan. Maka dari itu manajer pasti akan sangat membutuhkan sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi ini berfungsi sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan, menentukan tingkat efisiensi setiap departemen serta menilai dan mengukur hasil kerja setiap unit yang diberikan tugas dan wewenang. Sistem ini juga berperan sebagai dasar pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan. Pengambilan keputusan tersebut harus dilakukan dengan matang agar tidak terjadi kesalahan.


(12)

mengatur dan mengawasi tentang pengelolahan keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara sebagai daerah otonom. Bila ditinjau dari luasnya daerah yang harus dikelolah maka tentunya informasi akuntansi yang diperlukan haruslah akurat dan relevan agar memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan demi mewujudkan tujuan organisasi.

Dari uraian yang telah penulis paparkan di atas maka penulis menyadari pentingnya peranan informasi akuntansi dalam mengambil keputusan. Oleh Karena itu, penulis tertarik untuk membahas masalah “Peranan dan Manfaat Sistem Informasi Akuntansi sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mengambil Keputusan Pada Biro Keuangan SETDA PROVSU” B. Rumusan Masalah

Melihat akan banyaknya masalah yang timbul bila sebuah perusahaan tidak menggunakan sistem informasi akuntansi dengan baik maka penulis memutuskan akan mengangkat masalah dan membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini yaitu “Bagaimana peranan dan manfaat sistem informasi akuntansi dalam mengambil keputusan bagi manajemen pada Biro Keuangan SETDA PROVSU”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apa peranan sistem informasi akuntansi bagi manajemen Biro Keuangan SETDA PROVSU.


(13)

b. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat sistem informasi akuntansi tersebut bagi manajemen Biro Keuangan SETDA PROVSU.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan secara teoritis maupun praktis mengenai peranan dan manfaat sistem informasi akuntansi.

b. Bagi perusahaan, sebagai masukan dan pertimbangan tentang konsep dasar dan manfaat sistem informasi akuntansi bagi perusahaan untuk mendukung kemajuan perusahaan dimasa yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey/Observasi

Penelitian ini dilaksanaan pada Biro Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara (SETDA PROVSU).

Tabel 1.1

Jadwal Survey/Observasi dan Penyusunan Tugas Akhir

No Kegiatan

Juni Juli

I II III IV I II

1 Pengesahan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul

3 Permohonan Izin Riset

4 Penunjukan Dosen Pembimbing


(14)

No Kegiatan

Juni Juli

I II III IV I II

6 Penyusunan Tugas Akhir

7 Bimbingan Tugas Akhir

8 Penyelesaian Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Penulis akan memberikan gambaran rencana isi tugas akhir yang akan mempermudah penulisan tugas akhir, maka penulis membaginya dalam 4 bab.

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan.

BAB II : BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini diuraikan sejarah ringkas, struktur organisasi, job description, jaringan kegiatan, kinerja terkini, dan rencana kegiatan.

BAB III : PERANAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN


(15)

akuntansi dan manajemen, pengertian sistem informasi akuntansi, sistem informasi akuntansi pada Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara, tipe pengambilan keputusan, dan sistem informasi akuntansi sebagai alat bantu manajemen dalam mengambil keputusan.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah hasil penelitian dikembangkan, maka penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran yang dapat menunjang kemajuan perusahaan pada masa yang akan datang.


(16)

BAB II

BIRO KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Di zaman Pemerintahan Belanda, Sumatera Utara merupakan suatu pemerintahan yang bernama Gouverment van Sumatera, yang meliputi seluruh Sumatera dikepalai oleh seorang Gouvernur berkedudukan di Medan. Sumatera terdiri dari daerah-daerah administratif yang dinamakan Keresidenan.

Di zaman permulaan kemerdekaan Republik Indonesia, Sumatera tetap merupakan suatu kesatuan pemerintah yaitu Provinsi Sumatera yang dikepalai oleh seorang Gubernur dan terdiri dari daerah-daerah administratif Keresidenan yang dikepalai oleh seoran Residen.

Pada sidang I Komite Nasional Daerah (KND) Provinsi Sumatera, mengingat kesulitan-kesulitan perhubungan ditinjau dari segi pertahanan diputuskan untuk membagi Provinsi Sumatera menjadi 3 sub Provinsi yaitu sub Provinsi Sumatera Utara (yang terdiri dari Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatera Timur, dan Keresidenan Tapanuli ), sub Provinsi Sumatera Tengah, dan sub Provinsi Sumatera Selatan.

Melalui Undang-Undang No. 10 Tahun 1948 Tanggal 15 April 1948, Pemerintah menetapkan Sumatera menjadi 3 Provinsi yang masing-masing berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri yaitu:

1. Provinsi Sumatera Utara yang meliputi Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli.


(17)

2. Provinsi Sumatera Tengah yang meliputi Keresidenan Sumatera Barat, Riau, dan Jambi.

3. Provinsi Sumatera Selatan yang meliputi Keresidenan Bengkulu, Palembang, dan Bangka Belitung.

Pada permulaan tahun 1949 diadakan reoganisasi pemerintah di Sumatera, atas pertimbangan berhubungan dengan meningkatnya serangan-serangan Belanda. Menghendaki suatu sistem pertahanan yang lebih kokoh dan sempurna. Untuk itu perlu dipusatkan alat-alat kekuasaan sipil dan militer dalam tiap-tiap Daerah Militer Istimewa yang berada dalam satu tangan yaitu Gubernur Militer. Dengan demikian seluruh kekuasaan baik sipil maupun militer berada ditangan Gubernur Militer.

Perubahan yang demikian ini ditetapkan dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I Tanggal 16 Mei 1949 No. 21/Pem/P.D.R.I. Dalam tindak lanjutnya dengan Keputusan Pemerintah Darurat R.I Tanggal 17 Mei 1949 No. 22/Pem/P.D.R.I jabatan Gubernur Sumatera Utara ditiadakan. Gubernur yang bersangkutan diangkat menjadi Komisaris dengan tugas-tugas memberi pengawasan dan tuntutan terhadap Pemerintah, baik sipil maupun militer. Selanjutnya dengan instruksi Dewan Pembantu dan Penasehat Wakil Perdana Menteri tanggal 15 September 1949 Sumatera Utara dibagi menjadi 2 Daerah Militer Istimewa yaitu Aceh dan Tanah Karo diketahui oleh Gubernur Militer Tengku M. Daud Bereuh dan Tapanuli (Sumatera Timur) oleh Gubernur Militer Dr. F. L. Tobing.


(18)

Selanjutnya dengan Ketetapan Pemerintah Darurat RI dalam bentuk Peraturan Perdana Menteri pengganti Peraturan Pemerintah Tanggal 17 Desember 1949 No. 8/Des/W.K.P.M dibentuklah Provinsi Aceh dan Provinsi Tapanuli (Sumatera Timur). Kemudian dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950. Peraturan Wakil Perdana Menteri Pengganti Peraturan Pemerintah 17 Desember 1949 No. 8/Des/W.K.P.M Tahun 1949 tersebut dicabut dan kembali dibentuk Provinsi Sumatera Utara dengan daerah yang meliputi Daerah Keresidenan Aceh, Sumatera Timur, dan Tapanuli. Selanjutnya dengan peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1950 Tanggal 14 Agustus 1950 (pada waktu RIS) ditetapkan bahwa Daerah RIS sesudah terbentuk Negara Kesatuan RI terbagi atas daerah-daerah Provinsi :

1. Jawa Barat 2. Jawa Tengah 3. Jawa Timur 4. Sumatera Utara 5. Sumatera Tengah 6. Sumatera Selatan 7. Kalimantan 8. Sulawesi 9. Maluku 10.Sunda Kecil


(19)

Dalam perkembangan selanjutnya Tanggal 7 Desember 1956 diundangkanlah Undang-Undang No. 24 Tahun 1956 yaitu tentang pembentukan Daerah Otonom Provinsi Aceh dan perubahan peraturan pembentukan Provinsi Sumatera Utara. Pasal I Undang-Undang No. 24 Tahun 1956 ini menyebutkan :

1. Daerah Aceh yang melingkupi yaitu Aceh Besar, Aceh Pidie, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Selatan, Kota Besar Kuta Raja, dipisahkan dari lingkungan Daerah Otonom Provinsi Sumatera Utara dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 5 Tahun 1950 dan dibentuk menjadi daerah yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan nama Provinsi Aceh.

2. Provinsi Sumatera Utara tersebut dalam ayat (1) yang wilayahnya telah dikurangi dengan bagian-bagian yang terbentuk sebagai Daerah Otonom Provinsi Aceh tetap disebut Provinsi Sumatera Utara.

Jumlah Daerah Otonom Tingkat II di Sumatera Utara, berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten, Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Kecil serta Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II adalah 17 buah, saat ini di Sumatera Utara terdiri dari 25 Kabupaten dan 8 Kota.

Perihal urusan rumah tangga daerah, dimulai dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No.5 Tahun 1950 yang kemudian diubah dengan


(20)

Undang-Undang Darurat No.16 Tahun 1955 dan dengan peraturan-peraturan yang muncul kemudian sampai saat ini di Provinsi Sumatera Utara terdapat 20 Dinas Otonom sesuai Perda No. 8 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah Provinsi Sumatera Utara, yaitu :

1. Dinas Kehutanan 2. Dinas Pertanian

3. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan 4. Dinas Kesejahteraan dan Sosial

5. Dinas Penegelolaan Sumber Daya Air 6. Dinas Kesehatan

7. Dinas Perindustrian dan Perdagangan 8. Dinas Tata Ruang dan Permukiman 9. Dinas Perhubungan

10.Dinas Bina Marga

11.Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 12.Dinas Komunikasi dan Informatika 13.Dinas Perkebunan

14.Dinas Pendapatan

15.Dinas Pemuda dan Olahraga 16.Dinas Kelautan dan Perikanan 17.Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 18.Dinas Pertambangan dan Energi


(21)

19.Dinas Pendidikan

20.Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Dan Perda No. 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah, yaitu:

1. Badan Perencabaan dan Pembangunan Daerah

2. Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat 3. Badan Pendidikan dan Latihan

4. Badan Penanaman Modal dan Investasi 5. Badan Lingkungan Hidup

6. Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi 7. Inspektorat Daerah

8. Badan Penelitian dan Pengembangan 9. Badan Kepegawaian Daerah

10.Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa 11.Badan Ketahanan Pangan

12.Badan Rumah Sakit Jiwa Daerah 13.Kantor Satpol PP

14.Kantor Perwakilan Jakarta

Serta Perda No. 6 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga lain, yaitu :

1. Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 2. Badan Penanggulangan Bencana Daerah


(22)

4. Sekretariat Korpri

5. Kantor Penyiaran Indonesia Daerah B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah bagan yang menunjukkan bagaimana hubungan antara orang-orang di dalam suatu organisasi. Setiap komponen dalam organisasi memiliki pengertian, tanggung jawab, serta pembagian tugas masing-masing.

Struktur organisasi berfungsi menjelaskan kewajiban dan tanggung jawab serta menghindarkan kesimpangsiuran dalam melaksanakan pekerjaan. Dalam struktur organisasi tersebut tercermin pembagian kerja dan tanggung jawab yang dimaksud untuk mempermudah penentuan serta mengarahkan dan mengatasi pelaksanaan pekerjaan tersebut. Dengan terintegrasinya suatu struktur organisasi maka kegiatan di dalam organisasi tersebut akan berjalan lancar. BIRO KEUANGAN SETDA PROVSU BAGIAN ANGGARAN Subbag Anggaran Pendapatan dan Pembiayaan Subbag Anggaran Belanja Tidak Langsung Subbag Anggaran Belanja Langsung BAGIAN PERBENDAHARAAN Subbag Perbendaharaan Belanja Tidak Langsung

dan Pembiayaan Subbag Perbendaharaan Langsung Subbag Tata Usaha Biro BAGIAN KAS DAERAH Subbag Penerimaan Kas Subbag Pengeluaran Kas Subbag Pengendalian Kas,

Bank, dan Pajak

BAGIAN AKUNTANSI Subbag Akuntansi Penerimaan Subbag Akuntansi Pengeluaran Subbag Evaluasi Neraca dan Arus

Kas BAGIAN PEMBINAAN ANGGARAN KAB/KOTA Subbag I Evaluasi APBD Kab/Kota Subbag II Evaluasi APBD Kab/Kota Subbag Pembinaan Adm. Keuangan Daerah


(23)

GAMBAR 2.1

Struktur Organisasi Biro Keuangan SETDA PROVSU Sumber : Biro Keuangan SETDA PROVSU

C. Job Description

Berikut adalah uraian tugas dan tanggung jawab pada Biro Keuangan SETDA PROVSU yaitu:

1. Kepala Biro Keuangan

 Menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah dalam penyelenggaraan urusan Pemerintahan atas pelaksanaan pembina, koordinasi, fasilitas, monitoring, evaluasi, pengendalian dan kebijakan bidang perbendaharaan, anggaran, kas daerah, akuntansi, dan pembinaan anggaran Kabupaten/Kota.

 Menyelenggarakan persiapan dan mengkoordinasikan, menyusun konsep kebijakan Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pembinaan, fasilitasi, monitoring, evaluasi, koordinasi, dan pengendalian urusan Pemerintahan dan/atau kewenangan otonomi Provinsi di bidang perbendaharaan, anggaran, kas daerah, akuntansi, dan anggaran keuangan Kabupaten / Kota.

 Menyelenggarakan koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah di bidang perbendaharaan, anggaran, kas daerah, akuntansi, dan anggaran keuangan Kabupaten / Kota.

 Menyelenggarakan pembinaan, bimbingan, arahan, dan penegakan disiplin staf di lingkungan Biro Keuangan.


(24)

 Menyelenggarakan pengelolaan bahan / data dalam penyelenggaraan pengelolaan keuangan di bidang perbendaharaan, anggaran, kas daerah, akuntansi, dan pembinaan anggaran Kabupaten / Kota.

 Menyelenggarakan penetapan penyusunan perencanaan dan program kegiatan pengelolaan keuangan daerah, sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan dan standar yang ditetapkan.

 Menyelenggarakan persiapan penyusunan standar, norma, dan kriteria penyelenggaraan pengelolaan keuangan daerah.

2. Kepala Bagian Perbendaharaan

 Membantu kepala biro keuangan dalam menyelenggarakan urusan perbendaharaan di bidang ketatausahaan, perbendaharaan tidak langsung, dan pembiayaan perbendaharaan belanja langsung.

 Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Perbendaharaan.

 Penyelenggaraan pengelolaan data / bahan di bidang perbendaharaan.

 Penyelenggaraan penyusunan perencanaan dan program kegiatan Bagian Perbendaharaan, sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.

 Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan – kebijakan di bidang perbendaharaan.

 Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitas, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan perbendaharaan di bidang


(25)

ketatausahaan, perbendaharaan belanja tidak langsung dan pembiayaan, perbendaharaan belanja langsung.

 Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

3. Kepala Bagian Anggaran

 Membantu kepala biro dalam menyelenggarakan urusan di bidang anggaran belanja tidak langsung, anggaran belanja langsung, anggaran pendapatan, dan pembiayaan.

 Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Anggaran.

 Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan – kebijakan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten / Kota, sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.

 Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan di bidang pengelolaan anggaran.

 Penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan informasi dalam penyelenggaraan anggaran.

 Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

 Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.


(26)

 Membantu kepala biro dalam penyelenggaraan pengelolaan urusan kas daerah di bidang penerimaan dan pengeluaran kas, pengendalian kas, bank, dan pajak.

 Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Kas Daerah.

 Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan – kebijakan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten / Kota, sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.

 Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan di bidang pengelolaan kas daerah.

 Penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan informasi dalam penyelenggaraan kas daerah.

 Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

 Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

5. Kepala Bagian Akuntansi

 Membantu kepala biro dalam penyelenggaraan pengelolaan urusan akuntansi di bidang akuntansi penerimaan, akuntansi pengeluaran, evaluasi neraca dan arus kas.

 Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Akuntansi.


(27)

 Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan – kebijakan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten / Kota, sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.

 Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan di bidang pengelolaan akuntansi.

 Penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan informasi dalam urusan akuntansi.

 Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

 Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

6. Kepala Bagian Anggaran Kabupaten/Kota

 Membantu kepala biro dalam penyelenggaraan pengelolaan urusan pembinaan anggaran Kabupaten/Kota dan pembinaan administrasi keuangan daerah.

 Penyelenggaraan pembinaan, bimbingan, dan arahan kepada staf pada lingkup Bagian Pembinaan Anggaran Kabupaten / Kota.

 Penyelenggaraan pengkajian dan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan – kebijakan pemerintahan Provinsi dan Kabupaten / Kota, sesuai ketentuan peraturan perundang – undangan.

 Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, fasilitasi, monitoring, evaluasi, pengendalian, dan kebijakan di bidang urusan pembinaan anggaran Kabupaten / Kota.


(28)

 Penyelenggaraan sosialisasi dan pengembangan informasi dalam pembinaan anggaran Kabupaten / Kota.

 Penyelenggaraan tugas lain yang diberikan Kepala Biro, sesuai bidang tugas dan fungsinya.

 Penyelenggaraan penyusunan laporan dan pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugasnya, sesuai standar yang ditetapkan.

D. Jaringan Kegiatan

Biro Keuangan SETDA PROVSU merupakan Badan Pemerintahan Daerah Sumatera Utara yang mengurusi keuangan daerah yang bertanggung jawab kepada Gubernur Sumatera Utara melalui Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara.

Biro Keuangan berorientasi pada pengaturan keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara mulai dari penganggaran pendapatan dan belanja daerah, pelaporan realisasi atas anggaran tersebut, dan berbagai kegiatan yang berhubungan dengan keuangan daerah Provinsi Sumatera Utara.

Maka dari itu diharapkan semua pegawai di Biro Keuangan SETDA PROVSU dapat meningkatkan kemampuan profesionalisme dalam mengelola keuangan daerah yang didukung sikap mental yang terpuji dan berakhlak, penataan kelembagaan menuju sistem kinerja yang professional dan modern dalam rangka pelaksanaan pelayanan publik, serta dapat meningkatkan pola pembinaan berkelanjutan kepada pemerintahan kabupaten kota se-Sumut di bidang keuangan daerah dan secara intensif melakukan pembinaan internal di lingkungan SKPD.


(29)

E. Kinerja Terkini

Setiap organisasi pasti memiliki visi dan misi yang harus dijalankan dalam rangka mewujudkan tujuan organisasi tersebut. Begitu pula yang terjadi pada Biro Keuangan SETDA PROVSU yang terus berupaya mewujudkan tujuannya. Maka dari itu organisasi ini diharapkan untuk bekerja keras, disiplin, dan loyalitas pada saat bekerja.

Kinerja usaha terkini yang dilakukan organisasi adalah menyelenggarakan administrasi dan pengelolahan keuangan daerah yang efisien dan akuntabel, menyusun dan mengevaluasi anggaran keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, serta membuat sinergi antara Pemerintah Daerah dan DPRD.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan Biro Keuangan SETDA PROVSU antara lain adalah sebagai berikut :

1. Melakukan evaluasi atas anggaran belanja daerah dan SKPD yang sudah dibuat.

2. Mempersiapkan anggaran belanja daerah dan SKPD untuk tahun anggaran selanjutnya.

3. Mempersiapkan laporan keuangan yang akan diberikan kepada Gubernur Sumatera Utara sebagai bentuk tanggung jawab Biro Keuangan SETDA PROVSU.

4. Melakukan pembinaan berkelanjutan kepada pemerintahan Kabupaten / Kota se-Sumut di bidang keuangan.


(30)

BAB III

PERANAN DAN MANFAAT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENGAMBIL

KEPUTUSAN A. Pengertian Akuntansi dan Manajemen

1. Pengertian akuntansi

Organisasi membutuhkan informasi tentang kinerja dan kondisi organisasi terkini, sejauh mana perkembangan perusahaan, dan pihak-pihak mana saja yang berhubungan dengan perusahaan. Oleh karena itu organisasi membutuhkan sistem akuntansi guna memenuhi kebutuhan akan informasi tersebut. Sistem akuntansi mencatat data ekonomi mengenai kebutuhan organisasi dan hal-hal yang terjadi pada organisasi, yang hasilnya dilaporkan dan dapat dipertanggung jawabkan pada pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan kebutuhan informasi mereka.

Perkembangan yang pesat di bidang akuntansi membuat banyak pakar akuntansi merumuskan apa sebenarnya pengertian akuntansi sebenarnya. Adapun pengertian akuntansi menurut Harahap (2008 : 4) adalah :

Bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang, dan modal suatu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah informasi bisnis yang berisi tentang keadaan keuangan organisasi yang dapat dipergunakan pihak-pihak yang berkepentingan.


(31)

Tujuan dari proses akuntansi tersebut adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang akan membantu pihak manajemen dalam mengambil keputusan. Prosedur akuntansi dapat dijelaskan dalam dua tahap yaitu :

1. Tahap pencatatan

a. Menganalisis dokumen usaha

Menganalisis dokumen usaha adalah tahap pertama dalam tahap pencatatan. Dokumen usaha atau yang sering kita sebut dengan bukti transaksi harus kita analisis dulu kebenarannya sebelum menjurnal transaksi tersebut.

b. Penjurnalan transaksi

Setelah dokumen usaha dipastikan kebenarannya, maka transaksi-transaksi dicatat dalam buku jurnal dengan benar.

c. Memposting transaksi-transaksi perkiraan ke buku besar

Transaksi yang sudah dicatat dalam buku jurnal dipindahkan ke perkiraan yang sesuai di buku besar. Buku besar merupakan kumpulan dari semua perkiraan yang digunakan untuk mengikhtisarkan hasil-hasil dari transaksi yang sejenis.

2. Tahap pengikhtisaran a. Menyusun neraca saldo

Neraca saldo adalah sebuah daftar yang berisi semua perkiraan beserta saldonya. Karena itu pada akhir neraca saldo kita bisa melihat apakah jumlah saldo debet sama dengan jumlah saldo kredit.


(32)

b. Menyiapkan ayat jurnal penyesuaian

Walaupun semua transaksi sudah dicatat dalam buku jurnal dan sudah dipos ke perkeiraan buku besar, namun kita tetap membutuhkan ayat jurnal penyesuaian pada akhir periode karena ada beberapa perkiraan yang mengalami pengurangan atau penambahan dan harus disesuaikan saldonya.

c. Penyusunan laporan keuangan

Data yang diperlukan untuk menyusun keuangan dapat diperoleh secara langsung dari saldo perkiraan buku besar yang telah disesuaikan.

d. Penggunaan neraca saldo

Neraca saldo digunakan untuk memperoleh penyusutan ayat jurnal penyesuaian dan laporan keuangan.

e. Penutup perkiraan nominal

Perkiraan ada dua macam yaitu permanen dan nominal. Perkiraan permanen adalah perkiraan yang selalu ada dalam organisasi selama organisasi masih ada. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang ada selama periode akuntansi berjalan.

Secara sederhana proses akuntansi dapat kita lihat pada gambar berikut:

Gambar 3.1 Proses Akuntansi

Sumber : James. A. Hall, ( 2001 : 7 ), Sistem Informasi Akuntansi, Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.

Pengumpulan

Data Pengelolaan Data

Menyiapkan Laporan Keuangan


(33)

Pada akhir periode dari proses akuntansi tersebut akan menghasilkan laporan keuangan. Laporan keuangan dapat digunakan oleh berbagai pihak dalam perusahaan khususnya pihak manajemen. Penyajian laporan keuangan tersebut dapat membantu pihak manajemen dalam melaksanakan fungsi manajemennya yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan untuk mencapai tujuan perusahaan

2. Pengertian manajemen

Manajemen sering diartikan sebagai seni untuk melaksanakan atau mengatur suatu pekerjaan melalui orang lain atau sekelompok orang yang memiliki tanggung jawab untuk mengelola kegiatan perusahaan. Dengan kata lain manajemen berfungsi untuk mengatur organisasi agar dapat mencapai tujuannya.

Menurut Griffin ( 2004 : 7 ) pengertian manajemen adalah :

Suatu rangkaian aktivitas termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi ( manusia, finansial, fisik, dan informasi ) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Dari pengertian di atas maka dapat kita simpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses sistematis dalam melakukan pekerjaan, dengan memanfaatkan sumber-sumber daya baik manusia, finansial, fisik ataupun informasi yang ada dengan keahlian dan keterampilannya untuk mencapai tujuan perusahaan.


(34)

Secara umum manajer dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Manajer puncak

Manajer puncak merupakan orang yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan-keputusan yang dapat mempengaruhi jalannya seluruh organisasi, menentukan rencana kerja, dan sasaran-sasaran bagi organisasi secara keseluruhan.

2. Manjer menengah

Manajer menengah adalah mereka yang berada pada posisi antara jenjang terbawah dan jenjang teratas organisasi. Para manajer dari kelompok ini mengelola pekerjaan para manajer tingkat pertama. 3. Manajer lini pertama

Manajer lini pertama bertugas mengelola pekerjaan para karyawan non-manajemen, yang biasanya melibatkan kegiatan memproduksi barang-barang atau jasa bagi para pelanggan organisasi.

Dalam mencapai tujuan perusahaan, manajemen memerlukan beberapa aktivitas atau fungsi manajemen. Adapun fungsi manajemen tersebut adalah :

a. Planning (Perencanaan)

Dalam menjalankan fungsi perencanaan, seorang manajer akan mendefinisikan sasaran-sasaran, menetapkan strategi untuk mencapai sasaran-sasaran itu, dan mengembangkan rencana kerja untuk memadukan dan mengkoordinasi berbagai aktivitas menuju sasaran-sasaran tersebut.


(35)

b. Organizing (Pengorganisasian)

Seorang manajer juga bertanggung jawab untuk merancang dan membentuk struktur kerja demi tercapainya sasaran-sasaran organisasi. Manajer harus menentukan tugas-tugas apa yang harus diselesaikan, siapa-siapa yang melakukannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang harus melapor kepada siapa, dan dimana keputusan-keputusan harus diambil.

c. Actuating / Leading (Pengarahan)

Setiap organisasi terdiri dari banyak orang, dan tugas manajer adalah untuk bekerja sama dan memanfaatkan bantuan orang-orang tersebut untuk mencapai sasaran organisasi tersebut. Manajer juga harus memotivasi para bawahannya, membantu menyelesaikan konflik di antara mereka, mengarahkan setiap individu atau kelompok, memilih metode berkomunikasi yang paling efektif, dan menangani berbagai isu yang berkaitan dengan perilaku karyawan.

d. Controling (Pengawasan)

Setelah sasaran pekerjaan digariskan, tugas dan susunan pekerjaan sudah ditetapkan, dan orang-orang yang dibutuhkan sudah dipekerjakan, dilatih, dan dimotivasi, maka harus dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana segala sesuatunya berjalan sesuai rencana.

B. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


(36)

pertanggung jawaban organisasi atas sebuah informasi perusahaan. Informasi akuntansi diperlukan oleh banyak pihak yang berkepentingan dan berhak atas informasi tersebut. Untuk mempermudah penyebaran informasi akuntansi tersebut diperlukanlah sebuah sistem yang sering kita sebut dengan Sistem Informasi Akuntansi.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Hall (2001 : 7) adalah sebagai berikut :

“Sistem informasi akuntansi adalah sebuah rangkaian prosesdur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi sebuah informasi keuangan dan didistribusikan kepada para pemakai”.

Menurut Nafarin (2003 : 8) suatu informasi haruslah memiliki beberapa karakteristik berikut ini :

1. Mudah dipahami, yaitu laporan keuangan dibuat singkat tetapi jelas. 2. Relevan, agar laporan keuangan relevan ada tiga syarat yang harus

dipenuhi yaitu mempunyai nilai umpan balik, mempunyai nilai prediksi dan tepat waktu.

3. Keandalan, agar laporan keuangan dapat diandalkan harus memenuhi beberapa syarat yaitu :

• Dapat diperiksa

• Keterangan bersifat umum • Dapat dipercaya

• Harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya

• Mengandung unsur kehati-hatian pada saat melakukan taksiran. 4. Dapat diperbandingkan, agar laporan keuangan dapat diperbandingkan


(37)

harus memenuhi beberapa syarat, antara lain pencatatan transaksi dilakukan secara konsisten dan ada standarnya.

Dengan adanya sistem informasi akutansi di dalam perusahaan membuat pekerjaan semakin mudah. Sistem Informasi Akuntansi dapat menginformasikan informasi akuntansi dengan cepat dan mudah ke seluruh pihak yang membutuhkan informasi tersebut. Informasi akuntansi juga haruslah mudah dipahami, relevan, dapat diuji keandalannya, dan dapat dibandingkan.

C. Sistem Informasi Akuntansi pada Biro Keuangan SETDA PROVSU Dalam kehidupan bernegara yang semakin terbuka, Pemerintah selaku perumus dan pelaksana bertanggung jawab terhadap seluruh hasil pelaksanaan pembangunan. Salah satu bentuk tanggung jawab itu diwujudkan dengan menyediakan termasuk informasi keuangan daerah dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat guna mendorong terwujudnya pemerintahan yang bersih, transparan, serta mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif.

Untuk itu Biro Keuangan SETDA PROVSU menggunakan sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Ditjen Keuangan Daerah Kemendagri dalam rangka mempercepat penyebaran data dan efisiensi dalam menghimpun data keuangan daerah. Aplikasi tersebut bernama Sistem Informasi Pengelolaan


(38)

Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan untuk meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif, transaran, akuntabel, dan auditabel.

Aplikasi ini juga merupakan salah satu manifestasi aksi nyata fasilitasi dari Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah daerah dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, dalam rangka penguatan persamaan persepsi sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah dalam penginterpretasian dan pengimplementasian berbagai peraturan perundang-undangan.

Pemerintah menyelenggarakan SIPKD secara nasional dengan tujuan sebagai berikut :

1. Merumuskan kebijakan dan pengendalian fiskal nasional 2. Menyajikan informasi keuangan daerah secara nasional

3. Merumuskan kebijakan keuangan daerah, seperti dana perimbangan, pinjaman daerah, dan pengendalian defisit anggaran

4. Melakukan pemantauan, pengendalian, dan evaluasi pendanaan desentralisasi, dekonsentrasi, tugas pembantuan, pinjaman daerah, dan defisit anggaran daerah.

Sesuai dengan tujuan dibangunnya aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), maka penggunaannya ditujukan kepada seluruh Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.


(39)

regional sebagai basis pengembangan dan koordinasi SIPKD, yaitu:

1. Wilayah I, yang meliputi Naggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau dengan kantor regional di Provinsi Sumatera Barat.

2. Wilayah II, yang meliputi Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Bengkulu, dan Lampung dengan kantor regional di Provinsi Sumatera Selatan.

3. Wilayah III, yang meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten dengan kantor regional di Provinsi Jawa Barat.

4. Wilayah IV, yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur dengan kantor regional di Provinsi Jawa Timur.

5. Wilayah V, yang meliputi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur dengan kantor regional di Provinsi Kalimantan Selatan.

6. Wilayah VI, yang meliputi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat dengan kantor regional di Provinsi Sulawesi Selatan.

Biro Keuangan SETDA PROVSU memiliki sistem informasi akuntansi komputerisasi dengan bantuan komputer yang lebih dikenal dengan Electronic Data Processing (EDP) yang mengelola data akuntansi untuk menjelaskan


(40)

merupakan ”Pengolahan data dengan peralatan dan program yang digabung menjadi suatu instalasi komputer yang lengkap atau satu kesimpulan program dan prosedur yang berhubungan untuk melaksanakan tugas tertentu yang berkaitan dengan suatu komputer”. Unsur-unsur sistem informasi komputerisasi terdiri dari :

1. Perangkat Keras

Perangkat keras atau hardware adalah semua bagian fisik komputer dan dibedakan dengan data yang berada di dalamnya. Perangkat keras komputer terdiri dari lima komponen yaitu :

a. Central Processing Unit (CPU)

CPU merupakan pusat komputer yang berfungsi melakukan kegiatan-kegiatan aritmatik dan logika serta mengawasi kegiatan-kegiatan seluruh sistem EDP. CPU sering juga disebut sebagai otak komputer.

b. Input device

Dalam proses memasukkan data ke komputer digunakan berbagai macam alat yang disebut pure input equipment atau sering disebut input device ( mis : keyboard ).

c. Input equipment

Merupakan alat yang mengubah bentuk informasi menjadi dapat dibaca dan digunakan ( mis : printer )

d. Combination communication equipment

Merupakan alat-alat yang menghubungkan seseorang secara langsung dengan CPU atau dengan file yang online.


(41)

e. Kombinasi input output

Gabungan dua komponen fasilitas komputer yaitu input equipment dan output equipment.

2. Perangkat Lunak

Perangkat lunak atau software adalah data yang diformat dan disimpan secara digital, termasuk program komputer, dokumentasi, dan berbagai informasi yang bisa dibaca dan ditulis komputer. Dengan kata lain, bagian sistem komputer yang tidak berwujud.

Perangkat lunak yang digunakan di Biro Keuangan SETDA PROVSU adalah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). SIPKD hanya bisa diakses dengan internet pada lingkungan kerja Biro Keuangan SETDA PROVSU karena memiliki server tersendiri. Hal itu membuat masyarakat umum tidak bisa mengakses aplikasi ini.

3. Brainware

Brainware merupakan orang-orang terlatih yang bisa mengoperasikan komputer. Bukan hanya mengoperasikan tapi juga mampu mengelola data secara komputerisasi.

Biro Keuangan SETDA PROVSU memiliki banyak tenaga kerja yang bertugas untuk mengelola data keuangan daerah menggunakan aplikasi SIPKD. Tenaga kerja tersebut diberikan pelatihan intensif mengenai cara menggunakan dan pemeliharaan aplikasi ini.

Pihak-pihak yang berkepentingan atau yang berhak mengetahui informasi akuntansi yang diolah oleh Biro Keuangan SETDA PROVSU


(42)

1. Gubernur Sumatera Utara

Gubernur Sumatera Utara merupakan kepala atau pemimpin pemerintahan di daerah Provinsi Sumatera Utara. Maka dari itu informasi akuntansi sangat diperlukan oleh Gubernur untuk dapat mempertimbangkan RAPBD ataupun menganalisis hasil realisasi APBD tahun berjalan.

2. Pekerja yang ada di lingkungan kerja Gubernur Sumatera Utara

Pekerja yang ada di lingkungan kerja Gubernur juga mempunyai hak untuk mengetahui bagaimana informasi akuntansi yang tersedia. Hal itu diperlukan agar dapat mengevaluasi hasil kerja, membantu dalam penyusunan RAPBD dan sebagainya.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah juga berhak mengetahui informasi akuntansi dari Biro Keuangan SETDA PROVSU terkait RAPBD yang diajukan oleh Gubernur Sumatera Utara.

4. Pihak pemerintah lain di atas Gubernur Sumatera Utara

Pihak pemerintah lain di atas Gubernur ( mis : DPR, MPR, Presiden) juga berhak mengetahui informasi akuntansi dari Biro Keuangan SETDA PROVSU. Informasi tersebut dapat diminta bila diperlukan oleh lembaga pemerintah di atas Gubernur tersebut.

5. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Dinas

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau sering kita sebut dengan Dinas, berhak mengetahui informasi akuntansi dari Biro Keuangan.


(43)

Jumlah SKPD atau Dinas yang ada di Sumatera Utara ada 56 SKPD. Informasi akuntansi tersebut berisi anggaran yang diberikan kepada tiap-tiap SKPD.

6. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)

Bila Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memiliki dugaan korupsi di lingkungan kerja Gubernur Sumatera Utara, KPK berhak mengetahui dan menyelidiki informasi akuntansi terkait keuangan Provinsi Sumatera Utara.

D. Tipe Pengambilan Keputusan

Dalam pengambilan keputusan suatu organisasi atau perusahaan harus mempertimbangkan segala sesuatunya dengan matang agar tidak ada kesalahan yang berarti di masa depan. Dengan keputusan dan perencanaan yang matang juga akan mempermudah pekerjaan di masa depan.

Pengambilan keputusan tersebut merupakan tugas seorang manajer atau pemimpin perusahaan untuk mencari jalan keluar untuk masalah yang timbul di tengah-tengah perusahaan.

Pada proses pengambilan keputusan ada beberapa langkah yang harus ditempuh. Langkah-langkah ini akan menghasilkan keputusan yang memiliki nilai dan kualitas. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi suatu masalah

Mengidentifikasi masalah adalah hal pertama yang harus dilakukan. Dengan mengidentifikasi dan mengenal masalah yang dihadapi maka


(44)

masalah dapat dilakukan dengan menganalisis data-data yang kemungkinan terjadi kesalahan, mengamati keadaan lingkungan perusahaan, melakukan tanya jawab kepada pegawai terkait masalah yang sedang dihadapi.

b. Mengidentifikasi kriteria keputusan

Setelah manajer mengidentifikasi masalah, manajer harus mengidentifikasi kriteria keputusan yang penting atau relevan untuk memecahkan masalah. Setiap pembuat keputusan mempunyai kriteria yang memandu keputusannya, walaupun mereka tidak dinyatakan secara eksplisit.

c. Mengalokasikan bobot pada kriteria

Jika kriteria yang relevan tidak sama arti pentingnya, pembuat keputusan harus memberi bobot pada masing-masing kriteria agar dapat memberinya prioritas yang tepat dalam membuat keputusan. Dengan cara yang sederhana yaitu memberi bobot 10 pada kriteria yang paling penting dan kemudian memberikan bobot pada kriteria yang lain dengan menggunakan standar tersebut.

d. Mengembangkan alternatif

Langkah keempat dalam proses pembuatan keputusan mengharuskan pembuat keputusan menyusun daftar alternatif yang ada yang dapat memecahkan masalah. Ini merupakan langkah dimana pembuat keputusan harus kreatif. Pada titik ini, alternatif hanya didaftar, tidak dievaluasi. e. Menganalisis alternatif


(45)

Setelah alternatif diidentifikasi, pembuat keputusan harus mengevaluasi setiap kemungkinan. Dengan cara menggunakan kriteria yang ditetapkan pada langkah 2. Ada saat dimana pembuat keputusan mungkin tidak perlu melakukan langkah ini. Jika suatu alternatif memiliki skor tertinggi pada setiap kriteria, manajer tidak perlu mempertimbangkan bobotnya karena alternatif tersebut sudah menjadi pilihan utama. Atau, jika semua bobot sama, manajer dapat mengevaluasi sebuah alternatif hanya dengan menjumlahkan semua nilainya.

f. Memilih sebuah alternatif

Langkah keenam dalam proses pembuatan keputusan adalah memilih alternatif terbaik atau yang menghasilkan total tertinggi di langkah 5. g. Mengimplementasikan alternatif

Dalam proses pembuatan keputusan, manajer menerapkan keputusan ke dalam tindakan dengan memberlakukan kepada pihak yang berwenang dan membuat mereka berkomitmen terhadapnya. Orang yang harus mengimplementasikan sebuah keputusan berpartisipasi dalam proses, mereka akan lebih mendukungnya. Hal lain yang mungkin harus dilakukan manajer selama mengimplementasi adalah menilai ulang lingkungan untuk setiap perubahan, terutama dengan keputusan jangka panjang.

h. Mengevaluasi efektivitas keputusan


(46)

masalahnya masih ada, manajer harus menilai apa yang salah. Apakah masalahnya salah diidentifikasikan? Apakah kesalahan dilakukan pada saat mengevaluasi alternatif? Apakah alternatif yang benar telah terpilih tetapi diimplementasikan secara buruk? Bila hasilnya masih jauh dari harapan maka manjer harus melakukan langkah-langkah sebelumnya atau bahkan mengulangi seluruh proses dari awal.

Tipe-tipe keputusan pada perusahaan menggambarkan bagaimana perencanaan dan pengendalian baik menyangkut operasional perusahaan maupun hubungan dengan sumber daya manusia di dalam perusahaan. Keputusan – keputusan tersebut haruslah efisien agar dampak negatif tidak akan timbul . Adapun tipe – tipe keputusan tersebut yaitu :

1. Keputusan terprogram

Keputusan terprogram merupakan sebuah keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sering dihadapi atau masalah yang rutin atau berulang-ulang. Keputusan tersebut biasanya dilakukan atau dialami oleh manajemen tingkat bawah dalam keadaan operasional sehari-hari perusahaan.

2. Keputusan tidak terprogram

Keputusan tidak terprogram atau tidak berstruktur biasanya dilakukan oleh manajemen tingkat atas dan biasanya masalah yang dihadapi adalah masalah yang lebih kompleks dan menggunakan teknik-teknik yang juga kompleks untuk menghadapi masalah tersebut.


(47)

manajemen. Semakin tinggi tingkat manajemen maka semakin tidak terprogram keputusan yang akan diambil. Hal itu terjadi karena kompleksnya masalah yang dihadapi. Keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas biasanya terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan. Maka dari itu manajer tingkat atas harus menganalisis kepastian, risiko, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan strategi. Sementara manajer tingkat bawah menghadapi masalah yang lebih sederhana dan biasa dihadapi oleh perusahaan maka keputusannyapun lebih terprogram.

E. Sistem Informasi Akuntansi sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mengambil Keputusan

Sistem Informasi Akuntansi merupakan sebuah rangkaian yang berpadu untuk melaksanakan proses pengolaan data akuntansi secara efisien sehingga menghasilkan informasi keuangan. Informasi akuntansi tersebut digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Begitu juga pada Biro Keuangan SETDA PROVSU yang mengandalkan informasi akuntansi sebagai dasar mengambil keputusan.

Sistem Informasi Akuntansi juga berperan dalam pembuatan keputusan baik keputusan terprogram maupun keputusan tidak terprogram. Sistem Informasi Akuntansi menyediakan informasi yang menyangkut aspek finansial.

Pentingnya Sistem Informasi Akuntansi tersebut harus didukung oleh tenaga kerja ahli yang mengelola data-data akuntansi secara cermat, baik, dan


(48)

juga harus terpercaya agar keputusan yang diambil tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan oleh Biro Keuangan SETDA PROVSU adalah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Tenaga kerja yang bernaung dibawah Biro Keuangan SETDA PROVSU mengelola data dengan SIPKD, mulai dari menginput data, memproses data, sampai pada akhirnya menjadi informasi akuntansi yang berbentuk laporan keuangan.

Informasi akuntansi tersebut dipakai oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk menentukan anggaran daerah dan anggaran SKPD. Bukan hanya untuk menentukan anggaran daerah, informasi akuntansi ini juga berguna sebagai dasar mengambil keputusan oleh Gubernur Sumatera Utara ataupun pihak lain yang berwenang dalam hal ini.


(49)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran dari pembahasan bab – bab sebelumnya tentang bagaimana peranan dan manfaat Sistem Informasi Akuntansi pada Biro Keuangan SETDA PROVSU. Kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Sistem Informasi Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang mengkomunikasikan informasi baik keuangan dan non keuangan dengan berbagai pihak yang perkepentingan dengan informasi tersebut.

2. Sistem Informasi Akuntansi sangat penting perannya dan mutlak diperlukan setiap organisasi atau perusahaan.

3. Sistem Informasi Akuntansi sangat diperlukan pihak manajemen sebagai dasar dalam mengambil keputusan.

4. Dalam mengelola data keuangan, Biro Keuangan SETDA PROVSU menggunakan sistem komputerisasi atau berbasis komputer. Biro Keuangan SETDA PROVSU menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang dikembangkan oleh Ditjen Keuangan Kemendagri.

5. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan untuk meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai


(50)

regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif, transaran, akuntabel, dan auditabel.

6. Sistem Informasi Akuntansi bertujuan untuk mempermudah dalam penyajian dan penyebaran laporan keuangan dengan harapan meningkatkan keakuratan laporan keuangan serta mempercepat dan mempermudah penyajian laporan keuangan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

7. Dalam penggunaan aplikasi SIPKD, Ditjen Kemendagri melakukan pelatihan intensif agar semua tenaga kerja bisa menggunakan aplikasi ini.

B. Saran

1. Seiring dengan berkembangnya negara kita kearah yang lebih baik ada baik kalau Biro Keuangan SETDA PROVSU meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat di daerah Provinsi Sumatera Utara dengan cara meningkatkan anggaran untuk memajukan desa – desa tertinggal di Sumatera Utara.

2. Penggunaan dan pemeliharaan terhadapa komputer dan Sistem Informasi Akuntansi diperhatikan karena jumlah investasi dana untuk teknologi relative besar. Dan diharapkan Biro Keuangan SETDA PROVSU mempertimbangkan faktor – faktor efektifitas, efisiensi biaya penggunaan komputer tersebut.

3. Sumber daya manusia senantiasa dituntut untuk menguasai kegiatan operasional Biro Keuangan SETDA PROVSU sebaik mungkin dan juga


(51)

mengikuti perkembangan teknologi berbasis komputer agar kedepannya bisa menggunakan sistem yang ada dengan sebaik mungkin.

4. Pengamanan terhadap sistem harus dapat ditingkatkan jangan sampai ada pihak – pihak yang tidak berhak atas informasi keuangan tersebut dapat mengakses informasi untuk kepentingannya sendiri.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L, 2002. Manajemen, alih bahasa Emil Salim, Erlangga, Jakarta.

Griffin, 2004. Manajemen, alih bahasa Gina Gania, Erlangga, Jakarta.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Teori Akuntansi, Edisi Revisi Rajawali Pers, Jakarta.

Mulyadi, 1993. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE, UGM, Yogyakarta.

Nafarin M, 2003. Akuntansi, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Robbins, Stephen P.,Mary Coulter, 2010. Manajemen, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Erlangga, Jakarta.

Simamora, Hendry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.


(1)

manajemen. Semakin tinggi tingkat manajemen maka semakin tidak terprogram keputusan yang akan diambil. Hal itu terjadi karena kompleksnya masalah yang dihadapi. Keputusan yang diambil oleh manajer tingkat atas biasanya terkait dengan masalah kelangsungan hidup perusahaan. Maka dari itu manajer tingkat atas harus menganalisis kepastian, risiko, dan ketidakpastian yang berhubungan dengan strategi. Sementara manajer tingkat bawah menghadapi masalah yang lebih sederhana dan biasa dihadapi oleh perusahaan maka keputusannyapun lebih terprogram.

E. Sistem Informasi Akuntansi sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Mengambil Keputusan

Sistem Informasi Akuntansi merupakan sebuah rangkaian yang berpadu untuk melaksanakan proses pengolaan data akuntansi secara efisien sehingga menghasilkan informasi keuangan. Informasi akuntansi tersebut digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Begitu juga pada Biro Keuangan SETDA PROVSU yang mengandalkan informasi akuntansi sebagai dasar mengambil keputusan.

Sistem Informasi Akuntansi juga berperan dalam pembuatan keputusan baik keputusan terprogram maupun keputusan tidak terprogram. Sistem Informasi Akuntansi menyediakan informasi yang menyangkut aspek finansial.

Pentingnya Sistem Informasi Akuntansi tersebut harus didukung oleh tenaga kerja ahli yang mengelola data-data akuntansi secara cermat, baik, dan tepat waktu agar informasi tersebut aktual. Selain aktual informasi akuntansi


(2)

juga harus terpercaya agar keputusan yang diambil tidak sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Sistem Informasi Akuntansi yang digunakan oleh Biro Keuangan SETDA PROVSU adalah Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Tenaga kerja yang bernaung dibawah Biro Keuangan SETDA PROVSU mengelola data dengan SIPKD, mulai dari menginput data, memproses data, sampai pada akhirnya menjadi informasi akuntansi yang berbentuk laporan keuangan.

Informasi akuntansi tersebut dipakai oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk menentukan anggaran daerah dan anggaran SKPD. Bukan hanya untuk menentukan anggaran daerah, informasi akuntansi ini juga berguna sebagai dasar mengambil keputusan oleh Gubernur Sumatera Utara ataupun pihak lain yang berwenang dalam hal ini.


(3)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran dari pembahasan bab – bab sebelumnya tentang bagaimana peranan dan manfaat Sistem Informasi Akuntansi pada Biro Keuangan SETDA PROVSU. Kesimpulan dan saran tersebut adalah sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Sistem Informasi Akuntansi merupakan bahasa bisnis yang mengkomunikasikan informasi baik keuangan dan non keuangan dengan berbagai pihak yang perkepentingan dengan informasi tersebut.

2. Sistem Informasi Akuntansi sangat penting perannya dan mutlak diperlukan setiap organisasi atau perusahaan.

3. Sistem Informasi Akuntansi sangat diperlukan pihak manajemen sebagai dasar dalam mengambil keputusan.

4. Dalam mengelola data keuangan, Biro Keuangan SETDA PROVSU menggunakan sistem komputerisasi atau berbasis komputer. Biro Keuangan SETDA PROVSU menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang dikembangkan oleh Ditjen Keuangan Kemendagri.

5. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu yang dipergunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan untuk meningkatkan efektifitas implementasi dari berbagai


(4)

regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang berdasarkan pada asas efisiensi, ekonomis, efektif, transaran, akuntabel, dan auditabel.

6. Sistem Informasi Akuntansi bertujuan untuk mempermudah dalam penyajian dan penyebaran laporan keuangan dengan harapan meningkatkan keakuratan laporan keuangan serta mempercepat dan mempermudah penyajian laporan keuangan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

7. Dalam penggunaan aplikasi SIPKD, Ditjen Kemendagri melakukan pelatihan intensif agar semua tenaga kerja bisa menggunakan aplikasi ini.

B. Saran

1. Seiring dengan berkembangnya negara kita kearah yang lebih baik ada baik kalau Biro Keuangan SETDA PROVSU meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat di daerah Provinsi Sumatera Utara dengan cara meningkatkan anggaran untuk memajukan desa – desa tertinggal di Sumatera Utara.

2. Penggunaan dan pemeliharaan terhadapa komputer dan Sistem Informasi Akuntansi diperhatikan karena jumlah investasi dana untuk teknologi relative besar. Dan diharapkan Biro Keuangan SETDA PROVSU mempertimbangkan faktor – faktor efektifitas, efisiensi biaya penggunaan komputer tersebut.

3. Sumber daya manusia senantiasa dituntut untuk menguasai kegiatan operasional Biro Keuangan SETDA PROVSU sebaik mungkin dan juga


(5)

mengikuti perkembangan teknologi berbasis komputer agar kedepannya bisa menggunakan sistem yang ada dengan sebaik mungkin.

4. Pengamanan terhadap sistem harus dapat ditingkatkan jangan sampai ada pihak – pihak yang tidak berhak atas informasi keuangan tersebut dapat mengakses informasi untuk kepentingannya sendiri.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Daft, Richard L, 2002. Manajemen, alih bahasa Emil Salim, Erlangga, Jakarta.

Griffin, 2004. Manajemen, alih bahasa Gina Gania, Erlangga, Jakarta.

Hall, James A, 2001. Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syafri, 2008. Teori Akuntansi, Edisi Revisi Rajawali Pers, Jakarta.

Mulyadi, 1993. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE, UGM, Yogyakarta.

Nafarin M, 2003. Akuntansi, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Robbins, Stephen P.,Mary Coulter, 2010. Manajemen, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Erlangga, Jakarta.

Simamora, Hendry, 2000. Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Salemba Empat, Jakarta.


Dokumen yang terkait

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara

2 84 74

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara

11 114 84

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 49 56

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada PT PLN (PERSERO) Wilayah Sumatera Utara Area Medan

3 80 57

Manfaat Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 46 49

Manfaat Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 26 50

Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan Pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

1 42 58

Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 3

Analisis Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dalam Penyusunan Laporan Keuangan Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 13

BAB III PERANAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi - Peranan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Alat Bantu Manajemen Dal

1 1 24