396
Alur drama haruslah jelas agar mudah diikuti oleh penonton. Secara garis besar alur drama adalah sebagai berikut
1 Klasifikasi atau induksi. Bagian ini memberikan kesempatan
kepada penonton untuk mengetahui tokoh-tokoh utama serta peran yang dibawakan mereka, serta member pengenalan
terhadap permulaan problem atau konflik.
2 Konflik. Pelaku cerita mulai terlibat dalam suatu problem
pokok. DI sini mulai terjadi insiden. 3
Komplikasi. Terjadilah persoalan baru dalam cerita, atau disebut
juga rising
action .
Beberapa watak
mulai memperlihatkan pertentangan saling mempengaruhi, dan
berkeinginan membawa kebenaran ke pihak masing-masing sehingga
terjadilah krisis
demi krisis.
Setiap krisis
berkecenderungan melampaui yang lain, namun satu krisis lahir disebabkan atau diakibatkan oleh yang lain. Itulah
sebabnya dinamakan komplikasi.
4 Penyelesaian denoument. Setiap segi pertentangan diadakan
penyelesaian dan dicarikan alan keluar. Penyelesaian bisa sedih bisa juga menggembirakan Semi, 1988 .
b. Pesan Drama
Pengarang memiliki tujuan tertentu melalui karya dramanya. Inilah yang disebut dengan amanat atau pesan. Pesan dalam drama terbagi dua,
yaitu pesan utama dan pesan bawahan. Umumnya pesan berisi ajaran- ajaran moral, misalnya ajakan, saran, atau anjuran kepada pembaca untuk
meningkatkan kesadaran kemanusiaannya. Banyak sedikit dan luas sempitnya pesan bergantung pada persoalan yang dipaparkan pengarang
pada karyanya.
c. Tema Drama
Dalam drama tema memiliki kedudukan yang sangat penting. Semua elemen dalam drama mengacu dan menunjang tema. Tema disebut
sebagai ide sentral atau makna sentral suatu cerita. Tema merupakan jiwa cerita dalam karya fiksi.
Dalam drama tema juga menjadi panduan pengarang dalam memilih bahan-bahan cerita yang menyusunnya. Cara watak-watak
bergerak, berpikir dan merasa, serta cara watak-watak bertentangan antara satu dengan yang lainnya, bagaimana cerita itu diselesaikan,
semuanya menentukan rupa tema yang disampaikan oleh pengarangnya.
d. Latar Drama
Drama pada hakikatnya adalah lukisan peristiwa atas kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada
397
suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Atas dasar hal tersebut dapat dikatakan bahwa penempatan waktu dan tempat beserta
lingkungannya dalam drama amat penting.
Latar dalam drama terdiri atas tiga jenis, yaitu latar waktu, latar tempat, dan latar sosial. Latar waktu berkait dengan penempatan waktu
cerita historis. Latar tempat berkait erat dengan masalah geografis, merujuk suatu tempat tertentu terjadinya peristiwa dalam cerita. Latar
sosial berkait dengan kehidupan kemasyarakatan dalam cerita.
Latar cerita bukan sekedar sebagai penunjuk kapan dan dimana sebuah cerita terjadi, namun ia juga sebagai tempat pengambilan nilai-
nilai yang diungkapkan pengarang melalui karyanya. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa latar sebenarnya memiliki dua tipe, yaitu fisikal
neutral dan psikologis spiritual. Latar fisikal umumnya berupa benda- benda konkret, seperti meja, ruang makan, kantor, Negara, dan yang lain.
Apabila latar fisikal tersebut mampu menggerakkan emosi pembaca, maka latar tersebut juga berfungsi sebagai latar psikologis.
Perbedaan latar fisikal dan latar psikologis tampat pada empat ciri yang terpaparkan di bawah ini.
1 Latar fisikal berkait dengan tempat, benda, dan peristiwa yang
tidak menuansakan makna apa-apa, sedangkan latar belakang psikologis ialah latar yang berupa benda, tempat, dan peristiwa
yaitu mampu menuansakan makna dan mampu mengajak emosi pembaca.
2 Latar fisikal terbatas pada sesuatu yang bersifat fisik dan dapat
ditangkap dengan panca indera, sedangkan latar psikologis dapat berupa suasana, sikap serta jalan pikiran manusia atau
tokoh cerita.
3 Untuk memahami latar fisikal, pembaca cukup melihat apa
yang tersurat, sedangkan pemahaman terhadap latar psikologis membutuhkan penghayatan dan penafsira.
4 Latar fisikal dan psikologis saling berpengaruh
Perlatihan
Simak teks drama di bawah ini.
Sebelum Sembahyang
Lokasi pada sebuah gang yang sepi dekat sebuah Masjid pada sebuah desa. Terdengar suara kentongan dan bedug dipukul orang, lalu disusul suara adzan.
Copet III : Itu suara apa?
Copet II : Suara orang adzan.
Copet I : Apa? Suara orang edan?
398
Copet II : Adzan, goblok
Copet I : Apa? memiling-milingkan kepala
Copet II : Adzan, tuli?
Copet I : Oh orang adzan. Adzan itu apa, to?
Copet III : Adzan itu panggilan untuk menjalankan sembahyang.
Iya, kan? Benar, kan? Copet II
: Ho oh Copet I
: Adzan Adzan Wah baru kali ini aku mendengar istilah itu. Kog hampir sama ya? Adzan Edan
Copet IV : Husss, dosa Dosa lho, kamu Copet I
: Lho kok dosa? Ini kan fakta. Kata adzan memang aku jarang mendengar. Lha kalau kata edan mah itu sering
kudengar. Waktu aku masih di asrama. ……………………………………………………………………Kecuk Ismadi CR
Setelah mencermati penggalan teks drama di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
a Siapa saja tokoh dalam penggalan teks drama di atas?
b Di manakah latar ceritanya?
c Apa masalah yang sedang mereka bicarakan?
d Apakah konflik sudah tampak dalam penggalan teks drama di
atas? Jika sudah ada, sebutkan konflik yang dimaksud
F. Menulis Sastra
1. Pengantar
Selamat datang para guru Bahasa Indonesia peserta PLPG tahun ini. Kali ini Anda berhadapan dengan modul yang berjudul Menulis Sastra.
Di bawah ini disajikan deskripsi tentang standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator modul ini.
Standar kompetensi SK modul ini adalah mengekspresikan pikiran, perasaan, dan pengalaman melalui karya sastra. Berdasar SK
tersebut diturunkan kompetensi dasar KD sejumlah enam. Keenam KD yang dimaksudkan adalah di bawah ini.
1 Menulis pantun sesuai dengan syarat pantun,
2 Menulis dongeng,
3 Menulis puisi bebas,
4 Menulis drama,
5 Menulis cerpen,
6 Menulis kritik dan esai.
2. Materi Pembelajaran a. Menulis Pantun Sesuai dengan Syarat Pantun
Dalam kegiatan belajar ini Anda diharapkan dapat menulis pantun. Artinya, setelah mempelajari kegiatan belajar ini Anda terbantu
bagaimana menulis pantun.