4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Penentuan Komponen Kritis
Penentuan komponen kritis ini dilakukan dengan menggunakan diagram pareto berdasarkan kriteria total frekuensi downtime terbesar yang timbul akibat
adanya kerusakan pada fungsi dan sistem kerja mesin Digital Printing Outdoor.. Langkah awal adalah menentukan komponen kritis yang merupakan bagian dari
mesin Digital Printing Outdoor dengan menghitung persentase downtime untuk masing-masing komponen terlebih dahulu. Contoh perhitungan persentase
downtime pada Header:
Persentase downtime Header = 100
×
∑
Tdk Tdkheader
= 100
4213 1902
× =
45.146
Untuk perhitungan yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran C. Maka dengan cara yang sama diperoleh persentase downtime Mesin Digital
Printing Outdoor pada tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Persentase downtime pada Digital Printing Outdoor
No Komponen
Total downtime
menit Persentase
downtime Total
Downtime Kumulatif
Persentase Downtime
Kumulatif
1 Header
1902 45.146
1902 45.146
2 Body Mesin
505 11.987
2407 57.133
3 Board Mesin
460 10.919
2867 68.052
4 Motor
440 10.444
3307 78.496
5 Filter
350 8.3076
3657 86.803
6 Cartridge
300 7.1208
3957 93.923
7 Data cable
156 3.7028
4113 97.626
8 Board Dinamo
100 2.3736
4213 100
Jumlah 4213
100
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran C
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.1 Diagram Pareto pada Mesin Digital Printing Outdoor Berdasarkan pada table dan grafik diagram pareto diatas maka dipilih 4 komponen
yang memiliki persentase downtime kumulatif dibawah 80 , yaitu : 1. Header sebesar
45.146
2. Body Mesin sebesar
57.133
3. Board Mesin sebesar 68.052
4. Motor sebesar
78.496
Selanjutnya untuk menentukan komponen kritis pada masing-masing mesin tersebut maka dilakukan pengolahan diagram pareto kembali dengan kriteria
pemilihan persentase kerusakan kumulatif dibawah 80 . Contoh perhitungan persentase kerusakan pada sub komponen connection print head, yaitu :
Persentase kerusakan connection print head = 100
1902 1097
× = 57.676
Untuk perhitungan yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran C. Maka dengan cara yang sama diperoleh hasil komponen kritis yang dipilih, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.2 Persentase kerusakan pada Header
No Sub Komponen
Total downtime
menit Persentase
downtime Total
Downtime Kumulatif
Persentase Downtime
Kumulatif
1
Connection Print Head 1097
57.676 1097
57.676
2
Print Head Support 420
22.082 1787
79.758
3
PCI for Seiko 385
20.242 1902
100
Jumlah 1902
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran C
Gambar 4.2 Diagram Pareto pada Header
Tabel 4.3 Persentase kerusakan pada Body Mesin
No Sub
Komponen Total
downtime menit
Persentase downtime
Total Downtime
Kumulatif
Persentase Downtime
Kumulatif
1 Optic Cable
170 33.663
170 33.663
2 Belt
165 32.673
335 66.336
3 Roller
90 17.823
425 84.159
4 Heater
80 15.841
505 100
Jumlah 505
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran C
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.3 Diagram Pareto pada Body Mesin
Table 4.4 Persentase kerusakan pada Board Mesin
No Sub
Komponen Total
downtime menit
Persentase downtime
Total Downtime
Kumulatif
Persentase Downtime
Kumulatif
1 Feeder Board
155
33.696
155 33.696
2 Print Board Seiko
125
27.2
265 60.9
3 DC servo
95
20.7
365
81.5
4 Channel Board
85
18.5
460
100
Jumlah 460
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran C
Gambar 4.4 Diagram Pareto pada Board Mesin
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Table 4.5 Persentase kerusakan pada Motor
No Sub
Komponen Total
downtime menit
Persentase downtime
Total Downtime
Kumulatif
Persentase Downtime
Kumulatif
1 Selenoid
230
52.273
230 52.273
2 Ink Pump
110
25
380 77.273
3 Ink tank
100
22.273
440 100
Jumlah 440
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran C
Gambar 4.5 Diagram Pareto pada Motor
4.2.2 Functional Block Diagram
Functional Block Diagram ini dibuat dengan tujuan agar lebih
memudahkan dalam mengidentifikasi kegagalan yang terjadi pada fungsi dan sistem kerja mesin. Rincian proses pada mesin Digital Printing Outdoor sesuai
dengan gambar 4.6, sebagai berikut : Bahan yang akan dipakai dalam proses percetakan vinyl,banner paper
dipasang ke body mesin, tepatnya di dalam roller. Sebelumnya dilakukan set
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
terlebih dahulu antara mesin Digital Printing Outdoor dengan PC yang telah dihubungkan langsung ke header, sehingga header bisa secara otomatis membaca
perintah yang telah di input oleh PC. Setelah selesai di set ditunggu beberapa saat sampai mesin benar – benar sudah siap melakukan printing.
Jika mesin Digital Printing Outdoor sudah siap, roller dan komponen dari body mesin yang lainnya akan secara otomatis mengerakan bahan untuk
melakukan pencetakan. Dan selanjutnya header akan mulai bergerak menyemprotkan tinta ke bahan sampai proses mencetak selesai.
Gambar 4.6 proses produksi dan sistem kerja pada mesin Digital Printing Outdoor
Gambar 4.6 Functional Block Dagram Mesin Digital Printing Outdoor Mesin Digital Printing Outdoor ini didatangkan dari cina pada tahun 2008
dan diletakkan pada bagian produksi agar dapat meningkatkan kinerja bagian produksi yang sebelumya hanya menggunakan alat sablon manual. Mesin digital
Printing Outdoor terdiri dari komponen Header, body mesin, board mesin, motor,
filter, cartridge, data cable dan board dinamo.
Bahan Paper Banner
PC
output Tempat
Bahan
Cartridge
pump
Body mesin
Motor Board
mesin Header
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.3 Failure Modes and Effects Analysis FMEA
Failure Modes and Effect Analysis digunakan untuk mengidentifikasi
functions , functional failures, failure modes dan failure effect. Yang selanjutnya
dihitung nilai RPN atau Risk Priority Number berdasarkan pada perkalian severity, occurrence
dan detection. Penyusunan tabel FMEA dilakukan berdasarkan data fungsi komponen, laporan perawatan dan hasil wawancara
dengan operator dan mekanik. FMEA sering menjadi langkah awal dalam mempelajari keandalan sistem.
Kegiatan FMEA melibatkan banyak hal-seperti me-review berbagai komponen, rakitan, dan subsistem-untuk mengidentifikasi mode-mode kegagalannya,
penyebab kegagalannya, serta dampak kegagalan yang ditimbulkan. Untuk masing-masing komponen, berbagai mode kegagalan berikut dampaknya pada
sistem ditulis pada sebuah FMEA worksheet.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.6 Failure Modes and Effects Analysis pada Header
RCM INFORMATION WORKSHEET Function
Functional Failure Failure Modes
cause of failure Failure effect what happen if it failure
S O D RPN
1
Untuk menyemprotkan
tinta pada bahan
A Tidak mampu menyemprotkan
tinta pada bahan
1 Connection print pada head tidak
berfungsi dengan baik
Connection print pada head tidak berfungsi sehingga proses produksi berhenti.
Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 60 menit
6 3 5 90
2 Data pada PCI tidak terbaca oleh
header. Data pada PCI tidak terbaca mengakibatkan
proses pencetakan terhambat. Downtime untuk mengembalikan ke kondisi normal 65
menit 6 3 5 90
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran D Keterangan :
S : Severity O : Occurrence
D : Detection
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.6 Failure Modes and Effects Analysis ini terdiri dari : 1. Function digunakan untuk mendeskripsikan fungsi komponen yang sedang
dianalisa. 2. Functional failure digunakan untuk menentukan kegagalan yang terjadi pada
komponen yang dianalisa sehingga komponen tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.
3. Failure Modes digunakan untuk mengidentifikasi penyebab dari kegagalan yang terjadi pada komponen yang dianalisa.
4. Failure Effects digunakan untuk mengidentifkasi efek atau dampak yang diakibatkan oleh kegagalan fungsi komponen.
5. Severity digunakan untuk menentukan rating seberapa besar dampak atau intensitas kejadian mempengaruhi output proses.
6. Occurrence digunakan untuk menentukan rating sesering apa penyebab kegagalan spesifik dari suatu proyek tersebut terjadi.
7. Detection digunakan untuk menentukan rating penilaian dari kemungkinan suatu alat dapat mendeteksi penyebab terjadinya bentuk kegagalan.
8. Risk Priority Number digunakan untuk menentukan angka prioritas resiko yang didapatkan dari perkalian severity, occurrence dan detection dengan
rumus RPN = S x O x D Untuk tabel yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran D
4.2.4 RCM II Decision Worksheet
RCM II Decision Worksheet digunakan untuk mencari jenis kegiatan perawatan maintenance task yang tepat dan memiliki kemungkinan untuk dapat
mengatasi setiap failure modes.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.7 RCM II Decision Worksheet pada Header
RCM II DECISION WORKSHEET Information
refference Consequence
evaluation H1 H2 H3
Default action
Proposed task Initial
interval jam
Can be done by
S1 S2 S3 O1 O2 O3
F FF FM
H S
E O
N1 N2 N3 H4 H5 S4
1 A
1 Y
N N
Y N
Y N
Scheduled Discard Task. Tindakan perbaikan pada connection print head
pada saat komponen bermasalah dengan memperhatikan kondisinya
45,039 Mekanik
1 A
2 Y
N N
Y N
N Y
Scheduled Restoration Task. Tindakan perbaikan dan pengecekan pada PCI for
seiko berdasarkan pada saat komponen rusak
41,718 Mekanik
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran F Keterangan :
Y : Yes N : No
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 4.7 RCM II Decision Worksheet ini meliputi : a. Information Refference terdiri dari F functions yaitu fungsi komponen yang
dianalisa, FF failure function yaitu kegagalan fungsi dan FM failure mode yaitu penyebab kegagalan fungsi.
b. Consequences evaluation terdiri dari H Hidden failure, S Safety, E Environmental dan O Operational
c. Proactive Task terdiri dari H1S1O1N1 untuk mencatat apakah on condition task
dapat digunakan untuk meminimalkan terjadinya failure mode, H2S2O2N2 untuk mencatat apakah scheduled restoration task dapat
digunakan untuk mencegah failure dan H3S3O3N3 untuk mencatat apakah scheduled discard task
dapat digunakan untuk mencegah failure. d. Default Action yang meliputi H4H5S4 untuk mencatat jawaban yang
diperlukan pada default question. e. Proposed Task yaitu kolom yang digunakan untuk mencatat tindakan yang
dilakukan sebelum terjadinya kegagalan, terdiri dari scheduled restoration task, scheduled discard task
dan scheduled on condition task. f. Initial Interval digunakan untuk mencatat interval perawatan yang optimal
dari masing-masing komponen. g. Can be done by digunakan untuk mencatat siapakah yang berwenang dalam
melakukan scheduled tersebut. Untuk tabel yang selanjutnya dapat dilihat pada Lampiran F
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.5 Penentuan Distribusi Waktu Lama Perbaikan
Untuk menentukan distribusi waktu Lama perbaikan dilakukan dengan pengujian distribusi terhadap data waktu lama perbaikan Tr. Data waktu waktu
lama perbaikan diperoleh berdasarkan lamanya waktu perbaikan saat kerusakan terjadi dapat dilihat dilampiran B.
Selanjutnya pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Software Minitab 14. Kriteria pemilihan distribusi data ini adalah memilih nilai statistik
Anderson-Darling yang paling kecil yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran
G dan H. Berikut ini adalah tabel 4.8 Hasil pengujian distribusi, yaitu : Tabel 4.8 Hasil Pengujian Distribusi
Komponen Sub
Komponen Ket Distribusi
Parameter
β η
λ
t
med
S Header
Connection Print Head
Tr Weibull
6.1261 55.8033
- -
- Print Head
support Tr
Weibull
5.7614 50.6407
- -
- Body Mesin
Optic cable Tr
Weibull
3.6571 15.6224
- -
- Belt
Tr Weibull
3.6472 13.8679
- -
- Board Mesin
Feeder Board
Tr Weibull
2.3241 22.5175
- -
- Print board
Seiko Tr
Weibull
8.0081 24.1346
- -
- Motor
Selenoid Tr
Weibull
2.8525 17.2530
- -
- Ink pump
Tr Weibull
4.5676 18.6722
- -
-
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran G dan H Setelah diperoleh distribusi serta parameter masing-masing distribusi,
maka selanjutnya dapat dilakukan perhitungan Mean Time To Repair MTTR dengan menggunakan persamaan
∫
∞
= dt
t R
MTTR
. Untuk komponen yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berdistribusi Weibull dan memiliki fungsi keandalan
e
t
t R
β
η
−
= dapat
menggunakan persamaan rumus 1
1 β
η +
Γ =
MTTR dengan 2 parameter yaitu
shape parameter β
dan scale parameter η
. Dengan menggunakan software Minitab 14, nilai MTTR dapat diperoleh dengan melihat nilai Mean yang ada pada
pengujian distribusi tersebut dan dapat dilihat pada lampiran G. Tabel 4.9 Tabel Nilai MTTR
Mesin Sub Komponen
MTTR Header
Connection Print Head 51.8292
Print Head Support 46.8742
Body Mesin Optic Cable
14.0895
Belt
12.5053
Board Mesin
Feeder Board 19.9511
Print Board Seiko 22.7297
Pompa Selenoid
15.3740
Ink Pump
17.0545
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran G
4.2.6 Menghitung biaya penggantian komponen
Dalam menentukan interval perawatan yang optimal pada tiap komponen, maka diperlukan parameter distribusi lama waktu perbaikan yang sesuai, biaya
penggantian karena kerusakan dan biaya penggantian karena perawatan pada komponen mesin Digital Printing Outdoor. Sebelum menentukan interval
perawatan, maka dilakukan perhitungan biaya sebagai berikut : 1. Biaya Penggantian komponen karena perawatan CM
Biaya ini meliputi biaya tenaga kerja operator, biaya tenaga kerja maintenance atau mekanik dan harga komponen atau suku cadang. Preventive
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
maintenance untuk mesin Digital Printing Outdoor ini dilakukan setiap hari,
setiap mesin akan mulai beroperasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung biaya penggantian karena perawatan adalah :
[ ]
komponen Harga
mekanik Biaya
operator Biaya
+ ×
+ =
MTTR CM
Contoh perhitungan biaya penggantian karena perawatan pada komponen connection print head
:
[ ]
komponen Harga
mekanik Biaya
operator Biaya
+ ×
+ =
MTTR CM
= [Rp. 17.500,00 +Rp. 21.000,00 ×
51.8292
] + Rp. 1.550.000,00 = Rp. 3.545.424,20
Untuk perhitungan yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran I. Maka dengan cara yang sama diperoleh hasil perhitungan dari biaya
penggantian komponen karena perawatan yang dapat dilihat pada tabel 4.10, sebagai berikut :
Tabel 4.10 Biaya penggantian karena perawatan CM
Komponen Sub Komponen
Harga Rp Biaya
operator Rpjam
Biaya mekanik
Rpjam MTTR
CM Rpjam
Header Connection
Print Head 1.550.000
17.500 21.000
51.8292 3.545.424,20
Print Head Support
2.455.000 17.500
21.000 46.8742
4.259.656,70 Body Mesin
Optic Cable
140.000 17.500
21.000 14.0895
682.445,75
Belt
375.000 17.500
21.000 12.5053
856.454,05 Board
Mesin Feeder Board
1.850.000 17.500
21.000 19.9511
2.618.117,35 Print Board
Seiko 1.355.000
17.500 21.000
22.7297 2.230.093,45
Motor Selenoid
955.000 17.500
21.000 15.3740
1.546.899
Ink Pump
1.050.000 17.500
21.000 17.0545
1.706.598,25 Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran I
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2. Biaya penggantian komponen karena kerusakan CF Biaya penggantian ini meliputi biaya operator, biaya mekanik, biaya
downtime dan harga komponen dimana keseluruhan biaya tersebut merupakan biaya kerugian yang diakibatkan karena kerusakan komponen. Rumus yang
digunakan untuk menghitung biaya penggantian karena kerusakan adalah :
[ ]
komponen Harga
downtime Biaya
mekanik Biaya
operator Biaya
+ ×
+ +
= MTTR
CF
Contoh perhitungan biaya penggantian karena perawatan pad komponen
connection print head :
[ ]
komponen Harga
downtime Biaya
mekanik Biaya
operator Biaya
+ ×
+ +
= MTTR
CF
= [Rp. 17.500,00 +Rp. 21.000,00 + Rp. 1.600.000,00 ×
51.8292] + Rp. 1.550.000,00
= Rp. 86.472.144,00 Untuk perhitungan yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran I.
Maka dengan cara yang sama diperoleh hasil perhitungan biaya penggantian komponen karena kerusakan CF yang dapat dilihat pada tabel 4.11
Tabel 4.11 Biaya penggantian komponen karena kerusakan CF
Komponen Sub Komponen
Harga Rp Biaya
operator Rpjam
Biaya mekanik
Rpjam Biaya
downtime Rpjam
MTTR CF Rpjam
Header Connection Print
Head 1.550.000
17.500 21.000
1.600.000 51.8292
86.472.144 Print Head
Support 2.455.000
17.500 21.000
1.600.000 46.8742
79.258.377 Body Mesin
Optic Cable
140.000 17.500
21.000 1.600.000
14.0895 23.225.646
Belt
375.000 17.500
21.000 1.600.000
12.5053 20.864.934
Board Mesin Feeder Board
1.850.000 17.500
21.000 1.600.000
19.9511 34.539.877
Print Board Seiko
1.355.000 17.500
21.000 1.600.000
22.7297 38.597.613
Motor
Selenoid
955.000 17.500
21.000 1.600.000
15.3740 26.145.299
Ink Pump
1.050.000 17.500
21.000 1.600.000
17.0545 28.993.798
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran I
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Setelah diperoleh biaya penggantian komponen karena kerusakan CF, biaya penggantian karena perawatan CM serta parameter-parameter yang sesuai
dengan pengujian distribusi, maka langkah selanjutnya adalah menghitung interval perawatan yang optimal sebagai berikut :
TM R
TM R
TM =
λ
maka diperoleh
CM CF
CF TM
R dt
TM R
TM
TM
− =
+
∫
λ
Untuk distribusi Weibull diketahui bahwa :
m
t
e t
R
−
=
θ
dan
1 −
=
m
t m
t θ
θ λ
Dimana η
θ = dan
β =
m , maka didapatkan
1 1
− −
=
−
CM CF
CF TM
m
m
θ sehingga
β
β η
1 1
1 .
− =
−
CM CF
CM TM
Dengan TM adalah interval perawatan yang optimal. Contoh perhitungan interval perawatan pada connection print head :
β
β η
1 1
1 .
− =
−
CM CF
CM TM
126 ,
6 1
1
126 ,
6 1
. 20
, 424
. 545
. 3
8 ,
719 .
926 .
82 20
, 424
. 545
. 3
803 ,
55
−
=
−
= 45,039 jam Untuk perhitungan yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran I.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Maka dengan cara yang sama diperoleh hasil perhitungan interval perawatan pada masing-masing komponen kritis seperti pada tabel 4.12
Tabel 4.12 Interval Perawatan
Komponen Sub Komponen
β
Shape
η
Scale CM Rpjam
CF Rpjam
TM jam
Header Connection
Print Head 6.1261
55.8033 3.545.424,20
86.472.144 45,039
Print Head Support
5.7614 50.6407
4.259.656,70 79.258.377
41,718 Body Mesin
Optic Cable
3.6571 15.6224
682.445,75 23.225.646
6,006
Belt
3.6472 13.8679
856.454,05 20.864.934
8,337 Board Mesin
Feeder Board 2.3241
22.5175 2.618.117,35
34.539.877 11,035
Print Board Seiko
8.0081 24.1346
2.230.093,45 38.597.613
22,081 Motor
Selenoid
2.8525 17.2530
1.546.899 26.145.299
9,448
Ink Pump
4.5676 18.6722
1.706.598,25
28.993.798 14,190
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran I
4.2.7 Penentuan Biaya Perawatan
Biaya perawatan dihitung berdasarkan pada biaya langsung yaitu biaya tenaga kerja perawatan langsung, biaya masing-masing komponen dan biaya tak
langsung yaitu biaya konsekuensi operasional untuk memperoleh biaya kerugian dan biaya perbaikan.total. Biaya perawatan merupakan penjumlahan kumulatif
antara biaya kegagalan dan biaya perawatan sehingga dapat dirumuskan :
M M
F F
f C
f C
TC +
=
+
=
∫
T M
C d
t t
T M
C
M T
M F
1 1
λ
+
∫
TM M
F
C dt
t C
TM 1
λ
Untuk data berdistribusi Weibull, maka biaya total perjamnya adalah :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
M M
F
T C
TM C
TC +
=
− 1
β β
η Contoh perhitungan biaya perawatan pada connection print head :
M M
F
T C
TM C
TC +
=
− 1
β β
η
03 ,
45 20
, 424
. 545
. 3
03 ,
45 803
, 55
144 .
472 .
86
1 1261
, 6
1261 ,
6
+ =
−
= Rp.663.470,88 per jam Untuk perhitungan yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran J.
Maka dengan cara yang sama diperoleh hasil perhitungan biaya perawatan seperti yang ada pada tabel 4.13
Tabel 4.13 Biaya Perawatan berdasarkan interval perawatan
Komponen
Sub Komponen
β
Shape
η
Scale CM Rpjam
CF Rpjam
TM jam
TC Rpjam
Header Connection
Print Head
6.1261 55.8033
3.545.424,20 86.472.144
45,039 663.470,88
Print Head Support
5.7614 50.6407
4.259.656,70 79.258.377
41,718 724.331,07
Body Mesin
Optic Cable
3.6571 15.6224
682.445,75 23.225.646
6,006 230.689,70
Belt
3.6472 13.8679
856.454,05 20.864.934
8,337 493.674,14
Board Mesin
Feeder Board
2.3241 22.5175
2.618.117,35 34.539.877
11,035 835.544,87
Print Board Seiko
8.0081 24.1346
2.230.093,45 38.597.613
22,081 958.284,34
Motor
Selenoid
2.8525 17.2530
1.546.899 26.145.299
9,448 631.701,39
Ink Pump
4.5676 18.6722
1.706.598,2 5
28.993.798 14,190
668.784,50
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran J Setelah diperoleh biaya perawatan sesuai dengan interval perawatan TC, maka
selanjutnya dapat dihitung efisiensi biaya perawatan pada masing-masing komponen kritis sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Contoh Perhitungan effisiensi connection print head : Effisiensi =
= ×
− 100
500 .
850 88
, 470
. 663
500 .
850 21,990
Untuk perhitungan yang selanjutnya dapat dilihat pada lampiran K. Tabel 4.14 Effisiensi Biaya Perawatan
Komponen
Sub Komponen TC
Rpjam TC Awal
Rpjam Effisiensi
Header Connection Print Head
663.470,88
850.500,00 21,990
Print Head Support 724.331,07
835.000,00 13,254
Board Mesin
Optic Cable
230.689,70
265.350,00 13,062
Belt
493.674,14
525.500,00 6,056
Board Mesin Feeder Board
835.544,87
868.000,00 3,739
Print Board Seiko 958.284,34
1.050.000,00 8,734
Cartridge
Selenoid
631.701,39
655.000,00 3,557
Ink Pump
668.784,50
693.000,00 3,494
Sumber Informasi : Hasil Pengolahan Data 2010, Lampiran K
4.3 Analisa Hasil dan Pembahasan 4.3.1 Analisa Hasil Penelitian