Analisis Masalah Alternative dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasartkan hasil musyawarah yang dilakukan dengan ibuk Harrniyenti, S.Pd selaku supervisor I dan supervisor II kami yaitu ibuk Musdayeni, S.Pd. SD, maka perbaikan pembelajaran perlu dilakukan karena banyak hal-hal yang ditemukan dalam PBM pada mata pelajaran IPA. Sebelum perbaikan pembelajaran dilakukan saya sebagai peneliti guru di kelas IV juga mengadakan musyawarah dangan kepala sekolah kami yaitu ibuk Desnimar, S.Pd.SD yang menjabat sebagai pimpinan kami disekolah., dan guru-guru yang seperjuangan dengan saya. Jadi dalam menangani masalah yang seperti ini, saya selaku pendidik harus apa-saja peran guru didalam pendidikan. Menurut buku buku yang pernah say abaca, Profesi Keguruan disini jijelaskan apa peran guru didalam pendidikan yaitu sebagai berikut: Peran kepembibingan guru dalam proses pembelajaran, bimbingan disekolah dapat digolongkan kedalam bimbingan belajar, pribadi, social, dan juga karier. - Teknik membantu murid bermasalah, upaya membantu peserta didik mengatasi perilaku bermasalah dan menggantinya dengan perilaku yang efektif menghendaki keterampilan khusus dari guru. - Dan ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk memperoleh lingkungan belajar yang sehat,yaitunya: a. Memanfaatkan pengajaran kelas sebagai wahana untuk bimbingan kelompok. b. Manfaat pendekatan-pendekatan kelompok dalam melakukan bimbingan

2. Analisis Masalah

Kalau dilihat dari identifikasi masalah yang saya temukan dikelas IV sekolah tempat saya mengajar, pada pembelajaran IPA pada materi memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya. Maka pada waktu kegiatan apersepsi guru tidak memperhatikan keadaan ruang kelas dan tidak menyediakan pertanyaan- pertanyaan yang memancing murid dalam pembelajaran, selain itu saya tidak menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh murid,serta tidak memfokuskanperhatian siswa peda topik yang dibahas. Pada kesempatan kali itu, memang diluar dugaan saya. Memang pada saat itu tidak banyak yang betul-betul serius dalam pembelajaran. Karna pada saat itu metode yang saya terpkan kepada anak, metode ceramah, sehingga murid bosan dan terjadilah pembelajaran yang membosankan bagi anak. Pada penelitian yang telah saya lakukan di IV juarai. Setiap pembelajaran yang saya lakukan saya selalu merasa ada yang kurang, perhatian para murid terhadap pambelajaran IPA tampaknya tidak menggembirakan. Murid lebih menganggap pembelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang diwajibkan dan hanya merupakan tugas rutin untuk mengikutinya. Saya merasa murid menganggap enteng pelajarannya. Setelah berulangkali merenung , saya menyimpulkan bahwa motifasi para murid untuk belajar IPA sangatlah rendah sekali. Ini terbukti dari seringnya siswa absen dalam pelajaran dan nilai rata- rata kelas IV mata pelajaran IPA hanya 5,4. Saya menjadi bingung bagaimana cata mengatasi masalah ini. Memang setiap kali saya melakukan npembelajaran saya tidak menggunakan media dan hanya berceramah didepan kelas pada kegiatan didepan kelas pada kegiatan evaluasi, saya tidak menjelaskan secara tepat bagaimana prosedur dalam mengerjakan LKS sehingga murid saya bingung dalam mengerjakan LKS.

3. Alternative dan Prioritas Pemecahan Masalah

Disini saya akan mmbahas alternative dan prrioritas pemecahan masalah yang sering saya temui dalam pembelajaran di kelas IV SD . Didalam proses pembelajaran IPA berlangsung, maka banyak hal-hal yang kurang menyenangkan dalam mengikuti PBM dikelas tempat saya melakukan penelitian. Maka dari itu ketika saya melakukan proses pembelajaran ada anak yang berbicara dengan teman sebangkunya atau sering mintak izin keluar. Dari hasil analisis tersebut saya menemukan bahwa hanya murid tertentu sekitar 15 orang dari 20 murid yang sering absen, dan memang ternyata murid yang sering tidak hadir nilainya rendah. Dari analisis tugas, bahan pelajaran, dan balikan, saya menemukan bahwa tugas yang saya berikan di ambil dari buku paket memang membosankan karena hanya menuntut murid untuk menghapal, tanpa meminta murid untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya secara bebas dalam bahasa tulis. Balikan yang saya berikan pada tugas-tugas tersebut, ternyata hanya dua kata yaitu cukup dan kurang Dari refleksi yang saya lakukan, saya merasa bersikap biasa-biasa saja, hanya saya merasa jarang memberikan penguatan. Namun kemudian saya menyimpulkan bahwa saya harus memilih masalah yang dapat saya atasi sendiri. Saya kemudian memutuskan bahwa saya akan memfokuskan usaha pada prbaikan tugas dan bahan ajar yang saya gunakan. Dari masalah ini maka langkah atau tindakan yang harus saya lakukan yaitu saya mempersiapkan bahan ajar berikutnya, seperti mempersiapkan atau mengunakan alat peraga yang berupa media gambar, yang berharap supaya dapat menunjang dalam proses pembelajaran yang saya lakukan. Dan yang juga menjadi harapan saya yaitu murid jadi lebih termotifasi dalam belajar, dan suasan ruang belajar menjadi lebih hidup melalui metode tersebut. Insyaallah.

B. Rumusan Masalah