PENDAHULUAN Pernikahan Sebagai Identitas Diri (Studi Fenomenologi Tentang Pernikahan Campur Suku Batak Dengan Suku Lainnya Di Banjarmasin, Kalimantan Selatan).

1

I. PENDAHULUAN

Pernikahan campur antara Suku Batak dengan suku lainnya yang sering terjadi di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dilandasai dengan berbagai alasan dimulai dari banyaknya warga Suku Batak pendatang yang bermukim di Banjarmasin, Kalimantan Selatan menyebabkan fenomena pernikahan campur antara suku Batak dengan suku lainnya yang terdapat di Indonesia semakin banyak pula. Berbagai alasan warga Suku Batak yang mengunjungi Banjarmasin menjadi pendukung fenomena tersebut, mulai dari perubahan taraf hidup, karena pendidikan, karena pekerjaan bahkan karena adanya sanak saudara yang telah lebih dulu berada di Banjarmasin. Fenomena pernikahan campur Suku Batak dengan Suku lainnya di Banjarmasin telah berlangsung relatif lama dan telah menjadi hal yang biasa terjadi. Memperbincangkan fenomena pernikahan berbeda suku dalam hal ini di Banjarmasin Kalimantan Selatan dengan budaya yang kolektif seperti di Indonesia, sesungguhnya mengajak kita memahami akan sebuah realitas yang sangat khas dan membutuhkan penghayatan sendiri secara otentik. Adapun kekhasan dari penelitian ini yaitu kecenderungan persepsi negatif dari masing- masing keluarga asal mengenai suku Batak disebabkan oleh stereotipe. Peneliti melihat bahwa kemungkinan bukan sekedar cinta yang menjadi landasan yang fundamental dalam sebuah pernikahan yang dilakukan oleh pasangan-pasangan suami istri yang menikah beda suku. Namun juga memperpertimbangkan secara menyeluruh dan melibatkan significant other yang terkait keputusan untuk tetap melanjutkan atau membatalkan pernikahan menjadi makna bersama yang tidak dirundung penyesalan kelak dikemudian hari. Interaksi antar budaya dalam konteks komunikasi sering kali menghadapi masalah atau hambatan-hambatan dalam penggunaan bahasa, lambang- lambang, nilai atau norma masyarakat yang terdapat di dalamnya. Demikian pula dengan interaksi dalam sebuah pernikahan khususnya dalam pernikahan antar suku tidak menutup kemungkinan untuk menghadapi berbagai permasalahan. Namun, dibalik perbedan kesukuan yang terjadi dalam sebuah perpaduan dua kebuyadaan dalam sebuah ikatan pernikahan antar suku terdapat hal yang sangat menarik terjadi pada pasangan-pasangan yang menikah berbeda suku dari hasil observasi lapangan yang disebut sebagai observasi pra penelitian diantaranya yaitu mahirnya para istri yang telah menikah dengan Suku Batak dalam menggunakan bahasa batak walaupun logat-logat daerah asal mereka masih melekat, hingga pada penggunaan atribut dari Suku Batak yang tidak mereka sadari telah mereka pergunakan seperti ulos menjadi pakaian hingga pada pemasangan-pemasangan ornamen suku Batak di tempat tinggal mereka. Dari fenomena tersebut wanita-wanita yang berasal diluar dari Suku Batak merupakan pelaku dari sebuah komunikasi antar pribadi dalam sebuah ikatan pernikahan dimana didalamnya terdapat proses mempertahankan identitas hingga pada proses pertukaran identitas dalam kehidupan pernikahan mereka. Dengan demikian penelitian ini ingin memaparkan pengalaman kehidupan pernikahan seseorang yang berasal dari suku selain Batak yang menikah dengan seseorang yang berasal dari Suku Batak. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengalaman hidup pernikahan campur dalam pola komunikasinya serta pertukaran identitas diri seseorang tersebut ketika memasuki sebuah kelompok baru yang dengan berbagai ikatan dan hubungan yang terdapat di dalamnya. Manfaat secara teoritis yang diharapkan yaitu dapat memberikan kontribusi yang positif dalam pengembangan ilmu komunikasi khususnya konteks komunikasi antar pribadi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya. Sedangkan secara praktis, penelitian ini dapat menjadi panduan bagi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan campur antar etnis dalam menjalankan kehidupan pernikahan mereka. Akhirnya peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang banyak baik secara teoritis maupun metodologis ataupun praktis. Dari pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk mengobservasi dan mengkaji lebih mendalam mengenai kehidupan pernikahan campur antar etnis dengan melihat pola interaksi komunikasi, pengkomunikasian identitas hingga pada adaptasi dalam pernikahan antar suku. Dari hal tersebut, maka peneliti berharap dapat mencermati elemen-elemen komunikasi antar pribadi yang dipertukarkan dalam interaksi sebuah pernikahan campur antar etnis. Sehingga dapat diketahui makna sebuah pernikahan dari sebuah pernikahan campur pada masing-masing individu yang berasal dari suku yang berlainan, dalam hal ini adalah Suku Batak dan suku lainnya di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Studi ini akan mengungkapkan pengalaman pernikahan seseorang individu yang berasal dari suku lain selain Suku Batak dalam menjalani kehidupan pernikahannya dengan Suku Batak, dilihat dari kehidupan sehari- hari baik sebagai pribadi dan sebagai anggota baru dari kelompok Suku Batak. Dan dari fokus penelitian tersebut, maka pertanyaan penelitian ini adalah : 1. Bagaimana memaknai identitas diri dalam kehidupan pernikahan campur? 2. Bagaimana pola komunikasi antar pribadi yang terjadi dalam sebuah pernikahan campur? 3. Bagaimana adaptasi yang terjadi dalam sebuah kehidupan pernikahan campur?

II. Metodologi