Pembebanan Biaya ke Produk dan Jasa dengan Menggunakan Tarif

overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver sesuai dengan konsumsi aktivitas oleh produk atau jasa. Sehingga dalam penerapan Activity Based Costing System dapat mengalokasikan berbagai aktivitas biaya ke setiap tipe kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Akbar 2011, Cindrawati dan Dzulkirom 2014, Maulana dan Dwiatmanto 2016. Akbar 2011 menyimpulkan bahwa .penggunaan Activity Based Costing System dalam perhitungan harga pokok kamar akan menghasilkan selisih harga pokok kamar yang lebih rendah dari penetapan harga pokok yang telah di tetapkan manajemen hotel yaitu, untuk kamar standard, deluxe, suite dan untuk kamar family. Sedangkan perhitungan harga pokok kamar yang lebih tinggi menggunakan Activity Based Costing System pada tipe kamar executive suitepent house. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan perhitungan besarnya harga pokok kamar hotel dengan menggunakan Activity Based Costing System dan dengan menggunakan metode yang ditetapkan manajemen hotel. 54

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis mengenai perhitungan harga pokok kamar hotel dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Terdapat perbedaan antara harga pokok kamar yang ditentukan oleh pihak manajemen hotel UNY dan dengan penerapan Activity Based Costing System. 2. Hasil dari perhitungn harga pokok kamar dengan menggunakan Activity Based Costing Sytem yaitu, untuk kamar standard Rp252.325 Untuk kamar Superior sebesar Rp286.959 untuk kamar Deluxe sebesar Rp231.924 untuk kamar Executive sebesar Rp257.557 dan untuk kamar Executive Suite sebesar Rp828.584. Terdapat selisih harga yang lebih rendah antara penerapan harga manajemen hotel dengan hasil perhitungan menggunakan Activity Based Coting Sysem yaitu, untuk kamar Deluxe Rp52.126 dan kamar Executive Rp65.963. dan perhitungan harga yang lebih tinggi menggunakan Activity Based Costing System yaitu pada kamar Standard Rp50.915 untuk kamar Superior Rp58.369 untuk kamar dan Executive Suite Rp187.034. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Keterbatasan Penelitian

1. Sulitnya dalam penentuan dan pemilihan Cost Driver yang sesuai dengan aktivitas yang ada, seperti: elevator, TV Repair, kichen equipment, chinaware dimana yang menjadi pemicu biaya yang terjadi berdasarkan jumlah pemakaian. Namun, data tersebut tidak dipero;eh oleh peneliti. 2. Data perhitungan harga pokok kamar hotel yang ditetapkan pihak manajemen hotel tidak diberikan kepada peneliti secara detail dan jelas, melainkan hanya memberikan hasil secara keseluruhannya saja sehingga peneliti dalam menganalisis harga pokok yang dittetapkan pihak manajemen hotel hanya berdasarkan wawancara dan data yang diperoleh masih cenderung bias.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka Saran dari penelitian ini bagi pihak hotel sebaiknya pihak hotel mempertimbangkan metode Activity Based Costing System untuk menghitung harga pokok kamar hotel sehingg informasi mengenai harga pokok kamar yang lebih baik dapat diperoleh.