Penelitian Terdahulu STUDI KEPUSTAKAAN

mengisahkan sesuatu. Penulis tidak berusaha supaya pembaca mampu berandai-andai untuk menggambarkan suatu hal, namun penulis berusaha supaya pembaca mampu memahami maksud penulis sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri peristiwa yang diceritakan oleh penulis. Secara rinci, suatu karagan disebut sebagai karangan narasi jika karangan tersebut menyajikan serangkaian beritaperistiwa, disajikan dalam urutan waktu serta kejadian yang menunjukkan peristiwa awal sampai akhir, menampilkan pelaku peristiwa kejadian, latar yang digambarkan secara hidup dan terperinci. Contoh untuk karangan narasi dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut. 1 S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985 ia sedang bersembahyang di dalam bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh, puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu gerbang Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut kabur. Nasucha, 2009: 49 Pada contoh karangan narasi di atas, penulis berusaha mengisahkan kronologis terjadinya suatu peristiwa. Penulis menceritakan suatu peristiwa mencekam yang terjadi di rutan siang itu.

2.2.1.2 Karangan Deskripsi

Karangan deskripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian- perincian dari objek yang sedang dibicarakan Keraf, 1982: 93. Dalam karangan deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca. Orang pada umumnya memahami bahwa karangan deskripsi berisi suatu gambaran terhadap suatu objek secara rinci. Sehingga karangan deskripsi tersebut mampu menimbulkan daya khayal terhadap pembacanya. Pengertian menulis tentang sesuatu atau memaparkan tentang sesuatu sebenarnya dapat juga berlaku bagi bentuk-bentuk tulisan lainnya, misalnya saja ekspositoris, argumentasi, narasi, karena memaparkan sesuatu atau mengisahkan sesuatu berarti membentangkan sesuatu melalui tulisan. Namun tetap terdapat perbedaan-perbedaan di antara beberapa jenis karangan tersebut. Dalam hal ini, karangan deskripsi jauh lebih kompleks dari jenis karangan lain. Karangan deskripsi identik dengan adanya imajinasi atau daya khayal terhadap suatu hal. Dalam deskripsi penulis menuangkan perasaan, sifat, dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan dalam suatu objek. Imajinasi atau daya khayal itulah yang menjadi sasaran oleh seorang penulis deskripsi. Secara rinci suatu karangan dapat dikatakan sebagai karangan deskripsi jika melukiskanmenggambarkan suatu objek, bertujuan untuk menciptakan kesan atau pengalaman pada diri pembaca agar seolah-oleh mereka melihat, sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu, penulisannya dapat menggunakan carametode realistis objektif, impresionalistis subjektif, atau sikap penulis. Contoh untuk karangan deskripsi dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut. 2 Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba menyempurnakan kecantiikannya itu. Nasucha, 2009: 49 Contoh karangan deskripsi di atas mengajak pembaca untuk berimajinasi atau mengkhayal mengenai paras cantik seorang wanita. Setiap kalimat menggambarkan secara detail wajah wanita tersebut.

2.2.1.3 Karangan Persuasi

Karangan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu itu atau pada waktu yang akan datang Keraf, 2007: 118. Orang yang menerima persuasi harus mendapat keyakinan bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar dan bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Upaya yang biasa digunakan untuk meyakinkan khalayak adalah menyodorkan bukti-bukti yang ada. Dalam rangka meyakinkan khalayak mengenai apa yang dipersuasikan, selain menyodorkan bukti-bukti penulis juga harus menimbulkan kepercayaan. Kepercayaan merupakan unsur paling penting dalam karangan persuasi. Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain, ia berusaha agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Oleh karena itu unsur kepercayaan merupakan unsur yang mendasar dalam persuasi. Suatu karangan dapat dikatakan sebagai karangan persuasi jika di dalam karangan berisi bujukan kepada pembaca agar mau mengkuti kemauan atau ide penulis disertai alasan, bukti, dan contoh konkrit. Contoh untuk karangan persuai dapat dicermati pada paragraf sebagai berikut. 3 Praktik berpidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik merupakan pengalaman batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam berlatih maupun dalam berpidato yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak. Dari pengalaman itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan memikat. Semakin banyak daya pikat dan semakin sering diterapkan dalam praktik, semakin meningkat pula keterampilan pembicara Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu sudah semakin besar, pembicara dapat tampil tenang tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, untuk meraih keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, Anda harus melakukan praktik berpidato. Nasucha, 2009: 51 Contoh karangan persuasi di atas isinya yaitu meyakinkan pembaca supaya mau mengikuti kehendak penulis. Penulis begitu meyakinkan pembaca bahwa dengan terus berpraktik pidato akan mengasah rasa percaya diri, sehingga semakin sering orang berpidato akan semakin terampil untuk berpidato.

2.2.1.4 Karangan Argumentasi

Dalam komunikasi antara anggota masyarakat, argumentasi merupakan suatu cara yang sangat berguna, baik bagi perorangan maupun bagi anggota masyarakat secara keseluruhan. Menururt Keraf 2007: 100, argumentasi dipahami sebagai alat pertukaran informasi yang tidak dipengaruhi oleh pandangan-pandangan subjektif. Dengan menyodorkan fakta-fakta yang jelas, maka mereka yang menerima informasi merasa yakin bahwa apa yang disampaikan patut untuk diterima. Begitu pula argumentasi yang dituangkan dalam suatu karangan. Ketika seseorang berusaha untuk menuliskan argumentasinya, ia harus