Unsur unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf pada karangan guru guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur

(1)

i

UNSUR-UNSUR PARAGRAF DAN POLA PENGEMBANGAN

PARAGRAF PADA KARANGAN GURU-GURU SD

KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh: Dewi Wulansari NIM: 121224037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

SK鵬 覆PSI

U

N

SU

R中

U

N

St i R PARAG

RAF D

AN

PO

LA I D

EN

G

ED

l BAN

G

AN

PARAG

RAF PAD

A KARAN

G

AN

G

U

RU

〕1: I RI I SD

KABU

PATEN

I AH

AKム

EU

LU

, KAI : `

I ル

I ANr r AN TI ⅣI I I R

1) i s l l s un ol eh:

DewいⅣul al l l s ar i 121224037

Tel ah di s c t 可ui ol Ch:

Pembi mbi ng I

Dr B. Wi dhal yar l t O, M. Pd. tanp,gal: I Desember 2015

lanpy4al: 8 f)e-qember 20i6

Pembimhing II

I ) 「 ン ′


(3)

s K] uPs I

U

N

SU

R■

U

N

SU

R

PARAG

RAF D

AN

PO

LA PEN

G

E卜

l BAN

G

AN

I PARAG

RAF PAD

A KAM

N

G

AN

G

U

RU

( ] I 」R■ l S》

KABU

PATEN

Ⅳ質

AH

AKノゝ

RI U

Ll l , KALI M

I AN

TAN

TI I t t i l l R

Di s l l s l l i 1 01el i :

Dewi Wl l l al l s ar i

121224037

Tc l ah di pei anggunt t awabkal l di dc pan Pani t i a l ) c l 18■ 1 Facla tanggal 10 Januari 2077

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat"

Susunan Panitia tsenguii:

Nanl a I ノel l gkap Ket ua

Sc kc t ar i s

施 ggot a Anggot a Anggot a

Dr . Yul i ana Set yani ngs i hシ Ⅳl . Pd.

Dr . R. Kun」ana Rahar di , M. Hum. Dr . B: Wi dhal yant oゥ A4. 1) d. Dr . Y. Kar mi n, WI Pd.

Dr . R. Kl l 町 ana Rahar ( 漂, MI Hul Di .

Yogyakafla, I 0 Janirin'i 201'1

t as Pc l l di di kan dan l l l nl l I ) c ndi di kan

Sanata I)t-Larira


(4)

iv MOTO

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya.

(Matius 21 : 22)

Learn from yesterday, Live for today, And hope for tomorrow.

(Albert Einstein)

Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan yang teguh.


(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

1. Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa memberi berkat-Nya.

2. Ayah dan Ibu tercinta, Yohanes Leonardus Subroto dan Elisabeth Suratinah

yang tak pernah lelah berjuang demi memberi dorongan moral maupun materiil sampai saat ini dengan penuh cinta kasih.

3. Kakakku tersayang, Valentinus Fery Wijayanto, S.T., dan Rossalia Wahyu

Wijayati, S.Pd., yang selalu memberi semangat dan doa.

4. Sahabatku Payung Mahakam Ulu, Maria Magdalena Damar Isti

Nugrahaeni, Netty Putri Perdani, Brigitta Swaselia Kasita, Herningdyah Cahyaning Ratri, dan Septian Purnomo Aji yang saling memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi.


(6)

PERN

YATAAN

KEASLI AN

KARYA

Saya menyt t akan dc ngan s es unggl l hnya bahwa s kr i ps i yang s aya t ul i s i ni t i dak l nel nuat kar ya at au bagi an kar ya or ang l ai n, kec ual i yang t c l ah di s c but kan

dal am kut i pan dan da■ ar t t ukan SCbagdmana l a. yaknya kar ya i l mi ah.

Yogyakal t a, 10 J anuan 2017 Pc nul i s

Dc wi Wul al l s a五


(7)

LED

/ 1BAR PERSYARATAN

PERSETU

J U

AN

PU

BLI KASI KARYA I LⅣ

I I AⅡ

U

N

TU

K KEPEN

TI N

G

AN

AKAD

EⅣ

I I K

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

Nomor Induk Mahasiswa

: DewI Wul ans an : 121224037

Del ni pengembangan i l mu pengdahuan9s aya member i kan kepada P( 型ut t akaan Uni ver s i t as Sanat a Dhar l na kar ya i l mi ah s aya Fng b" udul :

UNSI I I R‐

U

N

SU

R PARAG

RAF D

AN

PO

LA PEN

G

EM

BAN

G

AN

PARAG

RAF PAD

AI 《

LALI t し4ビ

I I G

AN

G

U

RU

t t G

U

RU

SD

KABU

PATEN

ⅣI AⅡ

AKAⅣ

I ULU, KALI DI ANTAN TI Ⅳ

I U

R

Dc ngan demi ki an, s aya membenkan kepada Pt t us t akaan Uni ver s i t as Sanat a DhaFI na hak unt uk mc nyl l ■ pan, mengal i hkan dal al n bent uk medi a l ai n, mc ngc l ol anya ddam bent uk pangkdan dat a, mendi s t l ・i bus i kan s ec ar a t er bt t as , dan memubl i kaSi kannya di i nt c r l l et at au r nedi a l ai n unt uk kc pc nt i ngan akadel ni s t anpa

per l u nl el ni nt a i z i n dar l s aya maupun r oyal t i kepada s aya s c l ama t et ap mc nc ant umkan nal na s aya s ebagai pc nul i s 。

Dc mi ki an per nyat aan i ni s aya buat dc ngan s ebenamya

Yogyakar t a, 1 0 J anual ■ 2017 Yang mc nyat akan,

Dewi Wulansari


(8)

viii ABSTRAK

Wulansari, Dewi. 2016. Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupetan Mahakam Ulu,

Kalimantan Timur. SKRIPSI. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

Penelitian ini mengkaji unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif karena data penelitian ini berupa kata-kata dan bukan angka. Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Objek dalam penelitian ini adalah kelengkapan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Data penelitian berupa paragraf yang di dalamnya terdapat 59 paragraf dari 20 karangan. Analisis data dilakukan dengan mengelompokkan paragraf berdasarkan unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf yang digunakan oleh guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola pengembangan paragraf yang digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur adalah pola (1) Umum khusus, (2) Khusus Umum, (3) Sebab Akibat, (4) Akibat Sebab, (5) Kronologi, (6) Contoh, (7) Pertentangan, (8) Perbandingan, dan (9) Definisi Luas. Sementara itu, unsur-unsur paragraf yang muncul adalah kalimat utama dan kalimat penjelas.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran. Pertama, Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur yang menjadi subjek dalam penelitian ini agar lebih memperhatikan dan menguasai berbagai materi yang ingin diajarkan kepada anak didiknya seperti unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf. Kedua, bagi guru Bahasa Indonesia, guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam memberikan pengajaran mengenai kompetensi menulis hendaknya guru lebih banyak memberikan latihan menulis kepada siswa khususnya menulis paragraf. Latihan kompetensi menulis ini diharapkan dapat meningkatkan pola pengembangan paragraf yang lebih variatif. Ketiga, bagi penelitian berikutnya, peneliti berharap ada peneliti lain yang mengembangkan penelitian sejenis. Penelitian ini dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf.

Kata kunci: karangan, unsur-unsur paragraf, dan pola pengembangan paragraf.


(9)

ix ABSTRACT

Wulansari, Dewi. 2016. Paragraph Elements and Development Patterns in Writings by Teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. THESIS. Yogyakarta: PBSI, JPBS, FKIP, USD.

This research reviewed paragraph elements and development patterns in writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. This research aimed to describe the paragraph elements and development patterns found in the teachers’ writings.

The research was categorized as a descriptive qualitative research since the research data were words instead of numbers. The data sources were writings by teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. The research objects were paragraph elements and development patterns comprehensiveness in the teachers’ writings. The research data consisted of 59 paragraphs out of 20 writings. The data analysis was conducted by grouping the paragraphs based on the paragraph elements and development patterns applied by the teachers in SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

The results showed that the paragraph development patterns used were (1) General-Specific, (2) Specific-General, (3) Cause-Effect, (4) Effect-Cause, (5) Chronology, (6) Examples, (7) Contradictory, (8) Comparison, and (9) Broad Definition. Meanwhile, the paragraph elements found were topic and supporting sentences.

Based on the research result, several suggestions were addressed. Firstly, the teachers in SD Kabupaten Mahakan Ulu, Kalimantan Timur becoming the research subjects should master and give more attention to materials going to give to their pupils, like paragraph and development patterns. Secondly, Indonesian teachers should be good examples of applying good and correct Indonesian. In teaching writing competence, the teachers should give extra writing exercises to pupils, especially writing paragraphs. The writing exercise competence was hoped to improve varied paragraph development patterns. Thirdly, other scholars were expected to follow up similar research. This research could be consideration and reference for next scholars conducting researches related to paragraph: paragraph elements and development patterns.


(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dengan berkat dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini dengan baik. Sebagaimana disyaratkan dalam Kurikulum Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Sanata Dharma (USD) Yogyakarta, penyelesaian skirpsi ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.

Kelancaran dan keberhasilan proses pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Kunjana Rahardi, M.Hum., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma.

4. Dr. B. Widharyanto, M.P.d., selaku dosen pembimbing pertama yang dengan perhatian dan kesabaran, membimbing, memotivasi, dan memberi berbagai masukan yang sangat berharga bagi penulis mulai dari awal hingga akhirnya penulis menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing kedua dan selaku triangulator yang juga dengan sabar berkenan membimbing, mengarahkan, memberi masukan dan memotivasi hingga selesainya penulisan proposal skripsi ini.


(11)

xi

6. Septina Krismawati, S.S., M.A., selaku triangulator yang bersedia meluangkan waktunya untuk membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia yang dengan penuh dedikasi mendidik, membimbing, memberikan dukungan, bantuan, dan arahan yang sangat bermanfaat bagi penulis dari awal kuliah sampai selesai.

8. Bapak Robertus Marsidiq sebagai karyawan sekretariat PBSI yang selalu sabar memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis dalam menyelesaikan kuliah di PBSI sampai penyusunan skripsi ini.

9. Kedua orang tua, Bapak Yohanes Leonardus Subroto dan Ibu Elisabeth Suratinah yang telah memberi cinta, doa, dan dukungan baik secara moral maupun material bagi penulis selama menjalani masa kuliah sampai selesai ini.

10. Kakakku, Valentinus Fery Wijayanto, S.T., dan Rossalia Wahyu Wijayati, S.Pd., yang sudah memberikan dukungan, doa, dan perhatian dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Para sahabatku, Laurensia Erlina Apriliawati, Cicilia Wardani Pelawi, dan R.Aj.Diajeng Eva Surya Putrianti atas dukungan dan kebersamaannya selama ini.

12. Maria Magdalena Damar Isti Nugrahaeni, Netty Putri Perdani, Brigitta Swaselia Kasita, Herningdyah Cahyaning Ratri, dan Septian Purnomo Aji teman ‘sepayung’ dan seperjuangan yang sudah bersama-sama berjuang untuk menyelesaikan skirpsi ini.

13. Teman-teman terkasih, Yohacim Tito Setyo Budiharjo, Hendra Sigalingging, Wilvridus Yolesa Rosando, Yohanes Krista yang selalu menemani, memberikan semangat, doa, bimbingan, dan inspirasi kepada penulis untuk terus mengerjakan skripsi ini hingga selesai.

14. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI) angkatan 2010, 2011 dan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu per satu.


(12)

Terima kasih atas dinamika belajar yang pernah kita lalui mulai dari awal

perkuliahan sampai penulis selesai menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak lainnya yang dengan berbagai

cara telah membantu dan mendukung penulis dalam keseluruhan proses

pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ini. Tanpa mengurangi rasa

hormat kepada berbagai pihak tersebut yang namanya tidak sernpat disebutkan

satu per satu di dalam tulisan ini, sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih.

Penulis menyadari bahwa skripsi

ini

masih jauh dari kata sempuma.

Semoga karya

ini

dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat menjadi

referensi bagi siapa pun yang mempunyai minat pada bidang kebahasaan,

khususnya ilmu pragmatik untuk penelitian lebih lanjut.

Yogyakar t a, 8] Des ember 2016

Penul i s

Dewi Wul al l s an


(13)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 5

1.3Tujuan Penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

1.5Batasan Istilah ... 6


(14)

xiv

BAB II STUDI KEPUSTAKAAN ... 9

2.1 Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 13

2.2.1 Paragraf ... 13

2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf ... 14

2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf ... 15

2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf ... 17

2.2.1.4 Struktur Paragraf... 22

2.2.1.5 Paragraf menurut isinya ... 23

2.2.2 Pengembangan Paragraf ... 28

2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD) ... 36

2.2.4 Kerangka Berpikir ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 41

3.1 Jenis Penelitian ... 41

3.2 Data dan Sumber Data ... 42

3.3 Objek Penelitian ... 43

3.4 Instrumen Penelitian... 44

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 44

3.6 Teknik Analisis Data ... 45

3.7 Triangulasi... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

4.1 Deskripsi Data ... 48

4.1.1 Unsur-unsur Paragraf ... 50

4.1.2 Pola Pengembangan Paragraf ... 51

4.2 Analisis Data ... 55

4.2.1 Unsur-unsur Paragraf ... 55

4.2.2 Pola Pengembangan Paragraf ... 66

4.3Pembahasan Hasil ... 86


(15)

xv

4.3.2 Pembahasan Pola Pengembangan Paragraf ... 88

BAB V PENUTUP ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Implikasi ... 91

5.3 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 94

LAMPIRAN ... 97


(16)

xvi

DAFTAR TABEL


(17)

xvii

DAFTAR BAGAN


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Penelitian ... 94 Lampiran 2. Analisis Data dan Triangulasi... 120


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Mahakam Ulu di Kalimantan Timur merupakan daerah otonomi baru (DOB) yang masih terus berbenah dalam segala bidang termasuk bidang pendidikan. Misalnya, Kepala Sekolah merangkap menjadi guru bahasa Indonesia karena dari segi tenaga pengajar memang masih sangat kekurangan. Selama ini pun proses belajar mengajar di Kabupaten Mahakam Ulu dibantu guru PTT yang dengan segala keterbatasannya berbakti untuk mengajar (http://bppd.kaltimprov.go.id). Oleh karena itu, perlu adanya pembinaan bagi guru-guru di Mahakam Ulu untuk memaksimalkan proses belajar mengajar dengan harapan kualitas pendidikan semakin baik.

Pendidikan menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia pada era globalisasi saat ini. Melalui pendidikan, manusia mengalami beberapa perubahan ke arah yang lebih baik. Namun, masih ada beberapa daerah seperti Kabupaten Mahakam Ulu yang masih terus berbenah dalam bidang pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik


(20)

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Tujuan dan fungsi ini merupakan tantangan bagi para pendidik (guru) sebagai modal dasar untuk mendidik para siswa. Para pendidik (guru) perlu terus mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan zaman guna meningkatkan kompetensi yang dimiliki. Oleh karena itu, upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek para pendidik (guru) sebagai ujung tombak keberhasilan pendidikan.

Guru merupakan salah satu unsur terpenting dalam dunia pendidikan. Menurut Undang Undang No.20 Tahun 2003 dan Undang-Undang No.14 Tahun 2005 peran guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan pengevaluasi dari peserta didik. Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi peserta didik dan lingkungannya. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan pembelajaran adalah kualitas guru. Guru harus mempunyai standar kualitas tinggi seperti memiliki wawasan yang luas, terbuka terhadap hal baru, bertanggungjawab, berwibawa, mandiri, dan disiplin karena guru berperan penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Seorang guru harus mampu menjadi teladan dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Saat ini, penggunaan bahasa


(21)

Indonesia yang baik dan benar sangat memprihatinkan. Hal ini disebabkan semakin banyak bermunculan bahasa-bahasa yang susah untuk dimengerti. Oleh karena itu, sebagai guru harus siap menghadapi segala tantangan yang terus berkembang khususnya dalam berbahasa Indonesia.

Penelitian ini mengamati bahasa Indonesia yang digunakan para guru. Dalam hal ini bahasa yang diamati yaitu bahasa tertulis, meneliti kemampuan mereka khususnya paragraf. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf pada karangan guru-guru SD di Kabupaten Mahakam Ulu Kalimantan Timur. Peneliti melihat dalam karangan tersebut banyak paragraf yang tidak berpola. Paragraf-paragraf yang tidak berpola tersebut dapat dilihat pada contoh berikut ini Pertanyaan dan renungan bagi kita ‘’Apakah kita semua sudah sadar dengan kearipan lingkungan yang bersih dan sehat?? Apakah kita sudah bertanggung jawab dengan diri kita sendiri dan dengan orang lain?’’

Contoh di atas merupakan paragraf yang tidak berpola karena tidak mengandung pola pengembangan paragraf. Selain itu, contoh di atas tidak bisa dikatakan sebagai paragraf karena sebuah paragraf minimal terdapat dua kalimat. Oleh sebab itu, dalam menuangkan gagasan atau pikiran kita dituntut mampu menghubungkan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain agar menjadi kesatuan yang padu. Hubungan ini menyatakan kesatuan yang diikat oleh struktur bahasa dan kesatuan yang logis.


(22)

Wiyanto (2004: 15) menyebut paragraf adalah sekelompok kalimat yang berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran yang lebih besar, yaitu buah pikiran seluruh tulisan. Buah pikiran itu diungkapkan dengan beberapa kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama mendukung sebuah unit pikiran. Menulis paragraf memerlukan gagasan-gagasan penunjang. Setiap gagasan penunjang dapat dituangkan dalam satu kalimat atau lebih. Ketepatan menyusun gagasan-gagasan penunjang menjadi suatu paragraf yang memiliki kesatuan dan kepaduan merupakan ketepatan pengembangan paragraf. Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Dalam mengembangkan paragraf, ada beberapa teknik yang dapat dilakukan, diantaranya adalah: secara alamiah, klimaks dan anti-klimaks, umum-khusus dan umum-khusus-umum, perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi (Suyitno, 2012). Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil topik penelitian dengan judul ‘’Unsur-Unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-Guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur’’.


(23)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut.

a. Unsur-unsur paragraf apa sajakah yang terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

b. Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

1.3Tujuan

Selaras dengan rumusan masalah yang diangkat, tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut.

a. Mendeskripsikan unsur-unsur paragraf yang terdapat dalam karangan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dalam menulis karangan.

b. Mendeskripsikan pola pengembangan paragraf yang terdapat dalam karangan oleh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dalam menulis karangan.

1.4Manfaat

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi kepada para guru, mahasiswa bahasa dan sastra Indonesia, dan bagi peneliti lain.


(24)

a. Bagi Guru

Bagi Guru-guru SD Kabupaten Mahakam, Kalimantan Timur, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan informasi bahwa terdapat pola pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf yang bervariasi.

b. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa, hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat serta sebagai referensi yang berkaitan dengan paragraf, khususnya pada pola pengembangan dan unsur paragraf.

c. Bagi Peneliti lain

Hasil peneliti ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan paragraf, yaitu pola pengembangan dan unsur paragraf.

1.5Batasan istilah

Berikut ini adalah batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. a. Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang

merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan (Tarigan, 2008).

b. Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik (Keraf, 2004).


(25)

c. Unsur-unsur paragraf adalah alat bantu untuk menciptakan susunan logis-sistematis suatu paragraf (Tarigan, 2008).

d. Karangan adalah hasil perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis yang dapat dibaca dan dimengerti oleh pembaca (Gie, 2002). e. Karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya

adalah tindak-tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu (Keraf, 2007). f. Karangan deskripsi adalah sebuah bentuk tulisan yang bertalian

dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang dibicarakan (Keraf, 1981).

g. Karangan eksposisi adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang yang membaca uraian tersebut (Keraf, 1981).

h. Karangan persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang (Keraf, 2007).

i. Karangan argumentasi adalah dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan (Keraf, 2007).


(26)

1.6Sistematika Penyajian

Dalam sistematika peneyajian, penulis memaparkan bagian-bagian skripsi secara ringkas. Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I Pendahuluan yang berisi uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II Landasan Teori yang berisi penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori dan kerangka berpikir. Bab III Metodologi Penelitian yang berisi jenis penelitian, sumber data, instrumen penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan triangulasi. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bab V Penutup yang berisi kesimpulan, implikasi, dan saran-saran.


(27)

9 BAB II

STUDI KEPUSTAKAAN

2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti menemukan tiga penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Anggun Gitasari (2009), Hedwigis Risa Verawati (2011), dan Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014). Secara ringkas berikut uraian mengenai penelitian terdahulu itu.

Anggun Gitasari (2009) melakukan penelitian dengan judul Pola

Pengembangan Paragraf Deduktif Berdasarkan Grafik pada Siswa Kelas XII

SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2008/2009. Tujuannya

adalah mendeskripisikan pola-pola pengembangan paragraf yang digunakan peserta didik dalam membuat paragraf deduktif berdasarkan grafik dan mendeskripsikan urutan pola pengembangan paragraf deduktif jika dilihat dari tingkat keseringannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengembangan rincian, sebab akibat, dan contoh merupakan pola pengembangan yang digunakan peserta didik kelas XII SMA Institut Indonesia 1, Yogyakarta, dalam membuat paragraf deduktif. Urutan pola pengembangan berdasarkan tingkat keseringan yang menduduki posisi pertama pola pengembangan rincian, sedangkan pola pengembangan sebab akibat dan pola pengembangan contoh berada di bawahnya dengan jumlah yang tidak terlalu jauh.


(28)

Relevansi penelitian Anggun Gitasari dengan peneliti ini adalah tentang pola pengembangan paragraf dalam karangan. Perbedaannya adalah penelitian Anggun Gitasari tidak membicarakan jenis karangan pada umumnya, sedangkan penelitian ini membicarakan jenis karangan pada umumnya. Selain itu, penelitian Anggun Gitasari termasuk penelitian deskriptif kuantitatif, sedangkan penelitian ini termasuk deskriptif kualitatif. Penelitian Anggun Gitasari berfokus pada pola pengembangan paragraf deduktif berdasarkan grafik, sedangkan penelitian ini berfokus pada pola pengembangan paragraf pada karangan. Adapun perbedaan lain, yaitu sumber data penelitian. Penelitian Anggun Gitasari bersumber paragraf siswa kelas XII SMA Institut Indonesia 1 Yogyakarta, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Hedwigis Risa Verawati (2011) melakukan penelitian dengan judul Pola Pengembangan Paragraf dan Struktur Paragraf pada Karangan Narasi

Siswa Kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Aja ran

2010/2011. Tujuannya adalah mendeskripsikan pola pengembangan dan

struktur paragraf yang digunakan dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening, Dukun, Magelang, Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sembilan macam pola pengembangan paragraf karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Kesembilan pola pengembangan paragraf itu adalah pola pengembangan deduktif, pola pengembangan induktif, pola pengembangan campuran, pola pengembangan perulangan, pola pengembangan menerangkan, pola pengembangan


(29)

pertanyaan, pola pengembangan sebab-akibat, pola pengembangan contoh, dan pola pengembangan merinci. Empat struktur paragraf dalam karangan narasi siswa kelas V SD Negeri Kalibening. Empat struktur paragraf itu adalah (1) paragraf dengan dua unsur paragraf (kalimat utama dan kalimat penjelas), (2) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas, (3) paragraf dengan tiga unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, dan transisi), (4) paragraf dengan empat unsur (kalimat utama, kalimat penjelas, kalimat penegas, dan transisi).

Relevansi penelitian Hedwigis Risa Verawati dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pola pengembangan paragraf. Persamaan lain adalah kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Hedwigis Risa Verawati bersumber paragraf siswa kelas V SD Negeri Kalibening, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Caecilia Nurista Syahdu Hening (2014) melakukan penelitian dengan judul Pola Pengembangan Paragraf dan Unsur-unsur Paragraf pada

Karangan Narasi Karya Guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat,

Keuskupan Manokwari, Papua Barat. Penelitian ini mengkaji pola

pengembangan paragraf dan unsur-unsur paragraf karangan narasi karya guru-guru SD di lingkungan YPPL Maybrat, Manokwari, Papua Barat. Tujuannya adalah mendeskripsikan pola-pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat,


(30)

Keuskupan Manokwari, Papua. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.

Data penelitian berupa 43 paragraf dari 19 karangan. Analisis data dilakukan dengan langkah yaitu (1) peneliti mengumpulkan data dengan cara membaca dan mencermati karangan, (2) peneliti memberi kode untuk setiap tipe data, (3) peneliti mengelompokkan setiap data berdasarkan jenis-jenis pengembangan dan unsur-unsur paragraf, dan (4) peneliti mengidentifikasi setiap jenis pola pengembangan dan unsur-unsur paragraf.

Relevansi penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening dengan penelitian ini adalah tentang pola pengembangan paragraf dan unsur- unsur paragraf, serta kesamaan jenis penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Adapun perbedaan sumber data penelitian. Penelitian Caecilia Nurista Syahdu Hening bersumber karangan narasi karya guru-guru SD di Lingkungan YPPK Maybrat, Keuskupan Manokwari, Papua, sedangkan penelitian ini bersumber karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

Berdasarkan tiga penelitian terdahulu, peneliti menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan yang peneliti temukan adalah kesamaan obyek penelitian, yaitu tentang pola pengembangan paragraf. Persamaan lain adalah sama-sama berjenis penelitian deskriptif kualitatif. Sementara itu, perbedaan yang peneliti temukan adalah perbedaan subyek data dan sumber penelitian. Pada tiga penelitian terdahulu yang relevan, subyek data adalah siswa di sekolah dan guru guru SD. Sumber datanya adalah karangan siswa, karangan guru dan tajuk rencana dari surat kabar. Dalam penelitian ini, subyek datanya


(31)

adalah guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur dan sumber datanya adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

2.2 Landasan Teori

Teori yang digunakan adalah teori paragraf yang meliputi pengertian paragraf, ciri paragraf, syarat-syarat pembentukan paragraf, unsur-unsur paragraf, paragraf menurut isinya, dan pola pengembangan paragraf.

2.2.1 Paragraf

Terdapat beberapa definisi paragraf yang dikemukakan para ahli bahasa atau pakar bahasa. Menurut Gorys Keraf (2004) alinea atau paragraf adalah suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimat-kalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Dalam alinea itu gagasan tadi menjadi jelas oleh uraian-uraian tambahan, yang maksudnya tidak lain untuk menampilkan pokok pikiran tadi secara lebih jelas. Menurut Tarigan (2008) paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

Paragraf atau alinea lazimnya terdiri dari sekelompok kalimat yang mengungkapkan satu gagasan. Gagasan itu merupakan satu gagasan bawahan dari sebuah karangan atau wacana (Soewandi, 2000: 49). Menurut Nuristo


(32)

(1999: 16) Paragraf adalah kalimat yang berkaitan erat antara satu dengan yang lainnya. Kalimat-kalimat itu disusun menurut aturan tertentu dengan makna yang diidukungnya, dapat dibatasi, dikembangkan, dan diperjelas (Nuristo, 1999: 16). Menurut Wiyanto (2004: 15) paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan bersama-sama menjelaskan satu unit buah pikiran untuk mendukung buah pikiran yang diungkapkan dalam seluruh tulisan.

Menurut Ramlan (1993: 1) paragraf adalah bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Widyamartaya (1993: 31) mendefinisikan paragraf adalah sekelompok kalimat utuh, lengkap yang memerlukan tambahan kalimat-kalimat lain yang meluaskan, menguraikan, dan menjelaskan gagasan tersebut.

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat mengandung gagasan atau ide, yang berkaitan erat antara satu dengan lain. Dapat dikatakan bahwa kualitas paragraf yang berkaitan erat bergantung pada gagasan atau ide. Dengan kata lain, paragraf yang baik mencerminkan pola pikir dari penulisnya sendiri.

2.2.1.1 Ciri-ciri Paragraf

Ada ciri-ciri paragraf yang dikemukakan dalam penelitian ini. Menurut Soewandi (2000: 52-53) paragraf yang baik memiliki enam ciri, yaitu:


(33)

1)penulisan awal paragraf dilakukan dengan penulisan masuk beberapa ketukan.

2)satu paragraf, lebih-lebih paragraf karangan ilmiah (wacana teknis), terdiri atas beberapa kalimat. Jumlah kalimat dalam paragraf harus memadai. 3)salah satu kalimat merupakan kalimat topiknya, yaitu kalimat yang berisi

gagasan pokok, sedangkan kalimat-kalimat yang lain merupakan penjelasannya atau merupakan pengantar jika kalimat topik berada pada akhir paragraf.

4)pada paragraf dalam karangan teknis atau karangan ilmiah, isi pernyataan yang terungkap dalam kalimat-kalimat sesuai kenyataan, bahkan harus sesuai pula dengan pernyataan atau teori yang digunakan.

5)memiliki hubungan kebahasaan (kohesi) dan hubungan makna (koherensi) yang baik antara kalimat yang satu dengan yang lainnya.

6)bahasa yang digunakan adalah bahasa ragam baku. Ciri-cirinya adalah pemakaian kata tidak menimbulkan salah tafsir, urutan katanya sesuai dengan kaidah yang berlaku, kecukupan fungsi kalimat terpenuhi, dan penulisan karangan serta kalimatnya baik penggunaan huruf maupun tanda baca sesuai dengan ejaan yang berlaku.

2.2.1.2 Syarat-syarat Pembentukan Paragraf

Pola pengembangan paragraf, harus menyajikan atau mengorganisasikan gagasan menjadi suatu paragraf yang memenuhi


(34)

persyaratan. Menurut Akhadiah dkk (1991: 148) ada beberapa persyaratan yang harus ada. Syarat-syarat pembetukan paragraf sebagai berikut.

A.Kesatuan

Dalam setiap paragraf hanya mengandung satu gagasan utama. Paragraf berfungsi mengembangkan topik tersebut. Oleh sebab itu, dalam pengembangannya tidak boleh terdapat unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan gagasan pokok tersebut. Paragraf dianggap mempunyai kesatuan, apabila kalimat dalam paragraf tidak terlepas dari topiknya. Setiap kalimat terfokus pada topik, sehingga dapat relevan dengan topik.

B.Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh sebuah paragraf adalah koherensi atau kepaduan. Satu paragraf bukanlah merupakan kumpulan kalimat yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi harus dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur, akan memperlihatkan adanya kepaduan. Jadi, kepaduan atau koherensi dititikberatkan pada hubungan antara kalimat dengan kalimat. C.Kelengkapan

Paragraf dikatakan lengkap, jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk menunjang kejelasan kalimat topik atau kalimat utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak lengkap, jika tidak dikembangkan atau hanya diperluas dengan pengulangan-pengulangan. Perhatikanlah contoh berikut.


(35)

(1) Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih atau bersengketa.

Paragraf diatas merupakan paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan. Paragraf diatas sinonimnya yaitu kata berselisih dan bersengketa.

Pendapat Akhadiah dkk (1991: 148) selaras dengan teori yang dikemukakan oleh Gorys Keraf (1980) bahwa paragraf yang efektif harus memenuhi tiga syarat yaitu (1) kesatuan yang merupakan semua kalimat membina paragraf untuk membentuk tema, (2) koherensi yang merupakan kekompakan kalimat yang satu dengan yang lain, dan (3) perkembangan alinea yang merupakan penyusunan gagasan yang membina paragraf.

2.2.1.3 Unsur-unsur Paragraf

Menurut Tarigan (1981: 13) bahwa unsur-unsur paragraf ialah beberapa unsur pembangun sebuah paragraf, hal tersebut meliputi seperangkat kalimat yang dipergunakan oleh penulis sebagai alat untuk menyatakan dan menyampaikan jalan pikirannya kepada pembaca. Paragraf merupakan wadah bagi penulis untuk menuangkan atau menjelaskan satu unit pokok pikirannya. Untuk merangkai suatu paragraf yang sistematis dan logis, didalamnya harus ada unsur-unsur. Menurut Wiyanto (2011), paragraf terdiri atas empat unsur, yaitu transisi, kalimat topik atau kalimat utama, kalimat pengembang atau kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Namun, keempat


(36)

unsur tersebut tidak harus hadir bersama-sama dalam satu paragraf. Berikut ini uraian keempat unsur paragraf.

A. Transisi

Transisi adalah ‘’perekat’’ atau penghubung antarparagraf. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama. Terdapat dua cara memunculkan transisi. Cara pertama yaitu implisit yang tidak dinyatakan dengan penanda transisi tertentu. Cara kedua yaitu eksplisit yang dinyatakan melalui penanda dalam bentuk kata, kalimat, dan paragraf.

a. Transisi berupa kata atau kelompok kata sebagai berikut.

Terdapat sepuluh transisi berupa kata yaitu penanda hubungan kelanjutan, penanda waktu, penanda klimaks, penanda perbandingan, penanda kontras, penanda hubungan jarak, penanda ilustrasi, penanda sebab-akibat, penanda syarat/pengandaian, dan penanda simpulan.

1)penanda hubungan kelanjutan: dan, serta, lagi, lagi pula, tambahan lagi,

bahkan, kedua, ketiga, selanjutnya, akhirnya, dan terakhir.

2)penanda waktu: dahulu, sekarang, kini, kelak, sebelum, setelah, sesudah,

sementara itu, sehari kemudian, dan tahun depan.

3)penanda klimaks: paling..., se...nya, dan ter-.

4)penanda perbandingan: seperti, ibarat, sama, dan bak.

5)penanda kontras: tetapi, biarpun, walaupun, dan sebaliknya.

6)penanda urutan jarak: di sana, di sini, di situ, sebelah, dekat, dan jauh.


(37)

8)penanda sebak-akibat: sebab, oleh sebab itu, oleh karena, dan a kibatnya.

9)penanda syarat/pengandaian: jika, kalau, jikalau, andaikata, dan

seandainya.

10) penanda simpulan: ringkasnya, kesimpulannya, garis besarnya, dan

rangkuman.

b. Transisi berupa kalimat

Transisi yang berupa kalimat dikenal pula sebagai kalimat penuntun. Kalimat penuntun ini mempunyai fungsi ganda, yaitu sebagai transisi dan pengantar topik yang akan dijelaskan atau diperbincangkan. Kalimat penuntun tidak berfungsi sebagai pengganti kalimat topik, letaknya selalu mendahului kalimat topik.

c. Transisi berupa paragraf

Transisi yang berupa paragraf digunakan untuk ‘’membelokkan’’ antara satu pokok pikiran ke pokok pikiran yang lain. Transisi menunjang kepaduan dan kekohesian antarparagraf, sehingga setiap muncul ide baru tetap bergerak pada topik yang sama.

B.Kalimat Utama (Topik)

Kalimat utama (topik) mengandung ide pokok yang mendasari suatu paragraf. Kalimat utama ini bisa berada di awal, tengah, dan akhir paragraf. Kalimat utama pada awalnya berupa ide sentral pengarang yang belum diperinci yang selanjutnya dijelaskan dengan kalimat penjelas atau kalimat pendukung. Kalimat utama belum memberi informasi yang lengkap.


(38)

C.Kalimat Penjelas (Pengembang)

Kalimat penjelas (pengembang) adalah pendukung kalimat pokok. Kalimat penjelas menempati lebih dari setengah porsi suatu paragraf, karena kalimat penjelas berisi menjelaskan, merinci, membandingkan atau memberi contoh ide sentral dalam kalimat utama. Penyusunan kalimat penjelas tidak sembarangan. Kalimat penjelas harus berkaitan erat dengan kalimat utama dan disusun berdasarkan hal-hal yang sangat dekat dengan ide sentral dilanjutkan hal-hal pendukung lainnya. Dengan kata lain, kalimat penjelas merupakan kalimat yang menjelaskan kalimat utama (topik), sehingga menjadi paragraf yang padu.

D.Kalimat Penegas

Kalimat penegas mempunyai dua fungsi. Pertama, sebagai penegas atau penjelas kembali pernyataan atau ide yang diungkapkan dalam kalimat-kalimat sebelumnya. Kedua, sebagai daya tarik bagi pembaca atau sebagai selingan. Kalimat penegas, biasanya berada di akhir paragraf. Terkadang kalimat penegas ditulis bukan untuk memperjelas informasi atau menyimpulkan, melainkan hanya untuk variasi paragraf.

Berdasarkan penjelasan mengenai unsur-unsur paragraf sebelumnya, menurut Wiyanto (2004: 28) unsur paragraf dibagi menjadi paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf hanya satu unsur. Berikut ini uraian mengenai unsur-unsur paragraf.


(39)

a. Paragraf dengan empat unsur

Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan empat unsur, yaitu transisi, kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas.

(2) Lagi pula, di asrama ini kita harus menjaga kebersihan. Kamar mandi kita bersihkan sedikitnya dua hari sekali. Halaman kita sapu bergiliran setiap pagi dan sore. Saluran air pembuangan kita kontrol setiap minggu. Demikian pula sampah harus kita perhatikan. Jangan sampai kita membuang sampah sembarangan. Semua sampah, baik sampah besar maupun kecil, kita buang di tempat sampah. Bila sudah terkumpul, kita bakar di tempat pembakaran sampah atau kita buang ke tempat pembuangan akhir. Bila perilaku hidup bersih itu kita lakukan, hidup kita di asrama nyaman dan sehat.

b. Paragraf dengan tiga unsur

i) Susunan paragraf terdiri atas transisi, kalimat utama, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

(3) Sebagai contoh, semua kendaraan bermotor memerlukan bahan bakar. Lokomotif kereta api memerlukan solar agar kuat menarik rangkaian gerbong. Mobil dan sepeda motor ‘’minum’’ bensin untuk melaju di jalan raya. Agar dapat menyeberangi lautan, kapal api harus diberi solar yang amat banyak. Demikian pula kapal terbang. Agar dapat mengudara ia harus dibekali bensol.

ii)Susunan paragraf terdiri atas kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan tiga unsur.

(4) Pak Wira makin sibuk. Kambing-kambingnya yang harus dicarikan rumput kini bertambah menjadi sepuluh ekor. Ayam dan itiknya tetap minta jatah makanan dan minuman. Sementara itu, tanaman palawija di sawahnya tak mau ditelantarkannya. Apalagi dalam musim kemarau seperti sekarang ini, Pak Wira harus sering ke sawah. Pekerjaan Pak Wira memang semakin berat.


(40)

c. Paragraf dengan dua unsur

Susunan paragraf yang terdiri atas kalimat utama dan kalimat penjelas. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan dua unsur.

(5) Dia cukup pandai di sekolahnya. Dalam ulangan umum akhir semester ini, dia dapat menjawab betul empat puluh soal dari lima puluh soal Matematika yang diujikan. Hasil ulangan Kimia tidak mengecawakan karena dia menempati urutan ketiga terbaik di kelasnya. Yang agak mengecewakan adalah hasil ulangan Geografi. Dia hanya memperoleh nilai enam. Tetapi, rasa kecewa itu segera terobati karena dalam ulangan mata pelajaran Fisika dia mendapat nilai sembilan.

d. Paragraf hanya satu unsur

Susunan paragraf hanya mengandung kalimat penjelas sebagai unsur di dalamnya. Paragraf berikut ini adalah contoh paragraf dengan satu unsur.

(6) Mendung bergayut, makin lama makin tebal. Warna kulitnya hitam pekat. Angin berembus kencang menggoyang pepohonan dan merontokkan dedaunan. Sementara itu, petir menyambar memenuhi angkasa. Geledek pun bergemuruh memekakkan telinga. Tak lama kemudian, hujan turun bagai dicurahkan dari langit bersamaan dengan tiupan angin kencang.

2.2.1.4 Struktur Paragraf

Struktur paragraf adalah penyusunan paragraf kelengkapan unsur atau posisi unsur paragraf dalam paragraf (Tarigan, 2008). Kelengkapan unsur paragraf menyangkut unsur apa saja yang terdapat dalam suatu paragraf. Kemungkinan pertama, semua unsur seperti transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Adapun kemungkinan kedua, yakni hanya tiga unsur yang terdapat dalam paragraf seperti transisi-kalimat topik-kalimat


(41)

penegas atau kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Kemungkinan ketiga yakni hanya dua unsur dalam paragraf yakni kalimat topik-kalimat pengembang. Sementara itu, menyakut posisi unsur paragraf dalam paragraf. Posisi setiap unsur tidak harus dimulai dari transisi-kalimat topik-kalimat pengembang-kalimat penegas. Ada beberapa kemungkinan posisi unsur-unsur paragraf bisa berada. Hal ini bergantung pada topik yang dikembangkan pengarang.

2.2.1.5 Paragraf menurut isinya

Jenis-jenis paragraf merupakan hasil dari ide pokok sebuah karangan dan kemudian dikembangkan menjadi satu karya tulis. Terdapat lima jenis paragraf menurut isinya yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, persuasi, dan argumentasi.

a. Narasi

Narasi, menurut Keraf (2004) merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sementara itu, Gie (1995) berpendapat bahwa karangan narasi menyampaikan suatu peristiwa atau pengalaman dalam kerangka urutan waktu kepada pembaca dengan maksud untuk meninggalkan kesan tentang perubahan gerak sesuatu dari pangkal awal sampai titik akhir.

Wiyanto (2011) juga berpendapat bahwa narasi (naration) secara


(42)

atau menceritakan. Narasi mementingkan urutan dan biasanya tokoh yang diceritakan. Narasi tidak hanya terdapat pada karya fiksi, tetapi juga pada karya nonfiksi.

Secara garis besar, karangan narasi memiliki maksud untuk mengisahkan sebuah peristiwa. Karakteristisk-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Karangan narasi menyajikan serangkaian berita atau peristiwa.

b. Disajikan dalam bentuk urutan waktu serta kejadian yang menunjukan peristiwa awal sampai akhir.

c. Menampilkan pelaku peristiwa atau kejadian. d. Latar digambarkan secara hidup dan terperinci. e. Menunjukkan tindakan langsung pada tokoh. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf narasi.

(7) S menuturkan, siang itu tanggal 26 Mei 1985 ia sedang bersembyang di dalam bloknya. Tiba-tiba ia mendengar suara gaduh. Puluhan orang berhamburan keluar lewat pintu gerbang Rutan Salemba. Laki-laki yang belum menerima vonis itu langsung ikut kabur (Nasucha, 2009).

b. Deskripsi

Menurut Gorys Keraf (1982) dekripsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari obyek yang sedang dibicarakan. Dalam deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, memindahkan hasil pengamatan dan perasaannya kepada para pembaca; ia menyampaikan sifat dan semua perincian wujud yang dapat ditemukan pada obyek tersebut.


(43)

Secara garis besar, karangan deskripsi melibatkan panca indera dalam karangannya. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Melukiskan / menggambarkan suatu objek tertentu.

b. Bertujuan untuk menciptakan kesalan atau pengalaman pada diri pembaca. c. Sifat penulisannya objektif karena selalu mengambil objek tertentu.

d. Penulisannya dapat menggunakan cara/metode realistis (objektif), impresionistis (subyektif), atau sikap penulis.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf deskripsi.

(8) Wanita itu tampaknya tidak jauh usianya dari dua puluh tahun. Mungkin ia lebih tua, tapi pakaian dan lagak-lagaknya mengurangi umurnya. Parasnya cantik. Hidung bangur dan matanya berkilauan seperti mata seorang India. Tahi lalat di atas bibirnya dan rambutnya yang ikal berlomba-lomba menyempurnakan kecantikannya (Nasucha, 2009).

c. Eksposisi

Menurut Gorys Keraf (1982) eksposisi atau pemaparan adalah salah satu bentuk tulisan atau retorika yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu pokok pikiran, yang dapat memperluas pandangan atau pengentahuan seseorang yang membaca uraian tersebut. Tujuan yang paling menonjol pada sebuah tulisan eksposisi adalah memperluas pandangan dan pengetahuan seseorang serta menjelaskan atau menerangkan suatu persoalan. Dalam karangan eksposisi, penulis menyerahkan keputusannya kepada pembaca.


(44)

Secara garis besar, karangan eksposisi memiliki maksud untuk memperluas wawasan dengan definisi, contoh, dll. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut.

a. Menjelaskan informasi dan ada permasalahan

b. Menyatakan sesuatu yang benar-benar terjadi (data faktual) c. Tidak terdapat unsur mempengaruhi/memaksakan kehendak d. Menunjukkan analisis/penafsiran secara objektif

e. Menunjukkan sebuah peristiwa yang terjadi atau tentang proses kerja sesuatu

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf eksposisi.

(9) Dalam tubuh manusia terdapat aktivitas seperti mesin mobil. Tubuh manusia dapat mengubah energi kimiawi yang terkandung dalam bahan-bahan bakarnya, yakni makanan yang ditelan menjadi energi panas dan energi mekanis. Nasi yang Anda makan pada waktu sarapan akan dibakar dalam tubuh persis sebagaimana bensin dibakar dalam silinder mesin mobil (Nasucha, 2009).

d. Persuasi

Menurut Gorys Keraf (2007) persuasi adalah suatu seni verbal yang bertujuan untuk menyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu ini atau pada waktu yang akan datang. Mereka yang menerima persuasi harus mendapat keyakinan, bahwa keputusan yang diambilnya merupakan keputusan yang benar, bijaksana dan dilakukan tanpa paksaan. Upaya yang dilakukan dalam persuasi yaitu menyodorkan bukti-bukti, walaupun tidak setegas seperti pada karangan argumentasi. Persuasi selalu bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain; ia berusaha agar


(45)

orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang kita inginkan. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf persuasi.

(10)Praktik pidato memang luar biasa manfaatnya. Pengalaman setiap kali praktik merupakan pengalaman batin yang sangat berharga. Semakin sering praktik, baik dalam berlatih maupun berpidato yang sesungguhnya, pengalaman batin itu semakin banyak. Dari pengelaman itu, pembicara dapat menemukan cara-cara berpidato yang efektif dan memikat. Semakin banyak daya pikat ditemukan dan sering diterapkan dalam praktik, semakin meningkat pula ketrampilan pembicara.

Tidak dapat disangkal bahwa praktik berpidato menjadi semacam obat kuat untuk membangun rasa percaya diri. Bila rasa percaya diri itu susah semakin besar, pembicara dapat tampil tanpa digoda rasa malu, takut, dan grogi. Ketenangan inilah yang menjadi modal utama untuk meraih keberhasilan pidato. Oleh karena itu, untuk memperoleh keterampilan atau bahkan kemahiran berpidato, Anda harus melaksanakan praktik berpidato MP (Nasucha, 2009).

e. Argumentasi

Menurut Gorys Keraf (2007: 3) argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa, sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.

Secara garis besar, karangan argumentasi memiliki maksud untuk memberi pendapat. Karakteristik-karakteristik lain dapat digambarkan sebagai berikut. a. Berusaha meyakinkan pembaca akan kebenaran gagasan pengarang

sehingga kebenaran itu diakui oleh pembaca.


(46)

c. Dalam karangan argumentasi, pengarang berusaha mengubah sikap, pendapat, atau pandangan pembaca.

d. Dalam membuktikan sesuatu, pengarang menghindarkan keterlibatan emosi dan menjauhkan subjektivitas.

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf argumentasi.

(11)Penebangan hutan harus segera dihentikan. Pohon-pohon di hutan harus dapat menyerap sisa-sisa pembakaran dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Jika hutan ditebang habis, maka tidak ada mesin yang bisa menyerap sisa-sisa pembakaran. Sisa-sisa pembakaran itu dapat meningkatkan pemanasan global itu akan melelehkan gunung es di kutub. Akibatnya, kota-kota di tepi pantai seperti Jakarta, Surabaya, Singapura, Bangkok, dan lain-lainnya (Nasucha, 2009).

2.2.2 Pengembangan Paragraf

Pengembangan paragraf adalah pembangunan sebuah paragraf berdasarkan sebuah kalimat topik. Pengembangan berarti kemampuan merinci secara maksimal gagasan utama ke dalam gagasan bawahan dan pengurutan gagasan bawahan ke dalam urutan yang teratur (Keraf, 2007). Menurut Keraf (1980: 84-99), terdapat beberapa metode pengembangan paragraf adalah sebagai berikut.

A.Klimaks dan antiklimaks

Perkembangan gagasan dalam sebuah paragraf dapat disusun dengan menggunakan dasar klimaks, yaitu suatu gagasan utama mula-mula diperinci dengan sebuah gagasan bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, berangsur-angsur dengan gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya. Pengembangan paragraf antiklimaks


(47)

adalah penulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih rendah hingga yang paling tinggi.

B.Sudut Pandangan

Sudut pandang adalah tempat dari mana seorang pengarang melihat sesuatu. Sudut pandangan tidak diartikan sebagai penglihatan akan sesuatu barang dari atas atau dari bawah, tetapi bagaimana kita melihat barang itu dengan mengambil sautu posisi tertentu.

C.Perbandingan dan Pertentangan

Pola perbandingan dan pertentangan adalah pengarang menunjukkan kesamaan atau perbedaaan antara dua orang, obyek atau gagasan bertolak dari segi-segi tertentu.

D.Analogi

Bila perbandingan dan pertentangan memberi sejumlah perbedaan, maka analogi merupakan perbandingan yang sistematis dari dua hal yang berbeda, tetapi dengan memperlihatkan kesamaan segi atau fungsi dari kedua hal tadi. E.Contoh

Sebuah gagasan yang terlalu umum sifatnya atau generalisasi memerlukan ilustrasi-ilustrasi yang konkret sehingga dapat dengan mudah dipahami pembaca.

F. Proses

Proses merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan untuk menciptakan dan menghasilkan sesuatu atau urutan dari suatu kejadian atau peristiwa.


(48)

G.Sebab-akibat

Perkembangan sebuah alinea dapat pula dinyatakan dengan menggunakan sebab-akibat sebagai dasar. Sebab bisa bertindak sebagai gagasan utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya, tetapi dapat juga terbalik.

H.Umum-khusus dan Khusus-umum

Kedua cara ini merupakan cara yang paling umum dalam mengembangkan paragraf. Dalam hal pertama, gagasan ditempatkan pada awal paragraf, sedangkan perinciannya terdapat pada kalimat selanjutnya. Demikian pula sebaliknya, variasi dalam kedua jenis paragraf tersebut adalah pengggabungan, yaitu gagasan utama terdapat pada awal paragraf dan diakhir diulang lagi.

I. Klasifikasi

Klasifikasi merupakan proses untuk mengelompokkan barang-barang yang dianggap mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu. Oleh sebab itu, klasifikasi bekerja kedua arah yang berlawanan, yaitu pertama mempersatukan satuan-satuan ke dalam satu kelompok, dan kedua memisahkan satuan-satuan tadi dari kelompok yang lain.

J. Definisi Luas

Definisi dalam pembentukan sebuah alinea adalah usaha pengarang untuk memberikan keterangan atau arti terhadap sesuah istilah atau hal.


(49)

Sementara itu, Suyitno (2012) mempunyai pendapat yang sama mengenai pengembangan paragraf berikut ini.

A. Secara alamiah

Pengembangan paragraf secara alamiah didasarkan pada urutan ruang dan waktu. Susunan logis ini terdapat dua macam urutan, yaitu urutan ruang (spasial) yang membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya yang berdekatan dalam sebuah ruang, misalnya gambaran dari depan ke belakang, dari luar ke dalam, dari atas ke bawah, dari kanan ke kiri, dan sebagainya. Urutan selanjutnya adalah urutan waktu (kronologis) yang menggambarkan urutan terjadinya peristiwa, perbuatan, atau tindakan.

B.Klimaks dan Antiklimaks

Pikiran utama dimulai dari sebuah gagasan yang dianggap paling rendah kedudukannya lalu berangsur-angsur menuju gagasan lain yang semakin tinggi kedudukannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klimaks dan antiklimaks.

(12)Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke zaman seiring dengan kemajuan teknologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap baru jaya-jayanya, ada traktor yang dijalankan dengan mesin uap. Pada waktu tank menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih dipergunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil perusahaan Carterpillar. Di samping Carterpillar, Ford pun tidak ketinggalan dalam pembuatan traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang pun tidak mau kalah bersaing dalam bidang ini. Produk Jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya (Keraf, 2007).


(50)

Pikiran utama paragraf di atas adalah bentuk traktor mengalami perkembangan dari zaman ke zaman. Pikiran utama itu dirinci dengan tiga gagasan yaitu (1) traktor yang dijalankan dengan uap, (2) traktor yang memakai roda rantai, dan (3) traktor buatan Ford dari Jepang.

C. Umum-Khusus

Pengembangan ini paling banyak dilakukan dalam sebuah paragraf. Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat umum atau luas ke bagian-bagian yang lebih khusus atau sempit. Gagasan utama biasanya diletakkan di awal paragraf lalu diikuti oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf deduktif. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola umum-khusus.

(13)Salah satu kedudukan bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa nasional. Kedudukan ini dimiliki sejak dicetuskan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Kedudukan ini dimungkinkan oleh kenyataan bahwa bahasa Melayu yang mendasari bahasa Indonesia telah menjadi lingua franca selama berabad-abad di seluruh tanah air kita. Hal ini ditunjang lagi oleh faktor tidak terjadinya ‘’persaingan bahasa’’, maksudnya persaingan bahasa daerah yang satu dengan bahasa daerah yang lain untuk mencapai kedudukannta sebagai bahasa nasional. D.Khusus-Umum

Jenis paragraf ini memaparkan gagasan utama yang bersifat khusus atau sempit ke bagian-bagian yang lebih umum atau luas. Pola ini dikembangkan dengan memaparkan hal-hal khusus dan ditutup dengan hal yang bersifat umum. Gagasan utama biasanya terletak di akhir paragraf dan didahului oleh perincian-perinciannya. Bentuk paragraf ini disebut paragraf induktif.


(51)

Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola khusus-umum.

(14)Dokumen-dokumen dan keputusan-keputusan serta surat-menyurat yang dikeluarkan pemerintah dan badan-badan kenegaraan lainnya, ditulis dalam bahasa Indonesia. Pidato-pidato terutama pidato kenegaraan, ditulis dan diucapkan di dalam bahasa Indonesia. Hanya dalam keadaan tertentu, demi kepentingan komunikasi antarbangsa kadang-kadang pidato resmi dan diucapkan dalam bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Demikian juga, pemakaian bahasa Indonesia oleh masyarakat dalam upacara, peristiwa, dan kegiatan kenegaraan. Dengan kata lain, komunikasi timbal balik antarpemerintah dan masyarakat berlangsung dengan menggunakan bahasa Indonesia.

E.Perbandingan dan Pertentangan

Salah satu cara untuk mengembangkan paragraf adalah dengan membandingkan atau mempertentangkan hal-hal yang dibicarakan. Dalam hal ini, persamaan atau perbedaan menjadi fokus tulisan. Hal yang dibandingkan atau dipertentangkan adalah dua hal yang tingkatnya sama dan kedua hal itu memiliki perbedaan dan persamaan. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola perbandingan dan pertentangan.

(15)Ratu Elisabeth tidak begitu tertarik dengan mode, tetapi selalu berusaha tampil di muka umum seperti yang diharapkan rakyatnya. Kalau keluar kota paling mengenakan pakaian yang praktis. Ia menyenangi topi dan scarf. Lain halnya dengan Margareth Thatcher. Sejak menjadi pemimpin partai konservatif, ia melembutkan gaya berpakaian dan rambutnya. Ia membeli pakaian sekaligus dua kali setahun. Ia lebih cenderung berbelanja di tempat yang agak murah. Ia hanya memakai topi ke pernikahan, ke pemakaman, dan ke upacara resmi misalnya parlemen.


(52)

F. Analogi

Paragraf yang merupakan analogi biasanya digunakan untuk membandingkan sesuatu yang sudah dikenal umum dengan hal yang belum dikenal. Analogi ini berguna untuk menjelaskan hal yang kurang dikenal itu. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola analogi.

(16)Perkembangan teknologi sungguh menakjubkan. Kehebatannya menandingi kesaktian para satria dan dewa dalam cerita wayang. Kereta-kereta tanpa kuda, tanpa sapi, dan tanpa kerbau. Jakarta - Surabaya telah dapat ditempuh dalam sehari. Deretan gerbong yang panjang penuh barang dan orang, hanya ditarik dengan kekuatan air semata. Jaringan jalan kereta api telah membelah-belah pulau. Asap yang mewarnai tanah air dengan garis hitam, semakin pudar untuk hilang ke dalam ketiadaan. Dunia rasanya tidak berjarak lagi, telah dihilangkan dengan kawat. Kekuatan bukan lagi monopoli gajah dan badak, tetapi telah diganti dengan benda-benda kecil buatan manusia.

G.Contoh-contoh

Pengembangan paragraf dengan pola contoh digunakan untuk memberikan bukti atau penjelasan kepada pembaca dalam menjelaskan sebuah generalisasi yang terlalu umum, agar pembaca dapat dengan mudah menerimanya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola contoh.

(17)Dalam rangka mengatasi ketinggalan desa, baik dalam bidang pembangunan ataupun dalam bidang pengetahuan, berbagai usaha yang dilakukan pemerintah. ABRI masuk desa (AMD) sudah lama kita kenal. Hasilnya pun lumayan, misalnya perbaikan jalan, pembuatan jembatan, pamugaran kampung. Contoh lain KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Hasil-hasil yang positif telah pula dinikmati oleh desa yang bersangkutan, misalnya: peningkatan pengetahuan masyarakat, pemberantasan buta aksara, perbaikan dalam bidang kesehatan dan gizi, dan lain-lain. Akhir-akhir ini surat kabar juga diusahakan masuk desa


(53)

walaupun hasilnya belum kelihatan. Barangkali perlu dipikirkan program selanjutnya, misalnya bahasa nasional (bahasa Indonesia) masuk desa.

H. Sebab-Akibat

Dalam pola ini sebab berfungsi sebagai gagasan utama/pikiran utama, sedangkan akibat sebagai rincian pengembangannya. Namun, susunan tersebut bisa juga terbalik. Akibat dapat berperan sebagai gagasan utama, sedangkan sebab menjadi rincian pengembangannya. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola sebab-akibat.

(18)Jalan Kebon Jati akhir-akhir ini kembali macet dan semrawut. Lebih dari separuh jalan kendaraan kembali tersita oleh kegiatan perdagangan kaki lima. Untuk mengatasinya, pemerintah akan memasang pagar pemisah antara jalan kendaraan dengan trotoar. Pagar ini juga berfungsi sebagai batas pemasangan tenda pedagang kaki lima tempat mereka diijinkan berdagang. Pemasangan pagar ini terpaksa dilakukan mengingat pelanggaran pedagang kaki lima dilokasi itu sudah sangat keterlaluan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.

I. Definisi Luas

Untuk memberikan penjelasan terhadap sesuatu, harus berupa kalimat-kalimat bahkan beberapa paragraf. Penulis dapat mengemukakan hal yang berupa definisi formal, definisi dengan contoh dan keterangan lain yang bersifat menjelaskan arti dari suatu kata. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola definisi luas.

(19)Pompa memberikan (hydraulicran) ialah sejenis pompa yang dapat bekerja dengan kontinue tanpa menggunakan bahan bakar atau energi tambahan dari luar. Pompa ini bekerja dengan memanfaatkan tenaga aliran air yang berasal dari sumber air, dan mengalirkan sebagaian air tersebut ke tempat yang lebih tinggi. Bagian utama sistem pompa ini ialah pipa pemasukan, katub limbah, katub pengantar, katub udara, ruang udara, dan pipa pengeluaran. Pada dasarnya air dapat dipompakan karena adanya


(54)

perubahan energi kinetis air jatuh, yang menimbulkan tenaga yang cukup tinggi dalam ruang udara, sehingga sanggup mengangkat dan mengalirka air ke tempat yang lebih tinggi permukaannya. Desain katub limbah pemasukan dibuat sedemikan rupa sehingga dapat berfungsi bergantian.

J. Klasifikasi

Dalam pengembangan paragraf, kadang kita mengelompokkan hal-hal yang mempunyai persamaan. Pengelompokkan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Paragraf berikut ini adalah contoh dari paragraf yang mengandung pola klasifikasi.

(20)Dalam karang-mengarang atau tulis menulis, dituntut beberapa kemampuan antara lain kemampuan yang berhubungan dengan kebahasaan dan kemampuan pengembangan atau penyajian. Yang termasuk kemampuan kebahasaan ialah kemampuan menerapkan ejaan, pungtuasi, kosakata, diksi, dan kalimat. Sedangkan yang dimaksud dengan kemampuan pengembangan ialah kemampuan menata paragraf, kemampuan membedakan pokok bahasan, subpokok bahasan, dan kemampuan membagi pokok bahasan dalam urutan yang sistematik.

2.2.3 Kompetensi Guru Sekolah Dasar (SD)

Menurut UU No.14 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat (10) dinyatakan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melakukan tugas keprofesionalan. Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Guru menjelaskan bahwa kompetensi yang di perlukan oleh guru terbagi atas empat kategori, yaitu kompetensi pedagogik (akademik), kompetensi


(55)

kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial (kemasyarakatan).

Menurut Mulyasa (2013) kompetensi pedagogik (akademik) adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian adalah kepribadian pendidik yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi profesional adalah kemampuan pendidik dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memperoleh kompetensi yang ditetapkan. Kompetensi sosial (kemasyarakatan) adalah kemampuan pendidik berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dengan peserta didik dan masyarakat. Keempat macam kompetensi ini dijadikan landasan dalam rangka mengembangkan sistem pendidikan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, keempat kompetensi tersebut dapat dipandang sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan guru.

Menguasai mata pelajaran bahasa Indonesia adalah salah satu kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru SD terutama guru kelas. Mata pelajaran bahasa Indonesia untuk SD, merupakan mata pelajaran wajib diajarkan. Salah satunya adalah pengetahuan tentang mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam pembelajarannya, salah satu komponen pembelajaran


(56)

bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis masuk dalam kompetensi profesional. Kemampuan profesional merujuk pada kemampuan guru untuk menguasai materi pembelajaran. Guru harus memiliki pengetahuan yang baik mengenai subjek yang diajarkan, mampu mengikuti kode etik profesional dan menjaga serta mengembangkan kemampuan profesionalnya. Oleh sebab itu, guru harus memiliki kompetensi dan bekal wawasan yang baik dalam mata pelajaran bahasa Indonesia terlebih tentang menulis.

2.2.4 Kerangka Berpikir

Peneliti memperoleh data yang berupa karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Jumlah karangan sebanyak 20 karangan. Berdasarkan karangan-karangan karya guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, peneliti merumuskan dua rumusan masalah, yaitu (1) Unsur-unsur paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur? dan (2) Pola pengembangan paragraf apa saja yang terdapat dalam karangan karya guru-guru Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

Selanjutnya, peneliti mengklasifikasikan data karangan lalu menganalisis. Penganalisisan karangan ini didasarkan atas dua rumusan masalah, yaitu peneliti menggunakan teori unsur-unsur paragraf menurut Wiyanto (2011) dan Keraf (1980) serta teori menggunakan pola pengembangan paragraf menurut Suyitno (2012) dan Tarigan (2008). Setelah


(57)

memperoleh hasil analisis data, lalu peneliti dapat menarik simpulan. Berikut ini kerangka berpikir yang peneliti susun.


(58)

Bagan 1. Kerangka Berpikir

KARANGAN GURU-GURU SD KABUPATEN MAHAKAM ULU, KALIMANTAN TIMUR

Rumusan masalah

1.Pola pengembangan paragraf apa sajakah yang cenderung digunakan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimatan Timur?

2. Unsur paragraf apa sajakah yang terdapat pada karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur?

Klasifikasi

20 karangan yang terdiri dari karangan narasi, deskripsi, persuasi, argumentasi, dan eskposisi (Keraf, 2007)

Analisis Teori pola pengembangan

paragraf menurut Suyitno (2012) adalah secara alamiah (spasial dan kronologi), klimaks dan antiklimaks, umum-khusus, khusus-umum, perbandingan dan pertentangan, analogi, contoh-contoh, sebab-akibat, definisi luas, dan klasifikasi. Teori pola pengembangan paragraf menurut Keraf (1980) adalah klimaks-antiklimaks, sudut

pandangan, perbandingan-pertentangan, analogi, contoh, proses, sebab-akibat, umum-khusus dan khusus-umum, klasifikasi, definisi luas.

Teori unsur menurut Wiyanto (2011) adalah paragraf dengan empat unsur, paragraf dengan tiga unsur, paragraf dengan dua unsur, dan paragraf dengan satu unsur. Teori unsur menurut Tarigan (2008).

Hasil Analisis Unsur-unsur paragraf dan Pola pengembangan paragraf


(59)

41 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian berjudul Unsur-unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada Tahun 2015, termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang menggunakan kata-kata dan gambar (bukan angka-angka) sebagai datanya (Moleong, 2006: 11). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmadinata, 2011). Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan sifat keadaan sementara objek yang diamati pada saat penelitian (Arikunto, 2006: 10).

Adapun penelitian kualitatif menurut Moleong (2008), merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks dasar khusus yang alamiah yang memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif didasarkan pada tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan fenomena yang berupa paragraf dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur pada Tahun 2015.


(60)

3.2 Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Karangan tersebut berjumlah 20 buah. Adapun karangan yang meliputi karangan narasi, karangan deskripsi, karangan eksposisi, karangan persuasi, dan karangan argumentasi. Karangan tersebut diperoleh dari hasil Pelatihan dan Magang Guru-guru SD Mahakam Ulu yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli sampai dengan 28 September 2015 di Hotel Museum Batik Jalan Dr. Sutomo 13 A Yogyakarta.

Tabel 1. Sumber Data

No Nama Judul Jenis

Karangan

Asal Sekolah

1 Antonius Anyeq Lingkungan Eksposisi SDN No 002 Ujoh Bilang

2 Antonius Bunsu Lingkungan Narasi SDN 004 Noha Silat Kec. Long Apari

3 Albertus Hajang Lingkungan Persuasi SDN 008 Mamahak Besar

4 Donatus Dia Jagalah Kebersihan

Eksposisi SDN 001 Laham

5 Eka Saptha Bahaya Banjir Narasi SDN 001 Ujoh Bilang 6 Havui Larah,

S.Pd

Buanglah

Sampah pada Tempatnya

Persuasi SDN 005 Long Lunuk

7 Jumsaber Oang Lingkungan Narasi SDN 003 Long Penareh 8 Laan Lenjau Lingkungan Narasi SDN 004 Datah Bilang


(61)

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian ini ada dua, yakni (1) unsur-unsur paragraf, dan (2) pola pengembangan paragraf. Kedua objek tersebut terdapat dalam karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

9 Leris Uluk, S.Pd, SD

Lingkungan Narasi SDN 004 Datah Bilang

10 Marta Hibau Lingkungan Rumahku

Eksposisi SDN 003 Long Bangun Ilir

11 Martha Tukau Luhau

Lingkungan Narasi SDN 008 Mamahak Teboq

12 Monika H. Lingkungan Narasi SDN 008 Mamahak Besar

13 Muhamad Nasir Lingkungan Eksposisi SDN 002 Muara Hatah 14 Natalia Hong Lingkungan Narasi SDN 002 Datah Bilang

Kec. Long Hubung Kab. Mahakam Ulu 15 P. Jaang Ajat Lingkungan Eksposisi SDN 002 Long

Pahangai

16 Teofilus Ledok Lingkungan Persuasi SDN 001 Tiong Bu’u 17 Theresia Hipui Lingkungan Narasi SDN 007 Mamahak

Teboq 18 Theresia Novi

Partiwi B.

Lingkungan Narasi SDN 001 Long Hubung

19 Luhung Huvat Menciptakan Lingkungan Sehat

Eksposisi SDN 003 Long Juyoq


(62)

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Moleong (2006: 9), instrumen penelitian adalah alat bantu bagi peneliti dalam pengumpulan data. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam hal ini adalah peneliti sendiri. Ciri khas peneliti sebagai instrumen penelitian yakni peran serta peneliti tersebut. Dalam suatu penelitian, peneliti dapat mengamati secara langsung objek yang akan ditelitinya. Peneliti dapat berhubungan langsung dengan data dan mampu memahami serta menilai bentuk dari interaksi di lapangan. Maksudnya adalah, peneliti mampu melihat bagaimana kondisi di lapangan yang sebenarnya. Peneliti sendiri, melakukan pengamatan terhadap data yang berupa karangan kedua puluh guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Menurut Moleong (2006: 168), kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor penelitiannya.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik untuk memperoleh data yang diperlukan atau proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Nasir, 2011). Menurut Arikunto (1990: 134), metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan cara studi dokumentasi. Menurut Sugiyono (2009: 329), dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,


(63)

gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Penelitian ini menggunakan studi dokumentasi karena karangan guru-guru SD Mahakam Ulu termasuk dalam dokumen yang berbentuk tulisan. Jenis data yang diambil berupa paragraf berdasarkan wujud yang ditulis oleh guru-guru SD Mahakam Ulu, Kalimantan Timur. Dengan demikian tidak memandang paragraf memenuhi syarat atau tidak. Pengumpulan data dilakukan melalui empat tahap.

Secara rinci, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut.

a. Peneliti mengumpulkan karangan para guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

b. Peneliti membaca setiap karangan guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.

c. Peneliti mengidentifikasi unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan para guru.

d. Peneliti memberi kode data unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf dalam karangan para guru.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis kualitatif. Teknik ini digunakan untuk menganalisis unsur-unsur paragraf dan pola pengembangan paragraf. Analisis data menurut Moleong (1989: 112) adalah proses mengorganisasi dan mengurutkan data ke dalam


(1)

f (1) Banyak orang yang mengklaim dirinya Pecinta Lingkungan hidup, tetapi bila berhadapan dengan sampah, nyalinya tak dapat berbuat banyak. (2) Kita semua sudah

membela diri bahwa kita hidup sehat, hidup bersih, tetapi malas

mengusahakan kebersihan itu sendiri.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2) = kalimat penjelas.


(2)

i (1) Sebaiknya masalah sampah atau kebersihan lingkungan itu menjadi tanggung jawab pribadi untuk mau bersahabat dengan lingkungan, dengan bersahabat maka kita kitapun saling menghargai maka antara manusia dengan lingkungannya juga saling berkontribusi positif. (2) Masing-masing pribadi memiliki kesadaran untuk bersikap bijak dengan kebersihan lingkungan.

Tidak ada transisi. Kalimat (1) dan (2) = kalimat penjelas.

Tidak berpola.

K.N 20

a (1) Hari Jumat yang lalu, ketika saya pulang dari sekolah dan melewati jembatan keci yang membatasi desaku dengan desa tetangga, tiba-tiba langkah kakiku terhenti karena melihat Deni, teman sekelasku membuang sampah di sungai

Belawan yang merupakan sumber air

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), dan (4) = kalimat penjelas.


(3)

bersih bagi kami. (2) Padahal, ketika kami di sekolah selalu dinasihat oleh guru kami agar tidak membuang sampah di sembarangan tempat. (3) Seketika saya berteriak

menghentikan tindakan Deni tersebut, tetapi Deni malah

menjawab, ‘’Biarkan saja nanti juga akan hanyut terbawa arus sungai’’. (4) Saya kemudian hanya bisa menghela napas panjang melihat kejadian tersebut, melihat sampah-sampah itu pelan tapi pasti hanyut dan mulai tenggelam ke dasar sungai.

b (1) Ternyata apa yang saya takutkan benar-benar terjadi. (2) Musim kemarau telah berlalu dan mulai musim hujan pun menghadang di hadapan mata. (3) Semenjak pulang

Transisi berupa kalimat berada pada kalimat (1). Kalimat (2) = kalimat utama.


(4)

dari sekolah dan sampai di rumah, hujanpun turun membahasi bumi dengan deras disertai kilat yang menyambar-nyambar. (4) Kira-kira dua jam sudah berlalu, terlihat jelas sungai Belawan mulai tinggi menggenangi halaman rumah para warga dan tampaklah sampah-sampah yang mengapung di permukaan air, menyumbat aliran parit yang berada di depan rumahku.

Kalimat (3) dan (4) = kalimat penjelas.

c (1) Dua hari desa kami terendam banjir yang sangat mengerikan. (2) Setelah sungainya surut, kami mulai membersihkan rumah dan

lingkungan sekitar. (3) Tetapi sungguh menyedihkan karena ketika saya sedang membantu orang tua saya membersihkan rumah, tiba-tiba Boni datang berlari-lari mendekati

Tidak ada transisi. Kalimat (1) = kalimat utama. Kalimat (2), (3), (4), (5) dan (6) = kalimat penjelas.


(5)

(6)

BIODATA PENULIS

Dewi Wulansari lahir di Yogyakarta pada tanggal 19 April 1993. Pendidikan dasarnya ditempuh di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta pada tahun 2000. Pada tahun 2006 ia melanjutkan pendidikan menengah di SMP Maria Immaculata Yogyakarta. Setelah itu, ia melanjutkan pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta pada tahun 2009 dan dinyatakan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012 ia tercatat menjadi mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia (PBSI), Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni (JPBS), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan menulis skirpsi sebagai tugas akhir dengan judul Unsur-unsur Paragraf dan Pola Pengembangan Paragraf pada Karangan Guru-guru SD Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.