Pengaruh budaya organisasi terhadap pengendalian internal dengan sistem informasi akuntansi sebagai variabel intervening : (survey pada KPP di Kanwil Jawa Barat I)

(1)

(2)

(3)

(4)

185 DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Mochammad Dhea N.O

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 6 Oktober 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki - laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Melong Raya Gg. Setra Asih No.45

Cimahi 20534

DATA PENDIDIKAN

 Tahun 1995 - 1996 : TK Bandung Raya

 Tahun 1996 - 1999 : SDN Tunas Harapan II Bandung

 Tahun 1999 - 2005 : SMP Angkasa Bandung

 Tahun 2005 - 2008 : SMAN 13 Bandung

 Tahun 2008 - Sekarang : Kuliah di Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi


(5)

Influence Of The Organizational Culture To Internal Control With Accounting

Information System As An Intervening Variable

(Survey at KPP the regional office on West Java I)

MOCHAMMAD DHEA 21108082

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(6)

iv

SWT yang telah melimpahkan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi ini dengan judul : Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Pengendalian Internal Dengan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Variabel Intervening (Survey pada KPP di Kanwil Jawa Barat I)”.

Adapun tujuan dari Skripsi ini adalah untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik isi maupun bahasa yang digunakan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan pengetahuan, kemampuan, serta pengalaman penulis. Namun penulis mengharapkan semoga penelitian ini dapat memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pihak lain yang memerlukan.

Selain itu penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bimbingan, dorongan, nasehat, serta doa dan bantuan dari dosen pembimbing Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si dan berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarnya-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(7)

v

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Dr. Deddy Supardi, SE., M.Si dan Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si selaku Dosen Penguji yang telah berkenan untuk mengarahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

5. Ely Suhayati, SE., M.Si., Ak selaku Dosen Wali

6. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia Bandung.

7. Seluruh Staf dan Pegawai Kantor Pelayanan Pajak di Wilayah Kota Bandung 8. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah memberikan doa dan

dorongan baik moril maupun materil demi kelancaran kuliah bagi penulis.

9. Untuk para sahabat penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih banyak atas segala kebaikannya.

10. Serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan dan dorongan baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(8)

vi

Akhir kata, semoga kebaikan mereka yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2013 Penulis

Mochammad Dhea NIM. 21108082


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... i

ABSTRACT ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah... 9

1.2.1 Identifikasi Masalah ... 9

1.2.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 10

1.3.1 Maksud Penelitian ... 10

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 11

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 12

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 12

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 12


(10)

viii

2.1 Kajian Pustaka ... 15

2.1.1 Budaya Organisasi ... 15

2.1.1.1 Pengertian Budaya Organisasi ... 15

2.1.1.2 Dimensi dan Indikator Budaya Organisasi ... 17

2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi ... 21

2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 21

2.1.2.2 Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi ... 23

2.1.3 Pengendalian Internal ... 31

2.1.3.1 Pengertian Pengendalian Internal ... 31

2.1.3.2 Komponen-komponen Pengendalian Internal ... 32

2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 33

2.1.4.1 Keterkaitan Budaya Organisasi dengan Sistem Informasi Akuntansi ... 33

2.1.4.2 Keterkaitan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal ... 34

2.2 Kerangka Pemikiran ... 34

2.3 Hipotesis ... 40

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 41


(11)

ix

3.2.3.1 Sumber Data ... 52

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 52

3.2.4 Prosedur Pengumpulan Data ... 54

3.2.4.1 Uji Validitas ... 56

3.2.4.2 Uji Reliabilitas ... 58

3.2.4.3 Pembobotan Nilai yang Diperoleh... 60

3.2.5 Metode Analisis ... 61

3.2.5.1 Analisis Data Deskriptif ... 61

3.2.5.2 Analisis Data Verifikatif ... 64

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 68

4.1.1 Gambaran Umum Unit Analisis ... 68

4.1.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I ... 68

4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jabar I ... 72

4.1.1.3 Uraian Tugas Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I ... 74

4.1.1.4 Aktivitas Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I ... 76


(12)

x

4.1.3 Analisis Deskriptif ... 80

4.1.3.1 Analisis Deskriptif Variabel Budaya Organisasi ... 85

4.1.3.2 Analisis Deskriptif Variabel Sistem Informasi Akuntansi ... 94

4.1.3.3 Analisis Deskriptif Variabel Pengendalian Intenal . 106 4.1.4 Analisis Verifikatif ... 119

4.1.4.1 Analisis Korelasi ... 119

4.1.4.2 Pengujian Jalur Sub Struktur Pertama ... 122

4.1.4.3 Pengujian Jalur Sub Struktur Kedua ... 126

4.2 Pembahasan ... 131

4.2.1 Pengaruh Budaya Organsiasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi ... 131

4.2.2 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengenalian Internal ... 133

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 135

5.2 Saran ... 136

DAFTAR PUSTAKA ... 138

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 142


(13)

138 dari: http://www.bataviase.co.id

Adam Ibrahim Indrawijaya. (2010). Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung : PT Refika Aditama

Agus Martowardojo . (2010) . Tambah Karyawan, Menkeu Perkuat Internal Control Pajak. Diakses pada 21 Maret, 2013 dari: http://www.okezone.com

Agus Martowardojo. (2011). 434 Pegawai Kemenkeu Kena Hukuman Disiplin. Diakses pada 20 Maret, 2013 dari: http://www.republika.co.id

Azhar Susanto. (2002). Sistem Informasi Akuntansi: Konsep Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya

Azhar Susanto. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia

Azhar, Susanto. (2009). Sistem Informasi Manajemen (Pendekatan Terstruktur Resiko Pengembangan). Bandung: Lingga Jaya.

Barker, C. Pistrang., & Elliot, R. (2002). Research Methods in Clinical Psychology ( 2nd ed.). Chichester: John Wiley & Sons.

Bodnar, G. H., & Hopwood, W. S. (2010). Accounting Information System (10th ed). United States of America: Pearson Education

Darussalam. (2010). Daftar 100 Penunggak Pajak Segera Diperbaiki. Diakses pada 20 Maret, 2013 dari: http://kompas.com

Denison, D. R. (2006). Corporate Culture and Organizational Effectiveness. United State of America.

Dodi Junaedi. (2010). Andri Hardukadi Dituntut Tiga Tahun Penjara. Diakses pada 27 Maret, 2013 dari: http://www.tempo.co

Dradjad Wibono (2008). Sistem Yang Tak Bersistem. Diakses pada 27 Maret 2013 dari : http://www.rumahpajak.com


(14)

Gibson, J. L., Ivanicevic, J. M., Donelly, J. H., & Konopaske, Robert. (2009). Organizations Behevior, Structure, Processes (13th ed). New York: McGraw-Hill.

Greenberg, J. (2011). Behavior in Organization (10th ed) England: Pearson Education.

Hall. A. James.(2007). Accounting information systems. Edisi ketiga. Terjemahan. Amir Abadi Yusuf : Salemba Empat

Husein Umar. (1999). Metodolagi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi (Edisi 2). Yogyakarta: Andi.

Johan Budi. (2010). KPK Tahan Tiga Pegawai Pajak Bandung. Diakses pada 27 Maret, 2013 dari: http://www.hukumonline.com

Johan Budi. (2013). Daftar Pegawai Pajak Nakal yang Dicokok KPK. Diakses pada 05 Mei 2013 dari: http://www.nasional.news.viva.co.id

Kusrini, & Ahmad, K. (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi M Tjiptardjo. (2010). Hanya Pemilik NPWP yang Bisa Bertransaksi SePP. Diakses

pada 20 Maret, 2013 dari: http://www.okezone.com

Malayu S.P Hasibuan. (2010). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara Marcus, Aaron. (2009). Integrated Informa-tion Systems and Information Design. A

Proffesional Field for Information Designers. Information Design Journal. July 2009. pp. 4-21. Amsterdam, Netherlands: Benjamin Publishing.

Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia.

Marshall B. Romney, Paul John Steinbart. (2004). Accounting Information Systems. Pennsylvania State University : Prentice Hall

Mc. Leod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems (10th ed). New Jersey: Pearson Education.


(15)

Osman Taylan, (2010). The Effect of Information Systems on Enterprise Transformation and Organizational Behavior . Canadian Journal on Data, Information and Knowledge Engineering Vol. 1, No. 1

Pabundu Tika. (2010). Budaya Organsisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Pt Bumi Aksara

Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2011). Accounting Information Systems (9thed). England: Pearson Education.

Salehi, M., & Abdipour, A. (2011). A Study of Barriers of Implementation of Accounting Information System: Case of Listed Companies in Tehran Stock Exchange. Journal of Economics and Behavioral Studies, 2(2), 76-85.

Sajady, Dastgir, M., & Nejad, H. (2008). Evaluation of the Effectiveness of Accounting Information Systems. International Journal of Information Science & Technology, 6(2), 49-59.

Sawyers. (2005). Audit Internal Sawyer, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta Schein, Edgar, H. (2004). Organizational Culture and Leadership, John Wiley and

Sons, Inc

Siti Kurnia, Rahayu dan Ely Suhayati. (2010). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Siti Kurnia Rahayu. (2011). The Influence Of Organizational Culture And OrganizationalL Structure To Implementation Of Accounting Information System In Public Sector. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10 No. 1

Soedjono, (2005). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN, VOL. 7, NO. 1, MARET 2005: 22- 47

Sri Mulyani. (2006). Depkeu akan perbaiki sistem pelaporan keuangan negara. Diakses 21 Maret, 2013 dari http://www.bisnisindonesia.com

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabet

Tiolina Evi. (2009). Pengendalian Intern Terhadap Perusahaan . Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang B-1


(16)

Umi Narimawati. (2010). Metedologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta : Penerbit Genesis

Wilkinson, Joseph W. Cerullo, Michael J. Raval, Vasant. Wong-on-wing, Bernard. (2000). “Accounting Information Systems: Essential Concepts and Applications, 4thedition”. John Wiley and Sons. The U.S.A.

Wirawan. (2007). Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Yoyakarta : Salemba Empat

Yudi Pramadi. (2011). Kemenkeu Nonaktifkan 4 Pejabat Terkait Kasus Gayus Tambunan . Diakses pada 20 Maret, 2013 dari: http://www.nasional.kompas.com

Zainal Arifin Mochtar. (2010). Pengawasan Internal di Kantor Pajak Kurang Efektif. Diakses pada 21 Maret, 2013. dari: http://www.pikiran-rakyat.com


(17)

1 1.1Latar Belakang Penelitian

Setiap organisasi memiliki budaya yang unik atau seperangkat asumsi yang mendasar, nilai-nilai dan cara-cara untuk mengerjakan sesuatu, yang diterima oleh sebagian besar anggota organisasi tersebut (Schein:2004). Organisasi menurut Koontz & Donnel dalam Malayu S.P (2010:25) adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertikal, maupun secara horizontal diantara posisi – posisi yang telah diserahi tugas – tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama.

Budaya organisasi pada dasarnya mewakili norma-norma perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi, termasuk mereka yang ada di dalam hierarki organisasi, sehingga budaya organisasi tersebut sangat penting perannya dalam mendukung terciptanya suatu organisasi yang efektif. Lebih spesifik lagi, budaya organisasi dapat berperan dalam menciptakan jati mengembangkan keikatan pribadi dengan organisasi sekaligus menyajikan pedoman perilaku kerja (Adam Ibrahim:2010). Sesuai dengan Visi Direktorat Jenderal Pajak Menjadi Institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi. Misi Direktorat Jenderal Pajak menghimpun penerimaan pajak negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran


(18)

Pendapatan dan Belanja Negara melalui sistem administrasi perpajakan. (BPPK:2011)

Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisai dan mengarahkan perilaku anggota-anggotanya. Budaya organisasi dapat menjadi instrumen keunggulan kompetitif yang utama, yaitu bila budaya organisasi mendukung strategi organisasi, dan bila budaya organisasi dapat menjawab atau mengatasi tantangan lingkungan dengan cepat dan tepat (Soedjono:2005).

Pada tahun 2010 ada sebuah kejadian yang tengah menjadi sorotan tajam publik yaitu kasus Gayus Tambunan yang merupakan salah satu pegawai pajak terkait dengan kasus korupsi, kolusi dan nepotisme. Pada Juli 2012 KPK menangkap Anggrah Suryo yang merupakan Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bogor karena terbukti menerima suap untuk pengurangan pajak PT Gunung Emas Abadi dan yang terbaru KPK menciduk Pargono Riyadi, pegawai golongan IV B Ditjen Pajak pada Kantor Wilayah Ditjen Pajak Jakarta Pusat pada 9 April 2013 karena terbukti menerima suap (Johan Budi:2013). Kementerian keuangan telah menjatuhkan hukuman disiplin terhadap pegawai yang terlibat berupa pemberhentian secara tidak hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil (Agus D.W. Martowardojo:2011). Selanjutnya Kemenkeu juga melakukan mutasi pejabat pegawai di Direktorat Keberatan dan Banding Ditjen Pajak, pejabat struktural dan pejabat fungsional pajak. Selain itu juga, pihaknya memperluas cakupan kewajiban pelaporan LHKPN bagi pegawai


(19)

Kemenkeu yang semula berjumlah 7.442 orang menjadi 24.808 orang (kenaikan 333,35%, per 7 Juli 2011) (Yudi Pramadi:2011).

Begitu pula yang telah terjadi di Bandung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menahan empat tersangka dalam kasus dugaan suap Bank Jabar ke pegawai Kantor Pajak 1 Bandung. Keempat orang tersebut adalah Herri Ahmad Bukhoiri (HAB) eks Pimpinan Divisi Akuntansi Bank Jabar, dan tiga pegawai pajak Kantor Pajak 1 Bandung Roy Yuliandri (RY), Muhammad Yazid (MY) dan Dien Rojana Mulya (DRM). Tiga pegawai pajak disebut masing-masing menerima Rp550 juta dari mantan pimpinan Bank Jabar (Johan Budi:2010). Ada pun pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cicadas yang dituntut hukuman tiga tahun penjara di Pengadilan Negeri Bandung karena terbukti menilap ratusan dokumen wajib pajak dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying dan Bandung Cicadas pada 2006 hingga 2009 (Dodi Junaedi :2010)

Pada April 2006 dan April 2007, Dirjen Pajak melakukan perombakan besar-besaran di kantor pajak, sekitar 30 ribu karyawan berputar posisi, hal ini membuat beberapa karyawan kebingungan dan menimbulkan demoralisasi di kantor pajak (Dradjad Wibowo:2008). Belum lagi pegawai yang sering mengeluh karena pekerjaan yang diemban lebih banyak dari sebelumnya (Dadan:2012).

Perubahan organisasi dan transformasi menyangkut semua faktor keselarasan manusia, sosial, dan budaya yang melibatkan proses bisnis, dengan signifikan berimplikasi terhadap model manajemen organisasi dan gaya manajemen, sedangkan budaya organisasi dipengaruhi dari sistem informasi (Osman Taylan:2010).


(20)

Begitu pula menurut Mahdi Salehi (2011) bahwa implementasi sistem informasi akuntansi dipengaruhi budaya organisasi. Implementasi sistem informasi akuntansi mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik, dan mengakibatkan sistem pengawasan intern lebih efektif, dan meningkatkan mutu.

Sistem informasi akuntansi (SIA) pada dasarnya merupakan integrasi dari berbagai sistem pengolahan transaksi (SPT) atau sub SIA, karena setiap SPT memiliki siklus pengolahan transaksi maka SIA juga dapat dikatakan sebagai integritas dari berbagai siklus pengolahan transaksi, dalam setiap pengolahan transaksi yang dilakukannya, SPT atau sub SIA memiliki berbagai komponen seperti hardware, software, brainware, prosedur, database, dan jaringan komunikasi (Azhar Susanto:2002)

Sistem informasi yang terintegrasi didefinisikan oleh Marcus (2009:2) sebagai proses menghasilkan informasi yang terorganisir di dalam sistem informasi yang terdiri dari hardware, software, databases dan telecommunication network, serta adanya interaksi dan komunikasi manusia sebagai pengguna. Di setiap komponen sistem informasi akuntansi tersebut masing-masing berintegrasi secara harmonis pula (Azhar Susanto:2008) untuk mencapai tujuan yang berkaitan dengan masalah keuangan menjadi informasi keuangan. Integrasi dari komponen-komponen tersebut diatas merupakan sumber daya informasi guna mencapai keunggulan substansial (McLeod dan Schell:2007). Menurut Rodin Brown dalam Siti Kurnia Rahayu (2011) menyatakan integrasi adalah kunci sukses implementasi sistem informasi, sistem


(21)

informasi yang terintegrasi akan menghasilkan informasi yang akurat, tepat waktu, dan konsisten bagi manajemen.

Pemerintah mengadopsi sistem online dalam mengoptimalkan penerimaan pajak, melalui Sistem elektronik Pengadaan Pemerintah (SePP) diharapkan penyediaan barang/jasa dapat dipantau lebih optimal, namun saat ini masih menunggu RPP karena masih terbentur dengan peraturan di masing-masing instansi (M Tjiptardjo:2010). Sehingga sistem data-data pajak tidak langsung update karena sistem informasi dan teknologi di Ditjen Pajak tidak langsung terhubung dengan bank tempat pembayaran pajak (Darussalam:2010).

Keharmonisan teknologi yang digunakan dalam jaringan komunikasi (network) harus sesuai dengan hardware, software sistem operasi yang digunakan, kebutuhan dan kemampuan brainware yang menjalankan, prosedur, dan data yang didistribusikan (Azhar Susanto:2008). Ternyata hardware yang digunakan oleh Ditjen Pajak kualitasnya belum sesuai dengan kebutuhan pengguna (Agus Martowardojo:2010). Selain itu menurut Taufik dalam Siti Kurnia (2011) terdapat pula masalah pada komponen jaringan telekomunikasi dalam Sistem Informasi Akuntansi Ditjen Pajak yaitu koneksi data KPP ke Kantor Pusat yang sering terputus pada yang dipicu transisi jaringan dari provider, akibat kondisi tersebut maka KPP harus melakukan perekaman data secara manual, dan berakibat pada menumpuknya data wajib pajak yang tidak bisa terekam di database kantor pusat Ditjen Pajak.

Seperti yang dipaparkan oleh Chandra Budi yang dikutip oleh Siti Kurnia Rahayu (2011) dinyatakan bahwa integrasi juga dibutuhkan pada sistem online antara


(22)

DJP Bank dan Ditjen Perbendaharaan yang diterapkan pada MPN (Modul Penerimaan Negara). MPN sebagai bagian dari SIDJP merupakan modal yang dapat memantau informasi menjadi lebih akurat dan tepat waktu, membantu wajib pajak untuk menyetorkan pembayaran pajak maupun nonpajak selama 24 jam, membayar pajak dengan berbagai fasilitas seperti e-banking 24 jam. (Sri Mulyani:2006). Namun BPK menemukan adanya perbedaan realisasi penerimaan perpajakan dan kelemahan pencatatan penerimaan perpajakan dalam aplikasi modul penerimaan negara. Sehingga sampai saat ini aplikasi MPN masih belum terintegrasi (Achmad Aris:2010).

Bekaitan dengan fenomena mengenai sistem informasi akuntansi DJP diatas menurut Anwar Nasution dalam Siti Kurnia (2011) tentunya menimbulkan masalah, yaitu secara umum informasi penerimaan pajak yang disajikan oleh aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak menjadi kurang akurat, selain itu adanya keterbatasan akses informasi Ditjen Pajak bagi BPK, juga membuat BPK terus menduga-duga berapakah sebenarnya potensi penerimaan pajak negara dan informasi yang tidak akurat.

Informasi yang tidak akurat adalah informasi sampah yang tidak ada manfaatnya bagi pengambilan keputusan, kemudian menjelaskan pula bahwa akuntabilitas dan transparansi laporan keuangan sektor publik dan dunia usaha Indonesia masih belum mengalami banyak kemajuan, dikarenakan lambannya perbaikan sistem hukum di Indonesia dan sistem informasi akuntansi (Siti Kurnia: 2011). Berkembang pesatnya teknologi informasi dan kemungkinan perubahan


(23)

informasi (Mahdi Salehi:2011), tetap saja komponen brainware sangat penting, karena keterlibatan sumber daya manusia sebagai pemantau, pengoperasi dan pengguna sistem informasi memberikan dampak kepada manajemen serta ikut menentukan kesuksesan organisasi (Azhar Susanto:2008).

Sistem informasi tidak semata mengintegrasikan komponen hardware, software, brainware, jaringan komunikasi maupun data base serta prosedur (McLeod:2007). Keharmonisan komponen SDM merupakan bagian terpenting dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan kepada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu organisasi. Apabila setiap komponen di dalam sistem informasi akuntansi tidak terintegrasi secara harmonis resiko berantai yang akan muncul, diantaranya adalah adanya ketidaksesuaian antara informasi pada manajemen tingkat bawah, menengah dan manajemen tingkat atas, bahkan pengguna ekstern, untuk sesuatu yang sama (Azhar Susanto:2008).

Sistem terdiri dari kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur yang dirancang untuk memberikan manajemen keyakinan memadai bahwa tujuan dan sasaran satuan usaha dapat dicapai, kebijakan dan prosedur ini disebut pengendalian internal, secara bersama-sama membentuk struktur pengendalian internal (Siti Kurnia:2010). COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Comissions) mengemukakan sistem yang lebih komprehensif di mana struktur pengendalian internal ini dianggap relevan untuk mencapai tujuan organisasi baik tujuan keuangan


(24)

maupun non keuangan (Azhar Susanto:2002). Kategori yang berlaku yaitu efektivitas dan efisiensi dalam operasi, reliabilitas laporan keuangan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan (Wilkinson:2000).

Pengendalian internal merupakan suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan seperti, kendala pelaporan keuangan, menjaga kekayaan dan catatan organisasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, efektivitas dan efisiensi operasi (Siti Kurnia:2010).

Struktur pengendalian internal merupakan susunan dari unsur-unsur atau komponen pengendalian internal yang terdiri dari lingkungan pengendalian, penilaian resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pengawasan (Azhar Susanto:2002). Sedangkan menurut Siti Kurnia (2010) menyatakan pengendalian internal ini memiliki keterbatasan yaitu adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan, adanya kolusi, penyimpangan manajemen, serta biaya pengendalian intenal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan.

Lembaga pelayanan publik seperti Kantor Pajak tidak efektif pengendalian internalnya, lemahnya pengendalian internal seperti dalam kasus pajak mencerminkan bobroknya wajah birokrasi pelayanan publik (Zainal Arifin:2010). Maka Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kembali menambah kapasitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pajak untuk menguatkan sistem pengendalian kontrol di kantor pajak (Agus Martowardojo:2010).


(25)

Sistem informasi juga diperlukan dalam mengatasi lemahnya pengendalian internal pada sistem dan prosedur yang mengatur suatu transaksi, maka setiap perusahaan perlu menyusun suatu sistem dan prosedur yang dapat menciptakan pengendalian intern yang baik dalam mengatur pelaksanaan transaksi (Tiolina Evi: 2009).

Berdasarkan pembahasan di atas maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Pengendalian Internal Dengan Sistem Informasi Akuntansi Sebagai Variabel Intervening di KPP Kanwil Jawa Barat I”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, penulis mengidentifikasi masalah antara lain sebagai berikut:

1. Masih ada oknum pegawai pajak yang terkait dengan kasus penyelewengan pajak.

2. Aplikasi MPN (Modul Penerimaan Negara) Ditjen Pajak masih memiliki kendala.

3. Masih adanya kelemahan di dalam Pengendalian internal pada Kantor Pelayanan Pajak


(26)

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah dari penelitian ini, yaitu:

1. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi di KPP Kanwil Jawa Barat I.

2. Apakah Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Internal di KPP Kanwil Jawa Barat I.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk memperoleh data yang terkait dengan budaya organisasi, sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal, serta hubungan antar variabel di KPP Kanwil Jawa Barat I.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apakah Budaya Organisasi berpengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi di KPP Kanwil Jawa Barat I

2. Mengetahui apakah Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh terhadap Pengendalian Internal di KPP Kanwil Jawa Barat I


(27)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

a) Bagi Kantor Pelayanan Pajak

Kegunaan penelitian ini bagi Kantor Pelayanan Pajak adalah melakukan pengendalian yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengaruh budaya organisasi terhadap pengendalian internal dengan Sistem Informasi Akuntansi sebagai variable Intervening. Serta dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan sistem informasi akuntansi yang diaplikasikan di KPP Kanwil Jawa BaratI.

b) Bagi Pegawai Kantor Pelayan Pajak di Kanwil Jawa Barat I

Kegunaan penelitian ini bagi Pegawai Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I adalah sebagai salah satu informasi dan bahan pertimbangan dalam menentukan arah kebijakan serta meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujun organisasi.

c) Bagi Wajib Pajak

Kegunaan penelitian ini bagi wajib pajak adalah sebagai salah satu informasi dan gambaran tentang Kantor Pelayanan Pajak yang ada sekarang serta memotivasi wajib pajak untuk ikut meningkatkan penerimaan pajak dengan mejadi wajib pajak patuh.


(28)

1.4.2 Kegunaan Akademis

a) Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi Perpajakan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu akuntansi perpajakan mengenai pengaruh budaya organisasi terhadap pengendalian internal dengan Sistem Informasi Akuntansi sebagai variable Intervening.

b) Bagi Peneliti Lain

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah sebagai bahan informasi dan kajian untuk penelitian selanjutnya pada bidang yang sama yaitu akuntansi perpajakan.

c) Bagi Instansi Akademik

Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa program studi akuntansi dalam aplikasi teori dan pengembangan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di 5 KPP Kanwil Jawa Barat I dengan jumlah responden 26 orang.


(29)

Tabel 1.1 Lokasi Penelitian

No Nama KPP Alamat

1. KPP Pratama Bandung Karees Jl. Ibrahim Adjie No. 372 2. KPP Pratama Bandung Cicadas Jl. Soekarno Hatta No.781 3. KPP Pratama Madya Bandung Jl. Asia Afrika No. 114 4. KPP Pratama Bandung Tegalega Jl. Soekarno Hatta No. 216 5. KPP Pratama Bandung Sumedang Jl. Ibrahim Adjie No. 372 Sumber : www.pajakonline.com

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2013 sampai dengan Agustus 2013. Secara lebih rinci waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.2 dibawah ini :


(30)

Tabel 1.2

Waktu Pelaksanaan Penelitian

Tahap Prosedur

Bulan Maret

2013

April 2013

Mei 2013

Juni 2013

Juli 2013

Agustus 2013

I

Tahap Persiapan:

1. Bimbingan dengan

Dosen pembimbing

2. Membuat outline dan

proposal skripsi

3. Mengambil formulir

penyusunan skripsi

4. Menentukan tempat

penelitian

II

Tahap Pelaksanaan:

1. Mengajukan outline

dan proposal skripsi

2. Meminta surat izin

penelitian

3. Penelitian di KPP

4. Penyusunan skripsi

III

Tahap Pelaporan

1. Menyiapkan draft

skripsi

2. Sidang akhir skripsi

3. Penyempurnaan

laporan skripsi


(31)

15 2.1 Kajian Pustaka

Teori yang diperlukan untuk mendukung penelitian dalam memahami setiap variable yaitu Budaya Organisasi, Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal adalah sebagai berikut :

2.1.1 Budaya Organisasi

2.1.1.1 Pengertian Budaya Organisasi

Budaya Orgainsasi secara harfiah terdiri dari dua kata, yaitu budaya dan organisasi. Menurut Koentjaraningrat (2000) dalam Adam Ibrahim (2010:195) budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar. Sedangkan pengertian organisasi menurut Koontz & Donnel dalam Malayu S.P (2010:25) adalah pembinaan hubungan wewenang dan dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktural, baik secara vertical, maupun secara horizontal diantara posisi – posisi yang telah diserahi tugas – tugas khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan bersama. Jadi organisasi adalah hubungan structural yang mengikat / menyatukan perusahaan dan kerangka dasar tempat individu – individu berusaha, dikoordinasi.

Berdasarkan pengertian tersebut Menurut Adam Ibrahim Indrawijaya (2010:195) budaya mengandung makna sebagai berikut :


(32)

1. Adanya pola nilai, sikap tingkah laku termasuk bahasa, hasil karsa dan karya 2. Budaya berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai dan lingkungannya yang

melahirkan makna dan pandangan hidup, yang memeprngaruhi sikap dan tingkah laku

3. Budaya merupakan hasil dari pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan serta proses seleksi terhadap norma-norma yang ada dalam cara dirinya berinteraksi sosial atau menempatkan dirinya ditengah-tengah lingkungan tertentu dan 4. Dalam proses budaya terdapat proses saling memengaruhi dan saling

ketergantungan, baik sosial maupun lingkungan nonsosial

Definisi budaya organisasi menurut Wilkins (1983) dalam Adam Ibrahim Indrawijaya (2010:195) adalah sebagai berikut:

“Budaya sebagi sesuatu yang dianggap biasa dan dapat dibagi bersama yang diberikan orang terhadap lingkungan sosialnya. Lingkungan sosial dalam pengertian ini mungkin berupa negara, kelompok etnis tertentu, desa di daerah, atau sebuah organisasi. Arti yang dapat dibagi bersama tersebut dinyatakan sebagai kebiasaan ,slogan.legenda, arsitektur, dan barang.”

Definisi budaya organisasi menurut Shein (2004) dalam Prabundu Tika (2010) adalah sebagai berikut:

“Budaya organisasi adalah suatu pola asumsi dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi masalah adaptasi ekternal dan integrasi internal yang resmi dan terlaksana dengan baik dan oleh karena itu diajarkan/diwariskan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat memahami, memikirkan, dan merasakan, terkait dengan masalah-masalah tersebut.”


(33)

Definisi budaya organisasi menurut Wirawan (2007:10) adalah sebagai berikut:

“Norma,nilai-nilai, asumsi, kepercayaan, filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya (isi budaya organisasi) yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga memengaruhi pola pikir,sikap dan prilaku anggota organisasi dalam memproduksi produk, melayani para konsumen, dan mencapai tujuan organisasi.”

2.1.1.2 Dimensi dan Indikator Budaya Organisasi

Adapun dimensi dan indikator budaya organisasi menurut Denison (2006:6-14) adalah sebagai berikut :

1. Mission (Misi) adalah sejauh mana organisasi dan anggotanya mengetahui arah tujuannya, bagaimana mereka akan kesana, dan bagaimana setiap individu dapat berkontribusi untuk keberhasilan organisasi. Dengan adanya penghayatan terhadap misi, maka organisasi dapat membentuk perilaku saat ini dengan membayangkan keadaan yang diinginkan di masa mendatang. Adapun indikator dari dimensi misi antara lain:

a. Strategic Direction (Arah Strategi) yaitu strategi yang jelas memberikan makna, tujuan, dan arah. Jelasnya tujuan strategis organisasi dapat membantu anggota organisasi untuk mengetahui bagaimana cara berkontribusi dan memberi suatu langkah berarti bagi organisasi.


(34)

b. Goals and Objectives (Tujuan dan Sasaran) yaitu tujuan jangka pendek tertentu yang membantu setiap karyawan melihat bagaimana kegiatan sehari-hari terhubung pada visi dan strategi.

c. Vision (Visi) yaitu mencakup inti nilai-nilai jangka panjang dan menangkap isi hati dan pikiran orang-orang dalam organisasi, sambil memberikan bimbingan dan arah.

2. Involvement (Keterlibatan) yaitu tingkat dimana individu di semua fungsi organisasi terlibat dalam mencapai misi dan bekerja sama untuk memenuhi tujuan organisasi. Keterlibatan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk mendorong karyawan berkomitmen pada pekerjaan mereka dan membangun serta tanggung jawab. Dalam suatu komponen keterlibatan inipun, dinyatakan bahwa karyawan pada semua level akan merasakan bahwa mereka memberikan suatu kontribusi bagi kemajuan atau pencapaian tujuan organisasi. Adapun indikator dari dimensi keterlibatan antara lain:

a. Enpowerment (Pemberdayaan) yaitu individu memiliki wewenang, inisiatif, dan kemampuan untuk mengelola pekerjaan mereka sendiri. Ini menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap organisasi. b. Team Orientation (Orientasi Tim) yaitu kerjasama tim yang selalu

didorong sehingga ide-ide kreatif yang ditangkap dan dukungan karyawan satu sama lain dalam menyelesaikan pekerjaan. Dengan kata lain, individu dalam organisasi bekerja sama secara koperatif untuk mencapai tujuan


(35)

organisasi sehingga seluruh anggota organisasi merasa sama-sama bertanggung jawab atas pencapaian tujuan.

c. Capability Development (Pengembangan Kemampuan) yaitu investasi dalam pengembangan keterampilan karyawan agar tetap kompetitif dan memenuhi kebutuhan bisnis yang sedang berlangsung. Pengembangan kemampuan dipraktikkan dalam berbagai cara, termasuk pelatihan, pembinaan, dan memberikan peran dan tanggung jawab baru.

3. Adaptability (Adaptabilitas) yaitu kemampuan perusahaan untuk mengetahui apa yang pelanggan inginkan, dan merespon tuntutan serta perubahan eksternal. Suatu organisasi yang dapat beradaptasi, memiliki kemampuan untuk menerjemahkan permintaan pasar terhadap aksi. Mereka mengambil risiko serta memiliki kapabilitas serta pengalaman dalam menciptakan perubahan. Adapun indikator dari dimensi adaptabilitas antara lain:

a. Creating Change (Menciptakan Perubahan) yaitu mampu menciptakan cara-cara adaptif untuk memenuhi perubahan kebutuhan. Hal ini dapat berupa membaca lingkungan bisnis, bereaksi dengan cepat dengan tren saat ini, dan mengantisipasi perubahan masa depan.

b. Customer Focus (Fokus Pelanggan) yaitu organisasi memahami dan bereaksi terhadap pelanggan dan mengantisipasi kebutuhan masa depan pelanggan.

c. Organizational Learning (Pembelajaran Organisasi) yaitu dimana organisasi menerima, menerjemahkan, serta menginterpretasikan sinyal


(36)

dari lingkungan sebagai suatu pendorong akan adanya inovasi peningkatan pengetahuan serta pengembangan kapabilitas.

4. Consistency (Konsistensi) yaitu tingkat konsistensi organisasi dalam mengembangkan pola pikir mengenai “lakukan” dan “tidak lakukan”. Dalam komponen konsistensi ini, perilaku yang ada didasari pada nilai dasar organisasi, atasan dan bawahan mampu mencapai suatu kesepakatan walau berdasarkan pada sudut pandang yang berbeda, serta kegiatan organisasi yang berjalan secara terkoordinasi. Organisasi konsisten memiliki pegawai yang berkomitmen tinggi pada perusahaan, metode penyelesaian bisnis yang jelas, serta kejelasan antara apa yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan dalam perusahaan. Adapun indikator dari dimensi konsistensi antara lain: a. Core Values (Nilai Inti) yaitu seperangkat nilai-nilai yang menciptakan

rasa identitas yang kuat dan membantu karyawan dan pemimpin membuat keputusan yang konsisten dan berperilaku secara konsisten.

b. Agreement (Kesepakatan) yaitu tingkat kesepakatan diantara perbedaan dan dapat mendamaikan perbedaan tersebut.

c. Coordination and Integration (Koordinasi dan Integrasi) yaitu fungsi dan unit organisasi yang berbeda-beda mampu bekerja sama dengan baik untuk mencapai tujuan bersama.


(37)

Berdasarkan dimensi dan indikator yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini penulis menggunakannya sebagai indikator Budaya Organisasi.

2.1.2 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Pengertian sistem menurut Azhar Susanto (2009:18) adalah sebagai berikut:

“Sistem adalah kumpulan/group dari subsistem/bagian/komponen apapun baik phisik ataupun non-phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu”.

Sedangkan pengertian Sistem menurut James A. Hall (2007:6) adalah sebagai berikut :

System is a group of two or more interrelated components or subsystems that serve a common purpose”.

Sedangkan pengertian Informasi menurut Kusrini (2007:7) adalah sebagai berikut :

“Informasi adalah data yang sudah diolah menjadi sebuah bentuk yang berguna bagi pengguna yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau mendukung sumber informasi”.


(38)

Definisi informasi menurut Marhall B. Romney & Paul J. Steinbart (2011:25) adalah sebagai berikut:

Information is data have been organized and processed to provide meaning and improove the decision-making process. As a rule, users make better decisions as the quantity and quality of information increase

Definisi sistem informasi menurut Azhar Susanto (2008:52) mendefinisikan bahwa :

“Sistem informasi adalah kumpulan dari subsistem apapun baik phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berarti dan berguna”.

Definisi Sistem Informasi menurut James A. Hall (2007:4) adalah sebagai berikut:

Information system is the set of formal procedures by which data are collected, processed into information, and distributed to users”.

Sedangkan Menurut Laudon dalam Azhar Susanto pengertian Sistem Informasi (2009:55) adalah :

“Sistem Informasi adalah komponen-komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, koordinasi, pengendalian dan untuk memberikan gambaran aktivitas didalam perusahaan”.


(39)

Pengertian sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto (2009:124) adalah :

“Sistem Informasi Akuntansi dapat di definisikan sebagai kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan”.

2.1.1.2 Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi

Adapun komponen-komponen dari sistem informasi akuntansi menurut Azhar Sutanto (2009:139-245), adalah sebagai berikut :

1. Hardware

Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, memasukan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan hasil pengolahan data dalam bentuk Informasi. Bagian –bagian hardware terdiri atas

1. Bagian Input (Input Device)

Peralatan input merupakan alat-alat yang dapat digunakan untuk memasukan data kedalam komputer seperti, keyboard, mouse, scanner,dll. 2. Bagian Pengolahan Utama dan Memori

CPU (Central Prossesing Unit) yang selama ini mungkin kita kenal adalah merupakan rumah atau (box) dari komponen-komponen lainnya, seperti :


(40)

1. Processor (otak computer) 2. Memory

3. Motherboard 4. Hardisk 5. Floppy disk 6. CD ROM 7. Expansion slot

8. Devices controller (multi I/O, VGA card, Sound card) 9. Komponen lainnya (fan, baterai, conector, dll)

10. Power supply

3. Bagian Output (Output Device)

Peralatan Output merupakan peralatan – peralatan yang digunakan untuk mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Beberapa macam peralatan output yang sering digunakan seperti : printer, layar monitor, speaker LCD, dll.

4. Bagian Komunikasi

Peralatan komunikasi adalah peralatan yang harus digunakan agar komunikasi data bias berjalan dengan baik. Seperti, Network card untuk LAN, wireless LAN, dan lain-lain.

2. Software

Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk menjalankan aplikasi tertentu pada Komputer, sedangkan program merupakan


(41)

kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis. Pengelompokan software meliputi :

a. Operating system (sistem operasi)

Berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara komponen-komponen yang terpasang dalam Komputer. Misalnya antara keyboard dengan CPU, Layar monitor, dan lain-lain. Contohnya : Microsoft windows.

b. Interpreter dan comlier

1. Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah bahasa yang dimengerti manusia kedalam bahasa komputer atau bahasa mesin perintah per perintah. Contoh : Microsoft access, Oracle, Pascal, dll.

2. Complier (komplier) untuk menterjemahkan bahasa manusia kedalam bahasa komputer secara langsung satu file.

c. Perangkat lunak aplikasi

Perangkat lunak aplikasi atau sering juga disebut ‘paket aplikasi’ merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat perusahaan perangkat lunak tertentu (Software House) baik dari dalam maupun luar negeri yang umumnya berada di Amerika Serikat. Perangkat lunak aplikasi dibuat untuk membantu masalah yang relatif umum karena itu sangatlah wajar kalau software-software ini tidak dapat memenuhi kebutuhan spesifik setiap pengguna komputer.


(42)

3. Brainware

SDM Sistem Informasi dan Organisasi Sumber Daya Manusia SIA merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem informasi. Pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut. Brainware dikelompokan sebagai berikut :

1. Pemilik sistem informasi

Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya sistem informasi. Selain bertanggung jawab terhadap biaya dan waktu yang digunakan untuk pengembangan SI pemilik juga berperan sebagai penentu apakah sistem tersebut diterima atau ditolak.

2. Pemakai sistem informasi

Biasanya para pemakai merupakan orang yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah di kembangkan (end user) mereka menentukan. yaitu, masalah yang harus dipecahkan, kesempatan yang harus diambil, kebutuhan yang harus dipenuhi, batasan-batasanbisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.

4. Prosedur

a. Prosedur

Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulan-ulang dengan cara yang sama. Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam.


(43)

b. Aktivitas

Pada dasarnya melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi yang dimiliki tentang informasi tersebut, karena itu aktivitas merupakan fungsi dari sistem informasi. Aktivitas bisnis merupakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari untuk mendukung tujuan organisasi, sedangkan aktivitas sistem informasi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendukung jalannya bisnis perusahaan agar berjalan dengan baik.

c. Fungsi

Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang mendukung operasi bisnis suatu organisasi. Mereka biasanya meliputi beberapa aktivitas berbeda yang saling membantu untuk hal-hal yang sifatnya lebih umum.

5. .Database dan Sistem Manajemen Database

Sistem database merupakan sistem pencatatan dengan menggunakan komputer yang memiliki tujuan untuk memelihara informasi agar selalu siap pada saat diperlukan.

a. Media dan Sistem penyimpanan data

Media dan system penyimpanan data terdiri dari dua :

1. Media penyimpanan data berurutan – melalui media ini recordrecord data akan dibaca dengan cara yang sama dengan saat penyimpanan. Sebagai contoh adalah pita magnetic (magnetic tape).


(44)

2. Media penyimpanan secara langsung – memungkinkan pemakai (user) membaca data dalam urutan yang dibutuhkan tanpa perlu memperhatikan urutan penyusunan secara physic dari media penyimpanan data tersebut. b. Sistem Pengolahan

Ada dua cara pengolahan data yaitu :

1. Pengolahan secara Batch (mengumpulkan terlebih dahulu) 2. Pengolahan secara On-line

c. Organisasi Database

1. Organisasi data pada database tradisional

Memiliki tujuan agar sistem informasi secara efektif memberikan informasi yang akurat, relevan, tepat waktu dan lengkap. Tapi ada beberapa kelemahan dalam sistem ini seperti:

1. Data rangkap dan tidak konsisten 2. Kesulitan mengakses data

3. Data terisolasi

4. Data sulit diakses secara bersamaan 5. Masalah keamanan data

6. Masalah itegritas 2. Organisasi database modern

Memberikan banyak keuntungan bagi implementasi Sistem Informasi Akuntansi.


(45)

d. Model-model data.

Secara umum model data terbagi dalam beberapa model yaitu :

1. Model hierarki – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan tingkatnya.

2. Model network – model data yang menggambarkan hubungan antara data berdasarkan kepentingannya.

3. Model relasi – model data yang disusun berdasarkan pada hubungan antar dua entitas/ organisasi.

6. Teknologi Jaringan Komunikasi

Jaringan komunikasi atau network adalah penggunaan media elektronik atau cahaya untuk memindahkan data atau informasi dari satu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda. Jaringan komunikasi terdiri dari server, terminal, network card, switching hub, saluran komunikasi seperti LAN, WLAN dan lain-lain.

a. Perkembangan teknologi jaringan komunikasi 1. Penggabungan computer dan komunikasi 2. Jaringan informasi superhighway

b. Komponen-komponen dan fungsi dari sistem telekomunikasi c. Topologi jaringan telekomunikasi

Ada empat topologi jaringan yang digunakan yaitu : 1. Star network


(46)

3. Ring network 4. Hibryd network

d. Jaringan berdasarkan Geografi 1. LAN (Local Area Network)

Merupakan jaringan yang ada pada lokasi tertentu misalnya suatu ruang atau suatu gedung.

2. WAN (Wide Area Network)

Merupakan jaringan yang tersebar ke beberapa lokasi. Atau bias juga di bilang kalau WAN adalah kumpulan dari beberapa LAN yang terhubung secara On-line melalui moden atau internet.

e. Penggunaan telekomunikasi

1. Surat elektronik ( elektronik mail) 2. Surat suara (voice mail)

3. Mesin fax

4. Layanan informasi digital

5. Teleconferencing, data conferencing dan video converencing 6. Perpindahan data secara elektronik

7. Perangkat untuk kerja berkelompok (groupware)

7. SPT (Siklus Pengolahan Transaksi)

Sistem informasi akuntansi (SIA) pada dasarnya merupakan integrasi dari berbagai sistem pengolahan tansaksi (SPT) atau sub SIA, karena setiap SPT memiliki siklus pengolahan transaksi maka SIA juga dapat dikatakan


(47)

sebagai integritas dari berbagai siklus pengolahan transaksi, dalam setiap pengolahan transaksi yang dilakukannya, SPT atau sub SIA memiliki berbagai komponen seperti hardware, software, brainware, prosedur, database, dan jaringan komunikasi (Azhar Susanto, 2002:82).

Berdasarkan komponen-komponen yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini penulis menggunakannya sebagai dimensi dan indikator Sistem Informasi Akuntansi.

2.1.3 Pengendalian Internal

2.1.3.1 Pengertian Pengendalian Internal

Pengertian pengendalian internal Menurut Mulyadi (1993:165) dalam Tiolina Evi (2009) mendefinisikan bahwa:

“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Sedangkan pengertian pengendalian internal menurut Committee of Sponsoring Organization of the Tread way Commission (Sawyer, 2005: 144) adalah

“Pengendalian intern adalah suatu proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai guna mencapai tujuan-tujuan seperti, kendalan pelaporan keuangan, menjaga kekayaan dan catatan organisasi, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, efektivitas dan efisiensi operasi”.


(48)

2.1.3.2 Komponen-komponen Pengendalian Internal

Adapun komponen-komponen dari pengendalian Internal menurut Sawyers (2005 : 58) adalah sebagai berikut :

1. Lingkungan Kontrol (Control Environment)

Lingkungan control meliputi sikap manajemen disemua tingkatan operasi secara umum dan konsep control secara khusus. Hal ini mencakup etika, integritas, serta kompetensi dan kepentingan terhadap kesejahteraan organisasi. Juga mencakup struktur organisasi serta kebijakan dan filosofi manajemen.

2. Penentuan Risiko (Risk Assesment)

Penentuan risiko telah menjadi bagian dari aktivitas audit internal yang terus berkembang. Penentuan risiko mencakup penentuan risiko di semua aspek organisasi dan penentuan kekuatan organisasi melalui evaluasi risiko. Pertimbangan-pertimbagan untuk memastikan bahwa semua bagian organisasi bekerja secara harmonis juga menjadi tambahan.

3. Aktivitas Kontrol (Control Activities)

Aktivitas kontrol mencakup aktivitas-aktivitas yang dahulunya dikaitkan dengan konsep control internal. Aktivitas-aktivitas ini meliputi persetujuan, tanggung jawab dan kewenangan, pemisahan tugas, pendokumentasian, rekonsiliasi, karyawan yang kompeten dan jujur, pemeriksaaan internal dan


(49)

audit internal. Aktivitas-aktivitas ini harus dievaluasi risikonya untuk organisasi secara keseluruhan.

4. Informasi dan Komunikasi (Information ang communication)

Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen kontrol. Sistem yang efektif akan dapat memenuhi tujuan audit untuk transaksi yaitu existence, completeness, accuracy, classification, timing, posting and summarizing.

5. Pengawasan (Monitoring)

Pengawasan merupakan evaluasi rasional yang dinamis atas informasi yang diberikan pada komunikasi informasi untuk tujuan manajemen kontrol.

Berdasarkan komponen-komponen yang diuraikan diatas maka dalam penelitian ini penulis menggunakannya sebagai dimensi dan indikator Pengendalian Internal.

2.1.4 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.1.4.1Keterkaitan Budaya Organisasi dengan Sistem Informasi Akuntansi

Mahdi Salehi dan Abdoreza Abdipour (2011) menyatakan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh pada Sistem Informasi Akuntansi, yaitu sebagai berikut:

“It means that Organizational Culture is one of the affecting barriers in failure of implementing Accounting Information System in companies located in stock exchange. It means that there is meaningful relation between Organizational Culture and implementation of Accounting Information System”


(50)

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Budaya Organisasi memiliki pengaruh terhadap Sistem Informasi Akuntansi.

2.1.4.2 Keterkaitan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal

Siti Kurnia (2010:235) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh pada Pengendalian Internal, yaitu sebagai berikut:

“Kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem berdampak kemampuan manajemen untuk mengambil keputusan semestinya dalam mengelola dan mengendalikan aktivitas entitas dan untuk menyusun laporan keuangan yang andal”.

Sedangkan menurut Azhar Sutanto (2002:21) menyatakan Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh pada Pengendalian Internal, yaitu sebagai berikut:

“Sistem informasi akuntansi merupakan aset yang terlindungi, terintegrasi dan mendorong pencapaiannya tujuan organisasi secara efektif dan efisien maka sistem informasi akuntansi tersebut perlu ada pengendalian internal”. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi memiliki pengaruh yang kuat terhadap Pengendalain Internal.

2.2 Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini, komponen atau sub-sistem organisasi yang akan dibahas adalah sistem informasi dan budaya organisasi. Budaya organisasi merupakan kerangka kognitif yang terdiri dari sikap-sikap, nilai-nilai, norma-norma yang berlaku, dan ekspektasi yang diberikan oleh anggota organisasi, sebuah kumpulan dari asumsi-asumsi dasar yang diberikan oleh anggota suatu. Pada tingkat organisasi, budaya merupakan seperangkat asumsi, keyakinan, nilai, dan persepsi yang dimiliki


(51)

bersama oleh anggota kelompok dalam suatu organisasi, yang membentuk dan mempengaruhi sikap, serta menjadi petunjuk dalam memecahkan masalah.

Sedangkan sistem informasi merupakan serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan diproses menjadi informasi dan di distribusikan ke para pengguna. Kemudian dijelaskan bahwa sistem informasi suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung kegiatan operasi sehari–hari, bersifat manajerial dan kegiatan suatu organisasi dan menyediakan pihak – pihak tertentu dengan laporan–laporan yang diperlukan. Sistem informasi sebagai salah satu komponen organisasi didekomposisikan menjadi dua subsistem dasar, salah satunya adalah Sistem Informasi Akuntansi (SIA).

Dekomposisi sistem merupakan proses membagi sistem menjadi berbagai bagian subsistem yang lebih kecil untuk menyajikan, melihat, dan memahami berbagai hubungan antara subsistem. SIA merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Dengan demikian SIA dapat di definisikan sebagai kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan.Jadi untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi merupakan aset yang terlindungi, terintegrasi dan mendorong pencapaiannya tujuan organisasi secara efektif dan efisien maka sistem informasi akuntansi tersebut perlu adanya pengendalian internal.


(52)

SIA yang dapat diandalkan adalah sistem yang mempunyai pengendalian memadai sehingga informasi yang dihasilkan oleh sistem tersebut dapat diandalkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini pengendalian merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dari sistem informasi akuntansi yang ada. Implementasi sistem informasi akuntansi pada perusahaan menyebabkan peningkatan para manajer dalam proses pengambilan keputusan, pengawasan internal, dan mutu laporan yang keuangan dan memudahkan proses transaksi perusahaan.

Dibawah ini merupakan tabel penelitian terdahulu yang mendukung dilakukannya penelitian dan merupakan perbandingan penelitian sekarang dengan terdahulu :

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No

Nama Peneliti (tahun) Jurnal

Judul Kesimpulan Persamaan Perbedaan

1 Terry

Anthony and Thomas E Computers in Human Behavior / Vol. 12, No. 3, pp. 449- 464, 1996 Corporate Culture, Related Chief Executive Officer Traits, and the Development of Executive Information Ketika Sistem Informasi Eksekutif diimplementasikan dalam organisasi, sangat penting untuk mengenali budaya organisasi dan sifat-sifat kognitif yang terkait dengan pemimpin. Meneliti tentang Budaya Organisasi dan Sistem Informasi Akuntansi Meneliti di Perusahaan Tidak meneliti tentang Struktur Organisasi Meneliti di Kantor Pelayanan Pajak


(1)

8 Berdasarkan populasi penelitian di seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I yang berjumlah 26 orang dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampeling Jenuh, maka jumlah responden dalam menelitian ini adalah 26 orang.

3.2.5 Metode Analisis dan Perancangan Hipotesis Metode analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Umi Narimawati, 2010:41). Peneliti menggunakan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitatif).

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (Ho) tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan Hipotesis alternatif (Ha) menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat.

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1.1Hasil Penelitian

Penelitian akan dijabarkan berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi dan untuk yang berkaitan dengan variabel penelitian menggunakan kuesioner sebagai data primer.

1. Analisis Deskriptif (Hasil Responden)

Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah petugas pajak pada seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI) pada KPP di Kanwil Jawa Barat I. Jumlah keseluruhan kuesioner yang dibagikan kepada responden sebanyak 26 (dua puluh enam) eksemplar. Penyebaran kuesioner penelitian ini ditujukan kepada pegawai dalam organisasi Kantor Pelayanan Pajak dilakukan dengan cara memberikan kuesioner secara langsung kepada masing-masing kepala seksi setiap kantor untuk dijawab.

Berdasarkan jenis kelamin terlihat bahwa sebagian besar responden adalah berjenis kelamin Pria, yaitu sebanyak 21 orang atau sebesar 80,7% dari total responden. Kemudian 5 responden atau sebesar 19,3% berjenis kelamin Wanita.

Berdasarkan profil responden berdasarkan usia. Dari 26 orang yang diteliti, 5 orang (19,3%) diantaranya berusia antara < (dibawah) 30 tahun, 7 orang (26,9%) berusia antara 30-40 tahun, 9 orang atau (34,7%) berusia antara 41-50 tahun, dan 5 orang (19,3%) berusia > (diatas) 50 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar responden berusia antara 41-50 tahun.

Profil responden berdasarkan pendidikan terakhir. Jumlah responden terbesar berada pada tingkat pendidikan Strata I (S1), yaitu sebanyak 14 responden

atau 53,8%. Disusul kemudian pada kelompok pendidikan diploma sebanyak 10 responden atau 38,5%. Sementara yang Strata II (S2) hanya 2 responden atau 7,7% dari total responden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden pada penelitian ini berpendidikan terakhir Strata I (S1).

Profil responden berdasarkan masa kerja.sebagian besar responden memiliki masa kerja diatas 5 tahun, yaitu sebanyak 11 responden atau sebesar 42,30%. Disusul kemudian responden yang memikili masa kerja 1-3 tahun yaitu sebanyak 7 responden atau sebesar 26,92%. Yang memiliki masa kerja 3-5 tahun yaitu sebanyak 5 responden atau sebesar 19,23%. Dan yang memiliki masa kerja kurang dari 1 tahun sebanyak 3 responden atau sebesar 11,55% dari seluruh jumlah responden yang ada.

Pada bagian ini akan diuraikan penilaian 26 responden terhadap setiap variabel. Skor jawaban responden akan diklasifikasikan berdasarkan skor aktual dan skor ideal. Analisis dilakukan mengacu kepada setiap indikator yang ada pada setiap variabel. Untuk menjawab deskripsi tentang masing-masing variabel penelitian ini, data yang awalnya skala ordinal akan dirubah menjadi skala interval dengan menggunakan metode interval (method successive interval).

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian, dapat dilihat dari perbandingan antara skor aktual dan ideal. Skor aktual diperoleh melalui hasil perhitungan seluruh pendapat responden, sedangkan skor ideal diperoleh dari prediksi nilai tertinggi dikalikan dengan jumlah pertanyaan kuesioner dikalikan dengan jumlah responden. Apabila


(2)

9 digambarkan dengan rumus menurut Umi Narimawati (2011:45), maka akan tampak seperti di bawah ini:

Skor t otal = Skor akt ual Skor ideal

× 100%

Sumber: Umi Narimawati (2011:45) Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

1. Analisis Deskriptif Budaya Organisasi

Berdasarkan persentase total skor tanggapan responden maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum baik, namun belum mencapai tingkat yang diharapkan. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan dimensi tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada semua dimensi berada kategori baik. Namun dimensi konsistensi berada pada kategori cukup baik.

2. Analisis Deskriptif Sistem Informasi Akuntansi Berdasarkan persentase total skor tanggapan responden maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I secara umum sudah baik. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada sebagian besar dimensi juga berada pada kategori baik. Namun persentase skor tanggapan responden pada dimensi sistem pengolahan transaksi berada dalam kategori cukup baik.

3. Analisis Deskriptif Pengendalian Internal

Berdasarkan persentase total skor tanggapan responden maka dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan persentase total skor tanggapan responden pada variabel pengendalian internal secara umum sudah baik. Selanjutnya bila dilihat berdasarkan indikator tampak bahwa persentase skor tanggapan responden pada sebagian besar dimensi juga berada dalam kategori baik tetapi masih dibawah ideal (skor 100%).. 2. Analisis Verifikatif

A. Analisis Korelasi

Analisis jalur mengkaji hubungan sebab akibat yang bersifat struktural dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian akan dilakukan dua tahap, dimana pada tahap pertama akan diuji pengaruh Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi, kemudian pada tahap kedua akan diuji

pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal.

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 16, didapat koefisien korelasi variabel X (Budaya Organisasi), Y (Sistem Informasi Akuntansi), Z (Pengendalian Internal) sebagai berikut:

a. Koefisien korelasi antara Budaya Organisasi (X) dengan Sistem Informasi Akuntansi (Y) = 0,871, ini berarti terdapat hubungan yang sangat erat antara Budaya Organisasi (X) dengan Sistem Informasi Akuntansi (Y). Jika diinterpretasikan korelasi Budaya Organisasi dengan Sistem Informasi Akuntansi adalah sangat tinggi karena berkisar antara 0,81 – 1, dan arahnya positif ini berarti apabila Budaya Organisasi baik maka Sistem Informasi Akuntansi akan semakin baik.

b. Koefisien korelasi antara Sistem Informasi Akuntansi (Y) dengan Pengendalian Internal (Z) = 0,712, ini berarti terdapat hubungan yang erat antara Sistem Informasi Akuntansi (Y) dengan Pengendalian Internal (Z). Jika diinterpretasikan kuatnya korelasi Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Internal adalah tinggi karena berkisar antara 0,61 – 0,8 dan arahnya positif ini berarti apabila Sistem Informasi Akuntansi baik maka Pengendalian Internal akan semakin baik.

B. Pengujian Jalur Sub Struktur Pertama

Pada sub struktur yang pertama variabel budaya organisasi berperan sebagai variabel independen (eksogenus variabel) dan sistem informasi akuntansi sebagai variabel dependen (endogenus variabel). Selanjutnya untuk menguji pengaruh budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi ditempuh dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menghitung Koefisien Jalur

Nilai standardized coefficients sebesar 0,871 pada tabel 4.29 merupakan nilai koefisien jalur budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi. Koefisien jalur adalah bobot pengaruh langsung variabel budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I.

2) Menghitung Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi dinterpretasikan sebagai besar pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Jadi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa budaya organisasi memberikan pengaruh sebesar 75.9% terhadap sistem informasi akuntansi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jawa Barat I. Sementara sisanya sebesar 24.1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar budaya organisasi.


(3)

10 Hasil pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa Budaya Organisasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Sistem Informasi Akuntansi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jabar 1. Dimana pengaruh Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi berbanding lurus (positif), jadi semakin baik Budaya Organisasi akan diikuti semakin baiknya Sistem Informasi Akuntansi.

C. Pengujian Jalur Pada Sub Struktur Kedua

Pada sub struktur yang kedua variabel Sistem Informasi Akuntansi merupakan variabel independen (eksogenus variabel) dan Pengendalian Internal sebagai variabel dependen (endogenus variabel). Untuk menguji pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal langkah-langkah perhitungan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Menghitung Koefisien Jalur

Nilai koefisien jalur Sistem Informasi Akuntansi (Y) terhadap Pengendalian Internal (Z) ditunjukan oleh nilai standardized coefficients pada tabel 4.31. Koefisien jalur yang diperoleh (PZY) sebesar 0,712 merupakan bobot pengaruh langsung variabel Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal pada Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jabar I.

2) Menghitung Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi merupakan besar kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Jadi dari hasil penelitian ini diketahui bahwa Sistem Informasi Akuntansi memberikan pengaruh sebesar 50,7% terhadap Pengendalian Internal pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jawa barat 1.Hal ini berarti jika penilaian terhadap Sistem Informasi Akuntansi lebih baik maka dalam pelaksanaannya akan meningkatkan Pengendalian Internal juga. Dan sisanya sebesar 49,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluar Sistem Informasi Akuntansi. Adanya sistem informasi akuntansi yang memadai dapat digunakan oleh manajemen untuk merencanakan dan mengendalikan operasi (Tiolina Evi, 2009).

3) Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis memperlihatkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Pengendalian Internal pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jabar I. Jadi semakin baik Sistem Informasi Akuntansi maka Pengendalian Internal semakin optimal.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Sistem Informasi Akuntansi

Variabel budaya organisasi pada dimensi konsistensi terutama indikator nilai inti, sanksi kepada

pegawai yang melanggar pelaturan harus lebih tegas. Sedangkan pada indikator koordinasi dan integrasi, koordinasi dan integrasi dari setiap seksi harus lebih ditingkatkan. Kemudian dalam variable sistem informasi akuntansi, perlu ditingkatkan lagi spek dan kualitas hardware, software, database, jaringan komunikasi, dan sistem pengolahan transaksi berbentuk MPN pada Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jawa Barat I.

Fenomena yang terjadi pada sistem informasi akuntansi yaitu aplikasi software MPN belum sepenuhnya terintegrasi, sama halnya dengan komponen database dalam sistem informasi akuntansi Ditjen Pajak sering terjadi kegagalan migrasi data serta hardware yang digunakan oleh Ditjen Pajak kualitasnya belum sesuai dengan kebutuhan pengguna, karena pada komponen jaringan telekomunikasi koneksi data KPP ke Kantor Pusat yang sering terputus yang dipicu transisi jaringan, akibat kondisi tersebut berakibat pada menumpuknya data wajib pajak yang tidak bisa terekam di database kantor pusat Ditjen Pajak. Hal ini terjadi karena kualitas budaya organisasi belum mencapai tingkat ideal yang diharapkan.

Menurut Osman Taylan (2010) bahwa budaya organisasi dipengaruhi dari sistem informasi dan sistem informasi terkena dampak dari budaya organisasi. Begitu pula menurut Mahdi Salehi (2011) bahwa implementasi sistem informasi akuntansi dipengaruhi budaya organisasi. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi perlu ditingkatkan kualitasnya melalui peningkatan pada budaya organisasi terutama yang berkaitan dengan konsistensi yang kategorinya cukup baik artinya masih jauh dari nilai ideal. Perlu dibuat suatu kebijakan dengan lebih ditegaskannya sanksi yang diberikan kepada pegawai yang melanggar agar timbul efek jera dan membuat pegawai enggan untuk melanggar peraturan kemudian diperlukan sebuah sistem database modern sebagai support sistem informasi akuntansi yang membantu dalam membuat keputusan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil hipotesis diperoleh koefisien determinasi budaya organisasi terhadap sistem informasi akuntansi sebesar 0,871. Karena koefisien jalur budaya organisasi (0,871) lebih besar dari nol, maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap sistem informasi akuntansi pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.

4.2.2 Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi terhadap Pengendalian Internal

Dalam variabel sistem informasi akuntansi fenomena yang terjadi pada dimensi sistem pengolahan


(4)

11 transaksi (SPT), pada proses pengeluaran (output) aplikasi sistem MPN belum memberikan data penerimaan pajak sesuai dengan data yang dibutuhkan, sehingga menghambat proses pengendalian.

Sistem informasi juga diperlukan dalam mengatasi lemahnya pengendalian internal, maka perlu menyusun suatu sistem yang dapat menciptakan pengendalian intern yang baik (Tiolina Evi, 2009). Sehingga pengendalian perlu ditingkatkan kualitasnya melalui perbaikan pada sistem informasi akuntansi, terutama yang berkaitan dengan aplikasi Modul Penerimaan Negara. Sebaiknya Kantor Pelayanan Pajak melakukan penaksiran atas laporan penerimaan pajak sebagai bagian dari output MPN apakah telah sesuai dengan

data sebenarnya dan adanya sosialisasi penggunaan aplikasi sistem informasi akuntansi dalam aktifitas kerja agar informasi dapat diakses dengan cepat dan tidak menghambat pengambilan keputusan agar proses pengendalian lebih optimal.

Hasil hipotesis diperoleh koefisien jalur sistem informasi akuntansi terhadap pengendalian internal sebesar 0,712. Karena koefisien jalur sistem informasi akuntansi (0,712) lebih besar dari nol, maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap pengendalian internal pada KPP di Kanwil Jawa Barat I.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan rumusan masalah, pengembangan hipotesis atas dasar teori-teori yang berhubungan, serta hasil analisis yang telah dibahas sebagaimana telah disajikan pada bab-bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sekaligus memberikan saran sebagai berikut

5.1 Kesimpulan

1. Budaya organisasi memiliki pengaruh yang dominan terhadap sistem informasi akuntansi. Sedangkan faktor-faktor lain diluar budaya organisasi seperti organization structure, user participation, user involvement, user representation, participative policies, political conflict, and change management (Butler & Fitzgerald:1995) tidak terlalu memiliki pengaruh yang dominan terhadap Sistem Informasi Akuntansi. Budaya Organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jabar I secara umum berada pada kategori baik, namun dimensi Konsistensi berada dalam kategori cukup baik. Hal ini terjadi karena kualitas budaya organisasi belum mencapai tingkat ideal yang diharapkan dan menunjukkan bahwa kualitas sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh budaya organisasi. 2. Sistem informasi akuntansi memiliki pengaruh yang

dominan terhadap pengendalian internal. Sedangkan faktor-faktor lain diluar Sistem Informasi Akuntansi tidak terlalu memiliki peran yang dominan terhadap Pengendalian Internal. Pengendalian internal di sebagian besar KPP Kanwil Jawa Barat I sudah baik. Namun masih perlu ditingkatkan menjadi katagori baik ideal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan bahwa Budaya Organisasi dan Sistem Informasi Akuntansi telah terbukti memberikan pengaruh yang positif terhadap Pengendalian Internal yang dihasilkan pada KPP di Kanwil Jawa barat 1 untuk itu peneliti mencoba memberikan saran yang mungkin dapat dijadikan masukkan kepada KPP di Kanwil Jawa barat 1antara lain sebagai berikut:

1. Budaya Organisai yang baik akan membuat kualitas Sistem Informasi Akuntansi menjadi semakin baik. Maka dari itu selayaknya Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jabar I harus menjaga nilai-nilai budaya organisasi sebaik mungkin agar sistem informasi akuntansi pada KPP semakin baik. Untuk peneliti selanjutnya Budaya organisasi dapat dijadikan variabel untuk penelitian, karena berpengaruh dominan terhadap Sistem informasi Akuntansi. 2. Sistem Informasi Akuntansi yang berkualitas atau

baik akan membuat tingkat Pengendalian Internal pada Kantor Pelayanan Pajak di Kanwil Jabar I optimal. Maka dari itu selayaknya KPP meningkatkan kualitasnya melalui perbaikan pada sistem informasi akuntansi yang berkaitan dengan aplikasi Modul Penerimaan Negara. Terutama kualitas pada hardware, software, database, jaringan komunikasi, dan sistem pengolahan transaksi berbentuk MPN pada Kantor Pelayanan Pajak Kanwil Jawa Barat I agar lebih baik. Untuk peneliti selanjutnya Sistem Informasi Akuntansi dapat dijadikan variabel untuk penelitian, karena berpengaruh dominan terhadap Pengendalian Internal.


(5)

12 DAFTAR PUSTAKA

Achmad Aris, (2010). Sistem Pencatatan Pajak Dikritik. Diakses 21 Maret, 2013 dari: http://www.bataviase.co.id

Adam Ibrahim Indrawijaya. (2010). Teori, Perilaku dan Budaya Organisasi. Bandung : PT Refika Aditama

Agus Martowardojo . (2010) . Tambah Karyawan, Menkeu Perkuat Internal Control Pajak. Diakses

pada 21 Maret, 2013 dari:

http://www.okezone.com

Agus Martowardojo. (2011). 434 Pegawai Kemenkeu Kena Hukuman Disiplin. Diakses pada 20 Maret, 2013 dari: http://www.republika.co.id

Azhar Susanto. (2002). Sistem Informasi Akuntansi: Konsep Pengembangan Berbasis Komputer. Bandung: Lingga Jaya

Azhar Susanto. (2008). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Gramedia

Azhar, Susanto. (2009). Sistem Informasi Manajemen (Pendekatan Terstruktur Resiko Pengembangan). Bandung: Lingga Jaya.

Barker, C. Pistrang., & Elliot, R. (2002). Research Methods in Clinical Psychology ( 2nd ed.). Chichester: John Wiley & Sons.

Bodnar, G. H., & Hopwood, W. S. (2010). Accounting Information System (10th ed). United States of America: Pearson Education

Darussalam. (2010). Daftar 100 Penunggak Pajak Segera Diperbaiki. Diakses pada 20 Maret, 2013 dari: http://kompas.com

Denison, D. R. (2006). Corporate Culture and Organizational Effectiveness. United State of America.

Dodi Junaedi. (2010). Andri Hardukadi Dituntut Tiga Tahun Penjara. Diakses pada 27 Maret, 2013 dari: http://www.tempo.co

Dradjad Wibono (2008). Sistem Yang Tak Bersistem. Diakses pada 27 Maret 2013 dari : http://www.rumahpajak.com

Gibson, J. L., Ivanicevic, J. M., Donelly, J. H., & Konopaske, Robert. (2009). Organizations Behevior, Structure, Processes (13th ed). New York: McGraw-Hill.

Greenberg, J. (2011). Behavior in Organization (10th ed) England: Pearson Education.

Hall. A. James.(2007). Accounting information systems. Edisi ketiga. Terjemahan. Amir Abadi Yusuf : Salemba Empat

Husein Umar. (1999). Metodolagi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Jogiyanto. (2005). Sistem Teknologi Informasi (Edisi 2). Yogyakarta: Andi.

Johan Budi. (2010). KPK Tahan Tiga Pegawai Pajak Bandung. Diakses pada 27 Maret, 2013 dari: http://www.hukumonline.com

Johan Budi. (2013). Daftar Pegawai Pajak Nakal yang Dicokok KPK. Diakses pada 05 Mei 2013 dari: http://www.nasional.news.viva.co.id

Kusrini, & Ahmad, K. (2007). Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta: Andi

M Tjiptardjo. (2010). Hanya Pemilik NPWP yang Bisa Bertransaksi SePP. Diakses pada 20 Maret, 2013 dari: http://www.okezone.com

Malayu S.P Hasibuan. (2010). Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara

Marcus, Aaron. (2009). Integrated Informa-tion Systems and Information Design. A Proffesional Field for Information Designers. Information Design Journal. July 2009. pp. 4-21. Amsterdam, Netherlands: Benjamin Publishing.

Mardi. (2011). Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Ghalia.

Marshall B. Romney, Paul John Steinbart. (2004). Accounting Information Systems. Pennsylvania State University : Prentice Hall

Mc. Leod, R., & Schell, G. P. (2007). Management Information Systems (10th ed). New Jersey: Pearson Education.

Nur, Indriantoro. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Osman Taylan, (2010). The Effect of Information Systems on Enterprise Transformation and Organizational Behavior . Canadian Journal on Data, Information and Knowledge Engineering Vol. 1, No. 1

Pabundu Tika. (2010). Budaya Organsisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Pt Bumi Aksara


(6)

13 Romney, M. B., & Steinbart, P. J. (2011). Accounting

Information Systems (9th ed). England: Pearson Education.

Salehi, M., & Abdipour, A. (2011). A Study of Barriers of Implementation of Accounting Information System: Case of Listed Companies in Tehran Stock Exchange. Journal of Economics and Behavioral Studies, 2(2), 76-85.

Sajady, Dastgir, M., & Nejad, H. (2008). Evaluation of the Effectiveness of Accounting Information Systems. International Journal of Information Science & Technology, 6(2), 49-59.

Sawyers. (2005). Audit Internal Sawyer, Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta

Schein, Edgar, H. (2004). Organizational Culture and Leadership, John Wiley and Sons, Inc

Siti Kurnia, Rahayu dan Ely Suhayati. (2010). Auditing Konsep Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Siti Kurnia Rahayu. (2011). The Influence Of Organizational Culture And OrganizationalL Structure To Implementation Of Accounting Information System In Public Sector. Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.10 No. 1

Soedjono, (2005). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya JURNAL MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN, VOL. 7, NO. 1, MARET 2005: 22- 47

Sri Mulyani. (2006). Depkeu akan perbaiki sistem pelaporan keuangan negara. Diakses 21 Maret, 2013 dari http://www.bisnisindonesia.com Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung

: Alfabet

Tiolina Evi. (2009). Pengendalian Intern Terhadap Perusahaan . Prosiding SENTIA 2009 – Politeknik Negeri Malang B-1

Umi Narimawati. (2010). Metedologi Penelitian : Dasar Penyusunan Penelitian Ekonomi. Jakarta : Penerbit Genesis

Wilkinson, Joseph W. Cerullo, Michael J. Raval, Vasant. Wong-on-wing, Bernard. (2000). “Accounting Information Systems: Essential Concepts and Applications, 4th edition”. John Wiley and Sons. The U.S.A.

Wirawan. (2007). Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Yoyakarta : Salemba Empat

Yudi Pramadi. (2011). Kemenkeu Nonaktifkan 4 Pejabat Terkait Kasus Gayus Tambunan . Diakses pada 20 Maret, 2013 dari: http://www.nasional.kompas.com

Zainal Arifin Mochtar. (2010). Pengawasan Internal di Kantor Pajak Kurang Efektif. Diakses pada 21 Maret, 2013. dari: http://www.pikiran-rakyat.com www.bppk.depkeu.go.id/lms/course/info.php?id=86


Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderating

0 39 87

Analisis Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, dan Komitmen Organisasi terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi dengan Menggunakan Perilaku tidak Etis Sebagai Variabel Intervening

2 69 130

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, DAN MOTIVASI KERJA Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabili

0 4 12

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, BUDAYA ORGANISASI, PENGENDALIAN AKUNTANSI, SISTEM PELAPORAN, Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Budaya Organisasi, Pengendalian Akuntansi, Sistem Pelaporan, Dan Motivasi Kerja Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi

0 3 18

Pengaruh Struktur Organisasi dan Pengendalian Internal terhadap Kesuksesan Penerapan Sistem Informasi Akuntansi.

0 0 10

Analisis Pengendalian Internal, Kesesuaian Kompensasi, dan Komitmen Organisasi terhadap Kecendrungan Kecurangan Akuntansi dengan Menggunakan Perilaku tidak Etis Sebagai Variabel Intervening

0 0 24

TAP.COM - INTERAKSI BUDAYA ORGANISASI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN ... 18331 21318 1 PB

0 0 11

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Peran Auditor Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan Dengan Pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Sebagai Variabel Intervening

0 2 10

PENGARUH PENGENDALIAN INTERNAL, KEPUASAN KERJA, MORALITAS MANAJEMEN, DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI TERHADAP KECENDERUNGAN KECURANGAN AKUNTANSI

0 1 10

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KUALITAS INFORMASI DENGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

1 1 16