Pengujian atau testing LANDASAN TEORI

21 Gambar 2.9 Simbol Penyimpan Data Nama dari data store menunjukkan nama dari tabel data, misalnya table langganan, table transaksi, table arsipfaktur dan sebagainya. Didalam penggambaran simpanan data DFD perlu diperhatikan bahwa hanya proses saja yang dapat berhubungan dengan simpanan data karena yang menggunakan atau mengubah data pada simpanan data adalah suatu proses. Arus data yang menuju simpanan data menunjukkan proses update data yaitu penambahan, menghapus, atau merubah nilai data. Sedangkan arus data yang berasal dari simpanan data kesuatu proses dapat berarti bahwa proses tersebut menggunakan data yang ada di simpanan data.

2.7 Pengujian atau testing

Menurut Simarmata 2010:301 “pengujian adalah proses eksekusi suatu program untuk menentukan kesalahan”. 1. Proses-proses pengujian a. Pengujian alfa adalah pengujian operasional yang aktual atau disimulasikan dengan pelangganpengguna potensional atau tim penguji independen pada pengembang. Pengujian alfa sering digunakan untuk perangkat lunak off-the-shelf sebagai bentuk pengujian penerimaan internal, sebelum perangkat lunak masuk kedalam pengujian beta. b. Pengujian beta dilakukan setelah pengujian alfa. Versi perangkat lunak dikenal juga dengan versi beta yang dirilis untuk pengguna terbatas di luar tim pemrograman. Perangkat lunak dilepaskan ke dalam kelompok masyarakat agar pengujian lebih lanjut dapat memastikan bahwa produk memiliki beberapa kesalahan atau 22 bug. Terkadang, versi beta tersedia untuk umum untuk meningkatkan masukan. 2. Jenis-Jenis pengujian a. Black Box Testing Menurut Rizky 2011:264, black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah “kotak hitam” yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Jenis testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada saat awal perancangan. Sebagai contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah sistem informasi inventory di sebuah perusahaan. Maka pada jenis whitebox testing, perangkat lunak tersebut akan berusaha dibongkar listing programnya untuk kemudian dites menggunakan teknik- teknik yang ada. Sedangkan pada jenis black box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudian berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya. b. White BoxTesting MenurutRizky 2011:261, whitebox testing secara umum merupakan jenis testing yang lebih berkonsentrasi terhad ap “isi” dari perangkat lunak itu sendiri. Jenis ini lebih banyak berkonsentrasi kepada source code dari perangkat lunak yang dibuat sehingga membutuhkan proses testing yang jauh lebih lama dan lebih “mahal” dikarenakan membutuhkan ketelitian dari para tester serta kemampuan teknis pemrograman bagi para testernya. Akibatnya jenis testing tersebut hanya dapat dilakukan jika perangkat lunak telah dinyatakan selesai dan telah melewati 23 tahapan analisa awal. Jenis testing ini juga membutuhkan inputan data yang dianggap cukup memenuhi syarat agar perangkat lunak benar-benar dinyatakan memenuhi kebutuhan pengguna.

2.8 Keraton Yogyakarta