Keraton Yogyakarta LANDASAN TEORI

23 tahapan analisa awal. Jenis testing ini juga membutuhkan inputan data yang dianggap cukup memenuhi syarat agar perangkat lunak benar-benar dinyatakan memenuhi kebutuhan pengguna.

2.8 Keraton Yogyakarta

Keraton juga disebut kedaton yang bersal dari kata-kata ka + datu + an yaitu tempat datu-datu atau ratu. Keraton adalah tempat bersemayamnya ratu-ratu Berasal dari kata-kata ka + ratu + an , dalam Bahasa Indonesia berarti istana. Jadi keraton adalah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat dan arti kebudayaan. Keraton Yogyakarta dibangun pada tahun 1756 atau tahun Jawa 1682, diperingati dengan sebuah Condrosengkolo memet di pintu gerbang kemagangan dan di pintu gerbang Gadung Melati, berupa dua ekor naga berlilitan satu nama lainnya. Dalam bahasa Jawa : “Dwi na`ga rasa tunggal”. Artinya: Dwi = 2, naga = 8, rasa = 6, tunggal = 1. Dibaca dari belakang 1682. Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada tanggal 13 februari 1775 yang ditandatangani Komponen Belanda di bawah tanda tangan Gubernur Nicholas Hartingh atas Gubernur Jerndral Jacob Mossel. Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengku Buwobono I segera menetapkan bahwa Daerah Mataram yang ada di dalam kekuasaannya itu diberi nama Ngayogyakarta Hadingrat dan beribukota di Ngayogyakarta yogyakarta. Ketetapan ini diumumkan pada tanggal 13 Maret 1775. Museum Keraton Yogyakarta mencakup beberapa museum antara lain : 1. Museum Batik Keraton Yogyakarta Museum ini diresmikan pada tanggal 31 Oktober 2005 oleh Sri Sultan Hamengku Buwana X. Koleksi batik yang dipamerkan merupakan hibah dari trah Sri Sultan, khususnya Sri Sultan Hamengku Buwana VIII dan IX serta hibah dari pengusaha-pengusaha batik di Yogyakarta. Selain koleksi kain batik, ada juga koleksi lukisan, topeng batik, patung, foto-foto, bahan-bahan pewarna dan peralatan untuk membatik. Ada lagi pemandangan unik di museum ini yakni sepeda tua yang dulu 24 digunakan sebagai alat pengangkut batik pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana VIII sampai Sri Sultan Hamengku Buwana X. 2. Museum Kereta Keraton Museum Kereta Keraton mengoleksi 22 koleksi kereta kuda yang beberapa diantaranya masih digunakan dalam upacara-upacara kebesaran keraton. Bisa dikatakan museum ini mengoleksi alat transportasi Sultan lintas generasi. Dari 22 koleksi, kereta tersebut dibagi menjadi tiga jenis, yakni kereta atap terbuka dan beroda dua, kedua adalah kereta atap terbuka dan beroda empat, ketiga adalah kereta atap tertutup dan beroda empat. Masing-masing jenis menentukan fungsi dan penggunaannya. Jenis pertama digunakan oleh Sultan untuk rekreasi, sementara jenis kedua digunakan oleh para pengawal Sultan atau komandan prajurit Keraton. Jenis ketiga adalah kereta khusus Sultan dan keluarganya. Sebagai pusaka Keraton, kereta- kereta tersebut dimandikan dan “diberi makan” berupa sesajen. Ritual ini bernama Jamasan, yang selalu jatuh pada Selasa atau Jumat Kliwon pertama di bulan Suro bulan pertama dalam kalender Jawa. Beberapa kereta kencana yang bisa dilihat di museum ini adalah Kereta Kanjeng Nyai Jimat, Kereta Modro Juwolo, Kereta Kyai Manik Retno, dan Kereta Garudo Yeksa. Penamaan masing-masing kereta kuda dilakukan oleh orang Jawa, berdasar kepercayaan terhadap roh sebuah benda. 3. Museum Sri Sultan Hamengku Buwana IX Museum ini berisi koleksi benda peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwana IX, antara lain meja tulis, cindera mata, foto, medali, tanda jasa, surat keputusan presiden RI penganugerahan pahlawan nasional untuk Sri Sultan Hamengku Buwana IX, koleksi mobil-mobilan semasa masih kecil, peralatan memasak, bumbu dapur, baju dan berbagai benda lainnya. 25 4. Museum Kristal Museum ini menyimpan berbagai macam koleksi kristal milik keraton Yogyakarta dan terbagi dalam dua ruangan. Ruangan pertama berisi koleksi pot bunga dan keramik peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwana VIII, jam meja, lampu duduk, guci, lampu listrik dan hiasan meja lainnya. Sedangkan ruangan kedua berisi gelas-gelas kristal, tempat buah, tempat keju dan selai dari kristal polos, hiasan meja, pot bunga, guci, jam, perlengkapan kamar mandi, tempat sayur, cangklong, tempat make up, kaca rias dan tempat permen. 5. Museum Lukisan dan Foto Museum ini menyimpan lukisan dan foto keluarga dari Sri sultan. Berbagai macam lukisan dan foto penting terdapat pada museum ini. 26

BAB III ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Kebutuhan 3.1.1 Deskripsi Sistem Saat ini Saat ini untuk dapat melihat koleksi museum keraton dilakukan secara manual yaitu dengan cara datang secara langsung ke museum. Untuk masuk kedalam museum pengunjung harus membeli tiket terlebih dahulu. Didalam museum pengunjung dapat melihat berbagai koleksi yang disimpan dengan baik, namun tidak adanya deskripsi dari setiap koleksi membuat pengunjung kurang mendapatkan informasi dari setiap koleksi yang ada. Museum Keraton Yogyakarta juga sering mengadakan kegiatan-kegiatan yang rutin diadakan dan bisa disaksikan oleh para pengunjung, namun pengunaan media untuk informasi kegiatan masih terhambat oleh keterbatasan informasi yang diberikan.

3.1.2 Deskripsi Sistem yang Akan Dibangun

Sistem yang akan dibangun adalah sistem informasi Museum Keraton Yogyakarta. Sistem ini dapat diakses oleh 3 user yaitu admin museum, operator museum, dan pengunjung. Tujuan dibuatnya sistem ini adalah agar pengunjung dapat menikmati koleksi Museum Keraton secara online. Pengunjung juga dapat memberikan komentar sebagai masukan terhadap sistem informasi Museum Keraton Yogyakarta dan juga dapat mengetahui kegiatan- kegiatan yang akan diadakan oleh pihak museum. Pengunjung juga bisa melakukan pemesanan tiket secara online.

1. Analisa Kebutuhan Pengguna

User yang terlibat di dalam sistem adalah sebagai berikut :