Hubungan penerapan budaya keraton dengan akhlak santri pondok pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebon

(1)

HUBUNGAN

PENERAPAN

BUDAYA

KERATON

DENGAN

AKHLAK

SANTRI

PONDOK

PESANTREN

NADWATUL

UMMAH

BUNTET

PESANTREN

CIREBON

Skripsi

DiajukanKepadaFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruanuntukMemenuhi PersyaratanMencapaiGelarSarjanaPendidikanIslam(S.Pd.I)

DisusunOleh: AhmadYusufQurdhowi

Nim:109011000068

JURUSAN

PENDIDIKAN

AGAMA

ISLAM

FAKULTAS

ILMU

TARBIYAH

DAN

KEGURUAN

UIN

SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014


(2)

LEMBARPENGESAHAN

HUBUNGANPENERAPANBUDAYAKERATON DENGANAKHLAKSANTRI

PONDOKPESANTRENNADWATULUMMAH BUNTETPESANTRENCIREBON

Skripsi

DiajukanKepadaFakultasIlmuTarbiyahdanKeguruanuntukMemenuhi PersyaratanMencapaiGelarSarjanaPendidikanIslam(S.Pd.I)

DisusunOleh:

Ahmad Yusuf Qurdhowi NIM:109011000068 DibawahBimbingan:

Drs. Rusdi Jamil, MA NIP.196212311995031005

JURUSANPENDIDIKANAGAMAISLAM FAKULTASILMUTARBIYAHDANKEGURUAN

UINSYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Nama :AhmadYusufQurdhowi Nim :109011000068

Fak/Jurusan :FakultasIlmuTarbiyahdanKeguruan/PendidikanAgamaIslam JudulSkripsi :HubunganPenerapanBudayaKeratonTerhadapAkhlakSantridi

PondokPesantrenNadwatulUmmahCirebon

Skripsi ini berjudul Hubungan Penerapan Budaya Keraton Terhadap

AkhlakSantridiPondokPesantrenNadwatulUmmahCirebon. Lingkup yang

dijadikan penelitian penulis adalah sikap para abdi terhadap para sultan dan keluargasultan.Tujuandaripenulisanskripsi adalahuntukmencarihubungan antara penerapan budaya keraton terhadap akhlak santri di pondok pesantren NadwatulUmmahCirebon.Penerapanbudayakeratonsepertiinisangatjarang diterapkan dalam dunia pendidikan baik sekolah umum maupun dalam pendidikanpesantrensehinggaperludiketahuilatarbelakangsertapengaruhnya penerpanbudayakeratonterhadapakhlaksantridipondokpesantren.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptifkuantitatif yangdalampelaksanaannyapenulismengadakanpenelitian lapangan dengan cara menyebar angket kepada beberapa responden serta mengadakanobserfasidipesantrenyangmenjaditempatpenelitian.

Adapunhasilpenelitianyangtelahdilakukanpenulismenunjukanbahwa antara penerapan budaya keraton dengan akhlak santri pondok pesantren NadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebonmenunjukanadanyahubunganyang signifikandenganhasilperhitunganyangmenunjukanrhitung >rtabel (rhitung 0,61>

rtabel 5%=0,273/rhitung 0,61>rtabel 1%=0,354)yangartinyarhitung lebihbesar

(0,61)darir tabel 5%(0,273)danr tabel 1%(0,354).Halinidikarenakandengan

adanyapenerpanbudayakeratondapatmembantuprosespendidikandipeantren terutamadalampendidikanakhlak,dimanaparasantrimendapatkanpendidikan akhlakyangnyatamelaluipenerapanbudayakeraton.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penerapan budaya keraton dengan akhlak santri di pondok pesantrenNadwatulUmmah,karenadenganpenerapanbuadayatersebutdapat membantuprosespendidikandipesantren.


(6)

KATA

PENGANTAR











Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Illahi Rabbi yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Skripsi ini. Shalawat beriringan salamsemogaselalutercurahkankepadajunjungankitaNabibesarMuhammad SAWsebagaisuritauladanbagiumatmanusia.

SkripsiiniberjudulHubunganPenerapanBudayaKeratonterhadap Akhlak Santri PondokPesantren Nadwatul UmmahBuntet Pesantren Cirebon, merupakan tugas akhir yang harus dipenuhi untuk mencapai gelar Sarjana PendidikanIslam(S.Pd.I).

AtasselesainyaSkripsiini,tidakterlepasdaribantuansertadoadari berbagaipihakyangtelahmemberikankontribusinyadalamrangkapenyusunan danpenulisanSkripsiini,untukitupenulismenyampaikanribuanterimakasih kepadasemuapihakyangtelahmembantudalammenyusunskripsiini.Yaitu: 1. Kedua orang tua, yaitu Ahmad Junaedi dan Rianawati, S. Pd yang telah

merawat dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang secara tulus, mendoakandanmencukupimorilsertamaterilkepadapenulis.

2. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah JakartaIbuNurlenaRifa‘iMA,Ph.D,besertaseluruhstaffnya.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam bapak Bahrissalim, M.Ag dan seketarisJurusanPendidikanAgamaIslambapakDrs.SapiuddinShidiq,MA besertaseluruhstaffnya.

4. Bapak Drs. Rusdi Jami, MA yang telah sabar dan meluangkan waktunya untukmembimbingpenulisdalammenyelesaikanskripsiini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikanilmunyadanmembimbingkepadapenulisselamamenuntutilmu diUINSyarifHidayatullahJakarta,semogabapakdanibudosenselaludalam


(7)

rahmatdanlindunganAllahSWT.Sehinggailmuyangtelahdiajarkandapat bermanfaatdikemudianhari.

6. Dra.Shofiah,M.Agsebagaidosenpenasehatakademik,yangmemberikan dukungandanbimbingankepadapenulis,untukmenyelesaikan studitepat waktu.

7. Bapak pimpinan beserta para staff Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakulatas Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepadapenulisuntukmendapatkanreferensiyangmendukungpenyelesaian skripsiini.

8. PengasuhPondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebonDr. KH. LuthfiEl-Hakim,MAbesertakeluargabesarPondokPesantren yang telahbersediamembantupenulismelakukanpenelitiandiPesantren.

9. SeluruhsantriPondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon yang telah bersedia membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir denganmengisiangketyangtelahdisebarkan.

10. Seluruh teman-teman Jurusan Pendidikan Agama Islam yang selalu mensuport penulis serta memberikan masukan dalam menyelesaikantugas akhirhinggaskripsiiniselesai.

Semogabantuanyangtelahdiberikandapatberbuahberkahdanpahala sehinggabermanfa‘atbagipenulisdanjugasemuapihakyangtelahmembantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi. Dan semoga apa yang telah penulis hasilkan dari skripsi ini dapat bermanfa‘at bagi semua orang pada umumnyadankhususnyabagipenulissendiri.

AminyaRabbal‘alamin.

Jakarta, 04Mei2014

AhmadYusufQurdhowi


(8)

DAFTARISI COVER

LEMBARPENGESAHANDOSENPEMBIMBING SURATPERNYATAANKARYASENDIRI

ABSTRAK ...i

KATAPENGANTAR...ii

DAFTARISI...iv

DAFTARTABEL ...vi

DAFTARLAMPIRAN...vii

BAB I PENDAHULUAN A.LatarBelakangMasalah...1

B.IdentifikasiMasalah...4

C.PembatasanMasalah ...4

D.PerumusanMasalah...5

E.TujuanPenelitian...6

F.KegunaanPenelitian...6

BAB II KAJIANTEORITISDANPENGAJUANHIPOTESIS A.DeskripsiTeoritik ...7

1.Budaya ...7

a. PengertianBudaya...7

b.Substansi(Isi)Budaya...9

2.Keraton ...10

a. PengertianKeraton...10

b.Unsur-unsurKeraton...11

c. BudayaKeraton...11

3.Pesantren...14

a. PengertianPesantren...14

b.TujuanPesantren...15

c. Elemen-elemenPesantren...15

d.KategorisasiPesantren...17

e. PolaPesantren...18


(9)

4.Akhlak...19

a.PengertianAkhlak...19

b.RuangLingkupAkhlak...20

1)AkhlakSeorangAnakKepadaOrangtua ...20

2)AkhlakSeorangMuridKepadaGuru...23

B.KajianPenelitianTerdahuluYangRelevan ...24

C.KerangkaBerfikir...27

D.HipotesisPenelitian...29

BAB III METODOLOGIPENELITIAN A.TempatdanWaktuPenelitian...30

B.MetodePenelitian...30

C.PopulasiDanSampel...31

D.TeknikPengumpulanData...32

E.TehnikAnalisisData...34

F.HipotesisStatistik...36

BAB IV HASILPENELITIAN A.DeskripsiData...37

1.PenerapanBudayaKeraton...37

2.DeskripsiDataHasilAngketPenelitian ...42

B.PengujianHipotesisPenerapanBudayaKeratonTerhadapAkhlaksantri. 59 C.PembahasanHasilPenelitian...60

1.InterprestasidanPemaknaanHasilPenelitian...60

2.KeterkaitanPolaPerilakuAdabAbdi DalemdiKeratondengan AkhlakSantridiPesantren...62

3.KeterkaitanHasilPenelitiandenganPenelitianTerdahulu...63

D.KeterbatasanPenelitian...64

BAB V KESIMPULANDANSARAN A.Kesimpulan...67

B.ImplikasiPenelitian...68

C.Saran...68

DAFTARPUSTAKA...70 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(10)

DaftarTabel

Tabel1Kisi-kisiangket

Tabel2Penskoranangketpositif Tabel3PenskoranangketNegatif Tabel4deskripsiangketno.1 Tabel5deskripsiangketno.2 Tabel6deskripsiangketno.3 Tabel7deskripsiangketno.4 Tabel8deskripsiangketno.5 Tabel9deskripsiangketno.6 Tabel10deskripsiangketno.7 Tabel11deskripsiangketno.8 Tabel12deskripsiangketno.9 Tabel13deskripsiangketno.10 Tabel14deskripsiangketno.11 Tabel15deskripsiangketno.12 Tabel16deskripsiangketno.13 Tabel17deskripsiangketno.14 Tabel18deskripsiangketno.15 Tabel19deskripsiangketno.16 Tabel20deskripsiangketno.17 Tabel21deskripsiangketno.18 Tabel22deskripsiangketno.19 Tabel23deskripsiangketno.20 Tabel24deskripsiangketno.21 Tabel25deskripsiangketno.22

Tabel26IndeksKorelasivariabelXdanvariabelY Tabel27IndeksKorelasiProductMoment


(11)

DaftarLampiran Lampiran1angketpenelitian

Lampiran2pedomanwawancara Lampiran3pedomanwawancara Lampiran4pedomanwawancara Lampiran5pedomanobservasi Lampiran6hasilpenentuansampel

Lampiran7hasilhitunganvaliditasinstrumenvariabelX Lampiran8hasilhitunganvaliditasvariabelY

Lampiran9hasilujireliabilitasVariabelX Lamppiran10hasilujireliabilitasVariabelY Lampiran11datamentahhitunganvariabelX Lampiran12datamentahhtunganvariabelY Lampiran13hasilanalisisdeskriptif

Lampiran14photohasilpenelitian Lampiran15profilpesantren Lampiran16suratizinpenelitian Lampiran17suratketeranganpesantren Lampiran18hasilujireferensi

Lampiran19hasilujireferensi Lampiran20hasilujireferensi Lampiran21datapribadipenulis


(12)

BABI Pendahuluan A.LatarBelakang

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang merupakanprodukbudayaIndonesia.KeberadaanpesantrendiIndonesiadimulai sejak Islam masuk di Negeri ini dengan mengadopsi sistem pendidikan keagamaanyangsebenarnyatelahlamaberkembangsebelumdatangnyaIslam. Sebagai lembaga pendidikan yang telah lama hidup di Negeri ini, pondok pesantrendiakuimemilikiandilyangsangatbesardalammembangunpendidikan agamadiIndonesia.Pesantrentidakhanyamelahirkantokoh-tokohnasionalyang berpengaruhtapijugadiakuitelahberhasilmembangunwataktersendiri,dimana bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam selama ini dikenal sebagai bangsayangpenuhtenggangrasa.

Kendatipundemikian,dalamperjalanansejarahnyayangpanjangpondok pesantrenmengalamidinamikayangluarbiasa.Halinitentusajatidakterlepas dari berbagai konteks yang melatar belakanginya. Diantara hal-hal yang melatarbelakanginyaadalah;pertama, fenomenatuntutandanharapanmasyarakat yang cukup besar terhadap lembaga pendidikan Islam, seumpama dengan tercerminnyaanimomasyarakatuntukmenyekolahkananak-anaknyakelembaga pendidikan Islam karena dianggap lebih aman dari sisi moral. Kedua, adanya tuntutandaripenggunajasaterhadaplembagapenddidikaIslam.Ketiga, adanya tuntutan era reformasi yang memberi peluang otonomsasi pendidikan tingkat kabupaten.1Keempat, semakinberkembangnyakemajuantehnologidaninformasi

yangterdapatpadamasyarakatluas,yangakhirnyamenuntutsuatulembagaagar terusberkembangmajumenngikutipermintaanzaman.

Proses sejarah pesantren yang mengalami dinamika transformasi memunculkan ideologi serta sistem pesantren yang berbeda-beda, hal ini tergambarkan dari munculnya model atau tipe pesantren-pesantren yang kini

1Amin Haedari, TransformasiPesantrenPengembanganAspekPendidikan,keagamaan,


(13)

2

banyak berkembang, diantanya adalah; 1. Podok Pesantren Tradisional yang masihmempertahankan bentukaslinyadengansemata-matamengajarkankitab yangditulisolehulamaabadke15denganmenggunakanBahasaArabdengan menggunakanmetodehalaqohyangdilaksanakandimasjidatausurau.2.Pondok PesantrenModern,dimanapondokpesantrenini merupakanpengembangantipe pesantren karena orientasi belajarnya cenderung mengadopsi seluruh sistem belajar secara klasik dan meninggalkan sistem belajar tradisional. 3. Pondok Pesantren Komprehensif, disebut komprehensif karena merupakan sistem pendidikandanpengajarangabunganantaratradisionaldan modern.2

Tuntutanzamanyangsemakinharisemakin terusberkembangmajutelah mendorong pesantren untuk bergerak dinamis dalam menjalankan perannya sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas tinggi. Seperti halnya Pondok PesantrenNadwatulUmmahBuntetpesantrenCirebon,pesantrenyangmenjadi fokuspenulisdalampenulisanskirpsiini.PesantrenNadwatulUmmahmengalami perubahanyangdinamismulaidarisistempembelajaranyahinggasistemsosial yangdiberlakuakandalamlingkunganpesantren.

Pesantren Nadwatul Ummah pada dasarnya adalah pesantren salafi/tradisional yang dalam sistem pembelajarannya masih menggunakan metodewetonan,sorogan danhafalan.Seiringdenganberkembanganyazaman serta berubahnya kondisi masyarakat, pesantren Nadwatul Ummah merubah sistempembelajarandenganmenggunakansistemkelasdanmetodepembelajaran yanglebihberpariasi.Kendatipundemikianmetode-metodelamasepertiwetonan,

sorogan, danhafalan masihtetapdipakaikarenametodetersebutdianggapcocok

dansesuaidalamprosespembelajarandipesantren.

Selain itu pula, pesantren Nadwatul Ummah dalam sistem sosial yang diberlakukandipesantrenmenerapkansistemyangtidakbiasaditerapakandalam dunia pendidikan di pesantren pada umumnya. Pesantren Nadwatul Ummah menerapkan sistem sosial budaya yang sama dengan sistem sosial di keraton.

2M. Bahri Ghazali, PendidikanPesantrenBerwawasanLingkunganKasusPondok


(14)

3

Dimana para santri diibaratkan sebagai abdi dalem yang mengabdi kepada sultan/rajadisebuahkerajaan/keraton.

Dalam pola kehidupan dan kebudayaan seperti ini, santri dibaratkan seorang abdi dalem yang mengabdikan dirinya terhadap guru/kiyai yang memimpinpesantrenuntukmenimbailmudipesantren.Samahalnyaseorangabdi dalem,santriharuslahtundukdanpatuhterhadapguru/kiyaisertaketurunandan jugakerabatnya.Sistemsosialbudayasepertiinimenjadiwajibuntukditerapkan dalamkegiatansehari-hari.Danbagisantriyangtidakmenerapkanpolasepertiini dianggap sebagai santri yang tidak beradab dan tak tahu sopan santun. Hal semacam ini terus berlaku baik ketika santri berada di ligkungan pesantren ataupunbagisantriyangtidaklagimenetapdipesantren/sudahselesaimenimba ilmu dipesantren, karena hal ini menjadi barometer bagi setiap santri dalam melanjutkanperannyasebagaiagenofchange.

sistem yang diterapkan di pesantren Nadwatul Ummah nyata telah menjelaskanbahwaakulturasibudayapesantrendenganbudayalokalmerupakan prosesnegosiasiantaratradisidanIslam,membentukbudayabarupesantren.Hal inidisebabkan karenaIslamdipahamitidakpernahmembangunrelasioposisional denganadatdanbudayalokal.Islamyangdibawa,diantaranyaoleh―Walisongo‖, telahberkolaborasidenganbudayaJawadanmenjadiIslamJawayangmemiliki karakterisitik khas Jawa. Islam Jawa yang memiliki mengartikulasikan keislamannyamelaluismbol-simboldantradisiJawa.Dengansentuhanilmudan teknologi modern, pesantren juga berakulturasi dengan peradaban modern dan membentuksimbol-simboltradisiJawaIslammodern.3

Hubungan pesantren dengan tradisi serta kepercayaan lain tidak statis karena selalu mengalami pasang surut. Bagaimanapun doktrin Islam perlu diperkenalkan,terutamayangberkaitaandenganpenegakanimandanamalsaleh yakni penegakan moralitas atau etika sosial. Penekanan pada ajaran moral sebagaimanayangdiajarkandalamtasawufsepertiyangberkembangdipesantren

3Moh. Roqib, HarmoniDalamBudayaJawa(DimensiEdukasidanKeadilanGender),


(15)

4

tradisional/salafiyangmemilikiimpilkasisosialyangsangatbesar.4Untukitulah

pengadopsian budaya keraton di pesantren ini dinilai tepat demi membangun nilai-nilaimoralsosialyangsesuaidengansyari‗atagama,karenapadamasakini proses pendidikan yang berlaku di Indonesia telah melupakan hal terpenting dalam dunia pendidikan yaitu pendidikan moral atau pendidikan akhlak yang berperanpentingdalampembentukanmoralbangsa.

Denganmemperhatikanhaltersebut,makadalampenyusunanskripsiini penulistertarikuntuk menelitidanmembahastentang―Hubungan Penerapan BudayaKeratonDenganAkhlakSantridiPondokPesantrenNadwatulUmmah BuntetPesantrenCirebon‖.

B.IdentifikasiMasalah

Berkaitan dengan latar belakang di atas, maka masalah yang dapat diidentifikasikanadalahsebagaiberikut:

1. Ketepatan sistem pendidikan Pesantren yang menerapkan sistem sosial budayakeratonterhadappolakehidupansantridipesantren.

2. Ketepatan sistem pendidikan Pesantren yang menerapkan sistem sosial budayakeratondalammembentukakhlaksantridipesantren.

C.PembatasanMasalah

Demi tidak akan munculnya kerancuan serta meluasnya pembahasan dalamskirpsiini,makapembahasaniniakandibatasidenganpersoalansebagai berikut:

1. Penerapan budaya keraton dalam skirpsi ini dibatasi pada sikap/akhlak abdi dalem terhadap sultannya. Dimana sikap/akhlak abdi dalem merupakan salah satu unsur budaya yang berbentuk sistem sosial sebagaimana yang dikatakan Koentjaraningrat bahwa sistem sosial termasukdalambentukkebudayaanyang berwujudaktivitas,tingkahlaku berpola,perilaku,upacara-upacarasertaritual-ritualyangwujudnyalebih

4M. Darwan Rahardjo,BudayaDamaiKomunitasPesantren, (Jakarta: Pustakan LP3ES


(16)

5

konkret dan dapat di amanati.5 Adapun aspek yang akan diteliti dalam

penulisanskripsiiniadalahtingkahlakuberpoladanperilakudalamwujud berupasikapunggah-ungguhabdidalemdalamlingkungankeratonyang meliputi:

a. Caraberjalanabdidalemdilingkungankeraton b. Carasembahabdidalemkepadasultan/raja

c. Caradudukabdidalemketikamenghadapsulatan/raja d. Caraabdidalemjalanjongkok/nglesot,dan

e. Caraabdidalemberbicaradengansultan/raja.

2. AkhlakyangdimaksuddalamskripsiiniadalahakhlaksantrikepadaGuru dan orangtua ketika berada di lingkungan Pondok Pesantren Nadwatul Ummah. Akhlak yang dimaksud disini adalah sikap/etika santri ketika berhadapandengangurudankeduaorangtuanyadilingkunganpesantren. Adapunaspekyangakanditelitidalampenulisanskripsiiniadalah: a. Sikapsantriketikamenghadapgurudanorangtua

b. Sikapsantriketikaberbicaradengangurudanorangtua c. Sikapsantriketika melayanigurudanorangtua

d. Sikapsantri ketikaberadadilingkunganpesantren,dan e. Sikapsantriketikamenyambutkedatangangurudanorangtua. D.PerumusanMasalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusanmasalahdalampenulisanskripsiiniadalah:

1. Bagaimana penerapan adab abdi dalem yang di terapkan kepada santri PondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon?

2. BagaimanaadabsantriterhadapGurudanOrangtuadilingkunganPondok Pesantren?

5Jalaludin,PsikologiAgamaMemahamiPrilakudenganMengaplikasikan


(17)

6

3. Apakah terdapat hubungan yang sigifikan antara penerapan Budaya Keraton dengan akhlak santri di pondok Pesantren Nadwatul Ummah BuntetPesantrenCirebon?

4. Apakah terdapat kesamaan pola perilaku antara sikap abadi dalem terhadap Sultan/Raja dengan pola perilaku santri terhadap Guru dan Orangtua?

E.TujuanPenelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui efektivitas Penerapan Budaya Keraton terhadap Akhlak Santri di Pondok Pesantren NadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon.

F.KegunaanPenelitiian

Adapunkegunaandaripenelitianiniadalah:

1.Diharapkandarihasilpenelitianinidapatbermanfa‗atbagipeningkatan mutu sistem pembelajaran di pesantren, sehingga dapat meningkatkan kualitasbelajarsantri.

2. Sebagai sumber informasi ilmiah yang dapat dijadikan referensi untuk peningkatanmutudankulitaspelajar.KhususnyaparasantridiPondok PesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon.

3. Dapat dijadikan dasar alternatif dalam membuat kebijakan-kebijakan sistemdipesantren.


(18)

7

BABII KajianTeori A.DeskripsiTeoritik

1.Budaya

a.PengertianBudaya

Budaya pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang muncul dari proses interaksiantar individu.Nilai-nilaiinidiakui,baiksecaralangsungmaupuntidak, seiring dengan waktu yang dilalui dalam interaksi tersebut. Bahkan terkadang sebuah nilai berlangsung di alam bawah sadar indvidu dan diwariskan pada generasiberikutnnya.

Budaya/kebudayaan merupakaan hasil yang dilakukan manusia yang berupa material maupun non material yang dapat dinikmati baik berupa ilmu pengetauan, ataupun norma keyakinan serta kerinduan akan keindahan dan menolakkejelekanataudengansingkatkatabahwabudayaadalahresultandari cipta,karsadanrasa.6

Kebudayaandalamsuatumasyarakatmerupakansistemnilaitertentuyang dijadikan pedoman hidup oleh warga yang mendukung kebudayaaan tersebut. Karena dijadikankerangkaacuandalambertindak danbertingahlaku maka kebudayaancenderungmenjadisebuahtradisidalamsuatumasyarakat.Tradisi adalah suatu yang sulit berubah karena sudah menyatu dengan kehidupan masyarakatnya,dantradisi masyarakatmerupakannorma yangterbentukdari bawahhinggasulitdiketahuisumberasalnya.7

Budayaadalahbentukjamakdarikatabudidandayayangberarticinta,

karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari bahasa Sansakerta

budhayah yaitujamakdarikatabuddhi yangberartibudiatauakal.Dalambahasa

Inggris,katabudayaberasaldarikataculture, dalambahasaBelandadiistilahkan dengankatacultuur, dalambahasaLatin,berasaldarikatacolera.Coleraberarti

6D. Soenarto, KesetiaanAbdiDalemKeratonNgayogyakartaHadiningrat, (Yogyakarta,

Kepel Press, 2013) h. 37


(19)

8

mengolah, mengerjakan, menyuburkan, mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mmengolah dan mengubah alam. Berikut pengertianbudayaataukebudayaan:

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan,milikdirimanusiabelajar.

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaanadalahsemuahasilkarya,rasadancipta masyarakat.

R.Linton,kebudayaandapatdipandangsebagaikonfigurasitingkahlaku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur pembentukannyadidukungdanditeruskanolehanggotamasyarakatlainnya.8

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya diartikan; pikiran, akal budi,adatistiadat,sesuatuyangmengenaikebudayaanyangsudahberkembang (beradab,maju)dansesuatuyanngsudahmenjadikebiasaanyangsudahsukar diubah.9

Secara pendekatan teori misalnya dalam tradisi antropologi, Cliffort Geerzt mengartikan budaya sebagai nilai yang secara historis memiliki karaterisriktersendiridanbisadilihatdarisimbol-simbolyangmuncul.Sementara dalampendekatanetnografi,budayadiartikansebagaikonstruksisosialmaupun historis yang mentransmisikan pola-pola tertentu melalui simbol, pemaknaan, premis, bahkan tertuang dalam aturan. Adapun menurut Marvin Harris mendefinisikankebudayaansebagaiberbagaipolatingkahlakuyangtidakbisa dilepaskandaricirikhaskelompokmasyarakattertentumisalnyaadatistiadat.10

8Elly M. Setiadi, Kama A. Hakam, Ridwan Effendi,Ilmu Sosial&BudyaDasarEdisi

Kedua, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012) h. 27-28

9Departemen Pendidikan Nasional,KamusBesarIndonesiaEdisiKetiga, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2001) h. 169

10Rulli Nasrullah,KomunikasiAntarBudayadiEraBudayaSiber, (Jakarta: Kencana


(20)

9

Dengandemikianbudayaataukebudayaanmerupakanpolatingkahlaku ataupun kegiatan manusia yang menyangkut keseluruhan aspek kehidupan manusiabaikdalamsegimaterialmaupunnonmaterial.

b.Substansi(isi)Kebudayaan

Substansi(isi)utamakebudayaanmerupakanwujudabstrakdarisegala macamidedangagasanmanusiayangbermunculandidalammasyarakatyang memberijiwakepadamasyarakatitusendiri,baikdalambentukataupunberupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan.

1) Sistem Pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk hidup sosial merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha memahami,alamsekitar,alamfloradanfaunadidaerahtempattinggal,zat- zatbahanmentahdanbenda-benadadalamlingkungan,tubuhmanusia,sifat dantingkahlakusesamamanusia,ruangdanwaktu.

2) Nilai, adalah sesuatu yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap pentingolehseluruhmanusiasebagai anggotamasyarakat.Olehkarenaitu sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai kebenaran),indah(nilaiestetika),baik(nilai-moralatauetis),religius(nilai agama).

3) Pandangan hidup merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakat dalammenjawabataumengatasiberbagaimasalahyangdihadapinya.

4) Kepercayaan yang mengandung arti lebih luas daripada agama dan kepercayaanterhadapTuhanYangMahaEsa.

5) Persepsiatausudutpandangialahsuatutitiktolakpemikiranyangtersusun dariseperangkat kata-kata yangdigunakan untuk memahami kejadian atau gejaladalamkehidupan.

6) EtosKebudayaanberasaldaribahasaInggrisyangberartiwatakkhas.Etos sering nampak pada gaya perilaku warga misalnya, kegemaran-kegemaran


(21)

10

wargamasyarakatnya,sertasebagaibendabudayahasilkaryamereka,dilihat dariluarolehorangasing.11

Sementara menurut Koentjaraningrat membedakan antara bentuk dan isi kebudayaan,menurutnyabentukkebudayaanterdiriatas3bagianyaitu:

1) SistemKebudayaan,yangberwujudgagasan,pikiran,konsep,nilai-nilai budaya, norma-norma, pandangan-pandangan yang bentuknya abstrak sertadalampikiranparapemangkukebudayaanyangbersangkutan. 2) Sistem Sosial, yang berwujud aktivitas, tingkah laku berpola, perilaku,

upacara-upacarasertaritual-ritual yangwujudnyalebihkonkret. Sistem sosialadalahbentukkebudayaaandalamwujudyanglebihkonkretdan dapatdiamati.

3) Benda-benda Budaya disebut juga sebagai kebudayaan fisik atau kebudayaan materil. Benda budaya merupakan hasil tingkah laku dan karyapemangkukebudayaanyangbersangkutan.

Selanjutnya,isikebudayaanmenurutnyaterdiriatas7unsuryaitu:bahasa, sistem-tehnologi, sistem ekonomi, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi dankesenian.12

2.Keraton

a.PengertianKeraton

Keraton dalamkamusbesarBahasa Indonesiadiartikansebagaitempat kediaman ratu dan raja; istana raja; kerajaan. 13 Dalam keseharian keraton

difungsikansebagaitempatperistirahatanbagiratudanrajasertaketurunannya. Padaumumnyaorang-orangyangberdomisilidikeratonadalahorang-orangyang memiliki keturunan darah biru/bangsawan/kerajaan terdahulu yang pernah berkuasadisuatudaerah.

Keraton merupakan pusat kepemerintahan bagi sebuah daerah, namun denganseiringnyawaktufungsitersebutsemakinsirnasehubugandengansistem keperintahandiIndonesiayangmenganutsistemReplubik.

11Setiadi, op.cit., h. 31-33

12Jalaludin,op.cit., h. 226-227


(22)

11

b.Unsur-unsurKeraton 1)Sultan

Sultan secarabahasadiartikanRaja,Baginda,Johor.14Istilahsultansering

terdengar dalam kerajaan-kerajaan Islam terdahulu dimana seorang sultan menempatikedudukanpalingtinggidalamsebuahkerajaan.Kedudukansultan hanya dapat diduduki secara garis keturunan/kekerabatan dari sultan-sultan sebelumnyayangtelahmenjadiraja.

2)AbdiDalem

Abdidalemataudalamkatalainadalahpegawai,dalamdefinisinyaberarti seorang yang memiliki tugas untuk bekerja dan mengabdi. Sedangkan jika berbicaramengenaiabdidalem,padadasarnyamemilikidefinisiyangsamayakni seorang pekerja/pegawai, hanya saja istilah abdi dalem sebutan untuk mereka yangmengabdikandirinyakepadakeraton.15

Sebagaipegawai,pejabatpemerintah,merasabelumpantasapabilabelum mendapatkan gelarabdi dalem. Kesetiaan abdi dalem dalam melayani keraton dilatar belakangi oleh kesadaran akan jati dirinya sebagai orang Jawa untuk mempertahankandanmemeliharabudayayangdimiliki.Selainitu,abdidalem ingin menceburkan diri untuk lebih dekat dengan keraton agar tahu budaya keratonyangmengandungajaranyangadiluhunguntukdikembangkankeanak, saudarakeluarga,bahkankepadawawangsanya(etnis)agarmemilikietika,moral, dan kenangan hidup lebih baik, sekaligus ingin kedudukan spiritual di masyarakat.16

3)Alun-alun

PadaawalnyaAlun-alunmerupakantempatberlatihperang(gladiyudha) bagiprajuritkerajaan,tempatpenyelenggaraansayembaradanpenyampaiantitah (sabda) raja kepada kawula (rakyat), pusat perdagangan rakyat, juga hiburan sepertiRampokanmacanyaituacarayangmenarikdanpalingmendebarkanyaitu

14Nasional, op.cit.,h. 1100

15Gelar S. Ramdani.PengertianAbdiDalem, 2012, (kompaasiana.com)


(23)

12

dilepaskannyaseekorharimauyangdikelilingiolehprajuritbersenjata.Namun seiringberkembangnyazaman,kinialun-alunmerupakansuatulapanganterbuka yangluasdanberumputyangdikelilingiolehjalandandapatdigunakankegiatan masyarakatyangberagam.17

c. BudayaKeraton 1)TatakramaAbdiDalem a)Sembah

Menyembah merupakan penghormatan kepada pihak lain, baik kepada pemimpin(Raja),kepadaorangtuaatauorangyangdituakanyangpatutmendapat penghormatan.Adapuncaramenyeembahadalahdenganmeenangkapkankedua telapaktangansecararapatibujariketemuibujari,masing-masingjaribersatu, kemudiandiangkatdenganibujarimengenaihidung.Menyembahdilaksanakan dengandudukbersila,jongkok,atauberdiri.

b)DudukBersila

Caradudukbersiladiaturdenganmaksudsebagaiperwujudansikapsopan dantertib.Adapunpelaksanaannyasebagiberikut:

Telapakkakikananberadadibawahdepankakikiri,telapakkakikiri disisipkandiantarapahadenganbetiskakikanan.Tumitkakikanandibawah betis kaki kiri,telapak kaki kiri maupun kanan menghadap keatas.Kain dan witonmenutupkeduakakikanandankakikiri.Tangankanandantangankiri menutupdidepankeduakakiyangdisebutngapurancang.

Punggungtegakdadakedepan,kepalategak,pandangantetaplurustidak dibiarkanmelirikkirimaupunkekanan,jarakpandangkuranglebih5meterdari tempatduduknya,tetapihatitetaptenangtidaktertekansantai.

c)DudukdiKursi

Cara duduk di kursipun di lingkungan Keraton diatur untuk tertib dan sopan,kakikiridankanantidaksalingtumpang,tetapisejajardanmenapakdi lantai.Tangankiridantangankanandidepanpangkuan,badantegak,dadake


(24)

13

depansedikit,kepalategakpandanganluruskedepankuranglebih5meter,tidak banyaktolehkanandankiri.

d)CaraBerjalan

Berjalan dilingkungan Keraton juga diatur baik berjalan biasa maupun jalanjongkokataumenggunakanpantat(nglesot).Caraberjalanbiasa,tangankiri memegang lipatan kain (wiron), sedangn tangan kanan melambai biasa, tidak sraweyankekanankekiri.Pandangantetapkedepantidaktolahtolehkekanan dankekiri,berjalanselalumengambildipinggir.Kalauberjalanbersamatidak boleh bergerombol tetapi harus urut (seperti orang antre), dan tidak diizinkan ngobrol,ngomongtidakperluseyogyanyadiam.Bilabicaraharusberhentidulu.

Didalamkeratontidakdiperkenankanmemakaialaskakibaiksepatuatau sandal(canela).Bilahujandiizinkanmemakaipayung.Bilapayungsatuuntuk berduatidakdibenarkansatuorangmemayungiyanglaintetapiharusmasing- masing memegang tangkainya. Sedang untuk jalan jongkok dan jalan pantat hanyadibangsalyangsudahditentukanacaranya.

e)Bahasa

Bahasa yang digunakan di lingkungan keraton menggunakan bahasa campuran antara krama inggil, krama madya dan ngoko, disebut bahasa

bagongan.PenggunaanbahasaBagonganinidimaksudkanagarhubunganantar

sesama abdi dalem maupun dengan para Pangeran serta keluarga tanpa memperlihatkanpangkatdangelarsehinggaakanlebiihakrab,lebihdemokratis, kecualidenganRajatetapmenggunakanbahasaKramainggil.18

Penggunaan bahasa krama Inggil bagi abdi dalem kepada rajanya merupakanbentukmemulyakanRajasebagaiorangnomersatudiwilayahkeraton atau kerajaan, karena bahasa krama inggil merupakan bahasa dengan kasta tertinggidalampenggunaanbahasaJawayangpenggunaanbahasanyadigunakan untuk menghormati orang yang lebih tua atau orang yang lebih tinggi kedudukannya.19

18Soenarto,op.cit., 51- 54


(25)

14

3.Pesantren

a.PengertianPesantren

Pesantrenberasaldarikatasantri,denganawalanpe- danakhiran–an yang berartitempattinggalsantri.SedangC.C,Bergberpendapatbahwaistilahsantri berasaldariistilahshastri yangdalambahasaIndiadiartikanorangyangtahu buku-bukusuciagamaHindu.20

Sebelum tahun 1960-an, pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih dikenal dengan nama pondok. Istilah pondok barangkali berasal dari pengertianasrama-asramaparasantriatautempattinggalyangdibuatdaribambu, atau barangkaliberasaldarikataArab,funduq, yangartinyahotelatauasrama. Terlepas dari usul-usul kata itu berasal dari mana, yang jelas ciri-ciri umum keseluruhanpesantrenadalahlembagapendidikanIslamyangasliIndonesia,yang pada saat ini merupakan warisan kekayaan bangsa Indonesia yang terus berkembang.21

Dalam pengertianlain, pesantren diartikansebagai lembagapendidikan agamaIslamyangtumbuhsertadiakuimasyarakatsekitar,dengansistemasrama (komplek) di mana santri-santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajianataumadrasahyangsepenuhnyaberadadibawahkedaulatanleadership

seorangataubeberapaorangkiyaidenganciri-cirikhasyangbersifatkarismatik sertaindependendalamsegalahal.22

Dengan demikian pesantren merupakan bentuk pola pendidikan murni yang lahir di Indonesia yang khusus mempelajari pelajaran-pelajaran agama dengan bentuk pembelajaran kitab-kitab klasik dan para santri yang menetap tinggaldisebuahasramaataupondok.HinggakinipolapendidikandiPesantren terusberkembangseiringdenganperkembanganzamandananimomasyarakat yang terus maju, sehingga perkembangan pesantren di zaman sekarang telah memasukierapembaharuandalamduniapesantren.

20Babun Suharto, DariPesantrenUntukUmat, (Surabaya, IMTIYAZ, 2011) h. 9

21Zamakhsyari Dhofier,TradisiPesantren, (Jakarta, LP3ES, 2011) h. 41

22Mujamil Qomar,PesantrenDariTransformasiMetodologiMenujuDemokrasi


(26)

15

b.TujuanPesantren

Tujuan umum pesantren adalah membina warga negara agar berkepribadian Muslim sesuai dengan ajaran-ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada setiap segi kehidupannya serta menjadikannyasebagaiorangyangbergunabagiagama,masyarakat,dannegara. Adapuntujuankhususpesantrenadalahsebagaiberikut:

1)Mendidik siswa/santri anggota masyarakat untuk menjadi seorang Muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilandansehatlahirbatinsebagaiwarganegarayangbaik.

2)Mendidiksiswa/santriuntukmenjadikanmanusiaMuslimselakukader-kader ulamadanmubalighyangberjiwaikhlash,tabah,tangguh, wiraswastadalam mengamalkansejarahIslamsecarautuh.

3)Mendidik siswa/santri untuk memperoleh kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunanyangdapatmembangundirinyadanbertanggungjawabkepada pembangunanbangsadannegara.

4)Mendidiktenaga-tenagapenyuluhpembangunanmikro(keluarga)danregional (pedesaan/masyarrakatlingkungannya)

5)Mendidiksiswa/santriagarmenjaditenaga-tenagayangcakapdalamberbagai sektorpembangunan,khususnyapembangunanmental-spriritual.

6)Mendidiksiswa/santriuntukmembantummeningkatkankesejahteraansosial masyarakat lingkungan dalam rangka usaha pembangunan masyarakat bangsa.23

c. Elemen-elemenPesantren 1)Pondok

Pondok,asramabagiparasantri,merupakancirikhastradisipesantren, yang membedakannya dengan sistem pendidikan tradisional di masjid-masjid yangberkembangdikebanyakanwilayahIslamdinegara-negaaralain.Pentingnya


(27)

16

pondokpesantrensebagaiasramaparasantritergantungpadajumlahsantriyang datangdaridaerah-daerahyangjauh.

Pondoktempattinggalsantrimerupakanelemenyangpalingpentingdari tradisis pesantren, tapi jugapenopangutamabagi pesantren untuk dapat terus berkembang.

2)Masjid

Masjidmerupakanelemenyangtakdapatdipisahkandaripesantrendan diaanggapsebagaitempatyangpalingtepatuntukmendidikparasantri,terutama dalam praktik sembahyanglimawaktu, khutbah dan sembahyangjum‗at serta pegajarankitab-kitabklasik.

Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam tradisional dengankatalain,kesinambungansistempendidikan Islam yangberpusatpada masjid sejak Masjid Qubba didirikan oleh Nabi Muhammad SAW tetap terpencaardalamsistempesantren.

3)PengajianKitab-kitabKlasikIslam

Pada masa lalu, pengajaran kitab Islam klasik, terutama karangan- karangan ulama menganut faham Syafi‗i, merupakan satu-satunya pengajaran formal yang diberikan dalam lingkungan pesantren. Tujuan utamanya adalah untuk mendidikcalon-calonulama.

Sekarang kitab-kitab klasik yang diajarkan dipesantren digolongkan kedalam 8 kelompok jenis pengetahuan yaitu, nahwu dan shorof, fiqih, ushul fiqih,hadits,tafsir,tauhid,tasawuf,dan cabang-cabanglainsepertitarikhdan balagah.Kitab—kitabtersebutmeliputiteksyangsangatpendeksampaiteksyang berjilid-jilidyangkesemuanyadapatdigolongkankedalamtigagolonganyaitu: kitabdasar,kitabtingkatmenengahdankitabtingkattinggi.

4)Santri

Santri adalah siswa yang belajar dipesantren, santri disetiap pesantren dapatdigolongkanmenjadiduabagian,yakni:


(28)

17

a)Santrimukim,yaitumurid-muridyangberasaldaridaerahyangjauhdan menetapdalamkelompokpesantren.

b)Santri kalong, yaitu murid-murid yang berasal dari desa-desa di sekitar pesantren, biasanya tidak menetap dalam pesantren. Untuk mengikuti pelajarannyadipesantrenmerekaberangkatdarirumahdankembalilagi kerumahnyatanpamenetapdipesantren.

5)Kiyai

Kiyaimerupakanelemenpalingesensialdarisuatupesantren.Iasering kalibahkanmerupakanpendirinya.Sudahsewajarnyabahwapertumbuhansuatu pesantrensemata-matabergantungpadakemampuanpribadikiyainya.

Menurut asal-usulnya, perkataan kiyai dipakai untuk ketiga jensi gelar yangsalingberbeda:

1. Sebagaigelarkehormatanbagibarang-barangyangdianggapkeramat. 2. Gelarkehormatanuntukorang-orangtuapadaumumnya.

3. GelaryangdiberikanolehmasyarakatkepadaahliagamaIslamyang memiliki ataumenjadi pemimpin pesantren dan mengajarkan kitab- kitabIslamklasikkepadaparasantrinya.24

d.KategorisasiPesantren

Menurut Zamakhsyari Dhofier tipe pesantren terbagi mennjadi 2 kelompokbesaryaitu:

1. Tipelama(klasik),yangintipendidikannyamengajarkankitab-kitabIslam klasik. Walaupun sistem madrasah diterapkan, tujuannya untuk mempermudah sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajian bentuk lama. Tipe ini tidak mengenaalkan pengajaran pengetahuanumum.

2. Tipe baru (modern) yaitu mendirikan sekolah-sekolah umum dan madrasah-madrassah yang mayoritas mata pelajaran yang


(29)

18

dikembangkannyabukankitab-kitabIslamklasik.Sekalipunkitab-kitaab klasiktetapdipertahankannamunporsipengajarannya tidakmemadai.25

Selain itu, Zamakhsyari Dhofier juga membagi 3 kelompok besar pesantrensesuaidenganjumlahbanyaksedikitnyasntriyaitu:

1. Pesantren yang tergolong kecil biasanya mempunyai jumlah santri dibawah1.000danpengaruhnyatebataspadatingkatkabupaten.

2. Pesantren menengah biasanya memiliki santri antara 1.000 sampai 2.000,danmemilikipengaruhdanmenariksantri-santridaribeberapa kabupaten

3. Pesantrenbesarbiasanyamemilikisantrilebihdari2.000yangberasal dariberbagai kabupatendanprovinsi.26

e. PolaPesantren

Yang dimaskud pola pesantren adalah sebuah bentuk dan sistem kepesantrenanyangdjalankanolehsebuahpesantren.Adapunpola-polapesantren adalahsebagaiberikut:

1)Pola1terdiridariMasjiddanrumahkiyai.Bentukpesantreninimasihbersifat sederhana, diamana kiyai menggunakan masjid sebagi sarana pendidikan. Santriyangdatangkepesantrenpolainibiasanyahanyasantriyangtinggal disekitarpesantrendanmetodepembelajaranyangdiguakanadalahwetonan dansorogan.

2)Pola2,terdiridariMasjid,rumahkiyai,danpondok.Polapesantrensemacam initelahmemilikipondokatauasramayangdisediakanbagisantri-santriyang datang dari tempat yang jauh. Metode pembelajaran adalah wetonan dan sorogan.

3)Pola3,terdiridarimasjid,rumahkiyai,pondok,danmadrasah.Pesantrenyang telahmemilikimadrasahsepertiinisudahmulaimenggunakansistemklasikal dalam metode pembelajarannya. Dimana santri yang tinggal bisa sekolah dimadrasah,begitujugasantriyangberasaldariwilayahsekitarpesantren.

25Dhofir,op.cit., h. 76


(30)

19

4)Pola 4, terdiri dari masjid, rumah kiyai, pondok, madrasah, tempat keterampilan. Pola semacam ini menunjukan kemajuan pesantren dalam mengeembangkan metode pembelajaran dengan disediakannya tempat keterampilanuntukmmembantumengembangkansikomotorikpadasantri. 5)Pola 5, terdiri dari masjid, rumah kiyai, pondok, madrasah, tempat

keterampilan, universitas, gedung pertemuan, tempat olahraga, dan sekolah umum. Dalam pola ini pesantren sudah dapat digolongkan pesantren yang mandiri dan modern karena keelengkapan sarana dan prasarananya demi membantukemajuansantridalammengembangkanpotensidirinya.27

4.Akhlak a.Pengertian

KataakhlakdalambahasaIndonesiaberasaldarikosakatabahasaArab

(akhlaq) yang merupakan bentuk jamak dari kata (Khuluq) yang berarti

as-sajiyyah (perangai), at-tabiah (watak),al- „adah(kebiasaanataukelaziman),dan

ad-din (keteraturan). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Akhlak diartikan;

budipekertidankelakuan.28

Jadimenurutkebahasaankataakhlakmengacukepadasifat-sifatmanusia secara universal, perangai, watak, kebiasaan, dan keteraturan. Menurut Ibnu Manzur,akhlakpadahakikatnyaadalahdimensiesetoris manusiayangberkenaan dengan jiwa, sifat, dan karakteristiknya secara khusus, yang hasanah (baik) maupunyangqabihah (buruk).29

DalamkitabAl-Tarifat akhlakjamakdarikatakhuluq diartikansebagai tingkahlakumanusiayangdilakukanataudikerjakansecaraspontantanpa ada usahauntukberfikirmaupunperencanaanterlebihdulu. Apabilaperbuatanitu memunculkanperbuatanburukmakahaltersebutdinamakandenganakhlakyang

27Haidar Putra,SejarahPertumbuhandanPembaharuanPendidikanIslamdiIndonesia,

(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007) h. 66

28Departemen Pendidikan Nasional,KamusBesarBahasaIndonesiaEdisiKeempat,

(Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2008) h. 27

29Perpustakaan Nasional RI,EtikaBerkeluargaBermasyarakatdanBerpolitik, (Jakarta,


(31)

20

buruk,danapabilaperbuatanitumemunculkanperbuatanbaikyangsesuaiakal

dansyari‗atmakahaltersebutdinamakandenganakhlakyangbaik.30

Dengandemikianpengertianakhlakmengacupadasifatmanusiasecara umumtanpamelihatperbedaanjenisantaralaki-lakimaupunperempuan,oleh karenanyalahakhlakterbagiatasduabagianyaitual-akhlaqulhasanah (akhlak yangbaik)danal-akhlaqulmahmudah (akhlakyangburuk.)

Dalampengertianlainakhlakadalahsifatyangtertanamdidalamjiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran atau pertimbangan. Ibnu Maskawaih sebagai pakar dibidangakhlakmengatakanbahwaakhlakadalahsifatyangtertanamdalamjiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran danpertimbangan.31

Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mmengandung konotasi baik, jadi orang yang berakhlakberartiorangyangberakhlakbaik.32AllahSWTberfirman:

 

“(agama Kami)initidaklainhanyalahadatkebiasaanorangdahulu. (Q.S.Asy-

Syu‗ara:137)‖

b.RuangLingkupAkhlak

1)AkhlakSeorangAnakKepadaOrangtua a)BerbaktiKepadaOrangtua

Diantarasifatorangmuslimyangmenonjoladalahberbaktidanberbuat baikkepadaorangtua.Berbaktidanmentaatikeduanyaselamakeduanyatidak

30 Ali Ibn Muhammad Al-Jarjani, ات عزي فا ت, (Al-Haramain, Jeddah) h. 101

31Heny Narendrani Hidayati,PengukuranAkhlakulKarimahMahasiswa, (Jakarta, UIN

Press, 2009) h. 7

32Abu Ahmadi, Noor Salimi,MKDUDasar-DasarPendidikanAgamaIslamUntuk


(32)

21

menyuruh berbuat dosa dan memutus silaturrahmi33. Rasulullah SAW

bersabda:

―Diceritakankepadakamiabual-WalidiHisyambin‗AbdulMilkiberkata diceritakankepadakamiSyu‗bahberkataal-Walidibinal-‗Izazmengabarkan kepada saya berkata saya mendengarkan aba Umar dan Syaiban berkata diceritakan kepada kami bahwa pemilik rumah ini mengisyaratkan kepada Abdullah,berkata―Aku bertanyakepadaNabiSAW,perbuatanapakahyang palingdicintaiAllah?beliaumenjawab―Melakukanshalatpadawaktunya‖ kemudianapa?Tanyaku.Beliaumenjawab―berbaktikepadaorangtua‖ Aku bertanya,kemudianapa?Beliaumenjawab―JihaddijalanAllah‖ .(HR.Al- Bukhori).

b)BerbuatBaikKepadaOrangyangDicintaiOrangtua

BimbingandanpetunjukIslamtidakhanyatertujupadaberbuatbaik kepadaorangtuasaja,melainkanIslamjugamemerintahkanuntukberbuatbaik kepadaorangyangdicintaiorangtua.DariIbnUmarR.Adiamenceritakan, akupernahmendengarRasulullahSAWBersabda:

―Sesungguhnya bakti yang paling baik adalah jika seorang laki-laki menyambungtalipersaudaraanorangyangdicintaiayahnya.(H.R.Muslim)‖ c)CaraBerbaktidanBerbuatBaikkepadaOrangtua

Orangmuslimyangtelahmendapatkandidikandan bimbinganIslam akanmenjadiorangyangbenar-benarberbaktikepadaorangtuanya.Diaselalu

33Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Adab & Akhlak Penuntut Ilmu, (2010, Pustaka At-

Taqwa, Bogor), h. 56 34

Abdullah bin Muhammad bin Isma‗il Al-Bukhori,Matanal-Bukhari, (t.t, Al-Haramain,

Jeddah), h. 102


(33)

22

memberikanpenghormatandanmemuliakankeduanya,berdirijikakeduanya berdiridaritempatduduknyadanmenundukankepalasambarimenciumkedua tangannya,tidakmengangkatsuaradihadapannyasebagaipenghormatanbagi keduanya, merendahkan diri serta berbicaralah lemah lembut dengannya. Sehingga tidak ada kata—kata kotor yang keluar dan dapat meynakitkan keduannya, tidak juga memperlakukannya dengan suatu yang menjadikan keduanyamendapatkanaib.36

Selainitusebagaianakyangsholeh,dengarkanlahperkataanorangtua dengan sebaik-baiknya. Jalankanlah dan taatilah perintah mereka itu sesuai dengan syari‗at Allah Ta‗ala. Datanglah lekas jika mereka memanggil, tundukankedualenganbahudanrendahkandiridihadapankeduanya,seperti yangdiperintahkanAllahSWT:

  “dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya,

sebagaimanamerekaberduatelahmendidikakuwaktukecil".(Q.S.Al-Isra

24)

Jangan merasa bosan berbakti kepada mereka. Jangan pula merasa bosan menjalankan perintah mereka. Jangan memandang mereka dengan pandangansebelahmata.Janganandasampaimelengkingkansuaradihadapan mereka atau berkata dengan suara keras ketika berbicara dengan mereka. Janganpulaandamenghardikatauberkata―cis‖ kepadamerekaapalagikalau sampaimenyalahi,tidakmengindahkanperintahdananjuranmereka.37

36M. Abdul Ghoffar, Buku, JatiDiriMuslim, Terj. Dari SyahsiyatulAl-MuslimKamaa

YashughuhaAl-IslamfiiAl-KkitabwaAl-Sunnah oleh Muhammad Ali Al-Hasyimil (Jakarta, Pustaka Al-Kautsar, 1999) Cet. I, h. 61

37Al-Ghazali (Penerjemah; A. M. Basalamah),AdabdalamAgama, (1992, Gema Insani


(34)

23

2)AkhlakSeorangMuridKepadaGuru a)MenjagaKehormatanGuru

Adab murid terhadap gurunya adalah adab yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang pelajar. Hendaklah dia menganggap gurunya sebagaiseorangpengajardanpendidik.Sebagaipengajaryangmengajarkan ilmu,sertasebagaipendidikyangmembimbingnyakepadabudipekertiyang baik.Seorangmuridkalautidakpercayadengangurunyapadaduahal ini, makadiatidakmendapatkanapayangdiinginkannya.38

Dengandemikianbentukpenghormatanseorangpelajarterhadap guru sangatlah penting demi terciptanya keharmonisan antara murid dan guru sehinggamuridakanmendapatkanberkahkeilmuandarikeikhlasanguruyang telahmendidikdanmembimbingmurid.

b)CaraBerakhlakKepadaGuru

Termasukcaramenghormatiilmuadalahmenghormatiguru,adapun caramenghormatiguruantaralainadalah:tidakberjalandidepannya,tidak mendudukitempatduduknya,tidakmendahuluibicaradihadapangurukecuali denganizinguru,tidakbicarabanyakdihadapanguru,tidakbertanyayang membuatbosan,harusmenjagawaktudantidakmengetuk-ngetukpintunya, namun harus bersabar untuk menunggunya keluar. Kesimpulannya, seorang muridharusberusahamendapatkanridhoguru,menghindarikeemurkaannya danpatuhkepadanyaselaindalammenjalankanmaksiatkeepadaAllahSWT, sebabtidakbolehpatuhkepada makhlukuntukmelakukanperbuatankepada sangpencipta.Dancaramenghormatigurujugatermasukmenghormatianak- anaknyadanorangyangmempunyaihubungandengannya.39

Selainitu,sebagaiseorangmuridyangbaikharuslahmenghormati gurunya dengan baik. Usahakan muridlah yang terlebih dulu mengucapkan salam.Kurangibanyakbicarayangasalbunyidihadapanguru.Berdiriapabila guruberdiri.Janganmengatakankepadanya―SiFulanberkatabegini(yang

38 Syaikh Muhammad bin Shalih al-‗Utsman,

Penerjemah Ahmad Sabiq, SyarahAdab danManfaatMenuntutIlmu, (Jakarta, Pustaka Imam Asy-Syafi‗i, 2007) cet 2, h. 111-112


(35)

24

berlawanan)‖. Jangan bertanya kepada teman-teman ketika dihadapan guru. Jangantertawaatautersenyum-senyumketikaberbicaradenganguru.Jangan mengutarakan hal-hal yang berlawanan dengan pendapatnya dan jangan meminta penjelasan kepada sang guru ketika di tengah jalan dan jangan menambahhal-halyangmembosankanguru.40

B.KajianPenelitianTerdahuluyangRelevan

1.Berdasarkan hasil penelitian dari Tholobin dengan judul Skripsi Respons Masyarakat Modern Terhadap Eksistensi Tradisi Panjang Jimat Keraton Kasepuhan Cirebon (Studi Terhadap Masyarakat Kasepuhan RW.04

Sitimulya) dapatdisimpulkanbahwa:

TradisiPanjangJimatmerupakantradisiyangselaludiperingatipada setiaptahunyaitupadatanggal12RobiulAwwal,sebagaiharikelahiranNabi Muhammad SAW, yang berlangsung sangat meriah. Pihak keraton sebagai penyelenggaraatasterlaksananyatradisitersebut,haldemikiankarenapihak keratonpewarisdaritradisiPanjangJimat,sebagaimanalayaknyatradisiyang harusdijagadandihormatisertatetapdilestarikan.BentukdaritradisiPanjang JimatadalahadanyaalegorisPanjangJimatpadamalamterakhiryangdisebut malampelal.

Tradisi Panjang Jimat mempunyai potensi materil bagi masyarakat Sitimulya.FaktayangterjadidilapanganmasyarakatSitimulyasangatsenang dengan adanya tradisi Panjang Jimat karena setiap individu maupun masyarakatbisaberperangunamenyalurkannilaikreatifitasyangadaselama tradisitersebutberlangsung.HalinimenjadialasanmasyarakatSitimulyaagar tradisitersebuttetapeksis.

Adanya potensi-potensi yang terdapat dalam tradisi Panjang Jimat, masyarakatSitimulyabergerakuntukmelakukansesuatu.Bentukdarirespons masyarakat Sitimulya terahadap berlangsungnya tradisi Panjang Jimat, masyarakatSitimulyamelakukanbanyakhalterutamadalamkegiatanekonomi dan wisata kebudayaan. Kegiatan ekonomi masyarakat Sitimulya bergerak


(36)

25

dibidangbarangdanjasa,kegiatanekonomibersifatbarangadalahmasyarakat membukalapanganpekerjaandanperdagangandiareasekitarkeratonsebagai tempat pelaksaan tradisi Panjang Jimat, sedangkan kegiatan ekonomi yang bersifat jasa, masyarakat Sitimulya menyiapkan atau menyediakan tempat- tempatpenginapansepertihalnyapenyediaankos-kosan,kontrakanbagipara pengunjungdariluaryangdatangselamatradisiPanjangJimatberlangsung juga membuka biro jasa penitipan barang. Kemudian pada sektor wisata masyarakat Sitimulya melakukan wisata hiburan dengan memanfaatkan momen tradisi Panjang Jimat sebagai wisata kebudayaan selama tradisi tersebutberlangsungmerupakanwisataalternatipbagimasyarakatSitimulya.41

2.BerdasarkanhasilpenelitiandariYesyWahyuningTyas denganjudulSkripsi AnalisisNilaiDanMaknaSimbolikTeksSeratTataCaraKeratonDalam

Naskah Serat Abdi Dalem Keraton menjelaskan secara garis besar makna filosofis dari aturan sikap di atas, mengandung nilai seperti apa yang dituangkandalamSeratWulangreh danSeratRajaKapakapa, bahwaseorang abdi dalem harus „darma lumaku sapakon‟ artinya, wajib berjalan menurut perintah.Dalamhalini,adalahmenurutiperintahrajanya.Laluaturanberjalan, tidakbolehbolak-balik,tidakbolehmerokok,tidakbolehmelambai,halini jugatelahdiajarkandalamSeratWulangreh danSeratRajaKapakapa,sikap seorangabdidalemharusmantep danmadep,yaituharusbersikapmantapdan tidakgentar.

Sikapberjalandengantidakbolehmelambaikantangan,menolehkanan dankiri,harussenantiasasigap.Jugadalamhalbersopansantundanbersikap seperti gambaran seorang wanita, halus, berbudi luhur, namun juga harus seperti kuda yang senantiasa sigap apabila menerima perintah raja, dengan aturanapabilaberbicaraharusdengansuarayanglirihdanhalus.Berdasarkan logika,bagaimanaseorangabdidalemdapatbersigap,ketikadirinyasambil

41 Tholibin Respons

Masyarakat Modern Terhadap Eksistensi Tradisi Panjang Jimat KeratonKasepuhanCirebon(StudiTerhadapMasyarakatKasepuhanRW.04Sitimulya)” Skripsi Fakultas Ushuludin Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta, 2009, h. 102-103 tidak dipublikasikan.


(37)

26

melakukanhallainwalaupunsekecilapapun,untukitulahaturan-aturansikap tersebutdibuat.

Sikapyangharusditunjukanketikaberpapasandenganputra-putriraja besertakerabatnya,makaharussegeramemberijarak.Maknasimboldarisikap tersebut selain sebagai simbol penghormatan kepada petinggi keraton, juga sebagaitandapembedakasta,diantaraatasandanbawahan.Yangmana,yang lebihberkuasaharusmenjadiprioritas.Halini,merupakanajaranpeninggalan agamahindudiJawa.

Kemudianmengenaiaturanuntukndhodhok atauberjongkok.Apabila dihadapan leluhur harus ndhodhok atau berjongkok, mengandung makna sebagai suatu bentuk penghormatan, sikap seperti itu juga sebagai simbol bahwaseorangabdidalemadalahjabatanyangpalingrendahdalamkeraton.

Sembah,ngapurancang, bersila,berjongkokdanberjalanjongkokyang disebutlakundhodhok merupakanlambang-lambangyangselalumunculpada setiapinteraksidalamkeraton.Tetapi,pemberiansembahdanlakundhodhok

tersebut hanya dilakukan setiap kali apabila abdi dalem bertemu atau menghadaprajadankerabatraja.

Bentuk-bentuk sikapdiatas, yangmencerminkan nilai ‗andap asor

yang merupakan salah satu ajaran budaya Jawa. ‗Andap asor‟ berarti merendahkandirisendiridengansopandanmerupakankelakuanyangbenar yangharusditunjukankepadasetiaporangyangderajatnyalebihtinggi.

Dalamtatacarainijugamengandungunggah-ungguh yangdipahami olehmasyarakatbesardiJawa,yangbanyaktampakdalamkesehariansampai saat ini, yang juga diterapkan dalam keraton, yaitu apabila berbicara atau berhadapandenganorangyanglebihtua,ataudenganorangyangjabatannya lebihtinggi,unggah-ungguh-nyaadalah‗jangankitamenatapwajahorang yanglebihtuaataulebihtinggijabatannya,karenaapabilakitaberanimenatap wajahnya,iniberartikitamenentangdanmenantangorangtersebut.42

42Yesy Wahyuning Tyas, ͞Analisis Nilai Dan Makna Simbolik Teks Serat Tata Cara

Keraton Dalam NaskahSeratAbdiDalemKeraton͟ skripsi pada Universiitas Indonesia, Jakarta, 2009, h. 21- 23, tidak dipubliasikan


(38)

27

Sekalipunmemilikiruanglingkupyangsamadalampnelitian,darikedua penelitian yang relevan diatas terdapat perbedaan penelitian dengan penelitian yangpenulisajukandiantaranyaadalah:

1.Dalam penjelasan yang diajukan oleh Yesy Wahyuning Tyas dalam penelitiaannyaanalisisnilaidanmaknasimbolikteksserattatacarakeraton,

menjelaskantentangmakna yangterkandungdalamtatacaraunggah-ungguh abdi dalem maupun tata cara peletakan benda-benda pusaka keraton. Sementara penelitian yang diajukan penulis menjelaskan tentang hubungan penerapanbudayakeratonyaitusikapabbdidalemterhadaprajanyadengan akhlaksantridipesantren.

2.Dalam penjelasan penelitiaan yang diajukan oleh Tholibin dalam penelitiaannyaadalahresponmasyarakatterhadaptradisipanjangjimatyang dilakukan oleh keraton, sementara penelitian yang diajukan penulis adalah pengaruhbudayakeratonterhadapakhlaksantridipesantren.

Dengandemikiansekalipunpenelitianyangdilakukanolehpenulisdengan hasil penelitian yang relevan di atas memiliki ruanglingkup yang sama yakni Budaya Keraton, namun dari fokus penelitian yang dijelaskan masing-masing penelitian memiliki fokus budaya yang berbeda sebagaimana yang telah dijelaskandiatas.

C.KerangkaBerfikir

Dari penjelasan di atas telah nampak jelas bahwa pesantren dalam perjalanannya mengalami perkembangan yang dinamis di setiap zamannya dengan mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman. Sesuai dengan fungsinya, pesantren merupakan tempat pendidikan yang memfokuskan pembelajaranpadapelajaran-pelajaranagamaIslam.Walaupunkinipesantren sudah banyak yang mengalami kemajuan dalam sistem pembelajarannya, namunhaltersebuttetaptidakmerubahhukumawaladanyapesantrenyaitu memberikanpelajaranagamayangmendalam.

Seiring dengan terus berkembangnya zaman, pesantren mulai mengalamievolusiyangdinamisdenganbanyaknyabermunculan


(39)

pesantren-28

pesantren yang bersistem modern yang pada pembelajarannya tidak hanya terfokuspadapelajaranagamasajatetapijugamemasukipelajaran-pelajaran umum pada kurikulumnya. Hal ini sejalan dengan tujuannya didirikan pesantrenyaitumendidikmanusiauntukmenjadiinsanyangkamilbaikdalam budipekertimaupunilmupengetahuannya.

Namundemikianhinggasaatinipunmasihadapesantren-pesantren yang mempertahankan sistem lama dalam pembelajarannya maupun dalam sistemsosialnya,semisaldenganpelajaran-pelajaranyangdiajarkanhanyalah pelajaran agama saja, hal ini berkaitan dengan sistem turun temurun yang diterapkan oleh pihak kepengurusan pesantren yaitu kiyai yang menjadi pengasuhsekaliguspemimpintertinggidalampesantren.

Sistemyangdipakaiolehpesantrensemacaminibiasanyadipengaruhi jugaolehlingkunganmaupunsejarahDaerah.Semisaldengansistempesantren yangdipengaruhiolehbudayaataupunsistemkepemerintahandalamsistem kepesantrenannya, hal ini menunjukan bahwa pesantren merupakan produk budaya lokal yang didirikan sesuai dengan situasi dan kondisi dimana pesantrenitudidirikan.

Olehkarenanya,dalamsebuahsistempendidikandipesantren,situasidan kondisilingkungansangatlahberperandalammenjalankandanmenciptakan sebuahsistempendidikandipesantren.Karenapesantrenmerupakanproduk lokalyangberdiridanberkembangdenganalurlingkungan.

Seperti halnya pondok pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebonyangmasihmempertahankansistemturuntemurunnyaterutamadalam sistemke-Pesantrenanyangmengacupadasistemsosialkeraton.Dimanapara santri diibaratkan seorang abdi dalem yang selalu setia melayani keluarga keraton,begitujugasantriyangsetiamelayanigurudalammenuntutilmudemi mendapatkan berkah serta ilmu yang manfa‗at dari sang guru dengan cara menjaga sikap dan tau bagaimana harus bersikap kepada guru. Dalam prakteknya,haltersebutbertujuanuntukmemberikanpendidikanakhlaksecara nyatakepadaparasantriagartidakhanyamemahamipendidikanakhlakyang hanyaterbataspadateorisaja.


(40)

29

Dengandemikian,parasantridiharapdapatmemahami bagaimanacara untukbersikapkepadagurumaupunorangtuamereka,karenadengansistem yang demikian para santri dapat langsung memeraktekan apa yang telah merekapelajariselamamerekamenjalanipendidikandipesantren.

D.HipotesisPenelitian

Adapun hipotesis penelitian yang penulis ajukan adalah : Terdapat

hubunganyangpositifantarapenerapanbudayakeratondenganakhlaksantri


(41)

30

BABIII MetodologiPenelitian A.TempatdanWaktuPenelitian

Tempat dalam pelaksanaan penelitian ini adalah di Pondok Pesantren Nadwatul Ummah komplek Pondok Buntet Pesantren Rt. 010 Rw. 04 Ds. MertapadaKulonKec.AstanajapuraKab.CirebonJawaBarat.

B.MetodePenelitian

Metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.43 Adapun metode

penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kuantitatif deskriptif yang ditunjang dengan metode kualitatif yakni metode penelitian yang berusaha memberikan gambaran dengan fakta-fakta yang valid tentang Hubungan Penerapan BudayaKeratondengan AkhlakSantriPondokPesantrenNadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebon. Dengan menyebarkan angket kepada respondenditempatpenelitianyangtelahditentukan.Sertamendeskripsikanhasil temuanpenelitiandilapangandenganmemberikaninformasiyagvalid.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yang didasarkan pada data atau informasi yang diperoleh melalui penelitiansebagaiberikut:

1.PenelitianKepustakaan

Penelitianinidilakukandengancaramembaca,mempelajaridanmeneliti berbagaibukureferensiyangrelevandengantemayangdiangkat.Adapuntujuan daripenelitiankepustakaanadalahuntukmemperolehbahan-bahandankonsep yangberkaitandengantemapenelitian.

2.PenelitianLapangan

Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan langsung terjunmenelitiditempatpenelitianyangtelahditentukan.Penelitianlapanganini

43Sugiyono,MetodePenelitianPendidikanPendekatanKuntitatif,KualitatifdanR&D,


(42)

31

bertujuanuntukmendapatkandata yangvalidtentanginteraksisosialindividu maupunkelompokyangterdapatpadatempatpenelitian.

C.PopulasidanSampel

Adapunyangmenjadipopulasidalampenelitianiniadalahseluruhsantri PondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebonyangberjumlah 251. Cara pengambilan sampel (teknik sampling) dengan probality sampling

(pengambilansamplingberdasarkanpeluang).Dalamprobalitysampling semua anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampelyangdilakukansecaraacakataurandom.Adapunjumlahsampelyang penelitiinginkanadalah20%darijumlahPopulasi.Haliniberdasarkanapayang telahdiungkapkanolehSuharsimiArikuntosebagaiberikut:

―Apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua, sehinggapenelitiannyamerupakanpenelitianpopulasi.Selanjutnyajikasubjeknya lebihdariseratusdapatdiambil10-15%atau20-25%.44

Dengan demikian,peneliti mengambil 20%sampel daripopulasi yakni sebanyak 50 santri. Teknik pengambilannya menggunakan metode random samplingsistematisyaitusemuaanggotadalampopulasimempunyaiprobabilitas ataukesempatanyangsamauntukdipilihmelaluiacaknomorberdasarkanabsensi denganmenghitungkelipatan2darijumlahdisetiapkelas.Adapunkelasyang terdapat di Pondok Pesantren berjumlah 9 kelas yang terdiri dari kelas Shifir Awwal A, Shifir Awwal B, Shifir Tsani A, Shifir Tsani B, Tsnawiyah I A,

TsnawiyahIB,TsanawiyahII,TsanawiyahIII, danTsanawiyahIV.

Dan untuk menentukan jumlah sampel di setiap kelas, peneliti menggunakanmetodehitungdenganketentuansebagaiberikut:

S=JSSxJS JP

Keterangan: S:Sampelyangdibutuhkan JSS:JumlahSampelStrata

JP:JumlahPopulasi JS:JumlahSampel

44Suharsimi Arikunto,ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik, (Jakarta:Rineka


(43)

32

D.TehnikPengumpulanData

1.Obserfasi

Obserfasimerupakanpengamatanlangsungpenelititerhadapobjekyang akanditelitinyadengantujuanagardapatmengetahuilangsungkeadaansosial yangadadipesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon.

2.Wawancara

Penulis dalam melakukan wawancara/interview kepada responden akan menggunakanwawancaraterstrukturyanghanyaakanmemuatgarisbesardari temapenelitiantersebut.Dalamhalini,penulisakanmewawancaraiorang-orang yangbersangkutansemisalparasantridanKiyaidiPondokPesantren.

3.Angket

Angket yang akan disebarkan kepada responden oleh peneliti adalah sebanyak 50 buah disesuaikan dengan jumlah sampel yang diambil. Bentuk angket yang disebarkan adalah angket terstruktur atau tertutup dimana telah dicantumkanjawaban-jawabannya.


(44)

33

TabelKisi-kisiAngket

HubunganPenerapanBudayaKeratonDenganAkhlakSantri DiPondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon

Tabel01

4.Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan peristiwa yang sudah dilakukan, biasanya dokumetasi berupa tulisan ataupun berupa gambar.45 Dalam istilah lain

45Sugiyono, MemahamiPenelitianKualitatif, (Bandung, Alfabeta, 2007) hal. 72

No Variabel Indikator

Jumlah ItemSoal Item Soal Positif Item Soal Negatif 1 Penerapan Budaya Keraton

1. Menerapkan BudayaKeraton dalamkegiatan sehari-hari 2. Kefektifan

PenerapanBudaya Keratondalam sistemsosialdi lingkungan pesantren

7

1

1,2,3,4, 5,6,7

8

2 AkhlakSantri

1. AkhlakSantri TerhadapGurudi lingkungan Pesantren 2. AkhlakSantri

terhadapOrangtua dilingkungan Pesantren

6

8

9,10,11, 12,

16,19, 20,21,22

13,14,

15,17, 18


(45)

34

dokumentasiadalahpenelitianyangdilakukandenganmenelitibahanyangada danmempunyaiHubungandengantujuanpenelitian.46

Dokumentasi merupakan tehnik pengumpulan data dengan penelitian melalui berkas-berkas atau dokumen berupa catatan yang dapat memberikan informasitambahandalampenelitian.

E.TehnikAnalisisData

Data-datayangtelahdiperolehberdasarkanangketyangdiberikankepada responden kemudian diolah dalam bentuk tabel dengan menggunakan metode deskriptif presentase. Dari angket yang telah terkumpulkan kemudian diolah dengantahapansebagaiberikut:

Dalampembahasaniniyangdimaksuddenganteknikanalisisdataadalah langkah-langkahyangditempuholehpenulisuntukmemperolehhasilakhirdalam penelitian.Adapunlangkah-langkahyangpenulistempuhdalamanalisisdataini adalah:

1. Editing, yaitu memeriksa jawaban angket yang telah diserahkan oleh responden. Tujuannya adalah mengurangi kesalahan atau kekurangan yang adadalamdaftarpertanyaan.Bilaadajawabanyangmeragukanatautidak dijawab,penulismenghubungirespondenyangbersangkutan.

2. Setelahdataterkumpuldenganlengkaptahapberikutnyaadalahtahapanalisis data. Analisa data dilakukan dengan menggunakan bentuk tabel dengan menggunakanteknikdeskriptifprosentase.

3. Kemudianselanjutnyaadalahdenganskoring,untukmenentukanskoringing semuapernyataansetiapitemnyadenganbobotnilaisetiapjawabansebagai berikut:

46Anas Sujdono,PengantarStatistikPendidikan, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,


(46)

35

Tabel02 SkorPositifAngket

Tabel03 SkorNegatif

4.SelanjutnyauntukmenganalisishubunganantaravariabelX(penerapanbudaya Keraton)danY(akhlaksantri)digunakananalisiskorelasiProductMoment,

denganformulasisebagaiberikut:

∑ ∑ ∑ )

√ ∑ ∑ ) ∑ ∑ )

Denganketerangansebagaiberikut: rxy :angkaindexkorelasi N :NumberofCase

∑XY :JumlahhasilperkalianantaraPertanyaanXdanPertanyaanY

∑X :JumlahseluruhPertanyaanX

PertanyaanItem

Jawaban Skor Keterangan

SL 5 Selalu

SR 4 Sering

JR 3 Jarang

KD 2 Kadang-kadang

TP 1 TidakPernah

PertanyaanItem

Jawaban Skor Keterangan

SL 1 Selalu

SR 2 Sering

JR 3 Jarang

KD 4 Kadang-kadang


(47)

36

∑Y :JumlahseluruhPertanyaanY47

F.HipotesisStatistik

Hipotesis merupakan dugaan sementara penilitian yang dilakukan oleh peneliti,baikdugaankemungkinanbenarmaupundugaankemungkinansalah.

Hipotesis akan diterima jika bukti-bukti yang ditunjukan peneliti ada kebenerandanjikasalahmakaakandikelolakembali.Penolakandanpenerimaan hipotesistergantungpadapenyelidikanbukti-buktiyangtelahdidapat.Adapun hipotesisyangdiajukanolehpenelitiadalahsebagaiberikut:

1.Hipotesis alternative (Ha), yaitu adanya pengaruh yang signifikan antara penerapan budaya keraton terhadap akhlak santri Pondok PesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon.

2.HipotesisNol(Ho),yaitutidakadapengaruhyangsignifikanantara penerapanbudayakeratonterhadapakhlaksantriPondokPesantren NadwatulUmmmahBuntetPesantrenCirebon.


(48)

37

BABIV HasilPenelitian A.DeskripsiData

1.PenerapanBudayaKeraton

Pondok pesantren Nadwatul Ummah adalah pondok pesantren yang dikategorikanpesantrensalafi.Karenasejakawalberdirinyapesantrenpadatahun 1971hinggasaatinimetodepembelajaranyangdigunakanadalahwetonandan sorogan.Sertakitab-kitabyangdipelajariadalahkitab-kitabklasikyangberbahasa Arab atau sering dikenal dengan kitab kuning yang ditulis oleh para ulama terdahuluyangberpahamAhlussunnahWalJamaah.Danselesainya(khatam) kitabyangdipelajarimenjadi tolakukurbagisantriuntukmelanjutkankekelas berikutnya.

Selainmengajarkankitab-kitabklasik,pesantrenNadwatulUmmahjuga mengajarkan Al-Qur‗an sebagai modal dasar seorang muslim. Dalam sistem pembelajaranAl-Qur‗andipesantrenmenggunakansistemijazah.Namunbentuk ijazahdipesantrentidaksepertiijazah-ijazahyangkitakenaldalampendidikan modernmelainkanberbentukpencantumannamasantridalamsuatudaftarrantai transmisipengetahuanyangdikeluarkanolehguru terhadapsantrinyayangtelah mengkhatamkanbelajarAl-Qur‗ansehinggasimuriddianggap menguasaidan diperbolehkanmengajarkannya kepadaoranglain.

Tradisiijazahdalampesantrenumumnyadi berlakukanketikaseorang santritingkattinggiyangtelahmenyelesaiakandanmenguasaikitab-kitabbesar yangtelahdipelajari.SebagaimanayangtelahdikatakanZamakhsyariDhofier dalambukunnya TradisiPesantren,bahwa―Tradisiijazahinihanyadikeluarkan untuk murid-murid tingkat tinggi dan hanya mengenai kitab-kita besar dan masyhur.‖48 Berbeda dengan pesantren Nadwatul Ummah yang memang

lingkungandikomplekBuntetPesantren,Al-Qur‗anmenjadiacuanutamadalam pembelajaransantriselainkitab-kitabkuning.Halinisudahterjadisejakawal berdiriyaPesantrendikomplekBuntet Pesantren.


(49)

38

PondokpesantrenNadwatulUmmahjugamenerapkankelasmusyawarah

(bahsulmatsail)yangmenjadicirikhaspesantren-pesantrensalafidalammencari

solusi dari sebuah permasalahan agama. Kelas musyawarah di pesantren Nadwatul Ummah dikenal dengan istilah MMU (Majlis Musyawarah Umum), dimana para santri ditugaskan mencari jawaban dari pertanyaan yang dimusyawarahkandidalamkitabkuning.Ketikamusyawarahdimulaiparasantri diperbolehkan mengutarakan jawabannya dan santri juga diperbolehkan untuk mendebatpernyataansantrilainyangtidaksepahamhinggaditemukannyasolusi yangterbaik.PelaksanaanMMUdipesantrendipimpinlangsungolehkiyaiatau gurudipesantren yangbertugasmenyimpulkanhasilmusyawarah.

Pondok pesantren Nadwatul Ummah sejak didirikan oleh KH. Muhammad Anis Fu‗ad Hasyim (Alm.) pada tahun 1971 memang selalu mempertahankantradisitradisionalbaikdalamsistempembelajarannyamaupun sistemsosialnya.NamunsetelahanakpertamadariKH.MuhammadAnisFu‗ad Hasyim (Alm.) yaitu DR. KH. Luthfi El-Hakim ditunjuk sebagai pegasuh pesantren, semua sistem yang telah berlaku dirubah, mulai dari sistem pembelajaran hingga sistem sosial di pesantren. Sistem pembelajaran yang tadinyahanyamenggunakanmetodewetonanataupunsorogan,kinidimodifikasi denganmenggunakansistemmadrasahnamuntetaptidakmeninggalkanmetode wetonanataupunsorogansebagaicirikhasdaritradisipesantrensalafi,dankitab- kitab yang diajarkanpun tetap kitab-kitab kuning klasik. Sistem madrasah diberlakukanuntukmempermudahmetodesoroganyangditerapkandipesantren. Hal ini sejalan dengan pendapat Zamakhsyari Dhofier ketika menjelaskan kategorisasipesantrenyangdikelompokanmenjadi2kelompokbesaryaitu:

1. Tipelama(klasik),yangintipendidikannyamengajarkankitab-kitabIslam klasik. Walaupun sistem madrasah diterapkan, tujuannya untuk mempermudah sistem sorogan yang dipakai dalam lembaga-lembaga pengajianbentuklama.

2. Tipe baru (modern) yaitu mendirikan sekolah-sekolah umum dan madrasah-madrassah yang mayoritas mata pelajaran yang


(50)

39

dikembangkannyabukankitab-kitabIslamklasik.Sekalipunkitab-kitaab klasiktetapdipertahankannamunporsipengajarannya tidakmemadai.49

Selain sistem pembelajaran yang dirubah, sistem sosial yang diberlakukanpundirubah.PesantrenNadwatulUmmahyangsebelumnyaterlihat bebaskarenatidakadaperaturan yangmengikatsantrisehinggasantri terlihat bebasdalammengikutiprogramdipesantren.Danhalsemacamitudinilaitidak tepatdalamprosespendidikandipesantren,karenapadadasarnyasantriharuslah beretikabaiksehinggadapatmengikutiprogramdipesantrendenganbaikdan tertib.

Sehingga menurut DR. KH. Luthfi El-Hakim sistem tersebut perlu di rubah demi menciptakan suasana pesantren yang islami, sehingga para santri dapatberetikasesuaidenganapayangtelahmerekapelajarimelaluikitab-kitab klasik yang diajarkan kiyai atau guru di pesantren. Sebagaimana yang telah diungkapkanolehZamakhsyariDhofier:

Secara umum, tingkah laku yangbenar secara Islam dinyatakan dalam contoh-contoh seperti yang dikerjakan para kiyai (melalui lembaga-lembaga pesantrendanamalan-amalanberagamayanglain,sepertimengikutisembahyang dan khutbah jum‗at)mengajarkan kepada anggota-anggotamasyarakat tingkah lakuIslamyangideal,polapikirandanperasaanyangideal,simbol-simboldan amalan-amalanIslam.50

MenurutDR.KH.LuthfiEl-Hakimseorangsantriharuslahmenunjukan etika/akhlak yang sesuai dengan gelarnya yaitu santri/pencari ilmu, dimana seorangsantri haruslahmemulyakangurunyasebagailandasanawalberakhlak yangbaik.Karenaakhlakmerupakanpondasidaammencariilmutanpaakhlak yangbaikseorangsantritidakakanmendapatkanmanfa‗atdariilmuyangtelah dipelajari,halinisesuaidenganmaqolahyangmengatakan:

ِبدَاأَْتبهَهَااأعبلأمَتَعَلبمب۞ِبدَاأَََْْبيأعَاأعبلأمبََ باَاايَ

͞wahai pencari „ilmu junjung tinggilah adab/akhlak, tuntutlah ilmu dengan

memprioritaskan adab/akhlak”.51

49Dhofir,op.cit., h. 76

50Dhofir, op.cit., h. 42


(51)

40

Oleh sebab itu DR. KH. Luthfi El-Hakim menerapkan sistem yang menyerupaisistemdikeraton yaituetika/akhlakabdidalemkepadasultannya. Sehinggaparasantridiwajibkanberetikasopansantunyangbaikkepadagurudi pesantrensebagaimanaabdidalemberetikakepadasultannya.Halinibertujuan untukmemberikanpemahamanyangmendalamtentangpendidikanakhlakyang nyatasehinggadapatmembentuksantriyangbermoraldanberakhlakbaik.

Dilihat dari nasab keturunannya, keluarga besar KH. Muhammad Anis

Fu‗ad Hasyim (Alm.) memangmemiliki garis nasab dariSyekh Sultan Syarif Hidayatullahpendirikerajaan/keratondiCirebonsekaliguspenyebaragamaIslam diCirebon.KH.MuhammadAnisFu‗adHasyim(Alm.)merupakanketurunanke- 20dariurutangarinasabSyekhSultanSyarifHidayatullah.Danhinggakinipun keluargabesarpesantrenmasihmemilikihubungankekerabatanyangbaikdengan keluargabesaryangtinggaldikeraton.

MenurutDR.KH.LuthfiEl-Hakimsekalipun keluargabesarpesantren memilikikekerabatanyangdekatdenganpihakkeraton,tidaksertamertasistem sosialyangdiberlakukandipesantrenmenirusistemyangdiberlakukandikeraton. Karenapadadassarnyaetika/akhlahsemacamitusudahadadandiajarkandalam agamaIslamsesuaidenganFirmanAllah:

    

 

―Haiorang-orangyangberiman,janganlahkamumeninggikansuaramu melebihisuaraNabi,danjanganlahkamuberkatakepadanyadengansuarayang keras,sebagaimanakerasnyasuarasebagiankamuterhadapsebagianyanglain, supayatidakhapus(pahala)amalanmusedangkankamutidakmenyadari.‖ (Q.S. Al-Hujarat:2)


(52)

41

52

.

―Tidak ada orang yang lebih kucintai melebihi Rasulullah saw. dan di mataku tidak ada yang lebih agung melebihi beliau. Saya tidak mampu memandang beliau dengan mata terbuka lebar semata-mata karena menghormatinya.Jikasayaditanyauntukmensifatibeliausayatidakakanmampu menjawabsebabsayatidakmampumemandangbeliaudenganmataterbukalebar. (HR.Muslim)‖

Oleh karenanya, pondok pesantren Nadwatul Ummah dalam pembelajarannyasangatmenekankankepadapelajaranAkhlak.Semisaldengan kitab-kitab akhlak yang selalu diajarkan kepada santri seperti kitab Talim

Mutaalim yang dibaca ketika pengajian umum, serta kitab-kitab akhlak kecil

sepertiTaisirulKholak dan „Izzul Adab yangdiajakandikelasShifir.

Denganditerapkannyasistemsosialtersebut,diharapkanparasantridapat mendapatkaanpengalamannyatadalammemahaminilai-nilaiakhlakyangtelah diajarkansehinggaparasantritidakhanyamemahamisecarateorisaja,melainkan dalampraktekpunsantridapatmemahamisecaramendalamsesuaidenganapa yangtelahmerekapelajari.

Semisal dengan penjelasan Syekh Al-Zarnuji dalam kitabnya Talim

Mutaalim yaitu termasuk salah satu menghormati guru adalah menghormati

anak-anaknya dan orang yang mempunyai hubungan dengannya. Guru kami SyaikhulIslamBurhanudinpengarangkitab―Al-Hidayah‖ pernahberkata.Bahwa seorangulamabesardariBukharasedangdudukdalamsuatumajelispengajian, kemudianiaberdiridandudukkembali.Ketikaditanyakepadanyasikapitu,ia menjawab:―sesungguhnyasayamelihat putragurukusedangbermaindijalan bersamateman-temannya.Jikasayamelihatnyalalusayaberdiri,itusemata-mata bentukpenghormatansayakepadaguruku.‖ 53

Haltersebutsejalandenganetikayangdiberlakukandipesantrenbahwa parasantridiwajibkanberdiridanmenundukankepalaatauhanyamenundukaan kepalaapabilabertemuatauberpapasandengankiyai/gurudanketurunanyaserta

52

Al-Imam Muslim,ShahihMuslim, (2007, Dar-Al-Ma‗rifah, Lebanon), h. 319


(53)

42

kerabatnya dalamkondisiapapun.Apabilasantrisedangberjalanmakaberhenti sejenakdanapabilasantriberjalandihadapankiyai/gurudanketurunanyaserta kerabatnya makaharusmenundukankepalanya.

Selainuntukmembentuksantriyangbermoraldanberakhlakbaik,sistem sosial seperti itu diberlakukan atas dampak dari kurangnya pendidikan akhlak yangditerapkandilembaga-lembagapendidikanmodernsehingga haltersebut dapatdijadikansebagaipembedaantarapendidikanmoderndenganpendidikan pesantrentradisional.

2.DeskripsiDataHasilAngketPenelitian

Hasilpenelitianyangpenulisperolehdenganmenyebarkanangketkepada 50 santri Pondok Pesantren Nadwatul Ummah Buntet Pesantren Cirebon, kemudiandiolahdenganlagkah-langkahsebagaiberikut:

a. Menghitungjumlahresponden

b.Memeriksa angket sebelum dianalisa terlebih dahulu kemudian meniterpestasikandatayangterkumpuldenganmengecekulangdatayangada dengantujuanagardapatmemperolehdatayangvalid.

c. Mencari frekuensi dengan cara menjumlahkan jawaban dan mencari korelasinya.Adapundatatersebutdapatdilihatsebagaiberikut:

1)DeskripsidatavariabelXpenerapanbudayakeratondiPesantren Tabel04

PertanyaanPositif

Daritabeldiatasdapatdiperolehpenjelasanbahwa,35responden70% menjawab selalu berjalan jongkok atau nglesot ketika menghadap guru, 11 responden22%seringberjalanjongkokataunglesotketikamenghadapguru,1

Pertanyaan AlternatifJawaban Frekuensi Presentase

Sayaberjalanjongkok ataunglesotketika menghadapguru

a. Selalu 35 70%

b.Sering 11 22%

c. Jarang 1 2%

d. Kadang-kadang 2 4% e. TidakPernah 1 2%


(1)

Lampiran16 SuratIzinPenelitian


(2)

Lampiran17


(3)

Lampiran18 HasilUjiReferensi


(4)

Lampiran19 HassilUjiReferensi


(5)

Lampiran20 HassilUjiReferensi


(6)

Lampiran21 DataPribadiPenulis

Nama :AhmadYusufQurdhowi

TempatTanggalLahir :Jakarta,21Februari1992

Status :BelumNikah

TinggiBadan :165Cm

BeratBadan :52Kg

Agama :Islam

Alamat :Jl.ThalibIIRt.10Rw.05KrukutTamansari

JakartaBarat

1. RiwayatPendidikanFormal:

a. TKIslamFatahilahJakartaBaratmasuktahun1996lulustahun1998.

b. SDN(SekolahDasarNegeri)01PagiKetapangKrukutJakartaBarat

masuktahun1998lulustahun2003

c. MTsNU(MadrasahTsanawiyahNahdlatulUlama)BuntetPesantren

Cirebon,masuktahun2003lulustahun2006.

d. MAN(MadrasahAliyahNegeri)BuntetPesantrenCirebon,masuktahun

2006lulustahun2009.

e. UIN(UniversitasIslamNegeri)SyarifHidayatullahJakarta,masuktahun

2009.

2.RiwayatPendidikannon-Formal:

a. PondokPesantrenNadwatulUmmahBuntetPesantrenCirebon,masuk

tahun2003selesaitahun2009

b. PondokPesantrenDarulHikamCiputat,masuktahun2009selesaitahun


Dokumen yang terkait

Penyesuaian diri santri di Pondok Pesantren terhadap kegiatan pesantren : studi kasus di Pondok Pesantren Darunnajah

14 101 116

Tradisi Perjodohan Dalam Komunitas Pesantren (Studi Pada Keluarga Kyai Pondok Buntet Pesantren)

5 36 85

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN PENYESUAIAN DIRI SANTRI PONDOK PESANTREN DI SURAKARTA Hubungan Antara Regulasi Diri Dengan Penyesuaian Diri Santri Pondok Pesantren Di Surakarta.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA (SANTRI) PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

2 6 16

HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI PADA SISWA PONDOK PESANTREN Hubungan Antara Kemandirian Dengan Penyesuaian Diri Pada Siswa (Santri) Pondok Pesantren.

0 0 11

Peranan Pondok Pesantren Buntet Cirebon Bagi Kemajuan Pendidikan Di Lingkungan Sekitar Tahun1958-2009.

0 1 1

PENERAPAN TA‘ZIR DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN SYAICHONA MOCH. CHOLIL BANGKALAN.

5 16 89

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI DENGAN KEBUGARAN JANTUNG PARU SANTRI PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH SURABAYA

0 0 6

KONSEP KESETARAAN GENDER DALAM PANDANGAN SANTRI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Darussalam Buntet Pesantren – Kabupaten Cirebon) - IAIN Syekh Nurjati Cirebon

0 0 15