berjalan selama dua tahun, dinyatakan mengidap bronchitis kronik. Hal tersebut terjadi pada separuh perokok diatas umur empat puluh tahun.
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok
Banyak hal yang dapat menjadi resiko timbulnya perilaku merokok pada remaja, Subanada dalam Soetjiningsih, 2004 mengungkapkan bahwa faktor resiko
munculnya perilaku merokok pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya:
a. Faktor psikologis atau kepribadian yang terdiri dari faktor psikososial yang
meliputi stress, rasa ingin tau, rasa bosan, ingin terlihat gagah, rendah diri dan perilaku yang menunjukan pemberontakan menjadi hal yang mengkontribusi
remaja untuk mulai merokok. Selain itu, secara psikologis perilaku merokok pada remaja diasosiasikan juga dengan gangguan psikiatrik.
b. Faktor biologis, meliputi fungsi kognisi, etnik, genetik dan jenis kelamin.
c. Faktor lingkungan yakni orang tua, saudara kandung, teman sebaya dan
reklame atau iklan menampilkan sang idola remaja. d.
Faktor regulatori yakni adanya pajak atau bea cukai yang tinggi terhadap rokok dengan maksud untuk menurunkan daya beli masyarakat terhadap rokok, dan
pembatasan fasilitas atau lokasi untuk merokok.
2.1.3 Tahap-tahap Merokok
Laventhal dan Clearly Komalasari dan Helmi, 2000 mengungkapkan empat tahap dalam perilaku merokok, yaitu :
a. Tahap Preparatory
Seseorang mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau dari hasil bacaan, sehingga menimbulkan
niat untuk merokok. b.
Tahap Initiation Tahap perintisan merokok, yaitu tahap apakah seseorang akan meneruskan
ataukah tidak terhadap perilaku merokok. c.
Tahap Becoming A Smoker
Universitas Sumatera Utara
Apabila seseorang telah mengkonsumsi rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecenderungan menjadi perokok.
e. Tahap Maintaining Of Smoking
Pada tahap ini merokok sudah menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri self regulating. Merokok dilakukan untuk memperoleh efek yang
menyenangkan.
2.1.4 Tipe perokok
Tipe perokok ada dua jenis yaitu perokok aktif active smooker dan perokok pasif pasive smooker Dariyo,2004.
1. Perokok aktif ialah individu yang benar-benar memiliki kebiasaan merokok.
Merokok sudah menjadi bagian hidupnya sehingga rasnya tidak enak kalau sehari tidak merokok. Oleh karena itu, ia akan berupaya untuk mendapatkannya.
2. Perokok pasif yaitu individu yang tidak memiliki kebiasaan merokok, namun
terpaksa harus menghisap rokok yang dihembuskan orang lain yang kebetulan di dekatnya. Dalam keseharian, mereka tidak berminat dan tidak mempunyai
kebiasaan merokok. Aktif merokok merupakan faktor risiko utama untuk pengembangan
Pulmonary Tuberculosis PTB dan memiliki penyakit serius. Paparan environmental tobacco smoke ETS di kalangan non-perokok juga berhubungan
dengan tingkat keparahan penyakit, meskipun hubungan kausal untuk mengembangkan PTB itu tidak signifikan Ritesh Agarwal, MD, Ashutosh N.
Aggarwal, MD and Surinder Jindal, MD, 2006. Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru – paru dan jantung
koroner. Menghisap asap tembakau orang lain dapat memperburuk kondisi pengidap penyakit,yaitu angina, asma, alergi, dan gangguan pada wanita hamil.
2.1.5 Alasan-alasan merokok