PELAKSANAAN PROGRAM 4.1 Deteksi kerusakan terumbu karang di pulau pari, kepulauan seribu akibat aktivitas pariwisata

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kondisi Kesehatan Karang Tabel 1 Jumlah kasus penyakit dan gangguan kesehatan karang yang ditemukan Jenis Pariwisata Non Pariwisata Jumlah Jumlah Penyakit Atramentous necrosis AtN 7 Black Band Disease BBD 15 5 Brown Band Disease BrB 4 3 Skeletal Eroding Band SEB 1 Trematodiasis Tr 3 2 Ulcerative White Spots UWS 22 14 White Syndrome WS 14 1 Yellow Band Disease YBD 5 2 Pemutihan Bleaching BL 101 45 Gangguan Kesehatan Competition Comp 8 8 Predation Pred 12 10 Pigmentation Response PR 10 7 Sedimentation Damage SD 37 17 Invertebrate Galls IG 2 1 Tabel 1 merupakan jumlah kasus pada individu koloni karang yang ditemukan berdasarkan stasiun pariwisata dan non-pariwisata. Secara keseluruhan ditemukan 14 jenis penyakit dan gangguan kesehatan karang yang terdiri dari 8 jenis penyakit karang, 1 jenis pemutihan karang, dan 5 jenis gangguan kesehatan karang. Penyakit yang ditemukan diantara lain Atramentous Necrosis, Black Band Disease, Brown Band Disease, Skeletal Eroding Band, Trematodiasis, Ulcerative White Spots, White Syndrome, dan Yellow Band Disease. Pemutihan karang coral bleaching ditemukan dengan pola sebagian, penuh, dan pola bintik. Gangguan kesehatan karang yang ditemukan diantaranya Competition, Predation, Pigmentation Response, Sedimentation Damage, dan Invertebrate Galls. Jumlah total kasus yang ditemukan di stasiun pariwisata baik penyakit, pemutihan karang, dan gangguan kesehatan mencapai 241 kasus sedangkan untuk stasiun non-pariwisata hanya mencapai 115 kasus. Gambar 1 Prevalensi penyakit dan gangguan kesehatan karang di Pulau Pari 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 Pr e v al e n si Jenis Pariwisata Non-Pariwisata Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa prevalensi tertinggi ditemukan pada fenomena pemutihan karang coral bleaching sebesar 29.09 ± 8.59 untuk stasiun pariwisata dan 25.81 ± 1.14 untuk stasiun non-pariwisata. Prevalensi penyakit karang tertinggi ditemukan pada penyakit Ulcerative White Spots sebesar 6.13 ± 1.11 untuk stasiun pariwisata dan 8.05 ± 0.09 untuk stasiun non-pariwisata sedangkan prevalensi penyakit terendah ditemukan pada penyakit Skeletal Eroding Band sebesar 0.21 ± 0.21 untuk stasiun pariwisata dan tidak ditemukan pada stasiun non-pariwisata. Prevalensi gangguan kesehatan karang tertinggi ditemukan pada gejala Sedimentation Damage sebesar 9.42 ± 1.45 untuk stasiun pariwisata dan 9.79 ± 0.4 untuk stasiun non-pariwisata. Berdasarkan penellitian yang dilakukan dapat dilihat bahwa aktivitas pariwisata seperti penyelaman atau snorkling memiliki dampak terhadap ekosistem terumbu karang itu sendiri. Pada stasiun pariwisata lebih banyak ditemukan penyakit, pemutihan karang, dan gangguan kesehatan dibandingkan dengan stasiun non-pariwisata. Pengaruh yang adalah pencemaran perairan polusi dan aktivitas fisik manusia. Pencemaran perairan yang terjadi akibat aktivitas pariwisata contohnya adalah kebiasaan memberi makanan kepada ikan sehingga menambah masukan nutrien yang berlebih dan dapat meningkatkan penyebaran dan kerentanan infeksi penyakit karang Lamb dan Willis 2011. Aktivitas fisik manusia yang berpotensi merusak karang adalah mematahkan karang pada saat menyelam, menyentuh karang pada saat menyelam, berdiri dan menginjak tepat diatas karang pada saat snorkling, bahkan kayuhan kaki katak fin dari penyelam dapat mengakibatkan penyebaran infeksi patogen sehingga karang lebih rentan terkena penyakit Bruckner et al. 1997.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

Kondisi terumbu karang di Pulau Pari, Kepulauan Seribu dapat digolongkan kedalam kategori sedang hingga baik berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan persentase tutupan karang keras tertinggi terdapat pada stasiun Utara Pari dan terendah terdapat pada stasiun Barat Laut Pari. Ditemukan jumlah kasus dari penyakit, pemutihan, dan gangguan kesehatan karang lebih banyak pada stasiun pariwisata dengan jumlah total 241 kasus dibandingkan dengan stasiun non-pariwisata dengan jumlah total 115 kasus. Pengaruh yang ditimbulkan oleh aktivitas pariwisata terhadap kesehatan terumbu karang adalah pencemaran perairan dan aktivitas fisik manusia. Saran untuk penelitian terkait selanjutnya adalah perbanyak titik sampel untuk pengambilan data sehingga data yang dikumpulkan lebih banyak dan lakukan wawancara terhadap para wisatawan yang berkunjung ke pulau tersebut terkait kegiatan penyelaman. DAFTAR PUSTAKA Bruckner, A. W., R. J. Bruckner, and E. H. Williams. 1997. Spread of a black-band disease epizootic through the coral reef system S A ’ B , J . B f M Science 61:919 –928. English S. Wilkinson C, Baker V. 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. Townsville, Australia, Australian Institute of Marine Science, Townsville Australia: pp. 378 Harvell, C. D., E. Jordan-Dahlgren, S. Merkel, E. Rosenberg, L. Raymundo, G. Smith, E. Weil, and B. L. Willis. 2007. Coral disease, environmental drivers, and the balance between coral and microbial associations. Oceanography20:173 –195 Kurniawan, M Kompas. 2013. Yuk Berkunjung Ke Pulau Pari [terhubung berkala]http:travel.kompas.comread2013032611283266Yuk.Berkunjung.ke.Pula u.Pari. diakses 08 Oktober 2013