I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis biplot merupakan salah satu analisis data peubah ganda yang dapat
memberikan visualisasi secara grafik tentang kedekatan antar objek, keragaman peubah,
korelasi antar peubah, dan keterkaitan antar peubah dengan objek. Selain itu, analisis
biplot digunakan untuk menggambarkan hubungan antara peubah dengan objek yang
berada pada ruang berdimensi tinggi ke dalam ruang berdimensi rendah dua atau
tiga.
Salah satu kegunaan biplot adalah untuk memperoleh pemetaan. Analisis biplot untuk
pemetaan provinsi dalam kaitan prestasi akademik di IPB sudah dilakukan oleh
Mariyam 2011. Akan tetapi pada karya ilmiah ini, pemetaan provinsi digunakan
untuk memperoleh gambaran posisi mutu pendidikan
nasional. Pemetaan
ini diharapkan dapat memberikan masukan
dalam memperoleh gambaran keunggulan dan kekurangan setiap provinsi berdasarkan
peubah-peubah pendidikan sehingga dapat dilakukan upaya perbaikan mutu pendidikan
nasional.
Saat ini Indonesia sedang menghadapi berbagai permasalahan yang cukup besar
seperti rendahnya kualitas sumberdaya manusia yang dimiliki. Pengembangan
sumberdaya manusia
dengan investasi
pendidikan akan
berdampak pada
peningkatan kompetensi
sumber daya
manusia itu sendiri. Data Badan Pusat Statistik BPS juga menyebutkan jumlah
persentase angka putus
sekolah atau mengulang sekitar 16.5 pada anak usia 13
hingga 15 tahun. Hal ini mengindikasikan angka putus sekolah di SD tahun 2004
hingga 2005 cukup tinggi, mendekati angka satu juta. Sedangkan angka buta aksara
penduduk Indonesia di atas usia 15 tahun berkisar pada angka 9.55 Mulyasana
2011. Hal ini menunjukkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Mutu pendidikan pada dasarnya terdiri atas berbagai indikator dan komponen yang
saling berkaitan. Mutu pendidikan adalah konsep
yang kompleks
karena mutu
pendidikan memiliki
banyak dimensi,
menyangkut serangkaian
proses, dan
menunjukkan berbagai indikator yang harus dijelaskan secara rinci Amtu 2011.
Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan luas menyebabkan pemerintah
Indonesia kesulitan
dalam mengamati
perkembangan mutu pendidikan di semua daerah.
Oleh karena
itu, pemerintah
Indonesia perlu
melakukan pemetaan
provinsi terhadap pendidikan. Pada karya ilmiah ini, pemetaan
provinsi dari peubah-peubah pendidikan perlu
dilakukan untuk
mengetahui penyebaran pendidikan di Indonesia.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan utama penulisan karya ilmiah ini adalah
1. Memperoleh gambaran umum mengenai
pendidikan di Indonesia. 2.
Menerapkan analisis biplot dalam pemetaan provinsi berdasarkan peubah-
peubah pendidikan.
1.3 Sistematika Penulisan
Pada bab pertama dijelaskan latar belakang dan tujuan penulisan karya ilmiah
ini. Bab dua berisi landasan teori yang menjadi konsep dasar dalam penyusunan
pembahasan. Penerapan analisis biplot dalam
pemetaan provinsi
berdasarkan peubah pendidikan dan gambaran umum
mengenai pendidikan akan dibahas pada bab tiga. Pada bab empat akan dipaparkan
simpulan serta saran dari karya ilmiah ini.
II LANDASAN TEORI
2.1 Nilai Eigen dan Vektor Eigen
Misalkan A adalah suatu matriks n×n.
Skalar λ disebut sebagai suatu nilai eigen atau nilai karakteristik dari A jika terdapat
suatu vektor taknol x sehingga Ax = λx.
Vektor x disebut vektor eigen atau vektor karakteristik matriks A yang berpadanan
dengan nilai eigen λ Leon 2001.
Nilai eigen λ dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan det − � = .
2.2 Analisis Biplot
Analisis biplot diperkenalkan oleh Gabriel pada tahun 1971. Analisis biplot
merupakan suatu tampilan grafik dengan menumpangtindihkan vektor-vektor dalam
ruang berdimensi rendah dua atau tiga yang merepresentasikan vektor-vektor baris
sebagai gambaran objek dengan vektor- vektor kolom sebagai gambaran peubah.
Biplot dan geometrinya berlaku untuk ruang-ruang dimensi manapun, tetapi akan
perlu mengurangi dimensi ketika matriks data memiliki dimensi tinggi sedangkan
representasi memerlukan dimensi rendah, biasanya dua atau tiga Greenacre 2010.
Informasi yang dapat diperoleh dari analisis biplot antara lain ialah:
1. Kedekatan antarobjek.
Dua objek dengan karakteristik yang sama akan digambarkan
sebagai dua titik yang posisinya berdekatan.
2. Keragaman peubah.
Peubah dengan keragaman kecil digambarkan sebagai vektor yang
pendek. Begitu pula sebaliknya, peubah dengan keragaman besar
digambarkan sebagai vektor yang panjang.
3. Korelasi antarpeubah.
Peubah digambarkan
sebagai vektor. Jika sudut dua peubah
lancip 90
o
maka korelasinya bernilai positif. Apabila sudut dua
peubah tumpul 90
o
maka korelasinya
bernilai negatif.
Sedangkan jika sudut dua peubah siku-siku
maka tidak
saling berkorelasi.
4. Keterkaitan peubah dengan objek. Karakteristik suatu objek bisa
disimpulkan dari posisi relatifnya terhadap suatu peubah. Jika posisi
objek searah dengan arah vektor peubah maka objek tersebut bernilai
di atas rata-rata, jika berlawanan maka nilainya di bawah rata-rata,
dan jika hampir di tengah-tengah maka nilainya mendekati rata-rata.
Analisis biplot
dikembangkan berdasarkan Dekomposisi Nilai Singular
DNS atau Singular Value Decomposition SVD. Misalkan
n
Y
p
merupakan matriks data dengan n objek dan p peubah.
Kemudian Y
dikoreksi terhadap nilai rata-
rata kolomnya sehingga didapat matriks Y,
� = �
∗
−
� T
�
∗
1
dengan 1 adalah vektor berdimensi n×1 yang semua elemennya bernilai 1. Matriks
koragam S peubah ganda tersebut ialah
� =
�−
�
T
�
2
dengan matriks korelasi R = [r
ij
] dari
matriks Y adalah R = D
−12
S D
−12
3 dengan
�
− ⁄
= diag
√�
,
√�
, … ,
√�pp
adalah matriks diagonal. Misalkan matriks
n
Y
p
= [y
1
, y
2
, …, y
n
]
T
maka jarak Euclid antara objek ke-i dan objek ke-j didefinisikan sebagai
�
� , � = √� − � � − � dan jarak Mahalanobis
antara objek
ke-i dan
ke-j sebagai
� , � = √� − �
T −
� − � .
Matriks Y yang berdimensi n×p dan berpangkat r dengan r
≤ min{n,p} dinyatakan
sebagai dekomposisi
nilai singular berikut:
n
Y
p
=
n
U
r
L
r
�
� T
, � ∈ [ , ]
4
Aitchison Greenacre, 2002 di mana U dan W merupakan matriks dengan kolom
ortonormal, �
T
� = �
T
� =
�
. Matriks W
adalah matriks yang kolom-kolomnya terdiri dari vektor eigen w
i
yang berpadanan dengan
nilai eigen λ
i
dari matriks Y
T
Y .
Matriks U adalah matriks yang kolom- kolomnya merupakan vektor eigen yang
berpadanan dengan nilai eigen dari matriks YY
T
dengan hubungan:
r
L
r
= diag √� , √� , … , √�
�
5
p
W
r
= , , … ,
�
6
n
U
r
=
√�
�� ,
√�
�� , … ,
√�
��
7 dengan λ
1
≥ λ
2
≥ … ≥ λ
r
0 dan λ
i
merupakan nilai eigen dari matriks Y
T
Y atau
YY
T
.
Dalam Jollife 2002 persamaan 4 dapat diuraikan menjadi
� = ��
α
�
−α
�
T
. 8
Dengan mendefinisikan : = ��
α
= [ , , … ,
�
]
T
dan =
��
−α
= [ , , … ,
�
]
T
maka persamaan 8 menjadi
� =
T
9 dengan demikian setiap elemen ke- i, j
unsur matriks Y dapat dinyatakan sebagai berikut:
=
T
. Vektor
menerangkan objek ke-i matriks Y dan vektor
menerangkan peubah ke- j matriks
Y .
Jika Y berpangkat dua, maka vektor
baris
T
dan vektor kolom dapat
digambarkan dalam ruang berdimensi dua. Sedangkan bagi matriks Y yang berpangkat
lebih dari dua dapat didekati dengan matriks berpangkat dua, sehingga persamaan 9
dapat ditulis menjadi
=
∗T ∗ n
Y
p
=
n
G
r �
T
≈
n
G
2 �
T
=
T
dengan masing-masing
∗
dan
∗
mengandung dua unsur pertama vektor dan
, A dan B
T
berturut-turut berisi unsur-
unsur dua kolom pertama matriks G dan H
T
. Dengan pendekatan tersebut matriks Y dapat
disajikan dalam ruang dimensi dua. Nilai
α yang digunakan dapat merupakan nilai sebarang
� ∈ [ , ] tetapi pengambilan nilai-nilai ekstrem yaitu
α = 0 dan
α = 1 berimplikasi pada intepretasi
biplot. 1.
Jika α = 0, maka = � dan = ��
akibatnya : �
T
� =
T T T
=
T T
= �
T
�
T
=
T
10
diperoleh :
T
= � − ,
dengan adalah koragam peubah ke-i dan
ke-j. ‖ ‖ = √� − , dengan
= √ menggambarkan keragaman
peubah ke-i. Korelasi antara peubah ke-i dan ke-
j dijelaskan oleh cosinus sudut antara
h dan h misal: θ, yaitu : cos � =
T ‖ ‖‖ ‖
=
√ √
= Jika Y berpangkat p maka � −
�
T
�
−
� − � = � − −
T
− artinya
kuadrat jarak Mahalanobis antara � dan � sebanding dengan
kuadrat jarak Euclid antara dan
serta S adalah matriks koragam dari Y.
2.
Jika � = , maka = �� dan = �
akibatnya : �
T
� =
T T T
=
T T
= �
T
�
T
=
T
11
artinya � − �
T
� − � = −
T
− atau kuadrat
jarak Euclid antara � dan � akan
sama dengan kuadrat jarak Euclid antara
dan .
2.3 Ukuran Kesesuian Biplot