WATER LOSS DAN SOLID GAIN

21 perlakuan dengan kecepatan sedang maupun tinggi. Hal ini juga dapat dilihat pada kecepatan pengadukan perlakuan suhu 40 o C dan suhu 50 o C. Semakin cepat pengadukan dapat meningkatkan proses laju transfer massa air dari larutan gula yang memiliki konsentrasi zat yang lebih tinggi ke konsentrasi zat yang lebih rendah yaitu ke dalam sampel mangga, menyebabkan penurunan kadar air menjadi lebih cepat dan proses dehidrasi osmotik menjadi lebih merata ke setiap permukaan sampel.

B. WATER LOSS DAN SOLID GAIN

Water loss merupakan pengurangan jumlah air yang terdapat dalam sampel setelah terjadinya dehidrasi osmotik. Konsentrasi larutan merupakan salah satu yang mempengaruhi nilai water loss. Semakin tinggi konsentrasi larutan gula yang digunakan maka beda konsentrasi dan tekanan osmotik akan semakin besar. Berdasarkan data pada Gambar 13 nilai WL yang paling tinggi pada perlakuan T3K3 suhu 50 o C dan dengan kecepatan pengadukan tinggi yaitu sebesar 70.00 sedangkan nilai WL paling rendah terjadi pada perlakuan T1K1 suhu 30 o C dan kecepatan pengadukan rendah yaitu 59.06. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penurunan kadar air berpengaruh terhadap tingkat kehilangan air pada sampel saat proses dehidrasi osmotik. Nilai kadar air akhir yang semakin rendah akan menghasilkan nilai WL semakin tinggi. Gambar 13. Nilai water loss WL saat proses dehidrasi osmotik Perubahan WL pada setiap perlakuan disebabkan oleh pengaruh suhu. Semakin meningkatnya suhu larutan maka akan semakin tinggi tingkat kehilangan air pada sampel pada saat proses dehidrasi osmotik. Dari data yang diperoleh, sampel dengan perlakuan suhu larutan 30 o C menghasilkan nilai presentase WL lebih rendah daripada perlakuan suhu larutan 40 o C dan 50 o C. Semakin besar konsentrasi larutan osmotik maka viskositas larutan akan semakin besar, jika konsentrasi larutan osmotik bertambah dan suhu larutan tetap dapat memperlambat tingkat kehilangan air water loss karena viskositas larutan yang tinggi Rahimzade dan Hesari 2006. Selain itu, kenaikan suhu dapat meningkatkan penyerapan larutan osmotik ke dalam sampel dan dapat menurunkan viskositas larutan osmotik yang akan mempengaruhi kualitas produk menjadi lebih baik. Meningkatnya nilai WL juga dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan larutan. Kecepatan pengadukan menggunakan tiga kecepatan yang berbeda, yaitu kecepatan rendah 100 rpm, kecepatan 59,06 59,96 62,67 59,9 60,58 63,11 66,02 67,07 70 20 40 60 80 T1K1 T1K2 T1K3 T2K1 T2K2 T2K3 T3K1 T3K2 T3K3 W L Water Loss 22 sedang 300 rpm dan kecepatan tinggi 500 rpm. Berdasarkan data yang diperoleh, perlakuan sampel dengan kecepatan pengadukan rendah menghasilkan nilai WL yang lebih rendah dibandingkan dengan kecepatan pengadukan yang lebih tinggi. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap WL yang cukup besar itu menunjukan bahwa tahanan eksternal memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Tahanan eksternal ini berpengaruh terhadap dinamika fluida pada solid-liquid. Kecepatan pengadukan yang makin tinggi maka turbulensi yang dihasilkan akan semakin besar juga. Turbulensi yang tinggi ini dapat meningkatkan laju transfer massa dari larutan dengan konsentrasi dan viskositas tinggi ke permukaan sampel mangga Soetjipto Reynaldy et al. 2005 . Solid gain menunjukkan banyaknya jumlah padatan terlarut yang masuk ke dalam sampel. Dalam proses dehidrasi osmotik, semakin tinggi nilai SG maka jumlah padatan terlarut yang masuk ke dalam sampel semakin banyak. Sedangkan, semakin rendah nilai SG maka jumlah padatan terlarut yang masuk ke sampel semakin sedikit. Untuk memberikan rasa sampel yang tidak terlalu manis maka nilai SG harus serendah mungkin. Gambar 14. Nilai solid gain SG saat proses dehidrasi osmotik Berdasarkan data pada Gambar 14 nilai SG yang paling tinggi terdapat pada perlakuan T3K3 suhu 50 o C dan kecepatan pengadukan tinggi yaitu sebesar 11.90, sedangkan nilai SG yang paling rendah terdapat pada perlakuan T1K1 yaitu sebesar 2.12 . Berdasarkan penelitian Jannah 2011, semakin tinggi suhu menyebabkan nilai SG semakin tinggi. Pori dalam membran semipermeabel terlalu kecil untuk dapat dilewati oleh gula, tetapi cukup besar untuk dilewati molekul air. Dengan adanya peningkatan suhu larutan dapat memperbesar pori dalam membran semipermeabel yang memungkinkan molekul gula dapat lebih banyak masuk ke dalam jaringan sampel. Akan tetapi dari Gambar 14, nilai SG yang diperoleh sangat beragam di setiap perlakuan meskipun kadar air akhir yang diperoleh semakin rendah setiap perlakuan. Peningkatan suhu yang diberikan hanya mempengaruhi nilai SG pada kecepatan pengadukan tinggi. Dari data tersebut kadar air akhir dan tingkat kehilangan air tidak berpengaruh terhadap padatan terlarut gula yang masuk ke dalam sampel. Solid gain yang beragam ini diakibatkan karena ukuran sampel yang tidak merata di setiap perlakuan, kondisi karakteristik mangga berbeda yaitu tingkat kematangan sampel berbeda di setiap perlakuan dan suhu larutan yang tidak menyebar secara merata ke tumpukan sampel. 2,12 2,59 4,59 9,13 6,61 7,92 2,5 4,8 11,9 5 10 15 T1K1 T1K2 T1K3 T2K1 T2K2 T2K3 T3K1 T3K2 T3K3 SG Solid Gain 23 50 52 54 56 58 60 62 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 K o n sen tr asi Lar u tan o B x Waktu menit Kecepatan rendah Kecepatan sedang Kecepatan Tinggi

C. PERUBAHAN KONSENTRASI LARUTAN DAN BILANGAN REYNOLDS