Cahaya dan Radiasi Angin

keadaan suhu berapa yang paling sesuai bagi perkembangan populasi wereng batang coklat. Kisaran suhu normal untuk wereng cokelat makroptera jantan adalah 9-30 C dan untuk wereng cokelat makroptera betina adalah 10-32 C Subroto et al. 1992. Kondisi suhu optimal untuk WBC, terutama untuk perkembahngan telur dan nimfa adalah 25-30 C, perkembangan embrio WBC akan terhenti jika suhu kurang dari 10 C Hirano, 1942 dalam Subroto et al. 1992. Menurut Abraham dan Nair 1975 dalam IRRI 1979, bahwa ledakan hama wereng batang cokelat terjadi pada selang suhu 20-30 C. Subroto et al., 1992 menyimpulkan suhu harian antara 28- 30 C dan suhu malam hari yang rendah adalah suhu yang paling sesuai untuk pemunculan sejumlah serangga dewasa.

2.3.2 Kelembaban Udara

Kelembaban udara berpengaruh terhadap proses biologi serangga, dimana kisaran kelembaban udara optimum pada umumnya sekitar 73-100. Kelembaban udara yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menghambat aktivitas dan kehidupan serangga, kecuali pada beberapa jenis serangga yang biasa hidup di tempat basah. Kelembaban optimum serangga berbeda menurut jenis dan stadium tingkatan kehidupan pada masing-masing perkembangan Sunjaya 1970. Kelembaban udara merupakan faktor iklim yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan wereng cokelat. Wereng cokelat sangat menyukai lingkungan yang memiliki kelembaban tinggi dengan RH optimal berkisar antara 70-85. Dalam sebuah penelitian, perkembangan wereng cokelat akan terhambat apabila dipelihara dalam kelembaban nisbi yang konstan di atas 80 pada suhu 29 C, namun perkembangannya lebih baik pada kelembaban nisbi yang konstan di bawah 80 pada suhu yang sama IRRI 1976 dalam Baco 1984. Serangan wereng cokelat berhubungan dengan kepadatan tanaman, radiasi matahari yang rendah, kelembaban yang tinggi, dan perbedaan suhu yang kecil antara siang dan malam hari. 2.3.3 Curah Hujan Kejadian curah hujan dalam suatu areal yang dihuni serangga mengakibatkan pengaruh langsung yaitu hentakan butir hujan pada tempat hidup serangga serta pengaruh tidak langsung pada kelembaban dan tanah. Sebaran hujan sepanjang tahun juga memiliki pola tertentu yang menunjukkan panjang pendeknya pendeknya periode bulan dengan curah hujan banyak bulan basah dan periode bulan dengan curah hujan sedikit bulan kering. Ledakan populasi suatu hama mungkin sangat erat hubungannya dengan periodisitas sebaran hujan tersebut. Koesmaryono 1991. Variasi curah hujan musiman memengaruhi kelimpahan spesies. Pada saat curah hujan rendah, beberapa spesies serangga kelimpahannya tinggi, walaupun ketersediaan tanaman inang rendah. Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan kematian langsung pada serangga, atau memungkinkan perkembangan patogen serangga Mavi dan Tupper 2004. Wereng cokelat memiliki sifat biological clock, dimana wereng cokelat mampu berkembang dengan baik di musim hujan dan musim kemarau yang terdapat hujan Baehaki 2005 dalam Susanti et al. 2007. Curah hujan tidak bisa dipisahkan dari faktor iklim lain seperti keadaan angin. Kombinasi keduanya dapat menyebabkan tekanan rendah dan konvergensi cuaca dan berakibat pada penyebaran populasi serangga Speight et al. 1999.

2.3.4 Cahaya dan Radiasi

Intensitas cahaya memengaruhi kehidupan serangga. Fluktuasi harian berpengaruh pada suhu udara, kelembaban, makanan, dan sebagainya. Andrewartha dan Birch 1954. Pengaruh cahaya terhadap perilaku serangga berbeda-beda antara serangga yang aktif pada siang hari diurnal dengan yang aktif pada malam hari nocturnal. Pada serangga yang aktif pada siang hari, keaktifannya akan dirangsang oleh keadaan intensitas maupun panjang gelombang cahaya di sekitarnya. Sebaliknya pada serangga malam hari keadaan cahaya tertentu mungkin dapat menghambat keaktifannya Koesmaryono 1991. Serangga yang mempunyai kebiasaan hidup dengan cahaya minimum dan lemah, apabila intensitas cahaya ditingkatkan akan mengakibatkan aktivitasnya akan tertekan, begitu pula sebaliknya. Meningkatnya intensitas cahaya dapat mempercepat kedewasaan serangga dan mempersingkat umur imagonya Sunjaya 1970. Faktor cahaya dan radiasi juga mempengaruhi kehidupan wereng batang coklat. Apabila wereng cokelat dewasa dipelihara di tempat gelap maka pematangan indung telur terhambat dan jumlah telur yang di letakkan juga kecil. Wereng cokelat lebih banyak ditemukan pada musim yang sering mendapat radiasi langsung dibandingkan musim yang kurang mendapat sinar matahari langsung Baco 1984.

2.3.5 Angin

Pertumbuhan dan perkembangan serangga secara tidak langsung dipengaruhi oleh angin. Angin mempengaruhi penguapan dan kelembaban udara yang secara tidak langsung memberi efek pada suhu tubuh serangga maupun kadar air dalam tubuh serangga. Namun pengaruh angin yang paling penting adalah karena angin dapat memengaruhi pemencaran dan keaktifan serangga Koesmaryono 1991. Pemencaran dan aktivitas serangga dipengaruhi oleh gerak udara. Misalnya pada serangga yang bertubuh ringan walaupun berdaya terbang lemah dan tidak bersayap akan mampu pindah ke daerah yang lebih jauh, hal ini terjadi akibat adanya gerak udara vertikal maupun gerak udara horizontal Sunjaya 1970.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian