BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Padi merupakan tanaman pertanian yang menyediakan beras bagi kebutuhan pokok
bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010 kebutuhan
konsumsi beras penduduk perkapita adalah 109-139 kg pertahun sehingga kebutuhan
nasional beras pertahun adalah 66.649 juta ton beras BPS 2010. Pemenuhan kebutuhan ini
akan menjadi terhambat apabila terdapat faktor
pembatas yang
mengganggu pertumbuhan dan produktivitas padi. Salah
satu faktor pembatas tersebut adalah hama tanaman.
Hama merupakan hewan pengganggu yang
dapat merusak
tanaman serta
menimbulkan kerugian besar pada produksi pertanian tanaman padi. Masalah hama di
Indonesia telah menjadi isu penting dalam produksi pertanian. Ada dua parameter yang
menjadi masalah hama di Indonesia yaitu luas persawahan dan kehilangan hasil pertanian
akibat
ledakan hama.
Sementara itu
kehilangan hasil pertanian lebih disebabkan oleh variasi lokasi, kerentanan dari varietas
padi, hama yang dominan, serta kemampuan dari petani sendiri untuk mengantisipasi
masalah hama.
Kehilangan hasil
pertanian yang
disebabkan oleh serangan hama diperkirakan mencapai 11.3 - 33.1 pertahun dalam 14
tahun terakhir. Salah satu hama yang sangat merugikan petani dari segi produksi padi
adalah wereng cokelat.
Pada periode 1970- 1980, luas serangan
wereng coklat mencapai 2.5 juta ha. Dalam periode 1980-1990,
luas serangannya menurun menjadi 50,000
ha, dan dalam periode 1990-2000 meningkat
hingga sekitar 200,000 ha Baehaki
1996. Sementara itu di Jawa Barat serangan wereng cokelat
terjadi di jalur pantura pada tahun 1998 dan 2005 meliputi wilayah Subang, Karawang,
dan Indramayu mencapai 40,000 ha. Serangan
tersebut menyerang semua varietas padi dengan tingkat kerusakan berkisar dari ringan
sampai dengan berat, bahkan puso. Nurbaeti et al. 2010. Adanya serangan hama di
Karawang yang merupakan salah satu sentra produksi padi dapat mengganggu suplai beras
domestik.
Pemahaman tentang perkembangan hama pada ekosistem padi- salah satunya adalah
pemahaman tentang siklus hidup hama dan kaitannya dengan faktor lingkungan, antara
lain iklim - merupakan hal yang penting. Dengan mengetahui siklus hidup hama yang
dikaitkan dengan iklim
di wilayahnya
diharapkan dapat membantu dalam mengelola dan mengendalikan serangan hama wereng
yang pada
akhirnya dapat
membantu mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia.
Kajian mengenai pengaruh iklim terhadap serangan
hama wereng
cokelat perlu
dilakukan. Strategi antisipasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim dan
serangan hama merupakan salah satu aspek yang harus menjadi rencana strategi untuk
menyikapi perubahan iklim. Dengan demikian penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi untuk menekan penurunan produksi maupun kegagalan panen.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini
bertujuan untuk
menganalisis hubungan berbagai faktor iklim dengan luas serangan hama wereng cokelat
Nilaparvata lugens Stal di Kabupaten Karawang dan menggambarkan klimogram
Kabupaten Karawang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Hama