Kondisi Umum Pulau Pari

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Umum Pulau Pari

Ekosistem Teluk Jakarta yang disebut juga Greater Jakarta Bay Ecosystem terletak pada posisi antara garis 106 o 20 - 107 o 03 bujur timur dan pada garis 5 o 10 - 6 o Laguna Pulau Pari yang terdapat di gugusan Kepulauan Seribu berfungsi sebagai daerah asuhan bagi banyak larva ikan. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan Kaswadji 1997, yang menemukan larva-larva ikan dari enam famili, yaitu Ambassidae, Apogonidae, Teraponidae, Hemirhamphidae, Gobiidae dan Serranidae. Pulau Pari sendiri saat ini termasuk salah satu dari 7 lokasi DPL-BM Daerah perlindungan Laut Berbasis Masyarakat yang berlokasi di Kepulauan Seribu sedangkan 6 lokasi lainnya adalah Pulau Tidung, Pulau Harapan, Pulau Panggang Gosong Pramuka dan Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Kawasan Gosong Pramuka dan Kel. Pulau Panggang. DPL Pulau Pari mempunyai luas 12 ha dari total 122,1 ha wilayah DPL yang ada di Kepulauan Seribu Amri dan Agus, 2011. 10 lintang selatan. Teluk Jakarta terikat oleh bagian Barat Tanjung Pasir dan bagian timur Tanjung Karawang adalah sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas berbasis lahan. Williams et. al 2000 dalam Arifin 2004 menyatakan bahwa ekosistem Teluk Jakarta terdiri dari dua ekosistem pantai coastal ecosystems, yaitu Teluk Jakarta dan Kepulauan Seribu. Sebagai ekosistem semi tertutup laguna pulau pari mendapatkan pengaruh dari pulau-pulau yang ada di dalam laguna Pulau Pari, Pulau Kongsi, Pulau Burung, Pulau Tikus dan Pulau Tengah dan juga dari perairan di sekitarnya. Terumbu karang mengelilingi semua gugus pulau-pulau tersebut dengan membentuk bagian-bagian terumbu yang cukup komplit, seperti rataan terumbu reef flat, goba lagoon dan terumbu yang mengelilingi goba atol sehingga menyerupai pulau atol yang dikenal juga dengan atol semu atau pseudo atol Abrar, 2011. Perairan Laguna Pulau Pari dihubungkan dengan laut lepas melalui 6 kaloran inlet yang beragam lebar dan kedalamannya Kaswadji, 1997. Aktifitas masyarakat yang tinggal di Pulau Pari dan sekitarnya dapat memberikan pengaruh langsung terhadap kondisi perairan laguna. Limbah rumah tangga dan aktivitas pengolah rumput laut berpengaruh terhadap kualitas perairan terutama kandungan bahan organik dan konsentrasi nutrien perairan. Selain pengaruh dari dalam laguna, perairan laguna juga mendapat pengaruh dari perairan sekitarnya. Laguna Pulau Pari terletak paling selatan dari gugusan pulau seribu dan berjarak hanya 40 km dari kota Jakarta, sehingga perairan laguna juga mendapatkan pengaruh dari perairan Teluk Jakarta yang tingkat pencemarannya sudah tinggi. Pengaruh pencemaran dari Teluk Jakarta telah dirasakan oleh para petani rumput laut, yang menyatakan adanya penurunan hasil budidaya rumput laut yang dikarenakan oleh seringnya terkena serangan penyakit sebagai akibat semakin menurunnya kualitas air dalam laguna. Contoh adanya pengaruh lingkungan adalah terjadinya fluktuasi kondisi nutrien dan konsentrasi klorofil yang tidak beraturan, seperti yang dilaporkan oleh Kaswadji 1997. Lebih lanjut lagi Kaswadji 1997 juga melaporkan bahwa nilai nitrat berfluktuasi antara 0,001 – 0,326 mg Nl, nilai fosfat berfluktuasi antara 0,00009 – 0,15 mg Pl dan nilai silikat berfluktuasi antara 0,006 – 2,052 mg Sil. Konsentrasi klorofil a berfluktuasi sangat tajam selama setahun, nilai terendah yang teramati adalah 0,066 µgl sampai 13,388 µgl. Dari hasil pengukuran terhadap luas penampang kaloran jalan masuk air dan mengalikannya dengan kecepatan arus, Kaswadji 1997 menemukan bahwa jumlah massa air yang masuk melalui kaloran adalah 63637,2 m 3 Kedua pengaruh yang diterima perairan Laguna Pulau Pari, baik dari dalam maupun dari luar laguna dapat menyebabkan terjadinya dinamika kondisi perairan baik pada kondisi kimia, fisik maupun biologi perairan. Proses fisik seperti pengadukan masa air dapat mempengaruhi distribusi vertikal dari fitoplankton dan zooplankton. Secara fisik, masa air yang ada di dalam laguna bergerak keluar masuk melalui kaloran, yang dipengaruhi oleh arus dan pasang surut. Pergerakan masa air dan tekanan angin dapat menyebabkan teradinya pengadukan pada kolom air dalam goba. jam. Masuknya massa air dari perairan sekitar, dapat menyebabkan terjadi fluktusi kondisi perairan di dalam laguna. Di dalam laguna Pulau Pari terdapat tujuh goba dengan kedalam yang berbeda yaitu Goba Soa Besar 15 m, Goba Labangan pasir 5 m, Goba Kuanji 5 m, Goba Besar satu 5 m, Goba besar dua 1 m, Goba Ciaris 1 m dan Goba buntu 0,5 m Kaswadji, 1997. Dengan kedalaman yang berbeda pada masing- masing goba yang ada, menyebabkan adanya variasi dalam proses pengadukan masa air pada setiap goba. Di dalam laguna Pulau Pari ditemukan tiga tipe ekosistem, yaitu terumbu karang, lamun dan mangrove. Ketiga tipe ekosistem pantai ini juga dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi hidrodinamika perairan dalam laguna. Perubahan yang terjadi secara fisik arus, pasang surut, angin, turbulensi dan kimiawi konsentrasi nutrien dapat mempengaruhi kondisi biologis perairan. Hal ini ditegaskan oleh Tondato et al 2010 yang menyatakan bahwa faktor- faktor biotik ketersediaan makanan, keberadaan predator dan kompetisi dan abiotik fisika dan kimia, atau interaksi antar keduanya dapat menentukan musim dan kecocokan dari suatu habitat dalam keberhasilan reproduksi. Perubahan yang terjadi pada produsen primer akan mempengaruhi pembentukan biomassa produsen sekunder protozoa dan zooplankton dan organisme pada tingkatan trofik yang lebih tinggi lagi larva ikan. Akibat terjadinya dinamika pada komponen produsen primer dan sekunder, maka ketersediaan makanan bagi larva ikan, tidak selalu terpenuhi setiap saat.

2.2 Biologi Larva Ikan