dikenalidiidentifikasi. Gambar 2 dan 3 dibawah adalah contoh larva ikan dalam stadia preflexion dan postflexion. Stadia larva sangat penting untuk diketahui
karena dapat menentukan waktu dan lokasi pemijahan. Bila di suatu tempat ditemukan larva ikan dengan stadia preflexion dalam jumlah banyak maka dapat
dipastikan maka lokasi pemijahannya tidak jauh.
Gambar 2. Larva ikan pada stadia preflexion Leis and Carson-Ewart, 2000.
Gambar 3. Larva ikan pada stadia postflexion Leis and Carson-Ewart, 2000.
2.2.2. Identifikasi Larva Ikan
Menurut Leis and Carson-Ewart 2000 ada empat metode untuk mengidentifikasi larva ikan :
1. Menggunakan literatur dari para ahli yang telah melakukan pekerjaan
identifikasi sebelumnya
2. Series method, yaitu mengumpulkan sejumlah larva dari jenis tertentu dan
melakukan identifikasi dari stadia tertinggi berdasarkan kesamaan morfologi dari ikan dewasa. Metode ini membutuhkan bahan dalam
jumlah yang banyak, terutama dari berbagai metode pengumpulan untuk mendapatkan kisaran ukuran yang luas.
3. Biokimia, yaitu dengan menggunakan bahan-bahan kimia untuk
melakukan identifikasi molekuler dengan menggunakan DNA. Metode ini tidak praktis untuk pekerjaan identifikasi secara rutin tetapi akurat
walaupun mahal. 4.
Rearing, yaitu menetaskan telur di laboratorium dari ikan dewasa yang telah teridentifikasi dimana sejumlah diantaranya diambil untuk diamati
pertumbuhan dan ciri-ciri morfologinya. Sayangnya larva yang ditetaskan di laboratorium kadang tidak mirip dengan larva yang ditangkap dari alam
karena pengaruh kondisi laboratorium yang berbeda dengan alam. Romimohtarto dan Juwana 1998 menambahkan, pada larva ikan ada
beberapa kelompok sifat taksonomik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis larva yaitu :
1. Berbagai struktur dan bentuk tubuh seperti mata, kepala, bentuk badan,
lambung dan sirip khususnya sirip dada. 2.
Urutan munculnya sirip-sirip dan kedudukannya, fotofora dan unsur tulang.
3. Pigmentasi letak, jumlah dan bentuk melanophora.
4. Tandan-tanda yang sangat khusus seperti lipatan sirip yang membengkak,
sirip yang memanjang dan berubah, jenggot sungut pada dagu, duri spine pada pre operculum dan lain-lain.
Karakter dari melanophora merupakan ciri pembeda utama dalam mengidentifikasi jenis dari larva. Kesamaan antar spesies dapat dilihat dari ada
atau tidaknya melanophora serta posisi dimana melanophora tersebut berada. Menurut Russel 1976 posisi melanophora bisa terletak di bagian eksternal dari
epidermis atau dermis, bagian internal peritoneum, di atas atau di bawah kolom vertebral, dan di daerah otocystic.
2.3 Distribusi Larva Ikan