Struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama harus dibuat. Setelah

Jenis dan Metode Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei lapang dan wawancara di lokasi penelitian terhadap jenis kantong belanja dan kantong plastik belanja yang berlabel ramah lingkungan. Sedangkan data sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka terkait di berbagai instansi, serta dari berbagai data uji dan analisis laboratorium yang dilakukan. Laboratorium yang dipakai sebagai tempat menganalisis adalah: - Laboratorium Kimia Universitas Pelita Harapan, Karawaci-Tangerang - Laboratorium Sentral Teknologi Polimer Puspitek, Serpong- Tangerang - Laboratorium Teknik Kimia Institut Teknologi Indonesia, Serpong- Tangerang - Laboratorium Balai Besar Kimia dan Kemasan, Pasar Rebo-Jakarta Timur Metoda pengumpulan sampel yang dipakai adalah Purposive Sampling Method yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu yang didasarkan kepentingan dan tujuan tertentu Patton, 1990. Bahan yang dipakai untuk karakterisasi kantong plastik belanja yang ada di pasaran adalah 50 lima puluh sampel kantong plastik belanja yang diperoleh dari beberapa lokasi pasar swalayan dan ritel, yang terdiri dari 10 sepuluh kantong plastik yang ada di supermarket di luar negeri seperti Italy, Singapore, China, Australia, dan Amerika dan 40 empat puluh kantong plastik belanja yang ada di pasaran ritel supermarket lokal untuk dilakukan pengukuran tebal dan density nya. Untuk analisis parameter lainnya, dipilih beberapa sampel yaitu kantong plastik dari Carrefour Milan-Italy biodegradable dengan kode B1, Hypermart Oxium, oxodegradable dengan kode C1. Kantong plastik konvensional dengan kode D1, Martha Tilaar Ecoplas, biodegradable, dengan kode A1, Roti Boy EPI, oxodegradable dengan kode C2, Green Laundry Ecoplas, biodegradable, dengan kode A2, Carrefour Indonesia Oxium, oxodegradable dengan kode C3. Untuk analisis SEM juga diambil kantong plastik yang diperoleh dari supermarket di Australia Biodegradable dan Compostable LN, “ST” EPI, oxodegradable DN, “FM” Oxium, oxodegradable dan no label konvensional. Sedangkan bahan yang digunakan untuk pembuatan bioplastik skala laboratorium adalah biji plastik LDPE kualitas komersial, biji durian varietas montong, dan pati sagu komersial merk “ALINI”. Bahan untuk proses analisis mikroba total count adalah tanah, etanol 70, akuades, media Potato Dextrose Agar PDA, dan media Plate Count Agar PCA. Peralatan yang dipakai untuk uji karakteristik kantong plastik belanja yang ada di pasaran adalah Mikrometer, Neraca Analitik, Lampu UltraViolet, Oven, Peralatan Uji Tanam, Fourier Thermal Infra Red FTIR, Atomic Absorption Spectrophotometer AAS, Scanning Electron Microscopy SEM dan Material Testing Machine Lloyds Instrument. Sedangkan peralatan untuk membuat bioplastik antara lain Blender, Chromameter, Oven, Neraca Analitik, Rheomix, dan alat Hot Press. Peralatan yang digunakan untuk proses analisis bioplastik antara lain Material Testing Machine Lloyds Instrument, Texture Analyzer TA.XT.Plus, Scanning Electron Microscope, Pot untuk uji tanam, Mikrometer, Termometer, dan Higrometer. Peralatan yang digunakan untuk analisis kandungan mikroba dalam tanah adalah Laminar air flow, Autoclave, Cawan Petri, Inkubator, dan Colony Counter. Metode penelitian yang digunakan adalah pengujian secara fisik seperti panjang, lebar dan tebal serta bobot setiap sampel kantong plastik , sehingga dapat dihitung berat jenis density nya. Selanjutnya dilakukan uji sifat fisik mekaniknya seperti uji kuat tarik tensile strength, kelenturan elongation at break terhadap sampel dan dilihat perubahan sifat mekanik tersebut setelah sampel mengalami perlakukan oksidasi dengan sinar ultra violet selama 8 minggu dan panas 80 C selama 2 jam ASTM D 6954-04 dan ASTM D3826-982008 . Dilakukan juga analisis gugus fungsi dengan FTIR untuk mengetahui jenis gugus fungsi yang ada pada kantong plastik belanja, dan analisis kandungan logam Fe, Co dan Mn dengan AAS serta analisis morfologi dari kantong plastik menggunakan SEM. Untuk melihat perubahan fisik dan laju degradasi yang terjadi, maka dilakukan uji tanam terhadap sampel bioplastik sampai dengan 10 minggu di dalam tanah dengan melakukan pengamatan setiap 2 minggu ASTM D 5272-921999 dan ASTM D5208-09. Rancangan Tahapan Penelitian Kegiatan penelitian dibagi menjadi 3 tiga tahap, yaitu : 1 Focus Group Discussion FGD dengan mengundang pakar plastik ramah lingkungan, industri plastik yang memproduksi plastik “ramah lingkungan” dan pejabat pemerintah sebagai regulator serta para peneliti akademisi. FGD ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari para peserta tentang kantong plastik belanja ramah lingkungan dengan mengisi AHP Analytical Hierarchy Process dan datanya diolah dengan mengunakan software expert choice. Survey dalam bentuk questionnaire juga dilakukan terhadap mahasiswasiswa SLTA dan ibu rumah tangga sebagai pengguna kantong plastik, sehingga dapat disimpulkan jenis kantong plastik ramah lingkungan apa yang sesuai untuk masyarakat Indonesia oxodegradable, partial biodegradable, fully biodegradable, kantong kertas atau kantong kain, dengan mempertimbangkan faktor daya beli masyarakat, pelestarian lingkungan dan pelaku industri masih tetap dapat melakukan investasi untuk memproduksi kantong plastik ramah lingkungan. 2 Pengambilan sampel dilakukan terhadap berbagai kantong plastik belanja berlabel ramah lingkungan yang ada di ritelsupermarket dalam dan luar negeri, dan dikelompokan menurut jenis label yang merepresentasikan jenis industri plastik pembuatnya untuk diteliti karakteristiknya berlogo oxium, ecoplas, EPI, enviplast. Contohnya label ramah lingkungan yang tercetak di kantong plastik belanja: Ecofriendly Fully Plastic Bag, Heal the world,make it a better green, This bag is environment friendly, degradable in 10 weeks . Gambar 9 Sampel Kantong Plastik Belanja Sumber: Dokumentasi Pribadi 3 Penelitian skala laboratorium dilakukan untuk novelty penelitian ini, yaitu memanfaatkan pati dari biji durian yang merupakan limbah, dan pati sagu untuk dicampur dengan biji plastik agar menjadi bioplastik yaitu plastik yang biodegradable. Survei Tentang Kantong Plastik Belanja Ramah Lingkungan Survei tentang penggunaan kantong plastik belanja juga dilakukan dalam penelitian ini terhadap kelompok masyarakat, dengan tujuan memetakan persepsi masyarakat terhadap penggunaan kantong plastik belanja dan sejauh mana pendapat tentang kantong plastik ramah lingkungan. Teknik pengumpulan data akan dilakukan secara random terhadap beberapa komunitas, seperti ibu rumah tangga dan siswa SLTA serta mahasiswa non teknik di daerah sekitar Karawaci, Tangerang dan salah satu perumahan di Bogor. Instrumen atau alat pengumpul data yang digunakan berupa kuesioner yang berisi daftar pertanyaan. Responden di setiap lokasi masing-masing 30 orang secara acak dalam selang waktu antara 25 September sd 25 Oktober 2012. Lokasi penyebaran kuesioner dan pengambilan data dilakukan di beberapa lokasi sebagi berikut: 1. Perumahan Bukit Cimanggu Villa Bogor 2. Pasar Tradisional di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan 3. Supermal Karawaci, Tangerang 4. SMA St. Laurensia, Alam Sutera-Serpong 5 UPH College di Karawaci, Tangerang 6. Mahasiswa UPH non Teknik di Karawaci, Tangerang

4. FOCUS GROUP DISCUSSION FGD TENTANG KANTONG

PLASTIK BELANJA RAMAH LINGKUNGAN YANG SESUAI UNTUK INDONESIA Focus Group Discussion FGD dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan masukan dari para peserta diskusi tentang model dan jenis kantong plastik belanja yang ramah lingkungan. Diskusi ini mengundang para stakeholder kantong plastik belanja, seperti pihak industri sebagai produsen kantong plastik belanja, pihak retailer yang menyalurkan kantong plastik belanja ke konsumen, pihak akademisi dan peneliti sebagai pakar plastik ramah lingkungan, pihak masyarakat sebagai pengguna kantong plastik belanja dan pemerintah sebagai regulator. Dalam FGD juga diedarkan kuesioner AHP Analitycal Hierarchy Process yang bertujuan untuk mendapat masukan tentang kantong plastik belanja yang seperti apa yang sesuai untuk masyarakat Indonesia konvensional , oxodegradable, atau biodegradable. Penggunaan kantong plastik belanja ramah lingkungan di Indonesia adalah sebuah sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling terkait yaitu dalam bentuk para stakeholder. Sebagai tahap awal penelitian tentang sistem model kantong plastik belanja ramah lingkungan di Indonesia , maka dibuat klasifikasinya sebagai berikut Marimin, 2009: Tabel 8 Klasifikasi Sistem Model Kantong Plastik Belanja Biodegradable System Input Proses Output Analysis Biji Plastik Produksi kantong plastik belanja Kantong plastik konvensional yang menjadi sampah yang terurai dalam waktu yang sangat lama Synthesis Pati dari bahan nabati banyak tersedia di Indonesia Teknologi pembuatan bioplastik dengan berbagai alternatif bahan baku nabati dengan harga yang relatif murah Kantong plastik ramah lingkungan Design -Pati dari hasil umbi-umbian dan biji-bijian -Pengurangan kantong plastik konvensional Rancangan model proses pemanfaatan bahan yang dapat diperbaharui sebagai bahan campuran biji plastik Formulasi yang menghasilkan kantong plastik ramah lingkungan yang mutunya sesuai SNI dengan harga yang relatif murah Control Masyarakat pengguna kantong plastik belanja - Industri plastik - Industri pembuatan Pati -SNI kantong plastik ramah lingkungan -Ketersediaan kantong plastik belanja ramah lingkungan -Masyarakat teredukasi tentang dampak sampah kantong plastik terhadap lingkungan Selanjutnya dilakukan analisis kebutuhan terhadap ketersediaan kantong plastik belanja yang ramah lingkungan di Indonesia, dengan mendata identifikasi pelaku, komponen informasi dan tingkat kebutuhannya Tabel 9 Analisis Kebutuhan Kantong Plastik Belanja Biodegradable Komponen Informasi Pelaku Masyarakat Industri Ritel Pemerintah Lembaga Penelitian Ketersediaan Bahan Baku Pati √ √√ - √ √ Ketersediaan Produk KPBB √ √√ √√ √ - Teknologi Proses KPBB - √√ - √ √ Harga Biji Plastik - √√ - √ - Harga KPBB √√ √√ √√ √ - Instruksi Penggunaan √ √√ √√ √√ - Kesadaran Menggunakan √√ √√ √√ √ √ KPBB : Kantong Plastik Belanja Biodegradable Identifikasi sistem yang merupakan hubungan antara analisis kebutuhan dengan permasalahannya dapat digambarkan sebagai berikut: Kesejahteraan petani Industri pati nabati Pelaku ritel menyediakan KPBB Jumlah penduduk Model penggunaan KPBB UU SNI Kebijakan pemerintah Sampah kantong plastik konvensional Pencemaran lingkungan karena plastik yang tidak bisa terurai Polusi perairan Produksi KPBB Kesadaran masyarakat + + + + + + + + + + Polusi darat + + + + + + + - - Gambar 10 Causal Loop Model Penggunaan Kantong Plastik Belanja Biodegradable SNI: Standar Nasional Indonesia UU: Undang Undang Interpretasi causal loop kedalam diagram input -output terhadap penggunaan kantong plastik belanja ramah lingkungan dibuat sebagai berikut: · Proses produksi KPBB relatif sulit · Pajak untuk bahan baku · Masyarakat tidak peduli bahaya plastik terhadap lingkungan · Produsen tidak menyediakan KPBB karena harga lebih mahal · Undang – Undang · SNI Standar Nasional Indonesia · Kebijakan Pemerintah · Kondisi Lingkungan MODEL PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK BELANJA BIODEGRADABLE KPBB SEBAGAI PENGGANTI KANTONG PLASTIK KONVENSIONAL DI INDONESIA INPUT TIDAK TERKENDALI INPUT LINGKUNGAN · Tersedianya pati sebagai campuran bahan baku pembuatan KPBB · Kesadaran masyarakat · Kepedulian pelaku retel dan industri · Lancar produksi KPBB sehingga bisa ekspor · Edukasi masyarakat lewat media massa INPUT TERKENDALI MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN TERSEDIANYA KPBB DI RITEL DAN SWALAYAN · Masyarakat mengurangi jumlah pemakaian kantong plastik Reduce · Masyarakat mau menggunakan KPBB · Tersedianya KPBB di tempat perbelanjaan · Pendapat masyarakat meningkat Industri pertanian dapat diolah menjadi pati · Lingkungan lebih lestari OUTPUT YANG DIKEHENDAKI · Kelangkaaan bahan bakar pati · Masyarakat menolak menggunakan KPBB karena membayar lebih · Harga KPBB mahal · Pelaku industri enggan memproduksi KPBB · Pencemaran lingkungan OUTPUT YANG TIDAK DIKEHENDAKI Gambar 11 Diagram Input Output Penggunaan Kantong Plastik Belanja Biodegradable Penggunaan Proses Hierarki Analitik Dalam mengorganisir informasi yang diperoleh dari hasil diskusi persoalan jenis kantong plastik belanja ramah lingkungan yang sesuai untuk masyarakat Indonesia, maka digunakan Proses Hierarki Analitik AHP dengan 4 level sebagai berikut: Sasaran : Kantong Belanja Ramah Lingkungan Yang Sesuai Untuk Indonesia Kriteria : 1 Ketersediaan 2 Harga 3 Minat Konsumen 4 Proses Aktor : 1 Pemerintah 2 Pelaku Industri 3 Pelaku Ritel 4 Masyarakat Alternatif: 1 Kantong Plastik Konvensional 2 Kantong Plastik Oxodegradable 3 Kantong Plastik Biodegradable Hasil kuesioner yang diisi oleh 36 responden saat FGD dan diolah dengan menggunakan expert choice software , maka level alternatif yang dipilih adalah sebagai berikut. Tabel 10 Peringkat Pilihan Jenis Kantong Plastik Hasil FGD Jenis kantong plastik belanja Pemerintah Industri Retail LSM-Peneliti-Masyarakat Total Peringkat Konvensional 1 2 6 9 III Oxodegradable 1 2 2 8 13 II Biodegradable 2 1 11 14 I Total 4 5 2 25 36