PENDAHULUAN Model of environmental friendly plastic shopping bags in Indonesia (case study: biodegradable plastic bags ).
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan alternatif solusi bagi masalah lingkungan yang disebabkan sampah kantong plastik belanja yang tidak dapat
didegradasi oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Misalnya masalah tertutupnya daerah resapan oleh plastik sehingga terjadi banjir dan tanah
pemukiman yang longsor. Solusinya adalah penggunaan kantong plastik belanja ramah lingkungan yag dapat didegradasi. Untuk mencapai tujuan umum ini, maka
dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Mengambil data dengan melakukan Focus Group Discussion FGD antara para stakeholder kantong plastik belanja, sehingga diperoleh
informasi jenis kantong plastik belanja ramah lingkungan yang sesuai dipakai di Indonesia saat ini, dan melakukan survei kepada sekelompok
masyarakat tentang respon penggunaan kantong plastik biodegradable sebagai pengganti kantong plastik konvensional yang selama ini
diberikan secara gratis dan kesediaan masyarakat untuk memakai jenis yang ramah lingkungan dengan membayar.
2. Melakukan karakterisasi berbagai jenis kantong plastik belanja yang ada di pasaran, yang didasarkan dari hasil uji dan analisis terhadap kantong
plastik yang diberi label ramah lingkungan yang seperti : “selamatkan bumi dengan penggunaan kantong plastik, biodegradable, go green, safe
the environment, ecofriendly” dan lain-lain. Sampel-sampel kantong plastik belanja berupa produk dalam negeri dan luar negeri, sehingga
dapat diketahui apakah kantong plastik belanja tersebut tergolong sebagai kantong plastik yang ramah lingkungan ataukah kantong plastik
konvensional yang hanya mencantumkan label lingkungan saja.
3. Memanfaatkan potensi sumberdaya alam indigenous yang berupa pati dari tanaman umbi2an dan biji2an yang selama ini merupakan limbah,
sebagai bahan pengisi filler dalam pembuatan plastik biodegradable atau yang dikenal selama ini sebagai bioplastik. Kemungkinan
penggunaan pati dari bahan biji durian dan pati sagu, diteliti dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan plastik biodegradable
yang ada di pasaran yang umumnya terbuat dari pati singkong, melalui uji mekanik dan beberapa analisis lainnya sehingga diharapkan
diperoleh diversifikasi pati selain singkong dan harga plastik biodegradable menjadi lebih murah.
Kerangka Pemikiran
Adalah tidak mungkin melarang penggunaan kantong plastik belanja, melihat fungsinya yang unggul dan belum tergantikan bila dibandingkan dengan
kantong belanja kertas paper bag atau kantong kain. Tahun 2007 di China terjadi penurunan penghasilan dari para retailer dan supermarket karena jumlah
penjualan yang menurun, sebagai akibat konsumen mengurangi volume belanjanya karena dilarang menggunakan kantong plastik, sehingga terjadi
pemutusan hubungan kerja bagi karyawannya dan juga karyawan pabrik plastik Sugianto, 2012.
Perkembangan peradaban manusia tidak terlepas dari lingkungan dan teknologi. Penemuan teknologi pembuatan kantong plastik 100 tahun silam
merupakan terobosan. Namun dalam kurun 50 tahun kemudian, timbul kesadaran manusia bahwa sampah kantong plastik dapat mencemari lingkungan.
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian Plastik konvensional yang digunakan sebagai kantong belanja merupakan
penyumbang sampah plastik terbesar terhadap lingkungan, karena akan terurai dalam waktu ratusan tahun bahkan ribuan tahun, menyumbat saluran air sehingga
mengakibatkan banjir, dan membahayakan kelangsungan hidup biota air yang tanpa sengaja memakan lembaran plastik ini Vijaya, 2008.
Plastik konvensional terbuat dari hasil olahan minyak bumi, yang merupakan sumber alam yang tidak bisa diperbaharui, dan persediaannya semakin
menipis dalam lapisan bumi, bahkan ada ahli yang memperkirakan minyak bumi akan habis di tahun 2100. Awalnya kepedulian terhadap lingkungan dianggap
sebagai kegiatan yang membuang biaya, namun adanya isu global warming membuat para ecopreneur dan pelaku industri menjadikan isu lingkungan sebagai
salah satu peluang bisnisyang memiliki nilai jual dan diminati pasar lokal maupun internasional, karena banyak orang mulai menghindari produk-produk yang tidak
ramah lingkungan. Salah satu terobosan baru adalah dengan memproduksi kantong plastik belanja yang ramah lingkungan jenis biodegradable.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat menjadi salah satu alternatif pemecahan masalah sampah kantong plastik belanja di Indonesia.
Masyarakat, pelaku industri dan pelaku ritel dapat teredukasi dan berpartisipasi terhadap beban lingkungan, dengan menggunakan kantong plastik belanja yang
ramah lingkungan, khususnya kantong plastik yang biodegradable yang terbuat dari biji plastik dan bahan indigeneous seperti pati dari limbah biji2an. Pemerintah
diharapkan membuat ketegasan kebijakan dalam bentuk regulasi yang mengatur penyediaan dan pemakaian kantong plastik belanja jenis yang ramah lingkungan.
Agar harga tidak menjadi beban masyarakat, maka pemerintah diharapkan memberikan insentif atau keringanan biaya pajak bagi pelaku industri dan ritel
yang menyediakan kantong plastik ramah lingkungan. Membudayakan bring your own bag dalam berbelanja, juga merupakan manfaat lain dalam aplikasi penerapan
penelitian ini. Diharapkan ketersediaan dan jumlah pemakaian kantong belanja jenis biodegradable makin meningkat, sehingga pati yang diperlukan sebagai
bahan pengisi juga makin banyak diperlukan, sehingga masyarakat melalui UKM dapat menjadi pemasok pati untuk industri terkait, mengingat proses ekstraksi pati
adalah teknologi yang sederhana dengan hanya menggunakan air dan proses pengeringan saja.
Ruang Lingkup Penelitian
Hingga saat ini solusi masalah lingkungan yang disebabkan sampah kantong plastik belanja adalah disediakannya dua jenis kantong plastik,yakni: a.
Oxodegradable dan b. Biodegradable. Contoh plastik oxodegradable yang ada di pasaran saat ini adalah Oxium dan EPI. Keduanya dibuat dengan
menggunakan aditif tertentu hasil formulasi masing-masing industri. Oxium adalah produk lokal brand plastik oxodegradable dari PT Tirta Marta yaitu resin
yang ditambahkan aditif untuk mempercepat proses degradasi, hanya dalam dua tahun melalui mekanisme oksidasi yang dipercepat oleh sinar Ultra Violet, panas,
oksigen dan mechanical stress. Produsen EPI di Canada juga mampu menyesuaikan lamanya plastik hancur dengan cara simulasi dosis aditif TDPA
Totally Degradable Plastic Aditif yang ditambahkan kepada resin PE PoliEtilen, PP PoliPropilen atau PS Poli Stiren sesuai kebutuhan konsumen.
PT Tirta Marta juga memproduksi plastik yang menggunakan bahan pati singkong lokal dan sudah mempatenkan produk resin biodegradable sebagai
bahan baku pembuatan kantong plastik belanja dengan label Ecoplas. Adanya pati singkong memudahkan mikroorganisme dan air dalam mengurai sampah
plastik dalam waktu 10 minggu, tergantung jumlah mikroorganisme yang ada di dalam tanah. Semakin subur tanah tersebut, maka kantong plastik ecoplas lebih
mudah hancur. Kandungan pati singkong yang ada dalam ecoplas mendorong
mikroorganisme tanah untuk mengurai sampah plastik tersebut sampai hancur, sehingga tidak menimbulkan pencemaran seperti kantong plastik konvensional.
Keunggulan kantong plastik tapioka ini berhasil menyita perhatian konsumen di berbagai negara, sehingga pemasaran ecoplas kini telah menjangkau pasar lokal
dan internasional Singapura dan Amerika. Teknologi ini juga mempunyai dampak sosial yang luas, khususnya bagi masyrakat pedesaan yang mulai
dikoordinir unruk menanam singkong. Awalnya dalam bentuk desa binaan, selanjutnya pemerintah perlu mengatur tata niaga singkong demi kesejahteraan
petani dan menanggulangi jumlah pengangguran . Biaya produksi teknologi ecoplas hanya lebih mahal 20 dari Oxium Sugianto, 2011. Peritel pengguna
kantong plastik biodegradable dapat meningkatkan citra perusahaannya karena turut berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan dengan sedikit mengurangi
biaya pemasaran iklan perusahaan tersebut.
Teknologi pembuatan kantong plastik ramah lingkungan biodegradable sudah banyak diteliti sebagai alternatif pemecahan masalah sampah kantong
plastik belanja, namun belum banyak diaplikasikan dalam bentuk kantong plastik biodegradable atau bioplastik yang bisa dipakai oleh masyarakat. Selain perlu
didukung ketegasan kebijakan pemerintah dalam pelaksanaannya, masalah utama terkait faktor harga. Oleh sebab itu perlu diteliti pemakaian pati lain selain pati
singkong seperti yang dipakai selama ini di Indonesia, yaitu menggunakan pati dari bahan lain yang merupakan limbah, seperti pati dari biji durian ataupun pati
sagu, yang diharapkan dapat membuat harga plastik ramah lingkungan jenis biodegradable menjadi lebih murah. Namun kualitas dari kantong plastik
biodegradable bioplastik yang dihasilkan masih mempunyai sifat fisik dan mekanik yang sesuai peruntukannya dan sesuai dengan standar yang berlaku.