sekitar 50 tonhektar dengan kepadatan tanaman 416 pohon. Sedangkan jenis yang dikehendaki sebaiknya berbiji sedikit atau tidak berbiji, ukuran buah besar, rasa
manis tidak sepet dan warna buah menarik seperti warna merah, kuning, dan putih Ashari, 1995.
2.4. Kesesuaian Lahan dan Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan adalah kecocokan adaptability suatu lahan untuk tipe penggunaan lahan jenis tanaman dan tingkat pengelolaan tertentu, sedangkan
klasifikasi kesesuaian lahan adalah pengelompokan lahan berdasarkan kesesuaiannya untuk tujuan penggunaan tertentu. Menurut Djaenudin et al., 2003
struktur klasifikasi kesesuaian lahan dapat dibedakan menurut tingkatannya sebagai berikut:
Ordo: Keadaan kesesuaian lahan secara global. Pada tingkat ordo kesesuaian lahan dibedakan antara lahan yang tergolong sesuai S dan lahan yang tergolong
tidak sesuaiN. Kelas: Keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo. Pada tingkat kelas, lahan
yang tergolong ordo sesuai S dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu lahan yang sangat sesuai S1, cukup sesuai S2, dan Sesuai Marginal S3. Sedangkan lahan
yang tergolong ordo tidak sesuai N tidak dibedakan kedalam kelas-kelas.
2.5. Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis SIG merupakan alat yang handal untuk menangani data spasial. Dalam SIG, data dipelihara dalam bentuk digital. Sistem
ini merupakan suatu sistem komputer untuk menangkap, mengatur, mengintegrasi, memanipulasi, menganalisis dan menyajikan data yang bereferensi
ke bumi Barus, 2005. 2.6. Citra Landsat
Landsat merupakan sistem penginderaan jauh yang memiliki sumberdaya alam sebagai objek utamanya. Menurut tipe tampilannya citra Landsat dapat
dibedakan menjadi: 1, citra tunggal hitam putih, dan 2, citra komposit gabungan berwarna. Citra hitam putih dibedakan berdasarkan panjang
gelombang yang digunakan. Karena pada masing-masing panjang gelombang mempunyai kenampakan yang berbeda.
Citra komposit merupakan suatu citra gabungan 3 band misalnya band 1,2 dan 3 True color band 2,3 dan 4 False color. Hasil ketiga band ini
diproyeksikan menjadi suatu citra yang disebut citra komposit berwarna Lillesan dan Kiefer, 1994.
Citra komposit berkemampuan lebih baik dalam membedakan air, tanah dan vegetasi. Hal ini disebabkan karena ke 3 objek tersebut memberikan kesan
warna yang berbeda dan secara visual mudah dibedakan Lillesan dan Kiefer, 1994.
2.7. Global Positioning System
Serangkaian satelit yang mengemisi radio yang diluncurkan oleh departemen pertahanan USA untuk menentukan posisi permukaan bumi. Dengan
menggunakan alat penerima GPS, maka posisi secara akurat dapat ditentukan pada atau dekat permukaan tanpa perlunya referensi langsung Barus, 2005.
III. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN
3.1. Letak Geografis
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah yang berbatasan langsung dengan Ibukota Republik Indonesia, dan secara geografis terletak antara 6
o
19’- 6
o
47’ Lintang Selatan, dan 106
o
1’-107
o
13’ Bujur Timur. Wilayah Kabupaten Bogor berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kota Depok dan DKI Jakarta
Sebelah Barat : Kabupten Lebak
Sebelah Barat Daya : Kabupaten Tanggerang Sebelah Timur
: Kabupaten Karawang Sebelah Timur Laut : Kabupaten Bekasi
Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi
Sebelah Tenggara : Kabupaten Cianjur
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Bogor