dalam hal membuat batasan interval, sehingga klasifikasi data curah hujan dapat sesuai dengan parameter yang diinginkan.
Gambar 6. Peta Curah Hujan Rata-Rata Tahunan Kabupaten Bogor
Sama seperti poligon Thiessen pembuatan interpolasi titik juga menggunakan point yang berisikan koordinat masing-masing stasiun curah
hujan yang ada di Kabupaten Bogor dan wilayah sekitarnya. Setelah point diaktifkan kemudian kita aktifkan juga Model Builder, dengan operasi pilihan
menu add process – data conversion – point interpolation, dan dalam proses masukkan interval sesuai dengan data curah hujan yang dibutuhkan. Peta
curah hujan menggunakan interpolasi titik dapat dilihat pada Gambar 7.
4.3.2.5. Analisis Kesesuaian Lahan
Analisis ini dilakukan secara bertahap pertama membuat Peta Satuan Lahan. Menurut H. Sarwono dan Widiatmaka, 2001 satuan peta lahan adalah
kelompok lahan yang mempunyai sifat-sifat yang sama atau hampir sama, yang penyebarannya digambarkan dalam peta sebagai hasil dari suatu survai
sumberdaya alam. Tim ahli IPB telah melakukan survai tanah dibeberapa
tempat Kabupaten Bogor sehingga didapat data Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah IPB, 2005.
Peta satuan lahan ini dibuat berbasis data sekunder dengan konsep satuan kehomogenan biofisik dan biokimia. Data sekunder peta satuan lahan
disini merupakan gabungan dari data peta kelas lereng, peta sistem lahan, dan peta curah hujan. Kemudian peta satuan lahan ini dikembangkan menjadi
Satuan Lahan Homogen SLH dan Satuan Lahan tidak Homogen SLtH. Satuan Lahan Homogen SLH didapatkan dengan menggunakan data
analisis kesuburan tanah, sehingga Satuan Lahan Homogen tidak hanya memiliki data biofisik wilayah penelitian, tetapi juga memiliki data biokimia
atau data mengenai kesuburan tanah yang berasal dari titik sampel. Sedangkan Satuan Lahan tidak Homogen didapatkan dari tumpang tindih data peta kelas
lereng, peta sistem lahan, dan peta curah hujan. Poligon dengan parameter yang samahomogen akan dikelompokkan menjadi satu satuan lahan, dan
parameter yang tidak sama dikelompokkan terpisah. Didalam peta satuan lahan terdapat informasi berupa sifat fisik tanah
dan sifat lingkungan daerah penelitian sehingga dapat dibandingkan dengan syarat pertumbuhan tanaman jambu biji dalam menentukan kelas kesesuaian
lahannya. Parameter yang dimiliki Satuan Lahan Homogen yaitu rata-rata suhu tahunan, elevasi, bulan basah, bulan kering, drainase tanah, tekstur,
kedalaman solum, KTK, pH, C-organik, N total, batuan permukaan, P
2
O
5
, K
2
O, dan lereng. Sedangkan Satuan Lahan tidak Homogen memiliki parameter rata-rata suhu tahunan, elevasi, bulan basah, bulan kering, dan
lereng. Parameter-parameter tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Kedua membuat Peta kesesuaian lahan tanaman jambu biji dengan
menganalisis data atribut peta satuan lahan dengan data kriteria klasifikasi kesesuaian lahan tanaman jambu biji. Kemudian data tersebut dikelaskan
menjadi kelas sangat sesuai S1, cukup sesuai S2, sesuai marginal S3, dan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai N. Peta kesesuaian lahan dapat dilihat
pada Gambar 12.
Ketiga menggunakan peta penggunaan lahan yang digunakan sebagai pembanding kondisi atau untuk melihat keadaan penggunaan lahan yang
mendekati sekarang. Sehingga dari gabungan peta kesesuaian lahan tanaman jambu biji dengan peta penggunaan lahan dapat dihasilkan peta evaluasi
kesesuaian lahan tanaman jambu biji Kabupaten Bogor.
Terakhir dilakukan cek lapang, cek ini lebih ditujukan untuk mencari area kebun tanaman jambu biji dengan menggunakan GPS Global
Positioning System . Data posisi koordinat geografi yang didapat dari lapang
kemudian dimasukkan dalam bentuk point. Setelah itu data point digabung
dengan peta evaluasi kesesuaian lahan tanaman jambu biji Kabupaten Bogor.
Hal ini ditujukan untuk mengetahui sebaran tanaman jambu biji dengan kesesuaian lahannya.
Tabel 3. Parameter yang digunakan SLH dan SLtH
Parameter SLH
SLtH Rata-rata suhu tahunan
C √
√ Elevasi m dpl
√ √
Bulan Basah 200 mm √
√ Bulan Kering 100 mm
√ √
Drainase tanah √
- Tekstur
√ -
Kedalaman solum √
- KTK
√ -
pH √
- C-organik
√ -
N Total √
- Batuan permukaan
√ -
P
2
O
5
√ -
K
2
O √
- Lereng
√ √
Temperatur √
√
Gambar 7. Peta Curah Hujan Kabupaten Bogor Interpolasi titik
Peta Evaluasi Kesesuaian Lahan tanaman Jambu biji di Kabupaten Bogor
Gambar 8. Diagram Alir Penelitian
Investigasi Cek Lapang
Pengumpulan Data
Analisis Sistem Informasi Geografi Analisis Kesesuaian Lahan
V. PEMBAHASAN 5.1 Analisis Citra Digital