Data Model ARIMA Stock Price Modelling Using ARIMA-GARCH Model

III PEMBAHASAN

3.1 Data

Data yang digunakan adalah data dari harga penutupan saham Sharp Corp. dari tanggal 3 Januari 2011 hingga 14 Maret 2012 www.finance.yahoo.com. Data tersebut terdapat pada Lampiran 1. Pengujian akan dilakukan dengan analisis deret waktu. Data penutupan harga saham yang didapatkan kemudian diplotkan dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Plot harga saham Sharp Corp. dari 1 Januari 2011 hingga 14 Maret 2012. Data penutupan harga saham tersebut dibagi menjadi dua, yaitu data untuk pemodelan dan data untuk peramalan. Data untuk pemodelan adalah data penutupan harga saham selama tahun 2011, sedangkan data untuk peramalan adalah data penutupan harga saham awal tahun 2012.

3.2 Model ARIMA

Autoregressive Integrated Moving Average ARIMA atau biasa disebut dengan metode Box-Jenkins merupakan metode peramalan yang sangat baik ketepatannya untuk peramalan jangka pendek. ARIMA menganalisis data deret waktu dengan menggunakan nilai masa lalu dari nilai variabel dependen untuk menghasilkan peramalan jangka pendek yang akurat dengan mengabaikan variabel independennya dengan asumsi ragam sisaannya konstan. Model umum ARIMA , , adalah 1 − = dengan = harga penutupan saham pada waktu ke-t = derajat autoregressive AR = derajat pembeda = derajat moving average MA = waktu = parameter yang menjelaskan AR = 1 − − ⋯ − = parameter yang menjelaskan MA = 1 − − ⋯ − = sisaan acak pada waktu ke- yang diasumsikan menyebar normal bebas stokastik = operator backshift = . Model umum ARIMA , , menyatakan bahwa data periode sekarang dipengaruhi oleh data periode sebelumnya dan nilai sisaan pada periode sebelumnya. Jika data tidak stasioner maka dilakukan pembedaan untuk membuat data stasioner dalam rata-rata. Untuk mengetahui apakah data tersebut dapat diprediksi dengan menggunakan masa lalu, maka harus melihat sifat pergerakan saham perusahaan tersebut stasioner atau tidak. Untuk mengetahui kestasioneran dari pergerakan saham, dilakukan dengan melihat plot dari korelasi diri ACF dan plot korelasi diri parsial PACF. Hasil plot ACF dan PACF terdapat pada Gambar 2 dan Gambar 3. Gambar 2 Plot ACF saham Sharp Corp. 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 1 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 Lag A ut oc or re la ti on Autocorrelation Function for saham with 5 significance limits for the autocorrelations waktu sa h am 300 270 240 210 180 150 120 90 60 30 1 12 11 10 9 8 7 6 Time Series Plot of saham Gambar 3 Plot PACF saham Sharp Corp. Pada plot ACF Gambar 2 menunjukkan pola dies down atau turun secara eksponensial dan plot PACF Gambar 3 yang menunjukkan pola terputus setelah lag- 1. Menurut Wei 1994, data deret waktu tidak stasioner jika nilai autokorelasi mulai lag-1 pada plot ACF turun dengan lamban dan nilai autokorelasi parsial pada plot PACF terputus cut off setelah lag-1. Pola cut off adalah pola ketika garis ACF dan PACF signifikan pada lag pertama atau kedua tetapi kemudian tidak ada garis ACF dan PACF yang signifikan pada lag berikutnya. Oleh karena itu, data tersebut tidak stasioner. Pengujian stasioner secara statistik dapat dilakukan dengan Augmented Dickey Fuller Test Uji ADF dengan = 5 , dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut : data tidak bersifat stasioner : data bersifat stasioner Berdasarkan uji ADF pada Lampiran 2 diperoleh hasil nilai probabilitasnya sebesar 0.2619. Nilai probabilitas yang lebih besar dari 0.05 artinya terima sehingga data tidak bersifat stasioner. Karena itu dilakukan pembedaan satu kali = 1 untuk mendapatkan output yang stasioner. Gambar 4 Plot setelah pembedaan satu kali. Gambar 5 Plot ACF dari saham dengan pembedaan satu kali. Gambar 6 Plot PACF dari saham dengan pembedaan satu kali. Hasil pembedaan satu kali dapat dilihat pada Gambar 4 yang menunjukkan bahwa data sudah memiliki kecenderungan berada di sekitar nilai tengah nol. Berdasarkan uji Augmented Dickey-Fuller pada Lampiran 3, nilai- yang kurang dari 0.05 artinya tolak yang menunjukkan data sudah stasioner. Setelah data stasioner, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi model tentatif berdasarkan karakteristik ACF Gambar 5 dan PACF Gambar 6. Plot korelasi diri menunjukkan ordo- dan plot korelasi ordo parsial menunjukkan ordo- . Dari kedua plot tersebut ada tiga model yang teridentifikasi yaitu ARIMA 2,1,5, ARIMA 3,1,3, dan ARIMA 3,1,4. Tahap selanjutnya adalah pendugaan parameter dengan proses trial and error, yaitu dengan memperkecil ordo- atau yang mempunyai -hitung kecil atau menambah ordo- atau yang mempunyai t-hitung besar sehingga memperoleh kandidat-kandidat model. Hasil pendugaan parameter dapat dilihat pada Lampiran 4, 5 dan 6. Secara ringkas dapat dilihat dari Tabel 1. 250 225 200 175 150 125 100 75 50 25 1 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 -0.75 Waktu d = 1 Time Series Plot of d=1 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 1 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 Lag A ut oc or re la ti on Autocorrelation Function for d=1 with 5 significance limits for the autocorrelations 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 1 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 Lag Pa rt ia l A ut oc or re la ti on Partial Autocorrelation Function for saham with 5 significance limits for the partial autocorrelations 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 1 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 -0.2 -0.4 -0.6 -0.8 -1.0 Lag Pa rt ia l A u to co rr el at io n Partial Autocorrelation Function for d=1 with 5 significance limits for the partial autocorrelations Tabel 1 Alternatif model ARIMA tentatif Model ARIMA Paramater Koefesien Parameter Nilai-p Uji Ljung-Box-Perce MS Lag ke- Nilai-p ARIMA 2,1,5 Konstanta -0.005137 0.490 12 0.376 0.03646 AR 1 1.1025 0.000 24 0.604 AR 2 -0.9129 0.000 36 0.784 MA 1 1.1284 0.000 48 0.575 MA 2 -0.9796 0.000 MA3 0.2172 0.001 MA 4 -0.2001 0.016 MA 5 0.2143 0.002 ARIMA 3,1,3 Konstanta -0.00819 0.584 12 0.370 0.03674 AR 1 0.3778 0.000 24 0.493 AR 2 0.2138 0.051 36 0.752 AR 3 -0.8923 0.000 48 0.582 MA 1 0.4017 0.002 MA 2 0.1483 0.296 MA 3 -0.7861 0.000 ARIMA 3,1,4 Konstanta -0.004503 0.554 12 0.435 0.03757 AR 1 0.5099 0.049 24 0.360 AR 2 0.4517 0.017 36 0.569 AR 3 -0.6830 0.000 48 0.419 MA 1 0.5222 0.049 MA 2 0.4501 0.041 MA 3 -0.5282 0.017 MA 4 -0.0654 0.477 Dari Tabel 1 terlihat bahwa model yang memiliki parameter tidak nyata adalah model ARIMA 3,1,3, dan ARIMA 3,1,4 karena masih ada nilai-p koefisien AR dan MA yang lebih dari = 0.05. Sedangkan hanya pada model ARIMA 2,1,5 memiliki model nyata karena koefisien AR dan MA yang kurang nilai = 0.05. Dilihat dari nilai MSE dari ketiga model tersebut. nilai MSE pada model ARIMA 2,1,5 paling kecil daripada model yang lainnya, sehingga model yang dipilih adalah model ARIMA 2,1,5. Langkah selanjutnya setelah didapatkan model terbaik adalah diagnostik terhadap model sisaan. Pengujian Ljung-Box-Pierce Cryer 1986 pada Tabel 1 menunjukkan nilai korelasi diri sisaan tidak berbeda nyata dengan nol pada semua lagnya yaitu nilai- lebih dari = 5, artinya model ARIMA 2,1,5 layak. Gambar 7 Plot kenormalan sisaan. Gambar 8 Plot sisaan terhadap waktu. 0.75 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 99.9 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 0.1 Residual Pe rc en t Normal Probability Plot response is saham 250 200 150 100 50 0.50 0.25 0.00 -0.25 -0.50 t R es id ua l Residuals Versus t response is saham Gambar 9 Plot residual ACF RACF. Gambar 10 Plot residual PACF RPACF. Sisaan harus menyebar normal. Untuk mengecek kenormalan sisaan dapat dilihat dari Normal Probability Plot of the Residuals pada Gambar 7. Nilai titik-titik residual yang menempel atau sangat dekat dengan garis biru menunjukkan sisaan tersebut menyebar normal. Selain menyebar normal, sisaan harus bersifat acak. Hal tersebut dapat dilihat secara visual, yaitu dapat dilihat pada Gambar 8 bahwa plot residual terhadap waktu sudah tidak memiliki pola tertentu atau sudah bersifat acak. Dari plot residual fungsi korelasi diri Gambar 9 dan plot fungsi korelasi diri parsial Gambar 10 juga tidak menunjukkan nilai autokorelasi yang nyata, artinya model sudah besifat acak. Dengan demikian asumsi keacakan dan kenormalan terpenuhi. Maka model ARIMA 2,1,5 merupakan model terbaik untuk meramalkan harga saham tersebut adalah = −0.005137 + 2.1025 −2.0154 − 0.9129 − 1.1284 +0.9796 − 0.2172 + 0.2001 − 0.2143

3.3 Model ARIMA-GARCH