dan penghidupannya bergantung pada hutan. Hasil penelitian di berbagai negara antara lain menunjukkan adanya perubahan fenologi dan produktivitas tumbuhan,
pergerakan spesies, jumlah populasi tumbuhan pohon, merebaknya serangga, dan perubahan distribusi spesies Ayres et al. 2009.
2.2 Strategi Adaptasi
Konsep-konsep kunci dalam kajian adaptasi sosial budaya adalah perilaku adaptif adaptive behavior, tindakan strategis strategic action dan strategi
adaptasi adaptive strategy. Perilaku adapatif menunjukkan bentuk perilaku menyesuaikan cara-cara pada tujuan, mencapai kepuasan, melakukan pilihan-
pilihan secara aktif maupun pasif. Tindakan strategis lebih spesifik menunjuk pada perilaku aktif yang dirancang untuk mencapai tujuan. Sedangkan strategi
adaptasi menunjuk pada tindakan spesifik yang dipilih oleh individu dalam proses pengambilan keputusan dengan suatu derajat keberhasilan yang dapat
diperkirakan Bates 2001. Indonesia sekarang ini sudah rentan terhadap risiko bencana alam, seperti
banjir, longsor, erosi, badai tropis, kekeringan, dan akan menghadapi risiko yang lebih besar lagi ke depan akibat perubahan iklim. Apabila
langkah-langkah penanganan yang konkret tidak segera dilaksanakan,
maka target-target Pembangunan Milenium Millennium Development Goals untuk bidang-bidang
yang berkaitan dengan kemiskinan, kelaparan, dan kesehatan akan sulit dicapai. Adapun kemungkinan target-target pembangunan yang telah tercapai selama
puluhan tahun ini juga terancam Hilman 2007. Oleh karena itu, adaptasi perubahan iklim harus diimplementasikan dalam kerangka pembangunan
berkelanjutan dengan mengintegrasikan aspek ekonomi, sosial, dan ekologi. Agenda adaptasi perubahan iklim difokuskan pada area yang rentan
terhadap perubahan iklim, yakni sumber daya air, pertanian, perikanan, pesisir dan laut, infrastruktur dan pemukiman, kesehatan, dan kehutanan. Berdasarkan tujuan
pembangunan, maka agenda adaptasi dalam strategi pembangunan perlu disusun dalam rentang waktu yaitu:
1. Bersifat segera Membangun kemampuan dan ketahanan dalam menghadapi anomali iklim
atau variabilitas iklim saat ini. Pertama dengan program pengurangan resiko
bencana terkait iklim melalui program penghutanan kembali, penghijauan terutama di kawasan hutan atau lahan yang kritis, baik di hulu maupun di hilir
kawasan pesisir dengan keterlibatan masyarakat. Kedua peningkatan kesadaran dan penyebarluasan informasi perubahan iklim dan informasi adaptasi pada
berbagai tingkat masyarakat terutama untuk masyarakat yang rentan sebagai tindakan kesiapsiagaan dini dan peningkatan kesadaran tentang bencana iklim
yang semakin meningkat. Selanjutnya dengan peningkatan kapasitas pengkajian ilmiah tentang
perubahan iklim dan dampaknya, upaya pengendaliannya serta mengembangkan model proyeksi perubahan iklim jangka pendek, menengah dan panjang untuk
skala lokal atau regional. Peningkatan kapasitas untuk mengintegrasikan perubahan iklim dengan mengutamakan adaptasi perubahan iklim kedalam
perencanaan, perancangan infrastruktur, pengelolaan konflik, dan pembagian kawasan air tanah untuk institusi pengelolaan air. Pengarus-utamaan adaptasi
perubahan iklim kedalam kebijakan dan program di berbagai sektor dengan fokus pada penanggulangan bencana, pengelolaan sumberdaya air, pertanian, kesehatan
dan industri. 2. Jangka menengah dan panjang
Pengembangan sistem infrastruktur, tata-ruang, sektor-sektor yang tahan dan tanggap terhadap perubahan iklim. Selain itu, program pengembangan
penataan kembali tata ruang wilayah pada kawasan pantai perlu dilakukan Hilman 2007.
2.3 Masyarakat Desa Hutan