TEMA PERSAHABATAN DALAM FILM (ANALISIS ISI TERHADAP FILM "KITE RUNNER)

(1)

SKRIPSI

TEMA PERSAHABATAN DALAM FILM (ANALISIS ISI TERHADAP FILM ”KITE RUNNER)

Oleh : Darwin Risdiansyah

NIM: 09220434

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


(2)

i

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama : Darwin Risdiansyah NIM : 09220434

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)

Disetujui, Pembimbing I

(Joko Susilo S.Sos. M.Si)

Pembimbing II

(Dra. Frida Kusumastuti, M.Si)

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi


(3)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Darwin Risdiansyah NIM : 09220434

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)

Telah dihadapkan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Jurusan Ilmu Komunikasi

Dan Dinyatakan LULUS

Pada Hari : Jumat Tanggal : 8 April 2011 Tempat : KaJur

Mengesahkan, Dekan FISIP UMM

DR Wahyudi, M.Si Dewan Penguji:

1. Drs. Farid Rusman. M.Si ( )

2. Sugeng Puji Leksono, M.Si ( )

3. Joko Susilo S.Sos. M.Si ( )


(4)

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Darwin Risdiansyah

Tempat, tanggal lahir : Pasuruan, 06-09-1983 Nomor Induk Mahasiswa : 09220434

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner) adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar- benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 20 Maret 2011 Yang Menyatakan


(5)

iv

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Darwin

2. NIM : 02220

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi : Audio Visual

6. Judul Skripsi : Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)

7. Pembimbing : 1. Joko Susilo S.Sos. M.Si 2. Dra. Frida Kusumastuti, M.Si 8. Kronologi Bimbingan

Tanggal Paraf Pembimbing Keterangan

Pembimbing I Pembimbing II

9-03-2011 Acc Judul

9-03-2011 Seminar Proposal

9-03-2011 Acc Proposal

9-03-2011 Acc BAB I

9-03-2011 Acc BAB II

9-03-2011 Acc BAB III

9-03-2011 Acc BAB IV

9-03-2011 Acc Abstraksi

9-03-2011 Acc Seluruh Naskah

Malang, 9-03-2011 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II


(6)

v

ABSTRAK Darwin Risdiansyah, 09220434

Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)

(viii+ 64 Hal.+ 4 tabel+5 Gambar+ lampiran) Bibliografi: 11 buku

Pembimbing : Dra. Frida Kusumastuti, M.Si dan Joko Susilo S.Sos. M.Si

Kata Kunci : persahabatan, film

Banyak sineas yang telah mengungkap tema persahabatan dengan persepsinya masing-masing mengenai unsur ini. Salah satu film yang mengangkat tema persahabatan dengan balutan konflik yang berbeda adalah karya dari Sineas Afghanistan, “Kite Runner”. Film ini mengetengahkan tema persahabatan dengan latar kondisi Afghanistan yang dibalut perang antara Rusia dengan Taliban, pembela rakyat Afghanistan yang tidak seutuhnya mendapat tempat di hati masyarakat Afghanistan. Peneliti disini ingin mengungkap “Bagaimanakah gambaran tema pesan persahabatan dalam film ‘Kite Runner’?”

Konsep media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserempakan dalam arti kata khalayak dalam jumlah yang relative sangat banyak, secara bersama-sama pada saat yang sama,memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melalui media tersebut. Sementara yang dimaksud film merupakan media komunikasi yang terbentuk dari kombinasi antara penyampaian pesan melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan, warna dan suara. Secara umum yang dimaksud dengan persahabatan adalah hubungan antar sahabat yang mana merupakan bentuk pertemanan dengan keterlibatan emosional yang cukup intens pada dua individu atau lebih.

Peneliti menggunakan metode penelitian analisis isi dengan tipe penelitian deskriptif. Ruang lingkup penelitian penulis adalah scene dalam film ”Kite Runner”. Unit analisis adalah berupa akting yang mengandung unsur kategori baik berupa verbal maupun non verbal. Sedangkan satuan ukur penulis adalah frekuensi kemunculan kategori dari tema persahabatan sesuai dengan kategorisasi yang ditetapkan penulis

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kategori menghabiskan waktu bersama secara audio tidak muncul, sedang secara visual muncul dengan frekuensi 18 kali kemunculan atau prosentase 29%; kategori berbagi kesenangan muncul secara audio dengan frekuensi 12 kali atau prosentase 19%, sedang secara visual muncul dengan frekuensi 13 kali atau prosentase 29%; kategori memiliki rahasia tertentu muncul secara audio dengan frekuensi 5 kali atau 8%, sedang secara visual muncul 6 kali atau prosentase 10%; kategori mengatakan yang dipikirkan muncul dengan frekuensi 18 kali atau 29%, sedangkan secara visual muncul 15 kali atau prosentase 24%; kategori saling menolong muncul dengan frekuensi 4 kali atau prosentase 6%, sedang secara visual muncul 4 kali atau prosentase 6%.


(7)

vi

Dengan menilik kenyataan bahwa kandungan pesan menghabiskan waktu bersama dan mengatakan yang dipikirkan muncul 18 kali dari keseluruhan 63 scene, maka dapat dikatakan bahwa film ”Kite Runner” memang memiliki kandungan pesan tentang persahabatan, karena lebih dari sebagian scene dari film menampilkan kandungan pesan persahabatan tersebut.

Malang, 20 Maret 2011 Penulis,

Darwin Risdiansyah

Menyetujui, Pembimbing I

(Joko Susilo S.Sos. M.Si)

Pembimbing II


(8)

vii

ABSTRACT Darwin Risdiansyah, 09220434

Friendship Theme in a movie (Content Analysis to”Kite Runner” Movie)

(viii+ 64 pages+ 4 tables+5 figures+ attachments) Bibliographies: 11 books

Advisors : Dra. Frida Kusumastuti, M.Si and Joko Susilo S.Sos. M.Si

Keywords : friendship, movie

There are so many cineast revealed friendship theme by their own perception about this element. One movie saw friendship with different conflict cover is movie from Afghanistan cineast, ”Kite Runner”. This movie revealed about friendship theme in background of Afghanistan condition which involved in war between Russia and Taliban, the Afghanistan people defender who didn’t got people sympathy in wholistic way. The researcher here wanted to reveal: ”How the description of friendship theme in ”Kite Runner” movie?”

Mass media concept is communication media which is able to create harmony, means that people in many quantities, altogether at the same time, paid attention to message communicated through the media. While what meant by movie is communication media formed from combination between message sending through moving picture produced from camera, lighting, color and sound technology. In comprehensive way, what meant by friendship is relation between friends which is a form of friendship with intent emotional involvement between two individuals or more.

The researcher used research method by content analysis with descriptive research type. The scope was scenes in ”Kite Runner” movie. Analysis unit was acting contained category whether verbal or non verbal. While measurement unit was frequency of category appearance from friendship theme as category stated by the writer.

From the research, there found that ‘spending time together’ category in audio didn’t appeared, while in visual appeared with frequency 18 times or 29% percentage; ‘sharing happiness’ category appeared in audio with frequency 12 times or percentage 19%, while in visual appeared with frequency 13 times or 29% percentage; ’having certain secret’ category appeared in audio with 5 times frequency or 8%, while in visual appeared 6 times or 10% percentage; ”saying the person’s thought’ appeared with frequency 18 times or 29% percentage, while in visual appeared 15 times or 24% percentage; ’helping each other’ category appeared with frequency 4 times or 6%, while in visual appeared 4 times or 6% category. By the fact that ’spending time together’ and ’saying a person’s thought’ categories appeared 18 times from 63 scenes, there can be said that ”Kite Runner” movie had message content about friendship since more than half all scenes displayed the content of friendship messages.


(9)

viii

Malang, 20 March 2011 Researcher,

Darwin Risdiansyah

Approved by, Advisor I

(Joko Susilo S.Sos. M.Si)

Advisor II


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin. Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena telah melimpahkan berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Tema Persahabatan dalam Film (Analisis Isi terhadap Film ”Kite Runner)

Penyusunan skripsi ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) di Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang adanya pesan tertentu dalam film yang membawa suatu ‘misi’ tertentu bagi sutradara pengarah film tersebut. Seperti halnya dalam film “Kite Runner” dimana persahabatan merupakan salah satu tema universal, disertai dengan pengorbanan serta kebesaran hati untuk saling memaafkan dalam situasi perang yang penuh keterbatasan, sehingga penulis disini tertarik untuk meneliti tema persahatan dalam film melalui Analisis isi.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:

1. Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Bapak DR. Muhadjir Effendy, M.AP

2. Bapak Drs. Wahyudi, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Joko Susilo S.Sos. M.Si selaku pembimbing pertama penulis atas segala saran dan koreksi hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Ibu Dra. Frida Kusumastuti, M.Si selaku pembimbing kedua sekaligus Kepala Jurusan yang telah mendukung penulis dalam terselesaikannya skripsi ini.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Ilmu Komunikasi atas ilmu yang telah diberikan.


(11)

x

Penulis berusaha dengan segala upaya untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Namun, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran penulis harapkan dari semua pihak yang membaca. Pada akhirnya penulis berharap agar karya ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua.

Malang, 20 Maret 2011


(12)

xi

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Pernyataan Orisinalitas ... iii

Berita Acara Bimbingan ... iv

Abstrak ... v

Abstract ... vii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xi

Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Kegunaan Penelitian ... 4

E. Tinjauan Pustaka ... 5

1. Film sebagai bagian dari komunikasi Massa ... 5

2. Pesan dalam Film ... 7

3. Persahabatan ... 8

F. Definisi Konseptual ... 11

G. Kategorisasi ... 12

H. Metode Penelitian ... 15

1. Pendekatan Penelitian ... 15

2. Ruang Lingkup Penelitian ... 16

3. Unit Analisis ... 16

4. Satuan Ukur ... 16

5. Teknik Pengumpulan Data ... 17

6. Teknik Penyajian Data ... 17


(13)

xii Bab II Obyek Penelitian

A. Profil Film Kite Runner ... 20

B. Sinopsis Film ... 21

C. Dreamworks Picture ... 27

D. Profil Sutradara – Marc Foster ... 28

E. Profil Produser – Walter Parkers ... 30

F. Profil Pemeran Utama – Khalid Abdalla ... 32

G. Profil Pemeran Utama – Zekeria Ebrahimi ... 33

H. Prestasi ... 33

Bab III Hasil Penelitian dan Pembahasan – Pesan Persahabatan di Film Kite Runner A. Sajian Data Ulasan Per-Scene Film “Kite Runner” ... 35

B. Uji Reliabilitas Kategori ... 59

C. Analisis Data ... 71

Bab IV Penutup A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

Daftar Pustaka Lampiran


(14)

Referensi

Alex Sobur, 2004. Semiotika Komunikasi. Cetakan ke-2. PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Baksin, Astufurai, 2003, Membuat Film Indie Itu Gampang, Katarsis, Bandung Ardianto dan Erdinaya, 2004. Komunikasi Massa – Suatu Pengantar, Simbiosa

Rekatama, Bandung

Flourney, Don Michael, 1989, Analisis isi Surat Kabar - Surat Kabar Indonesia, UGM Press, Yogyakarta

McQuail, Dennis. 1996. teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo perkasa Jakarta

Sumarno, Marselli, 1996, Dasar-Dasar Apresiasi Film, Grasindo, Jakarta Thomas Santoso, 2002, Teori-Teori Kekerasan,Ghalia Indonesia, Jakarta.

Artikel


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan kebutuhan yang hakiki bagi umat manusia, dikatakan kebutuhan yang hakiki karena dalam kehidupan manusia menjadi alat yang membantu dalam segala kegiatan yang ada. Hampir 70 persen waktu kehidupan manusia dalam sehari digunakan untuk berkomunikasi, sejak bangun tidur, hingga menjelang tidur, sehingga tidak heran jika komunikasi merupakan kebutuhan yang vital dalam kehidupan.

Adanya perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat dewasa ini, telah membawa perubahan sosial yang sedemikian hebat. Media masa telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif untuk memperoleh gambaran dan citra realitas. Media massa mampu menyuguhkan segala informasi dan hiburan guna memenuhi kebutuhan informasi masyarakat. Dapat dikatakan, saat ini masyarakat tidak dapat terlepas dari media massa.

Dalam dunia yang semakin mengglobal ini, media massa telah menjadi perpanjangan alat indra. Melalui media massa, dapat diperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak dialami secara langsung. Dunia ini terlalu luas untuk dapat dimasuki semuanya. Media massa datang menyampaikan informasi tentang lingkungan sosial dan politik; televisi menjadi jendela kecil untuk menyaksikan berbagai peristiwa yang jauh dari jangkauan alat indra kita


(16)

2

Libanon, Irak, Amerika Serikat, Iran, dan sebagainya; surat kabar menjadi teropong kecil untuk melihat gejala-gejala yang terjadi waktu ini di seluruh penjuru bumi; buku tak jarang bisa menjadi kapsul waktu yang membawa ke masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang; film menyajikan pengalaman imajiner yang melintas ruang dan waktu.

Film sebagai salah satu bentuk media masa dipandang mampu memenuhi permintaan dan selera masyarakat akan hiburan dikala penat menghadapi aktifitas hidup sehari-hari. Dalam pandangan Denis McQuail (1996: 13), film berperan sebagai sarana baru yang digunakan untuk menyebarkan hiburan yang menyajikan cerita, peristiwa, musik, drama, humor dan sajian teknis lainnya kepada masyarakat umum. Kehadiran film sebagian merupakan respon terhadap “penemuan” waktu luang diluar jam kerja dan jawaban terhadap kebutuhan menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi seluruh anggota keluarga. Film, juga secara aktif memperkenalkan dan menunjukkan berbagai realita kehidupan di masyarakat. Apa yang diungkap film terkadang menyentuh sisi-sisi kehidupan yang tak pernah kita bayangkan. Seperti halnya tema persahabatan.

Banyak sineas yang telah mengungkap tema persahabatan dengan persepsinya masing-masing mengenai unsur ini. Yang paling fenomenal dari Hollywood mungkin “E.T.” karya Steven Spielberg. Film yang melambungkan nama Drew Barrymore ini termasuk dalam jajaran film terlaris sepanjang masa. Tema yang diangkat adalah persahabatan antara seorang anak dengan mahluk luar angkasa. Sineas Hongkong John Woo juga mendapat pujian ketika mengangkat tema persahabatan dalam dunia Triad dalam film “A Better Tomorrow”. Di


(17)

3

Indonesia sendiri, Rudi Sudjarwo dan Hanung Bramantyo, dua orang sutradara papan atas Indonesia, mendapatkan sambutan positif melalui karya film mereka yang bertema persahabatan, yaitu “Mengejar Matahari” dan “Catatan Akhir Sekolah”.

Salah satu film yang mengangkat tema persahabatan dengan balutan konflik yang berbeda adalah karya dari Sineas Afghanistan, “Kite Runner”. Film ini mengetengahkan tema persahabatan dengan latar kondisi Afghanistan yang dibalut perang antara Rusia dengan Taliban, pembela rakyat Afghanistan yang tidak seutuhnya mendapat tempat di hati masyarakat Afghanistan. Dengan layang-layang sebagai simbol kebebasan dan persahabatan, cerita mengalir antara Amir, putra seorang pengusaha terkenal dan Hasan, anak pembantunya. Amir bukan orang yang jahat, namun sebagaimana umumnya anak di Afghanistan, ia terhasut oleh prasangka etnis dan keinginan untuk diterima di lingkup masyarakat sehingga seringkali ia bertindak culas dan tak adil terhadap Hasan. Namun kesetiaan Hasan pada Amir, baik sebagai pembantu, maupun sebagai sahabat, benar-benar menyentuh.

Yang paling menarik dalam film ini adalah kemampuan sutradara untuk menggambarkan persahabatan melalui berbagai lambang seperti layang-layang serta memadukannya dengan konflik yang berkecamuk di Afghanistan serta konflik internal berkaitan dengan prasangka etnis yang merupakan fakta yang tak banyak diketahui orang.

Disini penulis tertarik untuk mengulas film dengan menggunakan pendekatan analisis isi, karena analisis isi disini dirasa paling tepat untuk


(18)

4

mengungkap kandungan (contain) dari film tersebut. Dengan menetapkan kategorisasi tertentu, penulis akan memilah unsur budaya yang terdapat dalam film untuk kemudian dibahas secara deskriptif.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Pesan persahabatan apakah yang paling sering muncul dalam film ”Kite Runner”?

2. Berapakah persentase pesan persahabatan yang muncul dalam film ”Kite Runner”?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui dan menganalisis pesan persahabatan yang paling sering muncul dalam film ”Kite Runner”.

2. Mengetahui dan menganalisis persentase pesan persahabatan yang

muncul dalam film ”Kite Runner”.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis

Secara praktis, peneliti berharap dapat mengetahui tentang gambaran pesan persahabatan dalam film serta mampu memberikan kontribusi pada masyarakat luas mengenai analisis film.


(19)

5 2. Kegunaan Metodologis

Secara metodologis, melalui penelitian ini penulis dapat menerapkan konsep analisis isi dalam membahas media audio visual.

3. Kegunaan Akademis

Secara akademis, penulis dapat memberi masukan kepada kajian audio visual, khususnya pada isi film.

E. Tinjauan Pustaka

1. Film sebagai bagian dari komunikasi Massa

Komunikasi merupakan salah satu aktivitas kehidupan baik disadari maupun tidak disadari, setiap orang mengenalnya dan melakukan aktivitas tersebut. Hal sederhana yang banyak diketahui oleh setiap individu tentang komunikasi yaitu bagaimana kita berhubungan dengan orang lain dan bagaimana kita saling mempengaruhi satu sama lain. Sedangkan pada saat mereka menonton televisi mendengarkan radio, melihat film di bioskop dan lain-lain bukan merupakan kegiatan komunikasi, karena tidak adanya lawan bicara. Hal ini dapat dimaklumi karena tidak semua individu dapat mendefinisikan tentang proses komunikasi.

Proses komunikasi terjadi diawali dari orang yang mempunyai satu maksud. Setiap individu bila terkait dalam kegiatan komunikasi dirinya bisa menjadi komunikator atau komunikan tergantung dari kepentingan atau kondisi masing-masing individu. Apakah individu ingin menyampaikan suatu pesan kepada individu lain yang berarti dia berperan


(20)

6

sebagai komunikator atau dia hanya sebagai pendengar atau pemirsa yang berarti dia di sebut komunikan. Sedang komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan oleh orang lain kepadanya..

Film merupakan media komunikasi yang terbentuk dari kombinasi antara penyampaian pesan melalui gambar bergerak yang dihasilkan dari pemanfaatan teknologi kamera, pencahayaan, warna dan suara. Unsur tersebut dibuat dengan latar belakang alur cerita yang mengandung pesan yang akan disampaikan oleh komunikator yaitu sutradara. Kombinasi pesan tersebut disampaikan sutradara melalui gambar, dialog suara, warna sudut pengambilan dan musik, adegan dirangkai satu sama lain beserta lambang-lambang yang dipergunakan sehingga pesan dapat dipahami oleh khalayak penonton.

Menurut para teoritikus film, menyatakan bahwa film yang dikenal dewasa ini merupakan perkembangan produksi film yang dianggap sebagai kerja kolaboratif, yaitu melibatkan sejumlah tenaga kreatif seperti sutradara, penulis skenario, penata kamera, penyunting, penata artistik dan pemeran. Unsur-unsur kreatif ini saling mendukung dan mengisi untuk membentuk totalitas film (Sumarno, 1996 ; 16).

Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual di belahan dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film televisi dan film video laser setiap minggunya. Di Amerika Serikat dan Kanada lebih dari satu juta tiket film-film terjual setiap tahunnya.


(21)

7

(Ardianto dan Erdinaya, 2004 ; 134). Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap film sangatlah besar. Karena itulah film memberikan pengaruh yang cukup besar pula bagi masyarakat.

Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini film adalah karya seni yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni industri. Film adalah bisnis yang memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang seringkali demi uang keluar dari kaidah-kaidah artistik film itu sendiri. (Ardianto dan Erdiyana, 2004 ; 136). Dari penjabaran tersebut, kita bisa mengetahui bahwa film selain sebagai sarana komunikasi dan hiburan, juga mengandung unsur bisnis komersial, yang mana juga mengandung nilai transaksi ekonomi. Film merupakan sesuatu yang menguntungkan secara komersial bagi pembuatnya.

2. Pesan dalam Film

Salah satu unsur komunikasi yang perlu dibahas lebih mendalam dalam penelitian ini adalah unsur pesan. Proses penyampaian pesan cara atau teknik penyampaian pesan merupakan salah satu indikator bagi keberhasilan aktivitas komunikan.

Pesan itu sendiri dapat diartikan sebagai perintah, nasehat/permintaan dan amanat yang disampaikan lewat orang lain. Pesan tidak dapat lepas dari komunikan massa yang bersifat umum (publik),


(22)

8

karena pesan ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum jadi tidak ditujukan kepada perorangan/kepada sekelompok orang tertentu.

Dalam kajian film, pesan-pesan akan terwujud dalam cerita dan misi yang dibawa film tersebut serta terangkum dalam bentuk; drama, action, komedi, horor, dan sebagainya. Jenis-jenis film inilah yang dikemas oleh seorang sutradara sesuai dengan tendensi masing-masing. Ada yang tujuannya sekedar menghibur, memberi penerangan, atau mungkin kedua-duanya. Ada juga yang ingin memasukkan dogma-dogma tertentu sekaligus mengajarkan kepada khalayak penonton (Baksin, 2003 ; 2). Dari ungkapan Baksin tersebut, bisa kita ketahui bahwa film juga menyisipkan pesan, dengan upaya mempengaruhi audiensnya dengan mengungkapkan suatu konsep atau pemikiran dari pembuat film sebagai komunikator. 3. Persahabatan

a. Pengertian

Secara umum yang dimaksud dengan persahabatan adalah hubungan antar sahabat yang mana merupakan bentuk pertemanan dengan keterlibatan emosional yang cukup intens pada dua individu atau lebih.

Dalam kehidupan, seseorang bisa jadi bertemu dengan orang lain, beberapa diantaranya akan membenci, dan yang lain akan saling mengagumi. Mereka yang saling membenci dapat disebut sebagai musuh, dan mereka yang menunjukkan rasa saling menerima dan mengagumi disebut teman. Orang menyatakan bahwa kata ‘teman’ terlalu luas karena itu terapat tiga macam jenis pertemanan untuk anak-anak, yaitu teman


(23)

9

yang didapat di sekolah, teman yang tadinya satu lingkungan, dan teman yang selalu bersama dan tidak pernah berjauhan, inilah yang disebut sebagai sahabat (Azzari, 1996)

b. Pertemanan pada anak-anak

Pada periode perkembangan ini, anak-anak dengan banyak teman cenderung lebih sosial, koperatif dan percaya diri bila dibandingkan dengan teman mereka yang tidak bersekolah (Newcomb & Bagwell, 1995). Anak-anak dengan teman yang saling memiliki hubungan timbal balik lebih independen, mendukung secara emosional, altruistik (suka membantu) dan pro-sosial, serta cenderung tidak agresif bila dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki persahabatan semacam itu (Aboud & Mendelson, 1996). Berlawanan dengan hal tersebut, lebih sedikit diketahui tentang korelasi memiliki teman pada usia remaja awal meskipun memiliki teman selalu berdampak positif terhadap prestasi akademis dan bentuk perilaku yang positif (Berndt & Keefe, 1995; Berndt et al., 1990; Wentzel & Caldwell, 1997).

Pada saat usia remaja awal, siswa seringkali meningkatkan investasi psikologi pada kelompok teman dan tergantung pada teman untuk dukungan (Berndt, 1979; Furman, 1989; Younis & Smollar, 1985). Sangat beralasan bila memiliki teman diasumsikan memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan sekolah remaja yang masih muda. Bila diasumsikan bahwa memiliki teman memiliki dampak pada peningkatan, terdapat pertanyaan penting, yaitu mengapa. Salah satu penjelasan bisa


(24)

10

diambil dari teori kasih sayang (Conell & Wellborn, 1991) berfokus pada kecenderungan bahwa cinta kasih yang memiliki emosi positif signifikan dalam meningkatkan fungsi sosial, emosional, dan intelektual yang sehat. Dalam kasus kelompok teman, perasaan saling berhubungan dan saling memiliki diyakini memberikan kontribusi secara langsung terhadap perasaan positif dan harga diri serta martabat diri (Connell & Wellborn, 1991). Sebaliknya, tingkat kesejahteraan emosional diyakini memberikan dampak positif terhadap fungsi adaptif dalam sosial dan juga akademik (Harter, 1996).

Bukti empiris mendukung penjelasan bahwa remaja yang memiliki teman cenderung memiliki tingkat kesejahteraan emosional yang tinggi (Berndt & Keefe, 1996) dan tingkat tekanan emosional yang rendah (Wentzel & Caldwell, 1997). Perasaan emosional juga memiliki hubungan yang positif dalam kelas juga hasil akademis (Connell & Wellborn, 1991; Wentzel, 1998, Wentzel & McNamara, 1999). Yang tidak ada dalam literatur adalah pengujian langsung terhadap pengaruh. Pada studi sebelumnya, kami mengamati perilaku pro-sosial dan pencapaian akademik yang berhubungan dengan status teman dan juga peran tekanan emosional dalam hubungan mediasi antara memiliki teman dan aspek peningkatan.

c. Ciri Persahabatan

Sahabat adalah orang yang saling mengenal dengan baik sepanjang hidup ataupun hanya beberapa tahun. Tak peduli pria atau wanita, mereka


(25)

11

dapat saling mengatakan kepada teman mengenai apapun yang mereka pikirkan. Banyak pengalaman yang dialami bersama antara dua sahabat atau sekelompok sahabat. Jenis persahabatan ini saling berbagi kesenangan satu sama lain. Saling menolong, berbagi rahasia pribadi dan kesukaan tertentu merupakan bagian dari persahabatan. Inilah mengapa tiap orang tidak hanya memerlukan persahabatan, akan tetapi juga mengharapkannya. Mereka seperti saudara yang berbeda orang tua. Mereka adalah satu bagian, tapi berada di luar bagian individu (Azzari, 1996)

F. Definisi Konseptual 1. Persahabatan

Yang dimaksud persahabatan adalah hubungan antara dua individu atau lebih dengan keterlibatan emosional yang dalam.

2. Film

Film merupakan sebuah alat untuk menyapaikan peasan yang efektif dalam mempengaruhi khalayak dengan pesan-pesan yang disampaikannya. Film selalu mempengaruhi dan membentuk masyarakat melalui mnuatan pesan-pesannya (message) Alex Sobur (2004,hal 127) menyatakan bahwa film merupakan gambar yang bergerak, dan gerakan itulah yang merupakan unsur yang membuat gambar lebih hidup. Suatu film diiringi oleh suara yang berupa dialog, musik efek suara, serta warna yang dapat mempertinggi nilai kenyataan pada film.sehingga unsur- unsur tersebut benar-benar terjadi dan dialami oleh penonton saat film itu


(26)

12

diputar. Film disini merupakan cerminan dari kehidupan masyarakat, karena itu dapat dikategorikan sebagai sebuah media komunikasi dalam masyarakat. Apa yang ditampilkan film dapat mempengaruhi masyarakat secara luas.

Film juga merekam fenomena yang terjadi sehari-hari di kalangan masyarakat. Meliputi juga berbagai peristiwa sosial dan budaya yang ada di masyarakat. Maka dari itu, disini dapat dikatakan bahwa film merupakan representasi masyarakat. Disini, penulis berupaya untuk memaknai film sebagai bagian dari upaya memaknai fenomena umum yang terjadi di masyarakat.

G. Kategorisasi

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis isi, maka validitas metode dan hasil sangat tergantung pada kategori-kategorinya. Bernard Berelson menyatakan bahwa analisis isi tidak bisa lebih baik daripada kategori-kategorinya. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam analisis isi yang diungkapkan Dr. Guido Stempel (1981), bahwa :

1. Kategori-kategorinya harus relevan dengan tujuan studi. 2. Kategori-kategorinya hendaknya fungsional.

3. Kategori-kategorinya harus dapat dikendalikan (Flourney, 1989 : 25-26). Dari ciri-ciri persahabatan yang diungkapkan oleh Azzari dalam artikel: “Friends“, maka penulis mengkategorikan ciri persahabatan sebagai berikut:


(27)

13 1. menghabiskan waktu bersama

Yang dimaksudkan adalah individu yang bersahabat menghabiskan waktu bersama-sama dan mengalami sesuatu bersama-sama, baik pengalaman yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan. Kategorisasi menghabiskan waktu bersama memiliki indikator sebagai berikut:

a. Seorang individu berkumpul bersama temannya baik satu orang

maupun beberapa orang.

b. Individu melakukan suatu aktivitas bersama 2. berbagi kesenangan

Individu memiliki kesenangan yang berbeda. Sahabat berbagi kesenangan yang sama dan saling memahami apa yang disukai oleh sahabatnya. Berbagi kesenangan memiliki indikator:

a. Individu melakukan kegiatan yang menjadi hobinya bersama dengan seorang sahabat atau beberapa orang sahabat.

b. Dalam aktivitas bersama, individu tertawa bersama sahabatnya

c. Individu menunjukkan gerak verbal dan non-verbal yang

menunjukkan bahwa ia senang bersama sahabatnya.


(28)

14

Individu yang bersahabat memiliki rahasia tertentu yang saling dikatakan antar mereka, akan tetapi tidak diungkapkan kepada orang lain. Kategorisasi memiliki rahasia tertentu ini memiliki indikator

a. Individu menceritakan sesuatu yang bersifat rahasia kepada

sahabatnya

b. Individu merenungkan hal yang bersifat rahasia

c. Individu menuliskan sesuatu hal yang bersifat rahasia berkaitan dengan sahabatnya

4. mengatakan apa yang tengah dipikirkan

Karena hubungan sahabat sangat dekat, sahabat saling mengatakan apa yang tengah dipikirkan tanpa merasa ragu karena saling merasa bahwa sahabatnya akan menerima apa yang ia katakan tersebut. Kategorisasi mengatakan apa yang tengah dipikirkan ini memiliki indikator:

a. Individu mengungkapkan apa yang dipikirkannya kepada sahabatnya b. Individu bercakap-cakap dengan sahabatnya

c. Individu menceritakan sesuatu kepada sahabatnya 5. saling menolong

Sahabat memiliki toleransi yang kuat dan bersedia untuk saling menolong dalam kesulitan. Hal ini dilandasi oleh rasa sayang terhadap sahabatnya tersebut. Kategorisasi saling menolong ini memiliki indikator:


(29)

15

a. Individu melakukan kegiatan untuk menolong sahabatnya yang

tengah tertimpa kesulitan

b. Individu terlibat dalam permasalahan sahabatnya c. Individu meminta bantuan kepada sahabatnya.

Kategorisasi tersebut kemudian disusun dalam tabel kategorisasi sebagai berikut :

Tabel Kategorisasi tema pesan persahabatan Dalam film “Kite Runner“

Scene Kategorisasi (1) (2) (3) (4) (5) A V A V A V A V A V

Keterangan :

Angka dalam kolom kategorisasi mewakili jenis kategorisasi yang diungkapkan di atas

A = Audio – mewakili pesan yang disampaikan melalui perantara

audio dalam film. Dalam hal ini meliputi dialog, musik, dan voice over.

V = Visual – mewakili pesan yang disampaikan secara visual. Dalam

hal ini meliputi gesture, tindakan langsung, dan bakcground dalam sebuah adegan.

Setelah disusun dalam sebuah tabel kategorisasi, kemudian penulis berupaya untuk mencari frekuensi gambaran tema pesan persahabatan dalam film “Kite Runner” untuk kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan tema tersebut.


(30)

16 H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dasar penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Analisis isi adalah setiap prosedur sistematis yang dirancang untuk mengkaji isi informasi terekam. Dengan analisis isi ini diharapkan kita akan mendapatkan suatu perspektif menyeluruh terhadap obyek yang kita analisis, dalam hal ini adalah gambaran tema pesan persahabatan dalam film ”Kite Runner”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Alasan menggunakan analisis isi karena akan memperoleh suatu hasil atau pemahaman terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan oleh media massa atau sumber informasi yang lain secara objektif dan sistematis. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui gambaran tema pesan persahabatan dalam film “Kite Runner”

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian disini adalah keseluruhan scene dalam film “Kite Runner”. Dalam melakukan pengukuran, penulis disini memperhatikan pengukuran terhadap unit analisis, yaitu satuan terkecil yang akan diukur dan mempunyai nilai.

3. Unit Analisis

Dalam penelitian ini, unit analisis yang digunakan adalah scene berdasarkan atas kategorisasi yang telah ditetapkan oleh penulis. Satu scene diukur berdasarkan rentang adegan dalam satu lokasi dan ditandai


(31)

17

dengan berpindahnya adegan ke lokasi lain. Satu scene disini menunjukkan satu ukuran.

4. Satuan Ukur

Satuan ukur disini adalah frekwensi dari tema pesan persahabatan sesuai dengan kategorisasi yang ditetapkan penulis, yaitu seberapa sering dimunculkan adegan yang menunjukkan gambaran tema pesan persahabatan.

5. Teknik pengumpulan data

Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer penelitian adalah berupa file film “Kite Runner” berupa gambar (file *.JPEG) yang diperoleh langsung dari dokumentasi berupa VCD (Video Compect Disk),. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku- buku, litratur dan internet yang dapat mendukung data primer. 6. Teknik Penyajian Data

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah metode analisis isi yang mana secara sistematis dapat mengkaji isi informasi terekam. Dalam hal ini, penulis melakukan pengkodean terhadap unit analisis, scene pada film “Kite Runner” kemudian berusaha mengungkap gambaran tema pesan persahabatan yang terdapat pada film tersebut. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian adalah :

1) Data yang ada pada sampel penelitian dikumpulkan dalam lembar

kerja (coding sheet) dan diadakan pencocokan terhadap struktur kategori yang ada.


(32)

18

2) Data yang telah terkategorisasikan tersebut dihitung untuk dimasukkan ke dalam tabel tabulasi. Tabulasi menyajikan data frekwensi kemunculan kategori dari keseluruhan scene sebagaimana satuan ukur yang telah disepakati penulis.

3) Data dianalisis dan diinterpretasikan sesuai kemampuan peneliti. Dengan memperhatikan jumlah frekwensi, maka penulis dapat mengetahui kategori mana yang sering muncul dalam film dan hal tersebut akan menjadikan penulis paham kategori tema pesan persahabatan mana yang dirujuk oleh film tersebut untuk mewakili pesan tentang persahabatan yang ingin disampaikan pembuat film. 7. Uji Reliabilitas dan Validitas

Untuk menguji reliabilitas, penelitian ini dibantu oleh dua orang

coder (orang yang melakukan pengkodingan) dalam pengkodingan data.

Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap kategori yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini untuk mengetahui apakah kategori atau indikator yang akan digunakan sudah reliable atau belum. Pada dua orang koder yang telah dipilih diberikan definisi struktur kategori, unit analisis, bahan yang akan dikoding (film “Kite Runner”) dan tabel kerja koding.

Berdasarkan definisi struktur kategori atau indikator dan unit analisis yang telah ditetapkan, koder diminta menilai bahan dan memberikan tanda (kode) pada tabel koding. Hasil pengkodingan dari dua orang koder dalam tabel kerja koding dikumpulkan dan dihitung menggunakan rumus Holsty sebagai berikut:


(33)

19 Coefisien Reliability =

2 1 2 N N M +

M = jumlah kesepakatan antara peneliti dan koder N1, N2 = Jumlah seluruh kalimat

Hasil selanjutnya kemudian menurut Scott dikembangkan dalam ‘Index of Reliability” yang bukan hanya mengoreksi dalam suatu kelompok kategori, tetapi juga kemungkinan frekuensi yang timbul. Rumus Scott adalah sebagai berikut:

Pi = reement ExpectedAg reement ExpectedAg reement ObservedAg % 1 % % − −

Pi : Nilai keterhandalan.

Observed Agreement: Jumlah persetujuan nyata antar pengkode yaitu CR. Expected Agreement: Jumlah persetujuan yang diharapkan karena peluang.

Dari uji statistik tersebut, dapat diketahui kesepakatan para juri. Nilai kesepakatan yang dianggap reliabel menurut Lasswell (Bungin, 2004) menyebutkan kesepakatan antar juri 70 % - 80 % sudah cukup handal.


(1)

Individu yang bersahabat memiliki rahasia tertentu yang saling dikatakan antar mereka, akan tetapi tidak diungkapkan kepada orang lain. Kategorisasi memiliki rahasia tertentu ini memiliki indikator

a. Individu menceritakan sesuatu yang bersifat rahasia kepada sahabatnya

b. Individu merenungkan hal yang bersifat rahasia

c. Individu menuliskan sesuatu hal yang bersifat rahasia berkaitan dengan sahabatnya

4. mengatakan apa yang tengah dipikirkan

Karena hubungan sahabat sangat dekat, sahabat saling mengatakan apa yang tengah dipikirkan tanpa merasa ragu karena saling merasa bahwa sahabatnya akan menerima apa yang ia katakan tersebut. Kategorisasi mengatakan apa yang tengah dipikirkan ini memiliki indikator:

a. Individu mengungkapkan apa yang dipikirkannya kepada sahabatnya b. Individu bercakap-cakap dengan sahabatnya

c. Individu menceritakan sesuatu kepada sahabatnya 5. saling menolong

Sahabat memiliki toleransi yang kuat dan bersedia untuk saling menolong dalam kesulitan. Hal ini dilandasi oleh rasa sayang terhadap sahabatnya tersebut. Kategorisasi saling menolong ini memiliki indikator:


(2)

a. Individu melakukan kegiatan untuk menolong sahabatnya yang tengah tertimpa kesulitan

b. Individu terlibat dalam permasalahan sahabatnya c. Individu meminta bantuan kepada sahabatnya.

Kategorisasi tersebut kemudian disusun dalam tabel kategorisasi sebagai berikut :

Tabel Kategorisasi tema pesan persahabatan Dalam film “Kite Runner“

Scene Kategorisasi (1) (2) (3) (4) (5) A V A V A V A V A V

Keterangan :

Angka dalam kolom kategorisasi mewakili jenis kategorisasi yang diungkapkan di atas

A = Audio – mewakili pesan yang disampaikan melalui perantara audio dalam film. Dalam hal ini meliputi dialog, musik, dan voice over.

V = Visual – mewakili pesan yang disampaikan secara visual. Dalam hal ini meliputi gesture, tindakan langsung, dan bakcground dalam sebuah adegan.

Setelah disusun dalam sebuah tabel kategorisasi, kemudian penulis berupaya untuk mencari frekuensi gambaran tema pesan persahabatan dalam film “Kite Runner” untuk kemudian dilakukan pembahasan berkaitan dengan tema tersebut.


(3)

H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Dasar penelitian ini menggunakan metode analisis isi. Analisis isi adalah setiap prosedur sistematis yang dirancang untuk mengkaji isi informasi terekam. Dengan analisis isi ini diharapkan kita akan mendapatkan suatu perspektif menyeluruh terhadap obyek yang kita analisis, dalam hal ini adalah gambaran tema pesan persahabatan dalam film ”Kite Runner”.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Alasan menggunakan analisis isi karena akan memperoleh suatu hasil atau pemahaman terhadap berbagai isi pesan komunikasi yang disampaikan oleh media massa atau sumber informasi yang lain secara objektif dan sistematis. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui gambaran tema pesan persahabatan dalam film “Kite Runner”

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian disini adalah keseluruhan scene dalam film “Kite Runner”. Dalam melakukan pengukuran, penulis disini memperhatikan pengukuran terhadap unit analisis, yaitu satuan terkecil yang akan diukur dan mempunyai nilai.

3. Unit Analisis

Dalam penelitian ini, unit analisis yang digunakan adalah scene berdasarkan atas kategorisasi yang telah ditetapkan oleh penulis. Satu scene diukur berdasarkan rentang adegan dalam satu lokasi dan ditandai


(4)

dengan berpindahnya adegan ke lokasi lain. Satu scene disini menunjukkan satu ukuran.

4. Satuan Ukur

Satuan ukur disini adalah frekwensi dari tema pesan persahabatan sesuai dengan kategorisasi yang ditetapkan penulis, yaitu seberapa sering dimunculkan adegan yang menunjukkan gambaran tema pesan persahabatan.

5. Teknik pengumpulan data

Data yang dikumpulkan ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer penelitian adalah berupa file film “Kite Runner” berupa gambar (file *.JPEG) yang diperoleh langsung dari dokumentasi berupa VCD (Video Compect Disk),. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku- buku, litratur dan internet yang dapat mendukung data primer.

6. Teknik Penyajian Data

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah metode analisis isi yang mana secara sistematis dapat mengkaji isi informasi terekam. Dalam hal ini, penulis melakukan pengkodean terhadap unit analisis, scene pada film “Kite Runner” kemudian berusaha mengungkap gambaran tema pesan persahabatan yang terdapat pada film tersebut. Langkah-langkah analisis data dalam penelitian adalah :

1) Data yang ada pada sampel penelitian dikumpulkan dalam lembar kerja (coding sheet) dan diadakan pencocokan terhadap struktur kategori yang ada.


(5)

2) Data yang telah terkategorisasikan tersebut dihitung untuk dimasukkan ke dalam tabel tabulasi. Tabulasi menyajikan data frekwensi kemunculan kategori dari keseluruhan scene sebagaimana satuan ukur yang telah disepakati penulis.

3) Data dianalisis dan diinterpretasikan sesuai kemampuan peneliti. Dengan memperhatikan jumlah frekwensi, maka penulis dapat mengetahui kategori mana yang sering muncul dalam film dan hal tersebut akan menjadikan penulis paham kategori tema pesan persahabatan mana yang dirujuk oleh film tersebut untuk mewakili pesan tentang persahabatan yang ingin disampaikan pembuat film. 7. Uji Reliabilitas dan Validitas

Untuk menguji reliabilitas, penelitian ini dibantu oleh dua orang coder (orang yang melakukan pengkodingan) dalam pengkodingan data. Pengujian reliabilitas dilakukan terhadap kategori yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini untuk mengetahui apakah kategori atau indikator yang akan digunakan sudah reliable atau belum. Pada dua orang koder yang telah dipilih diberikan definisi struktur kategori, unit analisis, bahan yang akan dikoding (film “Kite Runner”) dan tabel kerja koding.

Berdasarkan definisi struktur kategori atau indikator dan unit analisis yang telah ditetapkan, koder diminta menilai bahan dan memberikan tanda (kode) pada tabel koding. Hasil pengkodingan dari dua orang koder dalam tabel kerja koding dikumpulkan dan dihitung menggunakan rumus Holsty sebagai berikut:


(6)

Coefisien Reliability =

2 1

2 N N

M +

M = jumlah kesepakatan antara peneliti dan koder N1, N2 = Jumlah seluruh kalimat

Hasil selanjutnya kemudian menurut Scott dikembangkan dalam ‘Index of Reliability” yang bukan hanya mengoreksi dalam suatu kelompok kategori, tetapi juga kemungkinan frekuensi yang timbul. Rumus Scott adalah sebagai berikut:

Pi =

reement ExpectedAg

reement ExpectedAg

reement ObservedAg

% 1

% %

Pi : Nilai keterhandalan.

Observed Agreement: Jumlah persetujuan nyata antar pengkode yaitu CR. Expected Agreement: Jumlah persetujuan yang diharapkan karena peluang.

Dari uji statistik tersebut, dapat diketahui kesepakatan para juri. Nilai kesepakatan yang dianggap reliabel menurut Lasswell (Bungin, 2004) menyebutkan kesepakatan antar juri 70 % - 80 % sudah cukup handal.