2 laba dari restrukturisasi utang yang merupakan insentif bagi manajer untuk meningkatkan  laba,  3  kendala  kesinambungan  usaha  yang  menimbulkan
konflik  kepentingan  antara  akuntansi  akrual  dengan  orientasi  kinerja  masa depan  dan  studi  manajemen  laba  dengan  orientasi  kinerja  masa  kini,  serta  4
motivasi  rencana  bonus,  pembayaran  deviden,  dan  debt  covenant  yang berasosiasi  dengan  praktik  peningkatan  laba  dan  kurang  berasosiasi  dengan
praktik penurunan laba.
3. Teknik Manajemen Laba
Setiawati  dan  Na’im  2000  menyebutkan  bahwa  teknik  untuk merekayasa laba dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, sebagai berikut
ini. a.  Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara manajemen untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi  akuntansi  antara  lain,  estimasi  tingkat  piutang  tidak  tertagih,
estimasi kurun waktu depresiasi aktiva tetap atau amortisasi aktiva tidak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain.
b.  Mengubah metode akuntansi Perubahan  metode  akuntansi  yang  digunakan  untuk  mencatat  suatu
transaksi,  contoh:  mengubah  metode  depresiasi  aktiva  tetap,  dari metode depresiasi angka tahun ke metode depresiasi garis lurus.
c.  Menggeser periode biaya atau pendapatan Contoh  rekayasa  periode  biaya  atau  pendapatan  antara  lain:
mempercepatmenunda  pengeluaran  untuk  penelitian  sampai  periode akuntansi  berikutnya,  mempercepatmenunda  pengeluaran  promosi
sampai periode akuntansi berikutnya, kerja sama  dengan vendor untuk mempercepatmenunda  pengiriman  tagihan  sampai  periode  akuntansi
berikutnya,  mempercepatmenunda  pengiriman  produk  ke  pelanggan, menjual investasi sekuritas untuk memanipulasi tingkat laba, mengatur
saat  penjualan  aktiva  tetap  yang  sudah  tidak  dipakai,  dan  lain-lain. Perusahaan  yang  mencatat  persediaan  dengan  menggunakan  asumsi
LIFO,  juga  dapat  merekayasa  peningkatan  laba  melalui  pengaturan saldo persediaan.
Ronen  dan  Sadan  1975  dalam  Suyatmin  dan  Suwarno  2002 menunjukkan  perekayasaan  earnings  dapat  dilakukan  dengan  tiga  cara,  yaitu:
Cara  pertama  dapat  dilakukan  manajemen  dengan  menentukan  waktu terjadinya  kejadian  tertentu  melalui  kebijaksanaan  yang  dimiliki  untuk
mengurangi  variasi  laba  yang  dilaporkan.  Cara  ke  dua  dapat  dilakukan manajemen  dengan  mengalokasikan  pendapatan  dan  biaya  tertentu  untuk
beberapa  periode  akuntansi.  Cara  ke  tiga  dilakukan  dengan  menetapkan kebijaksanaan  sendiri  di  dalam  mengklasifikasikan  pos-pos  laba  rugi  tertentu
ke dalam kategori  yang  berbeda. Dari berbagai penelitian  yang  ada instrumen yang  sering  digunakan  untuk  melakukan  earnings  management  antara  lain
adalah biaya pensiun, pos-pos luar biasa, kredit pajak investasi, depresiasi dan biaya tetap, perbedaaan mata uang, klasifikasi akuntansi dan pencadangan.
Achmad  dkk.  2007  dalam  penelitiannya  menyebutkan  strategi manajemen laba secara spesifik meliputi 1 perusahaan menggunakan strategi
flesibilitas  dalam  pengestimasian  penyisihan  piutang  dan  persediaan,  2 perusahaan  lebih  menyukai  strategi  pelanggaran  prinsip  akuntansi  dan
manajemen  laba  transaksional  daripada  pemanfaatan  fleksibilitas  akuntansi akrual,  serta  3  pergeseran  pendapatan  dan  beban  antar  perusahaan  untuk
menurunkan laba.
4. Pembentukan Manajemen Laba