Analisis Pengaruh Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(1)

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LEVERAGE

KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA

PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT

YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

OLEH

DEVI RIDHANI 080503025

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NAMA : DEVI RIDHANI NIM : 080503025

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Tanggal ……….. Ketua Program Studi S-1 Akuntansi

(DRS. Firman Syarif, M.Si., Ak)

Tanggal ………..…………. Dekan


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

NAMA : DEVI RIDHANI NIM : 080503025

PROGRAM STUDI : S-1 AKUNTANSI

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Medan, ……….... 2012 Menyetujui


(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

Telah diuji pada

Tanggal ……….… 2012

PANITIA PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak

Pembimbing : Fahmi Natigor Nasution SE., M.Acc., Ak


(5)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Pengaruh Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, ………

Devi Ridhani NIM : 080503025


(6)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN

PROPERTI DAN REAL ESTAT YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah arus kas bebas dan leverage keuangan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia di

adalah statistic deskriptif dan uji asumsi klasik serta menggunakan regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis.

Hipotesis dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak arus kas bebas dan leverage keuangan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji parsial menunjukkan bahwa arus kas bebas berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan leverage keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(7)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF FREE CASH FLOW AND FINANCIAL LEVERAGE TO EARNINGS MANAGEMENT ON PROPERTY

AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

Formulation of the problem in this study is to what extent the influence free cash flow and financial leverage to earnings management on property and real estate listed in Indonesia Stock Exchange. The propose of this study was to determine and analyse the influence of free cash flow and financial leverage to earnings management on property and real estate listed in Indonesia Stock Exchange.

Hypothesis in this study is the free cash flow and financial leverage have a significant effect either partially or simultaneously on earnings management.

Secondary data collection is done by downloading financial statements of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange at

and test assumptions of classical as well as using multiple linear regression to test the hyphotesis.

The hyphotesis of the research result showed that simultaneous free cash flow and financial leverage have a significant effect on the earnings management of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange. Partial test showed that free cash flow have a significant effect on the earnings management of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange. While the financial leverage as a partial have not significant effect on the earnings management of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange.


(8)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Firman Syarif M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Fahmi Natigor Nasution SE., M.Acc., Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam memberikan bimbingan serta pengarahan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membaca dan memberikan nilai atas skripsi ini.


(9)

6. Kedua orang tua penulis yang tercinta, ayahanda Daniel Ridwan dan Ibunda Farida yang senantiasa memberikan kasih sayang, didikan, perhatian, dukungan baik moral maupun materi dan juga do’a-do’anya selama ini kepada penulis. Serta kepada kakak dan adik penulis yaitu Ivony Mardiah, S.E., Vira Rahmadani, S.E. dan Vani Maysarah, terimakasih buat dukungan dan do’anya. Semoga penulis bisa menjadi anak yang dapat dibanggakan keluarga.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih. Penulis berharap agar kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan , …………. Penulis,

Devi Ridhani NIM : 080503025


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 9

1.3. Tujuan Penelitian ... 10

1.4. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

2.1. Tinjauan Teoritis ... 12

2.1.1. Manajemen Laba ... 12

2.1.1.1. Pengertian Manajemen laba ... 12

2.1.1.2. Strategi Manajemen Laba ... 14

2.1.1.3. Motivasi Manajemen Laba ... 15

2.1.1.4. Mekanisme manajemen Laba ... 17

2.1.2. Arus Kas Bebas ... 17

2.1.2.1. Pengertian Manajemen Laba ... 17

2.1.2.2. Fungsi Manajemen Laba ... 19

2.1.3. Leverage Keuangan ... 20

2.1.3.1. Pengertian Leverage Keuangan ... 20

2.1.3.2. Fungsi Leverage Keuangan ... 21

2.1.3.3. Jenis-Jenis Leverage Ratio ... 23


(11)

2.3. Kerangka Konseptual ... 29

2.4. Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Jenis Penelitian ... 32

3.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.3. Populasi dan Sampel ... 35

3.4. Jenis Data dan Sumber Data ... 39

3.5. Metode Pengumpulan Data ... 39

3.6. Teknik Analisis ... 40

1. Statistik Deskriptif ... 40

2. Pengujian Asumsi Klasik ... 40

a. Uji Normalitas ... 40

b. Uji Multikolinearitas ... 41

c. Uji Heteroskedastisitas ... 41

d. Uji Autokorelasi ... 41

3. Koefisien Determinasi ... 42

4. Pengujian Hipotesis ... 43

a. Uji Signifikan Simultan (F-test) ... 44

b. Uji Signifikan Parsial (t-test) ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1. Gambaran Umum ... 46

4.2. Hasil Penelitian ... 46

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 46

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ... 48

4.2.2.1. Uji Normalitas ... 49

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ... 52

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas ... 53

4.2.2.4. Uji Autokorelasi ... 54

4.2.3. Koefisien Determinasi (R2) ... 55

4.2.4. Pengujian Hipotesis ... 56


(12)

b. Uji Signifikan Parsial (t-test) ... 58

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

6.1. Kesimpulan ... 63

6.2. Keterbatasan ... 64

6.3. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66


(13)

DAFTAR TABEL

No.Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 26

3.1 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

3.2 Daftar Populasi dan Penarikan Sampel ... 36

3.3 Daftar Sampel Penelitian ... 38

3.4 Keputusan Uji Durbin-Watson ... 42

4.1 Descriptive Statistics ... 47

4.2 One-Sampel Kolmogorov-Smirnov Test ... 49

4.3 Hasil Uji Multikolinearitas ... 52

4.4 Hasil Uji Durbin-Watson ... 55

4.5 Koefisien Determinasi ... 56

4.6 Hasil Uji Signifikan Simultan (F-test) ... 57


(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Grafik Histogram ... 50

4.2 Grafik Normal Probability P-P Plot ... 51


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

i Hasil Perhitungan Arus Kas Bebas ... 68

ii Tabulasi Hasil Perhitungan Arus Kas Bebas Per Total Aset ... 71

iii Tabulasi Hasil Perhitungan Leverage Keuangan ... 73

iv Tabulasi Perhitungan Discretionary Accruals ... 75

v Tabulasi Hasil Perhitungan Discretionary Accruals ... 78

vi Hasil Regresi ... 80


(16)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN

PROPERTI DAN REAL ESTAT YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah arus kas bebas dan leverage keuangan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba.

Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia di

adalah statistic deskriptif dan uji asumsi klasik serta menggunakan regresi linear berganda untuk pengujian hipotesis.

Hipotesis dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak arus kas bebas dan leverage keuangan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Uji parsial menunjukkan bahwa arus kas bebas berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan leverage keuangan tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(17)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF FREE CASH FLOW AND FINANCIAL LEVERAGE TO EARNINGS MANAGEMENT ON PROPERTY

AND REAL ESTATE COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK

EXCHANGE

Formulation of the problem in this study is to what extent the influence free cash flow and financial leverage to earnings management on property and real estate listed in Indonesia Stock Exchange. The propose of this study was to determine and analyse the influence of free cash flow and financial leverage to earnings management on property and real estate listed in Indonesia Stock Exchange.

Hypothesis in this study is the free cash flow and financial leverage have a significant effect either partially or simultaneously on earnings management.

Secondary data collection is done by downloading financial statements of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange at

and test assumptions of classical as well as using multiple linear regression to test the hyphotesis.

The hyphotesis of the research result showed that simultaneous free cash flow and financial leverage have a significant effect on the earnings management of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange. Partial test showed that free cash flow have a significant effect on the earnings management of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange. While the financial leverage as a partial have not significant effect on the earnings management of property and real estate companies listed in Indonesia Stock Exchange.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan ilmu akuntansi sangat pesat, sejalan dengan perkembangan dunia bisnis. Akuntansi tidak lagi hanya menjadi ilmu catat mencatat transaksi dan peristiwa, namun telah menjadi ilmu beragam kajian. Kendala yang dihadapi selama ini yaitu keterbatasan teori, tidak lagi menjadi hambatan dalam perkembangan ilmu akuntansi karena diatasi dengan mengadopsi beragam teori dari bidang-bidang lain, misalkan manajemen dan psikologi.

Pihak eksternal dapat memperoleh sumber informasi mengenai kualitas kinerja dari suatu perusahaan salah satunya adalah melalui laporan keuangan

(financial statements). Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang

menunjukkan posisi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan selama satu periode dan juga menggambarkan kinerja keuangan yang ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki. Laporan keuangan ini adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang memuat informasi tentang pelaksanaan tanggung jawab manajemen. Oleh karena laporan keuangan sangat penting dalam banyak pengambilan keputusan, ada suatu kecenderungan yang dapat ditebak dari para manajer untuk memanipulasi angka yang dilaporkan menjadi sebaik mungkin dan arena akuntansi keuangan


(19)

melibatkan banyak penilaian subjektif dan estimasi, manipulasi seperti itu sangat mungkin terjadi.

Penggunaan penilaian dan estimasi dalam akuntansi akrual mengizinkan manajer untuk menggunakan informasi dan pengalaman mereka untuk menambah kegunaan angka akuntansi. Namun, beberapa manajer menggunakan kebebasan ini untuk mengubah angka akuntansi, terutama laba, untuk keuntungan pribadi, sehingga mengurangi kualitasnya. Tindakan menyimpang yang dilakukan oleh manajer tersebut salah satunya dalam bentuk manajemen laba (earnings

management). Manajemen laba diukur dengan menggunakan proxy Discretionary

Accrual (DA), yang mana discretionary accrual adalah komponen akrual yang

berada dalam kebijakan manajer, artinya manajer memberikan intervensinya dalam proses pelaporan akuntansi. Ada beberapa alasan yang membuat manajemen laba itu terjadi, seperti untuk meningkatkan kompensasi, menghindari persyaratan utang, memenuhi ramalan analisis, dan mempengaruhi harga saham.

Manajemen laba dapat dilakukan melalui dua cara : (1) mengubah metode akuntansi, yang merupakan bentuk manajemen laba yang paling jelas terlihat, dan (2) mengubah estimasi dan kebijakkan akuntansi yang menentukan angka akuntansi, suatu bentuk manajemen laba yang lebih samar. Manajemen laba merupakan suatu realitas akuntansi akrual yang enggan diterima oleh para pemakai. Meskipun penting untuk diketahui bahwa manajemen laba tidak dilakukan sejauh yang telah dipublikasikan, namun tidak diragukan bahwa manajemen laba dapat merusak kredibilitas informasi akuntansi. Manajer sebagai pengelola berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada


(20)

pemilik, namun informasi yang disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Alasan inilah yang membuat akuntansi tidak hanya membicarakan mengenai metode dan prosedur pencatatan yang dipakai untuk menyusun laporan keuangan, namun juga membahas mengenai perilaku seorang manajer yang menyusun informasi tersebut atau

behavioral accounting.

Permasalahan ini dihadapi oleh para praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa dekade terakhir ini. Hal ini dikarenakan manajemen laba seolah-seolah telah menjadi budaya perusahaan (corporate culture) yang dipraktikkan semua perusahaan di dunia. Perekayasaan manajerial tidak hanya dapat menghancurkan tatanan ekonomi saja tetapi akibatnya juga dapat merusak tatanan etika dan moral. Tindakan manajemen laba telah memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi, seperti Enron, Merck, World com dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat. Ini terbukti bahwa aktivitas manajemen laba bukan hanya dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdapat di negara-negara dengan sistem bisnisnya yang belum tertata saja tetapi juga pada negara-negara dengan sistem bisnisnya yang telah tertata, seperti di Amerika Serikat.

Seorang manajer sering kali menggunakan fleksibilitas yang terdapat dalam akuntansi akrual karena agar dapat benar-benar mampu mengatur laba dengan melakukan manajemen laba mengingat atas semua insentif yang akan mereka dapat. Semakin banyak orang yang mendapatkan pelatihan dan pengetahuan mengenai akuntansi, maka semakin mudah bagi orang tersebut untuk melihat


(21)

estimasi atau pertimbangan akuntansi yang dapat digunakan untuk menaikkan laba yang dilaporkan.

Arus kas bebas (free cash flow) adalah tingkat pengembalian bagi penanam modal, baik itu dalam bentuk utang maupun ekuitas. Arus kas bebas biasanya dapat digunakan untuk pembelian kembali saham, pembayaran dividen, membayar utang, atau disimpan untuk kesempatan pertumbuhan perusahaan masa mendatang. Perusahaan dengan aliran kas berlebih memiliki kinerja yang lebih baik daripada perusahaan yang lain.

Jika arus kas bebasnegatif karena laba operasi bersih setelah pajak atau NOPAT negatif, maka ini sudah pasti merupakan sesuatu yang buruk dan menunjukkan bahwa perusahaan sedang mengalami masalah operasi. Banyak juga perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi memiliki NOPAT positif, tetapi arus kas bebasnya negatif. Hal ini dapat diatasi dengan cara, perusahaan tersebut harus banyak berinvestasi dalam aset operasi untuk mendukung pertumbuhan yang cepat dan tidak ada yang salah dari arus kas bebas yang negatif sepanjang arus kas bebas tersebut berasal dari pertumbuhan yang menguntungkan. Bagi beberapa investor menggunakan arus kas bebas lebih baik daripada laba bersih untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan karena arus kas bebas lebih sulit untuk dimanipulasi oleh pihak manajer daripada laba bersih. Keberadaan arus kas bebas dalam perusahaan berpotensi untuk menimbulkan konflik keagenan antara pemegang saham dan manajer.

Berdasarkan teori keagenan, apabila perusahaan mempunyai arus kas bebas maka manajer perusahaan mendapat tekanan dari pemegang saham untuk


(22)

membagikannya dalam bentuk dividen. Hal ini dilakukan untuk mencegah pihak manajemen menggunakan arus kas bebas dalam hal-hal yang menentang tujuan perusahaan dan nantinya akan merugikan pemegang saham, tindakan ini disebut juga dengan tindakan preventif terhadap penyalahgunaan arus kas bebas perusahaan. Arus kas bebas dapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan, pembayaran utang, dan pembayaran dividen kepada pemegang saham.

Leverage keuangan (financial leverage) digunakan untuk mengetahui besarnya penggunaan utang dalam struktur modalnya oleh suatu perusahaan. Apabila pihak manajemen memutuskan untuk melakukan pinjaman utang sebagai alternatif pendanaan, maka bisa dikatakan perusahaan telah melakukan leverage keuangan. Penggunaan leverage keuangan yang banyak akan dapat meningkatkan tingkat pengembalian yang diharapkan namun juga dapat meningkatkan resiko yang berakibat buruk bagi perusahaan. Penggunaan utang dalam investasi merupakan sebagai tambahan untuk mendanai aset perusahaan dan diharapkan dengan bertambahnya aset perusahaan akan meningkatkan aktivitas operasional perusahaan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan (laba) bagi perusahaan ataupun keuntungan bagi pemilik perusahaan.

Leverage keuangan dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar daripada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut, namun disisi lain penggunaan leverage keuangan juga dapat berpotensi negatif. Hal ini dikarenakan penggunaan leverage keuangan yang tidak disertai dengan peningkatan dalam aktivitas operasional usaha atau perusahaan tidak mampu


(23)

memaksimalkan tingkat perputaran aset yang dimilikinya. Hubungan antara manajemen laba dengan leverage keuangan adalah mengenai kebijakan utang yang merupakan salah satu dari alternatif dalam pendanaan perusahaan selain menjual saham di pasar modal. Untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang dengan pihak kreditor, pihak manajer termotivasi untuk melakukan manajemen laba dan perusahaan yang memenuhi perjanjian utangnya maka akan mendapatkan penilaian kinerja yang baik dari pihak kreditor.

Dalam disiplin akuntansi dan keuangan, analisis arus kas masa depan adalah konsep yang sangat penting karena hal ini dapat menunjukkan seberapa besar suatu perusahaan dapat menghasilkan aliran kas yang mana diantaranya akan didistribusikan kepada pemegang saham. Menurut Scott (2000) dalam Sugiri dan Abdullah (2003 : 12) bahwa manajemen laba untuk kasus perataan laba

(income smoothing), adalah baik karena perataan laba dapat mempermudah

peramalan laba dan aliran kas untuk masa depan.

Penelitian mengenai arus kas bebas, leverage keuangan dan manajemen laba ini telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya, yaitu seperti Jones dan Sharma (2001) mengenai the impact of free cash flow, financial leverage and accounting regulation on earnings management in Autralia’s ‘old’ and ‘new’

economies. Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Sugiri dan Abdullah (2003),

yang meneliti tentang pengaruh free cash flow, set kesempatan investasi, dan leverage finansial terhadap manajemen laba pada perusahaan go public yang terdaftar di bursa efek Jakarta. Kemudian dilakukan oleh Faradhilla (2010), meneliti mengenai pengaruh free cash flow, investment opportunity set, financial


(24)

leverage, firm size terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Berikutnya penelitian ini juga dilakukan oleh Manurung (2010) mengenai pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba pada perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh dan penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ma’ruf (2006) yaitu analisis faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba pada perusahaan go publik di bursa efek Jakarta.

Hasil dari penelitian Sugiri dan Abdullah (2003 : 19) menyatakan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan pengaruh leverage keuangan terhadap discretionary accruals adalah juga positif, yaitu bahwa ratio leverage yang semakin besar bermakna semakin luasnya kebijakkan manajer untuk dapat mempengaruhi laba perusahaan yang dilaporkan, sedangkan set kesempatan investasi yang diproksi dengan market to book assets tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba.

Namun menurut Jones dan Sharma (2001 : 25) dalam analisisnya menyatakan bahwa untuk beberapa tahun terdapat pengaruh free cash flow terhadap discretionary accruals yang berbeda-beda. Untuk data tahun 1996, variabel freecash flow berpengaruh secara negatif terhadap discretionary accruals. Namun untuk tahun 1999, free cash flow berpengaruh positif terhadap discretionary accruals dan secara empiris variabel leverage juga berpengaruh secara positif terhadap discretionary accruals. Discretionary accruals digunakan untuk mengukur manajemen laba yang mana dalam literatur akuntansi telah


(25)

diterima secara luas dan memberikan penekanan pada kebijakkan non metoda akuntansi (seperti depresiasi).

Dari beberapa penelitian terdahulu diatas terjadi perbedaan hasil penelitian mengenai pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba. Oleh karena itu alasan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengkaji kembali variabel-variabel yang telah dikemukan untuk melihat pengaruhnya terhadap manajemen laba. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah terletak pada sampel perusahaan yang akan diteliti dan tahun pengamatan penelitian. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan properti dan real estat untuk mencari tahu apakah hasil dari penelitian ini akan bersifat konsisten terhadap perusahaan-perusahan properti and real estat di Indonesia, serta melanjutkan dan menyempurnakan penelitian-penelitian terdahulu.

Industri properti and real estat merupakan industri yang bergerak dibidang pembangunan gedung-gedung fasilitas umum. Dihampir semua negara termasuk Indonesia, sektor industri propertiand real estat merupakan sektor dengan karakteristik yang sulit untuk diprediksi dan beresiko tinggi. Sulit diprediksi maksudnya, pasang surut sektor ini memiliki amplitude yang besar yaitu, pada saat terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, industri properti dan real estat mengalami booming dan cenderung oversupplied. Sebaliknya pada saat pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan, secara cepat sektor ini akan mengalami penurunan yang cukup drastis pula. Industri sektor properti dan real estat dikatakan juga mengandung resiko tinggi karena pembiayaan atau sumber dana utama sektor ini pada umumnya diperoleh melalui kredit perbankan,


(26)

sementara sektor ini beroperasi dengan menggunakan aktiva tetap berupa tanah dan bangunan. Meskipun tanah dan bangunan dapat digunakan untuk melunasi utang tetapi aktiva tersebut tidak dapat dikonversikan kedalam kas dalam waktu yang singkat. Sehingga banyak developer tidak dapat melunasi utangnya pada waktu yang telah ditentukan. Penelitian ini mencoba menjelaskan tentang bagaimana pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti and real estat yang terdaftar di BEI pada periode 2008 sampai dengan 2011.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan-Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah arus kas bebas mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah leverage keuangan mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


(27)

3. Apakah arus kas bebas dan leverage keuangan mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dilakukannya penelitian oleh penulis adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh arus kas bebas terhadap manajemen laba pada

perusahaan-perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh leverage keuangan terhadap manajemen laba pada perusahaan-perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh arus kas bebasdan leverage keuangan secara simultan yang signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan-perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran mengenai arus kas bebas dan leverage keuangan serta bagaimana pengaruhnya terhadap manajemen laba pada perusahaan-perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(28)

2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak lain untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya yang sifatnya sejenis serta memberikan wawasan yang relatif luas mengenai arus kas bebas, leverage keuangan serta pengaruhnya terhadap manajemen laba.

3. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dan informasi terutama dibidang akuntansi tentang manajemen laba, khususnya dalam hal melihat pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia.


(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Manajemen Laba

2.1.1.1. Pengertian Manajemen Laba

Manajemen laba dapat didefinisikan sebagai “intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi” (Schipper, 1989 dalam Jones dan Sharma, 2001 : 21). Proses ini mencakup mempercantik laporan keuangan, terutama laba.

Sugiri (1998) dalam Ma’ruf (2006 : 17) membagi definisi manajemen labamenjadi dua, yaitu:

a. Definisi Sempit

Manajemen laba dalam hal ini hanya berkaitan dengan pemilihan metode akuntansi. Manajemen laba didefinisikan sebagai perilaku manajer untuk bermain dengan komponen discretionary

accruals dalam menentukan besarnya laba.

b. Definisi Luas

Manajemen laba merupakan tindakan manajer untuk meningkatkan (mengurangi) laba yang dilaporkan saat ini atas


(30)

suatu unit usaha dimana manajer bertanggung jawab, tanpa mengakibatkan peningkatan (penurunan) profitabilitas ekonomi jangka panjang unit tersebut.

Manajemen laba menjadi masalah karena mencerminkan keputusan usaha yang sering kali mengurangi kekayaan pemegang saham. Menurut Sulistiawan et al (2011 : 19) earnings management

disebut juga dengan creative accounting, yaitu aktivitas badan usaha yang memanfaatkan teknik dan kebijakkan akuntansi guna mendapatkan hasil yang diinginkan. Dalam hal ini, hasil yang diinginkan oleh penyusun laporan keuangan (pengelola perusahaan dengan bantuan akutan) dapat berupaya menyajikan nilai laba atau aset yang lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada motivasi mereka melakukannya.

Healy dan Wahlen (1998) dalam Jones dan Sharma (2001 : 21) mendefinisikan earnings management sebagai “earnings management occurs when managers use judgement in financial reporting and structuring transactions to alter financial reports to either mislead some stakeholders about the underlying economics performance of the company, or to influence contractual outcomes that

depend on reported accounting numbers” yang artinya bahwa

manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan keputusan dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah


(31)

laporan keuangan dengan salah satu tujuannya menyesatkan beberapa pemegang saham mengenai pokok kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil perjanjian yang berdasarkan nilai keuangan yang dilaporkan.

2.1.1.2. Strategi Manajemen Laba

Subramanyam dan Wild (2010:131) manajemen laba terbagi atas tiga jenis strategi, antara lain :

1. Meningkatkan laba (increasing income), manajer dapat meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik. Selain itu, cara ini dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan laba selama beberapa periode kedepan.

2. Big Bath, strategi ini dilakukan pada saat mengalami kinerja yang

buruk (kemunduran kinerja) atau peristiwa saat terjadi satu kejadian yang tidak biasa seperti perubahan manajemen, merger, atau restrukturisasi. Makanya big bath ini sifatnya tidak biasa dan tidak berulang.

3. Perataan laba, merupakan bentuk umum dari manajemen laba. Pada strategi ini manajer dengan sengaja meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya


(32)

(gejolak dalam pelaporan laba), sehingga perusahaan terlihat stabil.

2.1.1.3. Motivasi Manajemen Laba

Ada beberapa motivasi yang mendorong manajer dalam melakukan manajemen laba, yaitu :

1. Rencana Bonus (Bonus Plan)

Indikator penilaian prestasi manajer suatu perusahaan biasanya dilihat dari laba, motivasi bonus plan ini dilakukan dengan cara manajer akan berusaha mengatur laba yang dilaporkannya dalam periode tertentu dengan tujuan untuk memaksimalkan bonus yang akan diterimanya.

2. Kontrak Utang Jangka Panjang (Debt Covenant)

Apabila semakin dekat suatu perusahaan terhadap waktu pelanggaran perjanjian utangnya, maka manajer cenderung memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang. 3. Motivasi Politik (Political Motivations)

Perusahaan-perusahaan dengan skala besar dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba guna mengurangi tingkat visibilitasnya terutama saat periode kemakmuran yang tinggi. Hal


(33)

ini dilakukan untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah.

4. Motivasi perpajakan (Taxation motivation)

Perpajakan merupakan salah satu motivasi mengapa perusahaan (manajer) menurunkan laba yang dilaporkan. Tujuannya karena agar dapat meminimalkan atau mengurangi jumlah beban pajak yang harus dibayar.

5. Pergantian CEO (Chic/Executive Officer)

Dalam kasus pergantian CEO baik CEO yang akan pensiun atau masa kontraknya akan berakhir biasanya akan melakukan strategi memaksimalkan jumlah laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima.

6. Penawaran saham perdana (Initial public offering)

Pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting. Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal kepada investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. Tujuannya adalah para manajer akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan agar dapat mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor.


(34)

2.1.1.4. Mekanisme Manajemen Laba

Subramanyam dan Wild (2010 : 133) menjelaskan bahwa ada dua metode utama manajemen laba, antara lain :

1. Pemindahan Laba

Bentuk manajemen laba ini adalah pemindahan laba yang dilakukan dari satu periode ke periode lainnya dengan cara mempercepat atau menunda pengakuan pendapatan atau beban. 2. Manajemen Laba melalui Klasifikasi

Laba juga dapat ditentukan dengan secara khusus mengklasifikasikan beban (dan pendapatan) pada bagian tertentu laporan laba rugi. Bentuk umum dari manajemen laba melalui klasifikasi ini adalah memindahkan beban di bawah garis, atau melaporkan beban pada pos luar biasa dan tidak berulang.

2.1.2. Arus Kas Bebas

2.1.2.1. Pengertian Arus Kas Bebas

Arus kas bebas adalah arus kas yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan melakukan investasi dalam aset tetap, produk baru dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan. Lebih spesifik lagi, nilai operasi suatu perusahaan akan bergantung pada perkiraan arus kas bebas masa depannya (free cash flow-FCF), yang dinyatakan sebagai laba operasi


(35)

setelah pajak dikurangi investasi dalam modal kerja dan aset tetap yang dibutuhkan untuk mempertahankan usaha. Oleh karena itu, manajer membuat perusahaannya menjadi lebih bernilai dengan meningkatkan arus kas bebasnya (Brigham dan Houston, 2010 : 109).

Jensen (1986) dalam Rosdini (2009 : 2) mendefinisikan arus kas bebas sebagai aliran kas yang merupakan kelebihan dana kas yang mana digunakan untuk mendanai seluruh proyek yang menghasilkan

net present value (NPV) positif yang didiskontokan pada tingkat biaya

modal yang relevan. Menurut Jensen bahwa manajer memiliki insentif untuk memperbesar perusahaan melalui ukuran optimalnya, sehingga mereka tetap melakukan investasi meskipun memberikan nilai sekarang bersih negatif dengan menggunakana dana yang dihasilkan dari aliran kas bebas. Arus kas bebas merupakan salah satu unsur penting dalam penilaian perusahaan yang mana menggambarkan seberapa besar kas tersedia untuk dibagikan kepada investor.

Arus kas bebas berbeda dengan laba bersih, diantaranya yaitu : (1) semua biaya (expense) non kas ditambahkan kembali ke laba bersih untuk mendapatkan aliran kas dari operasi, sehingga kemungkinan besar laba yang dilaporkan lebih rendah dari aliran kas, dan (2) arus kas bebas terhadap ekuitas merupakan arus kas residual setelah memenuhi pengeluaran modal dan modal kerja yang dibutuhkan, sedangkan laba bersih tidak mencakup keduanya.


(36)

Menurut White et.al (2003) dalam Rosdini (2009 : 2) mendefinisikan arus kas bebas sebagai aliran kas diskresioner yang tersedia bagi perusahaan. Arus kas bebasdapat digunakan untuk penggunaan diskresioner seperti akuisisi dan pembelanjaan modal dengan orientasi pertumbuhan (growth-oriented), pembayaran utang, dan pembayaran kepada pemegang saham. Semakin besar arus kas bebas yang tersedia dalam suatu perusahaan, maka semakin sehat perusahaan tersebut karena memiliki kas yang tersedia untuk mendanai pertumbuhan internal, melunasi utang, dan dividen.

2.1.2.2. Fungsi Arus Kas Bebas

Perusahaan yang tidak memiliki arus kas bebas tidak akan mampu untuk mempertahankan kapasitas produksi saat ini atau membayar dividen kepada pemegang saham. Arus kas bebas ini dapat diukur dengan membagi arus kas bebas dengan total asset, tujuannya agar arus kas bebas lebih comparable dengan perusahaan yang disajikan sampel sehingga perhitungan arus kas bebas menjadi lebih relatif terhadap size perusahaan, dalam hal ini diukur dengan total asset (Rosdini, 2009 : 6).


(37)

Menurut Ross et.al (2000) dalam Rosdini (2009 : 6), arus kas bebas dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Arus Kas Operasi = NOPAT + Penyusutan dan Amortisasi NOPAT = EBIT (1 – Tarif Pajak)

(Laba Operasi Bersih)

Investasi Dalam = Pengeluaran Modal + ∆ Modal Kerja Operasi Operasi Bersih

Pengeluaran Modal = Aset tetap periode ke-t – Aset tetap periode ke-t-1

Modal Kerja Operasi = Total Aset Lancar -Total Kewajiban Bersih Lancar Tanpa Bunga

2.1.3. Leverage Keuangan

2.1.3.1. Pengertian Leverage Keuangan

Leverage keuangan mengacu pada penggunaan sekuritas yang memberikan penghasilan tetap yaitu utang dan saham preferen. Leverage keuangan digunakan sebagai suatu ukuran yang menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap digunakan dalam struktur modal perusahaan. Menurut Sadalia (2010 :


(38)

129) menyatakan bahwa leverage keuangan menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan kewajiban-kewajiban keuangan yang sifatnya tetap untuk memperbesar pengaruh perubahan EBIT terhadap pendapatan per lembar saham biasa.

Sedangkan menurut Sartono (2001 : 263) leverage keuangan merupakan penggunaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham. Leverage keuangan berkenaan dengan hubungan antara pendapatan sebelum pembayaran bunga dan pajak (EBIT) dengan pendapatan yang tersedia bagi para pemegang saham biasa atau sampai dengan pendapatan per lembar saham (earning per share atau EPS) (Syamsuddin, 2007 : 90). Leverage penting untuk dianalisis karena leverage berkaitan dengan kinerja perusahaan (Weill, 2000 dalam Sugiri dan Abdullah, 2003 : 15)

2.1.3.2. Fungsi Leverage Keuangan

Pembiayaan perusahaan melalui utang bertujuan untuk meningkatkan return bagi pemegang saham, namun leverage keuangan juga berpotensi terhadap besarnya resiko yang dihadapi oleh investor jika beban tetap yang harus dibayar perusahaan atas utang-utangnya lebih besar dari laba yang diperolehnya. Konsekuensinya, perusahaan mengalami financial distress yang dapat mengakibatkan kebangkrutan.


(39)

Perusahaan akan mengalami default apabila arus kas dari operasi tidak mencukupi untuk menutupi biaya bunganya dalam pembiayaan melalui utang. Leverage keuangan timbul apabila perusahaan menggunakan utang jangka panjang dengan bunga tetap untuk membiayai investasinya.

Leverage keuangan menunjukkan sampai seberapa banyak sekuritas berpendapatan tetap digunakan dalam struktur modal perusahaan. Resiko tambahan yang ditanggung pemegang saham biasa sebagai akibat dari penggunaan leverage keuangan disebut dengan resiko keuangan atau financial risk. Dalam mengukur leverage keuangan digunakan leverage ratio, hal ini berdasarkan beberapa peneliti sebelumnya yang menggunakan leverage ratio yaitu debt ratio

yang mana total utang dibagi dengan total aset untuk mengukur leverage keuangan. Leverage ratio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya atau dengan kata lain untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai kegiatan usahanya apakah lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.


(40)

2.1.3.3. Jenis-Jenis Leverage Ratio

Menurut Syahyunan (2004 : 84) leverage ratio

dikelompokkan dalam beberapa macam, antara lain : 1. Debt ratio

Debt ratio mengukur jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau modal yang berasal dari kreditur.

Debt Ratio = Total Utang Total Aktiva

Semakin tinggi debt ratio maka semakin besar jumlah utang yang digunakan untuk menjalankan perusahaan. Namun semakin tinggi rasio ini maka semakin besar resiko yang dihadapi dan rasio yang tinggi juga menunjukkan proporsi modal sendiri yang rendah untuk membiayai aktiva.

2. Debt to Equity Ratio

Debt to equity ratio merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.

Debt to Equity Ratio = Total Utang


(41)

Apabila debt to equity ratio ini semakin rendah maka komposisi hutang terhadap ekuitas (modal sendiri) relatif aman dan resiko yang dihadapi juga rendah.

3. Time Interest Earned Ratio

Time Interest Earned Ratio ini adalah rasio antara laba sebelum

bunga dan pajak (EBIT) dengan beban bunga.

Time Interest Earned Ratio = EBIT Beban Bunga

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya berupa bunga atau mengukur seberapa jauh laba dapat berkurang tanpa perusahaan mengalami kesulitan keuangan karena tidak mampu membayar bunga. Semakin tinggi nilai time interest earned ratio maka semakin baik kemampuan perusahaan untuk membayar bunga pinjaman.

4. Fixed Charge Coverage Ratio

Fixed charge coverage ratio ini mengukur berapa besar

kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga, angsuran pinjaman, dan sewa.


(42)

Fixed Charge Coverage Ratio =

EBIT + Beban Bunga + Pembayaran Sewa Beban Bunga + Pembayaran

Sewa

Time Interest Earned Ratio dan Fixed Charge Coverage Ratio

juga mengukur resiko yaitu semakin rendah nilai rasionya maka semakin tinggi resikonya baik bagi pemilik maupun bagi kreditor.

5. Debt Service Coverage

Debt Service Coverage digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman.

Debt Service Coverage = EBIT Bunga + Sewa +

angsuran pokok pinjaman (1 - Tarif Pajak)

Seperti halnya Time Interest Earned Ratio dan Fixed Charge

Coverage Ratio, Debt Service Coverage ini juga mengukur tingkat

resiko (risk). Semakin rendah rasio yang diperoleh maka semakin besar resiko yang dihadapi oleh para kreditur dalam artian bahwa kemungkinan untuk tidak dibayarnya bunga dan pinjaman pokoknya semakin besar.


(43)

Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Manurung

(2010)

Pengaruh Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh Variabel Independen: Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan

Variabel Dependen : Manajemen Laba

Pada perusahaan bertumbuh, arus kas bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba dan leverage keuangan berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan

pada perusahaan tidak bertumbuh, arus kas bebas berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap manajemen laba dan leverage keuangan berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap manajemen laba. 2 Sugiri dan Abdullah (2003) Pengaruh Free Cash Flow, Set Kesempatan

Investasi, dan Leverage

Variabel Independen :

Free Cash Flow, Set Kesempatan Investasi

dan Leverage

Free cash flow berpengaruh positif yang signifikan terhadap manajemen laba,

leverage finansial berpengaruh negatif yang


(44)

Finansial Terhadap

Manajemen Laba

Finansial

Variabel Dependen : Manajemen Laba

signifikan terhadap manajemen laba dan set

kesempatan investasi tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap manajemen laba.

3 Jones dan Sharma (2001)

The Impact of Free Cash Flow, Financial Leverage and Accounting Regulation on Earnings Management in Autralia’s ‘Old’ and ‘New’ Economies Variabel Independen: Leverage Finan cial and Free Cash Flow

Variabel Dependen : Earnings

Management

Manajemen laba dapat dikaitkan dengan faktor FCF dan pertumbuhan dalam konteks old and new

economy. Ditemukan bahwa

perusahaan-perusahaan new

economies (pertumbuhan

tinggi dan FCF rendah) memiliki karakteristik berbeda dari

perusahaan-perusahaan old economies

(pertumbuhan rendah dan FCF tinggi) dan adanya hubungan yang signifikan antara accruals dengan FCF, hal ini berbeda dengan sebelumnya bahwa new economies companies

cenderung memiliki laba akuntansi lebih rendah dan melakukan manajemen laba

(discretionary accruals)


(45)

4 Faradhilla (2010) Pengaruh Free Cash Flow, Investment Opportunity Set, Financial Leverage, Firm Size Terhadap Manajemen Laba Variabel Independen: Free Cash Flow, Investment

Opportunity Set, Financial Leverage dan Firm Size

Variabel Dependen : Manajemen Laba

Free cash flow dan ukuran perusahaan berpengaruh positif secara signifikan terhadap manajemen laba,

leverage keuangan berpengaruh negatif yang

signifikan terhadap manajemen laba dan IOS

tidak berpengaruh positif yang signifikan terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara simultan free cash flow, ukuran perusahaan, leverage keuangan dan IOS mempunyai pengaruh yang

signifikan trehadap manajemen laba.

5 Ma’ruf (2006) Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek Jakarta Variabel Independen : Jumlah Dewan Direksi, Reputasi Auditor, Leveragedan Persentase Saham yang Ditawarkan Kepada Publik saat IPO

Variabel Dependen :

Berdasarkan tahun pengamatan 2000 sampai dengan tahun 2003, hasil dari penelitian ini menunjukkan hanya reputasi auditor saja yang memiliki pengaruh terhadap manajemen laba sedangkan leverage tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap


(46)

Manajemen Laba berarti manajemen laba berkaitan erat dengan auditor independen yang mengaudit perusahaan.

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2012

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian teori di atas dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

H1

H3

H2

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 menjelaskan tentang pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba. Arus kas bebas merupakan arus kas yang benar-benar tersedia untuk dibayarkan kepada investor (pemegang saham dan pemilik utang) setelah perusahaan melakukan seluruh investasi dalam aset tetap,

Free Cash Flow (X1)

Manajemen Laba (Y)


(47)

produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2010 : 109).

Oleh karena itu, manajer membuat perusahaannya menjadi lebih bernilai dengan meningkatkan arus kas bebasnya. Adanya arus kas bebas yang tinggi menyebabkan manajer merencanakan investasi dengan menggunakan dana tersebut untuk memaksimalkan laba daripada membagikannya kepada investor dalam bentuk dividen. Besar kecilnya pendanaan perusahaan yang berasal dari utang merupakan cerminan tingkat leverage keuangan dari suatu perusahaan. Semakin besar utang dalam suatu perusahaan maka leverage keuangan juga semakin besar.

Adanya beberapa alternatif investasi ini menyebabkan manajer melakukan pengkombinasian investasi tersebut supaya memperoleh laba yang maksimal. Sumber pendanaan investasi dapat berasal dari leverage keuangan maupun dari arus kas bebas sehingga diperlukan adanya suatu pengkombinasian yang baik antara leverage keuangan dengan arus kas bebas dalam pendanaan investasi agar diperoleh laba yang maksimal dan tingkat resiko yang lebih rendah. Inilah yang menyebabkan mengapa kegiatan manajemen laba cenderung dilakukan oleh para manajer dengan tujuan agar laporan keuangan perusahaan menunjukkan profitabilitas yang tinggi sehingga akan menarik minat para pemegang saham. Periode pengamatan yang digunakan dalam penelitian adalah dari tahun 2008 sampai dengan 2011 pada perusahaan properti dan real estat


(48)

2.4. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu rumusan masalah yang masih harus dibuktikan kebenarannya melalui hasil penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis penelitian ini yaitu arus kas bebas dan leverage keuanganberpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bersifat menghubungkan dua variabel atau lebih (Erlina, 2008 : 34).

3.2. Definisi Operasional dan PengukuranVariabel

Penelitian ini melibatkan tiga variabel yang terdiri atas satu variabel dependen (variabel terikat) dan dua variabel independen (bebas), antara lain :

1. Variabel Independen

Menurut Erlina (2008 : 43) Variabel independen merupakan “variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya”. Variabel independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah arus kas bebas dan leverage keuangan.

a. Arus Kas Bebas

Arus kas bebas merupakan gambaran dari arus kas yang tersedia untuk perusahaan dalam suatu periode akuntansi, setelah dikurangi dengan biaya operasional dan pengeluaran lainnya dan arus kas bebas diukur dengan menggunakan skala rasio. Arus kas bebas dapatdiukur denganmembagi arus


(50)

kas bebasdengan total asestpada periode yang sama dengan tujuan agar lebih

comparable bagi perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel, sehingga

penghitungan arus kas bebasmenjadi relatif terhadap size perusahaan, dalam hal ini diukur dengan total aset. Ukuran arus kas bebassebagaimana merujuk kepada Ross et.al. (2000) dalam Rosdini (2009 : 6) adalah sebagai berikut :

AKB =Arus Kas Operasi - Investasi dalam Operasi

Total Aset

b. Leverage Keuangan

Leverage keuangan merupakan penggunaan secara potensial biaya tetap pendanaan untuk memperbesar dampak dari perubahan EBIT terhadap EPS perusahaan. Leverage keuangan diukur dengan menggunakan skala rasio. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur leverage keuangan adalah :

Debt Ratio = Total Utang Total Aktiva

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (Erlina, 2008 : 42). Variabel dependen (variabel terikat) yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Manajemen laba merupakan pilihan kebijakkan akuntansi yang dilakukan oleh manajer dari standar


(51)

akuntansi yang ada dengan tujuan agar dapat memaksimumkan nilai pasar perusahaan. Manajemen laba menggunakan skala rasio.

Menurut Dechow et al (1995) dikutip dalam Ma’ruf (2006 : 31) umumnya poin awal dalam pengukuran discretionary accruals adalah totalaccruals, dimana

total accruals tersebut terdiri dari komponen non discretionary accruals (NDA)

dan discretionary accruals (DA). Selanjutnya model yang digunakanoleh Jones

digunakan untuk menciptakan komponen non discretionary accruals. Sedangkan untuk mengukur komponen discretionary accruals menggunakan rumus sebagai berikut :

DAit = TAit / Ait-1 -NDAit

Dimana :

DAit : Discretionary accruals pada tahun t

TAit : Total accruals pada periode t

NDAit : Non discretionary accruals pada tahun t

Secara ringkas, ketiga variabel tersebut dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Jenis

Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Independen 1

Arus kas bebas per total aset(AKB/TA) adalah aliran dana kas berlebih


(52)

yang dimiliki perusahaan yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham dengan net present value

(NPV) positif.

Arus Kas - Investasi dalam Operasi Operasi

Total Aset Rasio Independen 2 Leverage Keuangan merupakan berkenaan dengan perubahan tingkat EBIT dalam hubungannya dengan pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham biasa.

Total Debt

Total Asset x 100 % Rasio

Dependen Manajemen Laba adalah pilihan yang dilakukan oleh manajer dalam menentukan kebijakkan akuntansi untuk mencapai beberapa tujuan tertentu.

DAit = TAit / Ait-1 -NDAit Rasio

Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2012

3.3. Populasi dan Sampel

Erlina (2008 : 75) mengatakan “populasi adalah sekelompok orang, kejadian, suatu yang mempunyai karakteristik tertentu”. Berdasarkan pengertian di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam sektor properti dan real estatyang terdaftar sebagai emiten di Bursa efek Indonesia pada tahun 2008 sampai dengan 2011 yang berjumlah 42 perusahaan. “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi” (Erlina, 2008 : 75). Metode


(53)

pengambilan sampel dilakukan berdasarkan teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel dengan berdasarkan pertimbangan tertentu.

Adapun yang menjadi kriteria dalam penelitian ini untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan-perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak delisting pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. 2. Perusahaan-perusahaan tersebut mempublikasikan laporan keuangan lengkap

dengan periode laporan keuangan berakhir setiap 31 Desember yang telah diaudit pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

3. Laporan keuangan perusahaan menggunakan mata uang Indonesia atau bukan mata uang asing.

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Penarikan Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode Kriteria Keterangan

1 2 3

1 PT. Agung Podomoro Land Tbk APLN √ √ √ Sampel 1 2 PT. Alam Sutera Realty Tbk ASRI √ √ √ Sampel 2 3 PT. Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA √ √ √ Sampel 3 4 PT. Bumi Citra Permai Tbk BCIP √ x √

5 PT. Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP √ x √ 6 PT. Bukit Darmo Property Tbk BKDP √ x √ 7 PT. Sentul City Tbk BKSL √ x √

8 PT. Bumi Serpong Damai Tbk BSDE √ √ √ Sampel 4 9 PT. Cowell Development Tbk COWL √ √ √ Sampel 5 10 PT. Ciputra Development Tbk CTRA √ √ √ Sampel 6 11 PT. Ciputra Property Tbk CTRP √ √ √ Sampel 7


(54)

13 PT. Duta Anggada Realty Tbk DART √ √ √ Sampel 8 14 PT. Intiland Development Tbk DILD √ √ √ Sampel 9 15 PT. Duta Pertiwi Tbk DUTI √ √ √ Sampel 10 16 PT. Bakrieland Development Tbk ELTY √ √ √ Sampel 11 17 PT. Megapolitan Developments

Tbk EMDE √ x √

18 PT. Fortune Mate Indonesia Tbk FMII √ x √ 19 PT. Gowa Makassar Tourism

Development Tbk GMTD √ x √ 20 PT. Perdana Gapura Prima Tbk GPRA √ x √ 21 PT. Greenwood Sejahtera Tbk GWSA √ x √ 22 PT. Jakarta International Hotels &

Development Tbk JIHD √ x √

23 PT. Jaya Real Property Tbk JRPT √ √ √ Sampel 12 24 PT. Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA √ x √

25 PT. Global Land Development Tbk KPIG √ x √ 26 PT. Lamicitra Nusantara Tbk LAMI √ x √ 27 PT. Laguna Cipta Griya Tbk LCGP √ x √ 28 PT. Lippo Cikarang Tbk LPCK √ x √

29 PT. Lippo Karawaci Tbk LPKR √ √ √ Sampel 13 30 PT. Modernland Realty Ltd. Tbk MDLN √ x √

31 PT. Metropolitan Kentjana Tbk MKPI √ x √ 32 PT. Metropolitan Land Tbk MTLA √ x √ 33 PT. Metro Realty Tbk MTSM √ x √

34 PT. Indonesia Prima Property Tbk OMRE √ √ √ Sampel 14 35 PT. New Century Development

Tbk PTRA x x √

36 PT. Pudjiadi Prestige Tbk PUDP √ x √

37 PT. Pakuwon Jati Tbk PWON √ √ √ Sampel 15 38 PT. Panca Wiratama Sakti Tbk PWSI √ x √

39 PT. Ristia Bintang Mahkotasejati

Tbk RBMS √ x √

40 PT. Roda Vivatex Tbk RDTX √ √ √ Sampel 16 41 PT. Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM √ x √

42 PT. Summarecon Agung Tbk SMRA √ √ √ Sampel 17 Sumber : Hasil Olahan Penulis, 2012


(55)

Tabel 3.3

Daftar Sampel Penelitian

No Kode Perusahaan

1 APLN PT. Agung Podomoro Land Tbk 2 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk 3 BAPA PT. Bekasi Asri Pemula Tbk 4 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk 5 COWL PT. Cowell Development Tbk 6 CTRA PT. Ciputra Development Tbk 7 CTRP PT. Ciputra Property Tbk 8 DART PT. Duta Anggada Realty Tbk 9 DILD PT. Intiland Development Tbk 10 DUTI PT. Duta Pertiwi Tbk

11 ELTY PT. Bakrieland Development Tbk 12 JRPT PT. Jaya Real Property Tbk 13 LPKR PT. Lippo Karawaci Tbk

14 MORE PT. Indonesia Prima Property Tbk 15 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk

16 RDTX PT. Roda Vivatex Tbk

17 SMRA PT. Suryamas Dutamakmur Tbk


(56)

3.4. Jenis Data dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang pengukuran variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Erlina, 2008 : 10). Sumber data yang digunakan berasal dari data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, misalnya buku, laporan perusahaan, jurnal, interenet dan sebagainya (Erlina, 2008 : 36). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data

financial statement dan audit report seluruh perusahaan propertidan real estat

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008 sampai dengan tahun 2011 dan diperoleh melalui website Bursa Efek Indonesia yait

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini merupakan studi pengamatan. Penelitian dengan studi pengamatan adalah penelitian yang dilakukan dengan pemeriksaan terhadap kegiatan-kegiatan suatu subyek atau sifatnya tanpa berupaya mendapatkan tanggapan dari siapa pun (Erlina, 2008 : 71). Pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh data sekunder yang berupa laporan keuangan yang telah diaudit perusahaan-perusahaan properti dan real estat dengan cara mendownloadnya melalui situs


(57)

3.6. Teknik Analisis

Dalam menganalisis data, penelitian ini dilakukan dengan metode analisis statistik dengan menggunakan program SPSS 18. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Statistik Deskriptif

“Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberikan informasi mengenai variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan berupa frekuensi, tendensi sentral (rata-rata, median, modus), dispersi (deviasi standar,

variance) dan pengukur-pengukur bentuk (measures of shape) (Erlina, 2008 :

88).

2. Pengujian Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan perhitungan statistik regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, maka diadakan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini meliputi :

a. Uji Normalitas

Menurut Erlina (2008 : 102) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik, yaitu dengan uji Kolmogorov Smirnov. Data distribusi normal dan dapat digunakan analisis regresi apabila tingkat signifikannya lebih besar dari


(58)

0,05 atau 5% dan data distribusi tidak normal apabila tingkat signifikannya kurang dari 5%.

b. Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen” (Erlina, 2008 : 105). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai dari VIF dan korelasi di antara variabel independen. Tingkat multikolinearitas dapat ditoleransi apabila VIF > 10.

c. Uji Heteroskedastisitas

“Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain” (Erlina, 2008 : 106). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel independen dengan nilai residualnya.

d. Uji Autokorelasi

“Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1” (Erlina, 2008 : 106). Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada


(59)

atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin Watson (DW Test). Bila nilai DW terletak di antara du < d < 4 – du, maka dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi baik positif maupun negatif.

Menurut Durbin Watson (DW) pengambilan keputusan untuk melihat autokorelasi ini terdapat lima kondisi autokorelasi yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.4

Keputusan Uji Durbin-Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada autokorelasi negatif Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif maupun negatif

Tolak No decision

Tolak No decision Tidak ditolak

0 < d < dl

dl ≤ d ≤ du

4 – dl < d < 4 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl

du < d < 4 - du

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) pada intinya untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006 : 97). Dengan kata lain koefisien determinasi ini untuk menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R2 semakin mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan


(60)

semakin kecil R2 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Namun nilai R2 ini memiliki kelemahan yaitu nilai R2 akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak bepengaruh signifikan terhadap variabel dependennya.

4. Pengujian Hipotesis

Menurut Erlina (2008 : 110) uji hipotesis terhadap satu variabel umumnya berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan populasi atau nilai data yang diteliti dengan nilai ekspektasi (hipotesis) peneliti, namun variasi pengujian hipotesis pada analisis univariat tergantung pada tujuan atau pernyataan penelitian dan skala pengukurannya. Dalam menganalisis data untuk mengetahui variabel independen yang mempengaruhi secara signifikan terhadap manajemen laba pada perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia yaitu arus kas bebas dan leverage keuangan, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda, dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Dimana :

Y = Manajemen Laba X1 = Arus Kas Bebas


(61)

a = Konstanta

b1 dan b2 = Koefisien regresi

e = disturbance error

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan Uji-F dan Uji-t, yaitu sebagai berikut :

a. Uji Signifikan Simultan (F-test)

Menurut Ghozali (2006 : 84) uji stastistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimaksudkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (α = 5%).

Bentuk pengujiannya yaitu :

H0 : b1,b2 = 0, artinya variabel independen secara simultan

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau H0 ditolak


(62)

b. Uji Signifikan Parsial (t-test)

Menurut Ghozali (2006 : 84) uji stastistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significancelevel 0,05 (α = 5%).

Bentuk pengujiannya yaitu :

Ho : b1,b2 = 0, artinya suatu variabel independen secara

parsial tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Ha : b1,b2 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara

parsial berpengaruh terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah :

Jika probabilitas < 0,05 maka Ha diterima atau H0 ditolak.


(63)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan model persamaan regresi linear berganda yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh dari beberapa variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, kemudian selanjutnya melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan regresi berganda menggunakan software SPSS. Prosedurnya dimulai dengan memasukkan semua variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini ke program SPSS dan selanjutnya akan menghasilkan output sesuai dengan metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, didapat 15 perusahaan properti dan real estat yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2008 sampai dengan 2011.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif

Metode statistik deskriptif adalah metode statistik yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang


(64)

sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis. Statistik deskriptif ini memberikan gambaran mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen yang digunakan dalam penelitian. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari arus kas bebas dan leverage keuangan sebagai variabel independen dan manajemen laba sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif variabel-variabel tersebut dari sampel perusahaan properti dan real estat selama periode 2008 sampai dengan 2011 disajikan sebagai berikut ini :

Tabel 4.1

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan standar deviasi masing-masing variabel dapat dijelaskan sebagai berikut :

a) Variabel Arus Kas Bebas (X1) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak

68, dengan nilai minimum (terkecil) -0,3666, nilai maksimum (terbesar) 0,2157 dan mean (nilai rata-rata) -0,028865. Standar Deviasi (Simpangan Baku) variabel ini adalah 0,1293343.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Manajemen Laba 68 -.3104 .2027 -.016834 .0768015

Arus Kas Bebas 68 -.3666 .2157 -.028865 .1293343

Leverage Keuangan 68 .0594 .7929 .444949 .1725678


(65)

b) Variabel Leverage Keuangan (X2) memiliki jumlah sampel (N)

sebanyak 68, dengan nilai minimum (terkecil) 0,0594, nilai maksimum (terbesar) 0,7929dan mean (nilai rata-rata) 0,444949. Standar Deviasi (Simpangan Baku) variabel ini adalah 0,1725678.

c) Variabel Manajemen Laba (Y) memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 68, dengan nilai minimum (terkecil) -0,3104, nilai maksimum (terbesar) 0,2027 dan mean (nilai rata-rata) 0,016834. Standar Deviasi (Simpangan Baku) variabel ini adalah 0,0768015.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat yang menjadi dasar penggunaan model regresi berganda dengan metode estimasi Ordinary Least Square (OLS) adalah dipenuhinya semua asumsi klasik, agar hasil pengujian bersifat tidak bias dan efisien (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan program statistik. Menurut Ghozali (2006 : 123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :

• Berdistribusi Normal.

Non-Multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam

model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna.

Non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model

regresi tidak saling berkorelasi.

Non-Heterokedastisitas, artinya variance variabel independen

dari satu pengamatan ke pengamatan lain adalah konstan atau sama.


(66)

4.2.2.1. Uji Normalitas Data

Uji data statistik dengan model Kolmogorov-Smirnov

dilakukan untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi secara normal atau tidak. Ghozali (2006 : 115), memberikan pedoman pengambilan keputusan rentang data mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov yang dapat dilihat dari :

a) Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas < 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal,

b) Nilai sig. atau signifikan atau probabilitas > 0,05, maka distribusi data adalah normal.

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas (1)

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 68

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .07270593

Most Extreme Differences Absolute .132

Positive .083

Negative -.132

Kolmogorov-Smirnov Z 1.092

Asymp. Sig. (2-tailed) .184

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(67)

Berdasarkan hasil pengolahan pengujian data dengan model

Kolmogorov-smirnov yang dapat dilihat pada tabel 4.2 diatas tersebut

yaitu nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,184 yang mana 0,184> 0,05, hal ini menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal atau asumsi normalitas sudah terpenuhi. Selain itu juga untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi secara normal atau tidak dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot sebagai berikut :

Gambar 4.1 Uji Normalitas Data (2)


(68)

Gambar 4.2 Uji Normalitas (3)

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berdasarkan kedua grafik diatas dapat disimpilkan bahwa distribusi data adalah normal karena pada grafik histogram (gambar 4.1), gambarnya menunjukkan bahwa distribusi data dengan berbentuk lonceng, yang artinya data telah terdistribusi dengan normal. Demikian pula pada grafik P-P Plot (gambar 4.2) terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran tidak menjauhi garis diagonalnya. Sehingga dapat dikatakan kedua grafik


(69)

menunjukkan data dalam model regresi tersebut tidak menyalahi asumsi normalitas atau terdistribusi secara normal.

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala multikolinearitas ini dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor

(VIF). Apabila nilai tolerance< 0,1 atau VIF > 10, maka terjadi multikolinearitas. Sedangkan apabila nilai tolerance> 0,1 atau VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian terhadap multikolinearitas pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa variabel independen memiliki nilai tolerance > 0,1 yaitu nilai tolerance untuk arus kas bebas 0,978 dan leverage keuangan 0,978. Kemudian nilai VIF kedua variabel tersebut < 10 yaitu untuk arus kas bebas 1,022 dan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.005 .025 -.214 .831

Arus Kas Bebas -.192 .070 -.323 -2.724 .008 .978 1.022

Leverage Keuangan -.038 .053 -.086 -.725 .471 .978 1.022


(70)

leverage keuangan 1,022. Jadi dapat disimpulkan bahwa antara variabel independen dalam penelitian ini tidak ada terjadinya gejala multikolinearitas.

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya terjadi gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS. Grafik scatterplot dari hasil pengolahan data SPSS dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3 Grafik Scatterplot


(71)

Dari grafik scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian, pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas sehingga model ini layak dipakai untuk memprediksi praktik manajemen laba pada perusahaan-perusahaan properti dan real estat di Indonesia berdasarkan masukan variabel independen yaitu arus kas bebas dan leverage keuangan.

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Adanya autokorelasi dikarenakan observasi yang berurutan panjang sepanjang tahun yang berkaitan dengan yang lainnya. Uji autokorelasi yang baik adalah bebas dari uji autokorelasi tersebut.

Uji ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW) dengan hipotesis sebagai berikut :

Ho : tidak ada autokorelasi Ha : ada autokorelasi


(72)

Tabel 4.4

Hasil Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .322a .104 .076 .0738160 2.058

a. Predictors: (Constant), Leverage Keuangan, Arus Kas Bebas b. Dependent Variable: Manajemen Laba

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Dari tabel Durbin-Watson dengan menggunakan nilai signifikan 5 % dapat dilihat untuk jumlah sampel sebanyak (N) 68 dan jumlah variabel independen 2 (k=2), maka akan didapat nilai dl = 1.554dan nilai du = 1.672. Dari uji tersebut didapat nilai DW 2.058 lebih besar dari batas atas (du) 1.672 dan kurang dari 4 – 1.672 (4 – du), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima yang menyatakan bahwa tidak ada autokorelasi baik autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif karena nilai DW diantara du < d < 4 – du (1.672 < 2.058 < 2.328).

4.2.3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R2 semakin mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Sedangkan semakin kecil R2 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan


(73)

variabel dependen amat terbatas. Namun nilai R2 ini memiliki kelemahan yaitu nilai R2 akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak bepengaruh signifikan terhadap variabel dependennya.

Tabel 4.5

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .322a .104 .076 .0738160

a. Predictors: (Constant), Leverage Keuangan, Arus Kas Bebas b. Dependent Variable: Manajemen Laba

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa nilai R2 pada penelitian ini sebesar 0,104 atau sebesar 10,4 % yang mengindikasikan bahwa variasi dari kedua variabel independen tersebut dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 10,4 % dan sisanya 89,6 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan pada penelitian ini.

4.2.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji parsial (t-test) dan uji simultan (F-test).


(74)

a. Uji Signifikan Simultan (F-test)

Untuk melihat pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba secara simultan dapat dihitung dengan menggunakan F-test.

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Simultan (F-test)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .041 2 .021 3.765 .028a

Residual .354 65 .005

Total .395 67

a. Predictors: (Constant), Leverage Keuangan, Arus Kas Bebas b. Dependent Variable: Manajemen Laba

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Hasil dari uji F tersebut menunjukkan nilai Fhitung sebesar 3,765

atau 3,77 dengan tingkat signifikan sebesar 0,028, sedangkan Ftabel

sebesar 3,14 dengan signifikan 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa arus kas bebas dan leverage keuangan secara simultan berpengaruh terhadap manajemen laba karena Fhitung> Ftabel

(3,77 > 3,14) dengan tingkat signifikan 0,028 < 0,05. Hal ini berarti H0


(75)

b. Uji Signifikan Parsial (t-test)

Untuk melihat pengaruh arus kas bebas dan leverage keuangan terhadap manajemen laba secara parsial sekaligus guna mengetahui variabel independen mana yang berpengaruh dominan terhadap variabel dependennya. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.7

Hasil Uji Parsial (t-test)

Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2012

Dari tabel 4.6 diatas dapat ditentukan persamaan regresi sebagai berikut :

DA = -0,005 – 0,192 AKB – 0,038 LK

Keterangan :

1. Nilai B (constant) = -0,005 menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai variabel independen yaitu arus kas bebas dan leverage

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) -.005 .025 -.214 .831

Arus Kas Bebas -.192 .070 -.323 -2.724 .008


(1)

Lampiran vi

Hasil Regresi

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Manajemen Laba 68 -.3104 .2027 -.016834 .0768015 Arus Kas Bebas 68 -.3666 .2157 -.028865 .1293343 Leverage Keuangan 68 .0594 .7929 .444949 .1725678 Valid N (listwise) 68

Regression

Variables Entered/Removed

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Leverage Keuangan, Arus Kas Bebasa

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .322a .104 .076 .0738160 2.058

a. Predictors: (Constant), Leverage Keuangan, Arus Kas Bebas


(2)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression .041 2 .021 3.765 .028a

Residual .354 65 .005

Total .395 67

a. Predictors: (Constant), Leverage Keuangan, Arus Kas Bebas

b. Dependent Variable: Manajemen Laba

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -.005 .025 -.214 .831

Arus Kas Bebas -.192 .070 -.323 -2.724 .008 .978 1.022 Leverage

Keuangan

-.038 .053 -.086 -.725 .471 .978 1.022

a. Dependent Variable: Manajemen Laba

Coefficient Correlationsa

Model

Leverage Keuangan

Arus Kas Bebas 1 Correlations Leverage Keuangan 1.000 .147

Arus Kas Bebas .147 1.000

Covariances Leverage Keuangan .003 .001

Arus Kas Bebas .001 .005


(3)

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensio

n Eigenvalue

Condition Index

Variance Proportions

(Constant)

Arus Kas Bebas

Leverage Keuangan

1 1 2.042 1.000 .03 .04 .03

2 .892 1.513 .01 .94 .01

3 .066 5.563 .96 .01 .97

a. Dependent Variable: Manajemen Laba

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value -.069181 .042267 -.016834 .0247451 68

Std. Predicted Value -2.115 2.388 .000 1.000 68

Standard Error of Predicted Value

.009 .026 .015 .005 68

Adjusted Predicted Value -.060237 .056505 -.016007 .0250023 68

Residual -.2412187 .1937185 .0000000 .0727059 68

Std. Residual -3.268 2.624 .000 .985 68

Stud. Residual -3.473 2.714 -.005 1.017 68

Deleted Residual -.2724181 .2072438 -.0008265 .0776064 68 Stud. Deleted Residual -3.818 2.860 -.013 1.059 68

Mahal. Distance .015 7.062 1.971 1.760 68

Cook's Distance .000 .520 .023 .076 68

Centered Leverage Value .000 .105 .029 .026 68


(4)

(5)

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 68

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .07270593 Most Extreme

Differences

Absolute .132

Positive .083

Negative -.132

Kolmogorov-Smirnov Z 1.092

Asymp. Sig. (2-tailed) .184

a. Test distribution is Normal.


(6)

Lampiran vii

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Februari

2012

Maret 2012

April 2012

Mei 2012

Juni 2012

1 Pengajuan Judul

2 Penyelesaian Proposal

3 Bimbingan Proposal

4 Pengumpulan Data

5 Pengolahan Data


Dokumen yang terkait

Pengaruh Manajemen Laba (Earnings Management) Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 115 76

Pengaruh Laba, Arus Kas Bebas, dan Kebijakan Hutang terhadap Kebijakan Deviden pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 80 75

Pengaruh Informasi Arus Kas dan Rasio Profitabilitas terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 51 89

Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai Terhadap Dividen Kas Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

14 80 70

PENGARUH LEVERAGE TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN VARIABEL PEMODERASI ARUS KAS BEBAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR PUBLIK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 4 101

PENGARUH SURPLUS ARUS KAS BEBAS, LEVERAGE, DAN PROFITABILITAS TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008

0 5 75

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Manajemen Laba 2.1.1.1. Pengertian Manajemen Laba - Analisis Pengaruh Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di Bursa Efek I

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Pengaruh Arus Kas Bebas dan Leverage Keuangan Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Properti dan Real Estat yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

ANALISIS PENGARUH ARUS KAS BEBAS DAN LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 15

Pengaruh Manajemen Laba (Earnings Management) Terhadap Tingkat Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Properti dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 10