10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Laba
Bagian ini menjelaskan lebih rinci mengenai hal-hal yang berhubungan dengan manajemen laba mulai dari pengertian dari beberapa peneliti sebelumnya,
bentuk manajemen laba, dan motivasi yang mendasari terbentuknya manajemen laba.
1. Definisi Manajemen Laba
Istilah manajemen laba muncul sebagai konsekuensi langsung dari upaya-upaya manajer atau pembuat laporan keuangan untuk melakukan
manajemen informasi akuntansi, khususnya laba earnings, demi kepentingan pribadi danatau perusahaan Gumanti, 2000.
Setiawati dan Na’im 2000 mendefinisikan manajemen laba sebagai campur tangan manajemen dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan
tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Manajemen laba merupakan salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan.
Manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka tanpa rekayasa.
Widyaningdyah 2001 dalam penelitiannya menyatakan earnings management merupakan tindakan manajemen yang berupa campur tangan
dalam proses penyusunan laporan keuangan dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraannya secara personal maupun untuk meningkatkan
nilai perusahaan.
Menurut Suyatmin dan Suwarno 2002 earnings management mempunyai definisi sebagai sebagai berikut:
“earnings management terjadi ketika para manajer menggunakan pertimbangan judgementnya dalam pelaporan keuangan dan di dalam
perancangan transaksi yang terstruktur untuk mengubah laporan keuangan yang dapat menyesatkan stakeholders tentang dasar kinerja ekonomi
perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil sesuai kontrak yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan”.
Dalam Suyatmin dan Suwarno 2002 disebutkan bahwa earnings management merupakan proses dengan sengaja, dalam batasan Generally
Accepted Accounting Principles GAAP, untuk melaporkan tingkat laba periodik earnings sesuai yang diinginkan. Hal ini dipengaruhi oleh dua faktor
sebagai berikut ini. a. Perilaku opportunistic manajer, yakni memaksimumkan kepuasan
dalam hubungannya dengan kompensasi, kontrak utang dan political cost.
b. Keyakinan manajer bahwa earnings management dapat mempengaruhi harga pasar saham.
Pengertian earnings management dilihat dari sudut etika dapat diartikan sebagai suatu tindakan manjemen yang berkiblat pada dilaporkannya
pendapatan dan penyediaan keuntungan ekonomi yang tidak benar untuk organisasi dan mungkin dalam faktanya dalam jangka panjang serta terjadinya
kerusakan Suyatmin dan Suwarno, 2002. Definisi manajemen laba yang hampir sama juga diungkapkan oleh
Schipper 1989 dalam Sutrisno 2002 yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan
keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut.
Abarbanel dan Lehavy 2003 mendefinisikan earnings management sebagai suatu tindakan oportunistik yang dilakukan oleh manajemen atau
tindakan yang diambil untuk menarik shareholders dalam pasar modal. Scott 2003 mendefinisikan manajemen laba dalam penelitiannya
sebagai berikut ini. “Given that managers can choose accounting policies from a set
for example, GAAP, it is natural to expect that they will choose policies so as to maximize their own utility andor the market value of the firm”.
Definisi manajemen laba tersebut dapat diartikan sebagai pemilihan
kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang ada dan secara alamiah dapat memaksimumkan utilitas mereka dan atau nilai pasar
perusahaan. Scott 2003 membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua. Pertama, melihatnya sebagai perilaku oportunistik manajer untuk
memaksimumkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang, dan political cost Opportunistic Earnings Management. Ke dua,
dengan memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting Efficient Earnings Management, di mana manajemen laba memberi manajer
suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan pihak-
pihak yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian, manajer dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaannya melalui manajemen laba,
misalnya dengan membuat perataan laba income smoothing dan pertumbuhan laba sepanjang waktu.
Menurut Saputro dan Setiawati 2004 manajemen laba adalah campur tangan manajemen dalam proses penyusunan laporan keuangan eksternal guna
mencapai tingkat laba tertentu dengan tujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri atau perusahaannya sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Ewert dan Wagenhofer 2005 disebutkan bahwa akuntansi dalam earnings management meliputi interpretasi
dari standar akuntansi dan penerapan transaksi atau kejadian yang telah dilakukan. Pada dasarnya manajer akan membagi beberapa angka dari laba
akuntansi dari satu periode ke periode yang lain. Kusuma 2006 secara implisit dapat diartikan bahwa manajemen laba
erat kaitannya dengan motivasi-motivasi yang mendasari manajer melakukan manajemen laba, sasaran-sasaran yang ingin dicapai manajer, dan penggunaan
judgment-judgment dalam pelaporan keuangan. Sanjaya 2008 menyatakan bahwa manajemen laba cenderung
menyebabkan kualitas laporan keuangan menjadi lebih rendah karena tujuan manajemen laba adalah untuk menyesatkan para pengguna laporan keuangan.
2. Motivasi Manajemen Laba