sebelumnya. Karakteristik tersebut dilihat dari beberapa kriteria antara lain umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, dan luas lahan.
4.2.1. Umur Petani
Berdasarkan kriteria umur petani responden yang dijadikan sampel dalam berusahatani dibagi menjadi tiga kelompok angkatan kerja, yaitu kelompok usia 0
sampai 25 tahun, kemudian dari umur 26 tahun sampai 50 tahun dan dari 51 tahun sampai umur 75 tahun. Sebaran petani responden dari masing-masing kelompok
usia dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini :
Tabel 10. Distribusi Petani Sampel Menurut Golongan Umur Golongan Umur
Tahun Jumlah
Jiwa Persentase
0-25 26-50
61 87,14
51-75 9
12,86
Total 70
100
Sumber : Data Primer 2011, diolah dari lampiran 1
Pada Tabel. 10 dapat dijelaskan bahwa sebesar 87,14 petani atau sebanyak 61 orang petani yang melakukan kegiatan usahatani cabai berada pada
usia produktif, yaitu pada rentang usia 26 tahun sampai 50 tahun. Namun faktor usia tidak membatasi para petani untuk melakukan kegiatan usahatani. Hal ini
terlihat dari adanya 9 orang petani responden atau sebesar 12,86 yang berusia lanjut, yaitu pada rentang usia 51 sampai 75 tahun, tetapi masih mampu
melakukan aktivitas usahatani.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan rendah merupakan salah satu hal yang masih melekat pada karakteristik petani pada umumnya. Gambaran tingkat pendidikan petani
responden dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Petani Sampel Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden Jiwa
Persentase
Tidak sekolah SD
SLTP SLTA
Perguruan Tinggi
25 29
16 35,71
41,43 22,86
Total 70
100
Sumber : Data Primer 2011, diolah dari lampiran 1
Berdasarkan Tabel 11 dapat dijelaskan bahwa tidak ada responden yang tidak bersekolah, namun tingkat pendidikan petani responden sebagian besar
hanya sampai pada tingkat Sekolah Dasar SD dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP. Hal ini terlihat dari persentase petani yang menamatkan
pendidikannya sampai tingkat SD sebesar 35,71 atau sebanyak 25 orang dan yang menamatkan pendidikannya sampai tingkat SLTP sebesar 41,43 atau
sebanyak 29 orang. Kemudian sisanya sebesar 22,86 atau sebanyak 16 orang petani sekolah sampai tingkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA. Tidak ada
responden yang pernah mengenyam pendidikan sampai ke perguruan tinggi. Hal ini disebabkan keterbatasan biaya yang mereka miliki karena para petani
responden berasal dari keluarga yang ekonominya lemah atau miskin.
Universitas Sumatera Utara
4.2.3. Pengalaman Berusahatani