berjalan. Biasanya bersifat monoartikuler dengan keluhan utama berupa nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam, menggigil
dan merasa lelah. Lokasi yang paling sering pada MTP-1 yang biasanya disebut podagra. Apabila proses penyakit berlanjut, dapat terkena sendi lain yaitu
pergelangan tangankaki, lutut, dan siku. Faktor pencetus serangan akut antara lain berupa trauma lokal, diet tinggi purin, kelelahan fisik, stress, tindakan
operasi, pemakaian obat diuretik dan lain-lain.Putra, 2009
b. Stadium interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan stadium akut dimana terjadi periode interkritik asimptomatik. Walaupun secara klinik tidak dapat ditemukan tanda-
tanda radang akut, namun pada aspirasi sendi ditemukan kristal urat. Hal ini menunjukkan bahwa proses peradangan masih terus berlanjut, walaupun tanpa
keluhan.Putra, 2009
c. Stadium Gout arthritis menahun
Stadium ini umumnya terdapat pada pasien yang mampu mengobati dirinya sendiri self medication. Sehingga dalam waktu lama tidak mau berobat
secara teratur pada dokter. Artritis gout menahun biasanya disertai tofi yang banyak dan poliartikular. Tofi ini sering pecah dan sulit sembuh dengan obat,
kadang-kadang dapat timbul infeksi sekunder. Lokasi tofi yang paling sering pada aurikula, MTP-1, olekranon, tendon achilles dan distal digiti. Tofi sendiri tidak
menimbulkan nyeri, tapi mudah terjadi inflamasi disekitarnya, dan menyebabkan destruksi yang progresif pada sendi serta dapat menimbulkan deformitas. Pada
stadium ini kadang-kadang disertai batu saluran kemih sampai penyakit ginjal menahun. Putra, 2009
Anak-anak baik laki-laki maupun perempuan, memiliki kadar asam urat sama rendah, tetapi pada orang dewasa, pria memiliki tingkat sodium urat lebih
tinggi daripada wanita. Jelas bahwa perbedaan ini akibat pengaruh dari sistem endokrin, namun mekanisme yang tepat belum ditetapkan. Setelah menopause,
nilai Sodium Urat perempuan naik ke tingkat yang sebanding dengan laki-laki
Universitas Sumatera Utara
pada usia yang sama, meskipun terapi penggantian hormon mungkin menipiskan peningkatan ini. Wanita postmenopause, khususnya mereka yang menerima
diuretik, dapat berkembang menjadi arthritis yg menyebabkan encok dan tofi di Heberden dan Bouchards node osteoarthritic mereka. Pasien Lansia dengan gout
belum diakui dapat berlanjut secara statis terhadap penyakit sendi seperti: simetris polyarticular, inflamasi yang seperti rheumatoid arthritis, lengkap dengan nodul-
nodul dan sebagainya.Luk, 2005
2.3.5 Patogenesis terjadinya Gout arthritis
Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium
urat dari depositnya dalam tofi crystals shedding. Pada beberapa pasien gout
atau dengan hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan
akut. Dengan demikian, gout ataupun pseudogout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Pada penelitian penulis didapat 21 pasien gout dengan asam urat
normal. Terdapat peranan temperature, pH, dan kelarutan urat untuk timbul serangan gout. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperature lebih rendah
pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal monosodium urat diendapkan pada kedua tempat tersebut. Predileksi untuk
pengendapan kristal monosodium urat pada metatarsofalangeal-1 MTP-1 berhubungan juga dengan trauma ringan yang berulang-ulang pada daerah
tersebut.Putra, 2009 Penelitian Simkin mendapatkan bahwa kecepatan difusi molekul urat dari
ruang synovial kedalam plasma hanya setengah kecepatan air. Dengan demikian, konsentrasi urat dalam cairan sendi seperti MTP-1 menjadi seimbang dengan urat
dalam plasma pada siang hari selanjutnya bila cairan sendi diresorpsi waktu berbaring, akan terjadi peningkatan kadar urat local. Fenomena ini dapat
menerangkan terjadinya awitan atau onset gout akut pada malam hari pada sendi yang bersangkutan. Keasaman dapat meninggikan nukleasi urat in vitro melalui
pembentukan dari protonated solid phase. Walaupun kelarutan sodium urat bertentangan terhadap asam urat, biasanya kelarutan ini meninggi, pada
Universitas Sumatera Utara
penurunan pH dari 7,5 menjadi 5,8 dan pengukuran pH serta kapasitas buffer pada sendi dengan gout, gagal untuk menentukan adanya asidosis. Hal ini menunjukkan
bahwa perubahan pH secara akut tidak signifikan mempengaruhi pembentukan kristal monosodium urat pada sendi. Luk, 2005
.
2.3.6.1 Aktivasi komplemen
Kristal urat dapat mengaktifkan system komplemen melalui jalur klasik dan jalur alternative. Melalui jalur klasik, terjadi aktivasi komplemen C1 tanpa
peran immunoglobulin. Pada keadaan monosodium urat tinggi, aktivasi system komplemen melalui jalur alternatif terjadi apabila jalur klasik terhambat. Aktivasi
C1q melalui jalur klasik menyebabkan aktivasi kolikrein dan berlanjut dengan mengaktifkan Hageman factor Faktor XII yang penting dalam reaksi kaskade
koagulasi. Ikatan partikel dengan C3 aktif C3a merupakan proses opsonisasi. Proses opsonisasi partikel mempunyai peranan penting agar partikel tersebut
mudah untuk dikenal, yang kemudian difagositosis dan dihancurkan oleh neutrofil, monosit dan makrofag. Aktivasi komplemen C5 C5a menyebabkan
peningkatan aktivitas proses kemotaksis sel neutrofil, vasodilatasi serta pengeluaran sitokin IL-1 dan TNF. Aktivitas C3a dan C5a menyebabkan
pembentukan membrane attack complex MAC. Membrane ini merupakan komponen akhir proses aktivasi komplemen yang berperan dalam ion chanel yang
bersifat sitotoksik pada sel patogen maupun sel host. Hal ini membuktikan bahwa melalui jalur aktivasi cascade komplemen kristal urat menyebabkan proses
peradangan melalui mediator IL-1 dan TNF serta sel radang neutrofil dan
makrofag.Putra, 2009
2.3.6.2 Aspek selular
Pada proses inflamasi, makrofag pada sinovium merupakan sel utama dalam proses peradangan yang dapat menghasilkan berbagai mediator kimiawi
antara lain IL-1, TNF, IL-6 dan GM-CSF Granulocyte-Macrophage Colony- Stimulating Factor. Mediator ini menyebabkan kerusakan jaringan dan
mengaktivasi berbagai sel radang. Kristal urat mengaktivasi sel radang dengan
Universitas Sumatera Utara
berbagai cara sehingga menimbulkan respon fungsional sel dan gene expression. Respon fungsional sel radang tersebut antara lain berupa degranulasi, aktivasi
NADPH oksidasi gene expression. Sel radang melalui jalur signal transduction pathway dan berakhir dengan aktivasi transcription factor yang menyebabkan gen
berekspresi dengan mengeluarkan berbagai sitokin dan mediator kimiawi lain. signal transduction pathway melalui 2 cara yaitu: dengan mengadakan ikatan
dengan reseptor cross-link atau dengan langsung menyebabkan gangguan nonspesifik pada membrane sel. Putra, 2009
Ikatan dengan reseptor pada sel membrane akan bertambah kuat apabila kristal urat berikatan sebelumnya dengan opsonin, misalnya ikatan
immunoglobulin Fc dan IgG datau dengan komplemen C1q C3b. Kristal urat mengadakan ikatan cross-link dengan berbagai reseptor, seperti reseptor adhesion
molecule integrin, nontyrosin kinase, reseptor Fc, komplemen dan sitokin serta aktivasi reseptor melalui tirosin kinase dan second messenger akan mengaktifkan
transcription factor.
Xantin oksidase
Xantin oksidase †
Perubahan – Perubahan Keterangan :
pada jaringan akibat gout
Skema: Patofisiologi gout Price and Wilson, book of pathophisiology, 2006
Diet Asam ribonukleat dari sel
Purin Hipoxantin
Xantin Asam Urat
Ginjal Urin
Kristalisasi dalam jaringan Fagositosis Kristal
leukosit Peradangan ¶
dan kerusakan jaringan
Alupurinol Kolkisin
† Probenesid ¶ OAINS
Universitas Sumatera Utara
2.3.7 Diagnosis Gout
Gold standard dalam menegakkan gout arthritis adalah ditemukannya kristal urat MSU Monosodium Urat di cairan sendi atau tofus. Untuk
memudahkan diagnosis gout arthritis akut, dapat digunakan kriteria dari ACR American College Of Rheumatology tahun 1977 sebagai berikut :
A. Ditemukannya kristal urat di cairan sendi, atau
B. Adanya tofus yang berisi Kristal urat, atau
C. Terdapat 6 dari 12 kriteria klinis, laboratoris, dan radiologis sebagai
berikut : a.
Terdapat lebih dari satu kali serangan arthritis akut b.
Inflamasi maksimal terjadi dalam waktu 1 hari c.
Arthritis monoartikuler d.
Kemerahan pada sendi e.
Bengkak dan nyeri pada MTP-1 f.
Arthritis unilateral yang melibatkan MTP-1 g.
Arthritis unilateral yang melibatkan sendi tarsal h.
Kecurigaan terhadap adanya tofus i.
Pembengkakan sendi yang asimetris radiologis j.
Kista subkortikal tanpa erosi radiologis k.
Kultur mikroorganisme negative pada cairan sendi Yang harus dicatat adalah diagnosis gout tidak bisa digugurkan meskipun kadar
asam urat normal.Hidayat, 2009
2.3.8. Penatalaksanaan Gout Arthritis
Secara umum, penanganan gout arthritis adalah memberikan edukasi, pengaturan diet, istirahat sendi dan pengobatan. Pengobatan dilakukan
secara dini agar tidak terjadi kerusakan sendi ataupun komplikasi lain. Pengobatan gout arthritis akut bertujuan menghilangkan keluhan nyeri sendi
dan peradangan dengan obat-obat, antara lain: kolkisin, obat antiinflamasi
Universitas Sumatera Utara
nonsteroid OAINS, kortikosteroid atau hormon ACTH. Obat penurun asam urat penurun asam urat seperti alupurinol atau obat urikosurik tidak dapat
diberikan pada stadium akut. Namun, pada pasien yang secara rutin telah mengkonsumsi obat penurun asam urat, sebaiknya tetap diberikan. Pada
stadium interkritik dan menahun, tujuan pengobatan adalah menurunkan kadar asam urat, sampai kadar normal, guna mencegah kekambuhan.
Penurunan kadar asam urat dilakukan dengan pemberian diet rendah purin dan pemakaian obat alupurinol bersama obat urikosurik yang lain. Putra,
2009 Penelitian terbaru telah menemukan bahwa konsumsi tinggi dari kopi, susu
rendah lemak produk dan vitamin C merupakan faktor pencegah gout.Doherty, 2009
Gejala yang muncul: Acute gout
Obati serangan gout akut dengan NSAIDs. gunakan kortikosteroid bila kontaindikasi terhadap NSAIDs
Atasi kasus resisten dengan penambahan kolkisin dosis kecil
Atasi hal tersebut pada resiko efek samping NSAID dengan penggunaan kolkisin sendiri
Evaluasi dan pencegahan terhadap faktor resiko
berat badan, alkohol, diuretik, diet purin
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Variabel Independen Variabel Dependen
3.2. Definisi Operasional
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden tentang Gout arthritis baik definisi, penyebab, dan lain-lain.
Kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan. Jawaban benar akan diberi nilai 2.
Jawaban salah akan diberi nilai 0, Jika responden menjawab tidak tahu, akan diberi nilai 0.
Tabel 3.1. Aspek Skala Pengukuran Variabel Independen Variabel
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Alat ukur Hasil
Pengukuran Skala
Ukur Tingkat
Pengetahuan masyarakat
Segala sesuatu yang
diketahui responden
mengenai Gout
Angket atau wawancara
Kuesioner, 10
pertanyaan 1. Baik:
75 2. Sedang:
40-75 3. Buruk:
40 Ordinal
Tingkat Pengetahuan penduduk tentang Gout
arthritis Tindakan preventif
terhadap faktor resiko
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.2. Aspek Skala Pengukuran Variabel Dependen Variabel
Definisi Operasional
Cara Pengukuran
Alat Ukur Hasil
Pengukuran Skala
Ukur Tindakan
terhadap faktor resiko
gout
Segala sesuatu yang
memperberat kondisi gout
Angket atau wawancara
Kuesioner, 8
pertanyaan 1. Setuju
2. Tidak setuju
Ordinal
3.3. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara tingkat pengetahuan penduduk dengan tindakan yang memperberat keadaan gout arthritis.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pada penelitian cross-sectional, data yang
menyangkut variabel dependen dan variabel independen akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaansekaligus Notoatmodjo, 2005.
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah Kelurahan Badak Bejuang, Kecamatan Tebing Tinggi. Alasan dipilihnya lokasi tersebut adalah karena, belum pernah
diadakan penelitian mengenai gout arthritis pada daerah tersebut.
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai Juli 2011 sampai dengan Desember 2011. Waktu pengumpulan data dilaksanakan mulai bulan November 2011 sampai
dengan Desember 2011.
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian