Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tionghoa Kota Tebing Tinggi Menabung Di Bank Syariah

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

MASYARAKAT TIONGHOA KOTA TEBING TINGGI

MENABUNG DI BANK SYARIAH

OLEH

ISNA ELFIRA TARIGAN

080501043

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di bank syariah. Faktor kualitas pelayanan , lokasi , promosi dan nisbah bagi hasil menjadi faktor yang dipilih untuk mengetahui faktor masyarakat tionghoa menabung di bank syariah.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pembagian kuesioner kepadah nasabah tionghoa di Kota Tebing Tinggi sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan , internet , Pihak bank dan media lainnya. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa faktor kualitas pelayanan, lokasi , promosi dan nisbah bagi hasil sudah dinilai baik dan menarik bagi responden . Dengan demikian dapat disimpulkan faktor – faktor tersebut mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di bank syariah.

Kata kunci: Masyarakat Tionghoa , Kualitas Pelayanan , Lokasi, Promosi , Nisbah Bagi Hasil.


(3)

ABSTRACT

This research aims to determine and analyze the factors that encourage chinese people in Tebing Tinggi town to save money in syariah bank. Service quality factor , location , promotion and profit sharing ratio chosen to determine factor for chinese people to save in syariah bank.

The type of data in this research is primary data and secondary data. The collecting of the primary data is done by giving the questionnaire to the chinese people in Tebing Tinggi town ,while secondary data are obtained from library research, internet, syariah bank,and others. The analysis method that used in this research is descriptive explorative by using SPSS 16.0 version

The result of this research show that service quality factor , location ,promotion and profit sharing ratio has been considered good and interesting. It can be concluded that the factors encourage chinese people to save in syariah bank.

Key words: Chinese People, Service Quality, Location, Promotion and Profit Sharing Ratio.


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat beriring salam juga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Skripsi ini berjudul “Analisis Faktor – faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Tionghoa Kota Tebing Tinggi Menabung di Bank Syariah”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada

1. Kedua Orang Tua tercinta, ayahanda Drs.H.Sahidin Tarigan dan ibunda Hj.Mahdaniah Sebayang. Saudara-saudara, abang, kakak dan adik tercinta, beserta teman-teman seperjuanganku yang selalu memberikan semangat dan dukungan beserta doa untuk keselamatan dan keberhasilan penulis. 2. Bapak Prof.Dr Azhar Maksum,Mec selaku Dekan fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec, selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc. Ph.D, selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan,

5. Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembibing penulis yang telah memberikan bimbingan


(5)

saran , petunjuk dan masukan yang sangat berarti dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Ilyda Sudardjat,S.Si,M.Si selaku dosen pembaca penilai yang telah memberikan kritik dan saran pada penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan berbagai ilmunya kepada penulis. 8. Bapak dan Ibu staf administrasi Fakultas Ekonomi, khususnya

Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah dengan ikhlas melayani penulis dalam menyelesaikan skripsi

Akhir kata penulis mengaharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa Ekonomi Pembangunan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Medan , Juni 2014

Penulis

Isna Elfira Tarigan


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bank . ... 8

2.1.1. Pengertian Bank ... 8

2.1.2. Jenis – Jenis Bank ... 8

2.1.3. Fungsi dan Usaha Bank Umum ... 10

2.2.Bank Syariah ... ... 12

2.2.1. Pengertian Bank Syariah ... 12

2.2.2. Prinsip – Prinsip Operasional Lembaga Keu.Syariah ... 15

2.2.3. Produk Perbankan Syariah... 18

2.3. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian ... 24

3.2. Jenis Data dan Sumber ... 24

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.4. Metode Pemilihan Populasi dan Sampel ... 25

3.5.Metode Analisis yank Digunakan ... 26

3.6. Pengolahan Data dan Analisis Data ... 27

3.7. Definisi Operasional ... 27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Daerah Penelitian ... 29

4.1.1. Sejarah Terbentuknya Kota Tebing Tinggi ... 29

4.1.2. Kondisi Geografi ... 31

4.1.3. Kondisi Demografi ... 33

4.1.4. Perbankan di Kota Tebing Tinggi ... 35

4.1.5. Perkembangan Jumlah Tabungan di Kota Tebing Tinggi 36 4.2. Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 37


(7)

4.2.1.1 Data Responden Berdasarkan Usia ... 37

4.2.1.2 Data Responden berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 38

4.2.1.3 Data Responden berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan... 39

4.2.2. Kualitas Pelayanan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi .... 40

4.2.2.1. Tangible (Wujud Fisik) ... 41

4.2.2.2. Reliability ... 43

4.2.2.3. Responsiveness (Daya Tanggap) ... 46

4.2.2.4. Assurance ( Jaminan) ... 48

4.2.2.5. Empathy ... 52

4.2.3.Tanggapan Responden Terhadap Promosi Bank Syariah ... 54

4.2.4. Faktor Lokasi Bank Syariah ... 58

4.2.5. Faktor Nisbah Bagi Hasil ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 63

5.2. Saran ... 64


(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perbandingan Pertumbuhan Aset Bank Syariah dan

Bank Konvensional ... 3

2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 22

4.1 Luas Wilayah Kecamatan Kota Tebing Tinggi ... 32

4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan ... 33

4.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama ... 34

4.4 Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa ... 34

4.5 Perkembangan tabungan Masyarakat di Kota Tebing Tinggi ... 36

4.5 Data Responden Berdasarkan Kelompok Usia ... 37

4.6 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan ... 38

4.7 Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan ... 39

4.8 Tanggapan Responden terhadap Kondisi Bangunan ... 41

4.9 Tanggapan Responden tentang Kelengkapan Ruang Tunggu Kantor ... 42

4.10 Tanggapan Responden tentang Penjelasan Produk Bank Syariah ... 43

4.11 Tanggapan Responden terhadap Sikap Cepat dan Tanggap Karywan ... 44

4.12 Tanggapan Responden Terhadap Kesiapan Karywan dalam Membantu Kebutuhan Nasabah ... 45

4.13 Tanggapan Responden tentang Perhatian Karyawan ... 47

4.14 Tanggapan Responden tentang Kemampuan Karyawan dalam Mengatasi Masalah Nasabah ... 49

4.15 Tanggapan Responden tentang Perhatian Karyawan Secara Individual ... 52

4.16 Tanggapan Responden tentang sosilaisasi Melalui Media Cetak dan Media Elektornik ... 56

4.17 Penjelasan Lokasi Bank Syariah ... 59


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

4.1 Kecepatan dan Ketepatan dalam Penyetoran Dana ... 48

4.2 Tanggapan Responden dalam Penggunaan Produk ... 50

4.3 Tanggapan Responden tentang Citra bank Syariah Kota Tebing Tinggi ... 51

4.4 Tanggapan Responden terhadap Keramahan dan Kesopanan Karyawan ... 53

4.5 Kegiatan Promosi Bank Syariah ... 55

4.6 Keseuaian dan Keuntungan Promosi ... 57

4.7 Kesesuaian Produk Tabungan dengan Sistem Bagi Hasil ... 62


(10)

DAFTAR RINGKASAN

ICMI = Ikatan Cendikian Muslim Indonesia MUI = Majelis Ulama Indonesia

SSB = Syariah Supervisory Board SHU = Sisa Hasil Usaha

DSN = Dewan Syariah Nasional BMI = Bank Muamalat Indonesia

UMKM = Usaha Mikro Kecil dan Menengah BDS-P = Business Developmen Service-Provider SDM = Sumber Daya Manusia

LKMS = Lembaga Keuangan Mikro Syariah CSR = Corporate Social Responsibility UEP = Usaha Ekonomi Produktif


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di bank syariah. Faktor kualitas pelayanan , lokasi , promosi dan nisbah bagi hasil menjadi faktor yang dipilih untuk mengetahui faktor masyarakat tionghoa menabung di bank syariah.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pembagian kuesioner kepadah nasabah tionghoa di Kota Tebing Tinggi sedangkan data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan , internet , Pihak bank dan media lainnya. Analisis yang dilakukan adalah analisis deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 16.0.

Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa faktor kualitas pelayanan, lokasi , promosi dan nisbah bagi hasil sudah dinilai baik dan menarik bagi responden . Dengan demikian dapat disimpulkan faktor – faktor tersebut mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di bank syariah.

Kata kunci: Masyarakat Tionghoa , Kualitas Pelayanan , Lokasi, Promosi , Nisbah Bagi Hasil.


(12)

ABSTRACT

This research aims to determine and analyze the factors that encourage chinese people in Tebing Tinggi town to save money in syariah bank. Service quality factor , location , promotion and profit sharing ratio chosen to determine factor for chinese people to save in syariah bank.

The type of data in this research is primary data and secondary data. The collecting of the primary data is done by giving the questionnaire to the chinese people in Tebing Tinggi town ,while secondary data are obtained from library research, internet, syariah bank,and others. The analysis method that used in this research is descriptive explorative by using SPSS 16.0 version

The result of this research show that service quality factor , location ,promotion and profit sharing ratio has been considered good and interesting. It can be concluded that the factors encourage chinese people to save in syariah bank.

Key words: Chinese People, Service Quality, Location, Promotion and Profit Sharing Ratio.


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada tahun 1997 Indonesia di landa krisis moneter yang berdampak buruk bagi industri perbankan. Industri perbankan, khususnya bank-bank konvensional,mengalami kesulitan keuangan karena tingginya tingkat bunga sehingga berdampak pada penurunan kualitas aset dan tingkat kepercayaan masyarakat dalam dan luar negeri terhadap perbankan Indonesia. Di sisi lain, pemerintah tidak mampu memberikan suntikan dana untuk menyelamatkan kondisi perbankan pada saat itu. Hal ini menyebabkan industri perbankan mengalami likuiditas dan ada pula yang melakukan merger.

Pada masa itu, perbankan syariah menjadi salah satu lembaga keuangan yang mampu bertahan menghadapi krisis. Hal ini dibuktikan dengan hampir tidak ditemukan permasalahan dalam pembiayaannya (non performing loan) dan tidak terjadi negative spread dalam kegiatan operasionalnya. Kondisi ini dapat terjadi karenaBank Syariah tidak menggunakan suku bunga sehinggamemberikan kemudahan bagi masyarakat dalam peminjaman modal investasi. Kemampuan perbankan syariah bertahan dalam mengahadapi krisis ekonomi telah membuktikan pada masyarakat tentang eksistensi perbankan syariah sebagai alternatif perbankan yang mampu memenuhi harapan dari warga masyarakat Islam dan dapat memberikan manfaat yang luas dalam kegiatan perekonomian.Bank Syariah telah berkembang pesat pada dekade terakhir bahkan Bank Syariah menjadi populer dalam dunia keuangan. Produk dan jasa keuangan


(14)

yang ditawarkan harus sesuai dengan prinsip syariah atau hukum Islam dengan penawaran fungsi dan jasa yang sama dengan sistem bank konvensional. Industri perbankan di Indonesia yang pertama menggunakan sistem syariah adalah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang didirikan pada tahun 1991 dan memulai kegiatan operasionalnya pada bulan Mei 1992.Pendirian bank tersebut diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), pemerintah Indonesia serta mendapat dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendikiawan Muslim se – Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha muslim. Hanya dalam waktu 2 tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa yang memperkokoh posisi Perseroan sebagai Bank Syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa dan produk yang terus dikembangkan (Ali Zainuddin,2008 : 5 ).

Disahkannya UU No. 10 Tahun 1998 yaitu perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 tentang perbankan,perkembangan perbankan syariah mulai membaik. Dalam UU tersebut diatur secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh Bank Syariah. Undang -undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi Bank Syariah.

Dalam beberapa dekade ini pertumbuhan aset perbankan syariah sangat menggembirakan , pertumbuhan ini melebihi pertumbuhan yang dicapai oleh perbankan konvensional dimana pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai

double digit bahkan jarang di bawah 30 % , sehingga aset yang hanya berjumlah Rp 1,8 Triliun pada tahun 2000 berubah menjadi 97,5 Triliun pada sepuluh tahun


(15)

kemudian. Pertumbuhan ini bahkan hampir mengejar tingkat aset perbankan syariah di Malaysia yang telah berdiri satu dekade terlebih dahulu. Pertumbuhan aset perbankan konvensional bahkan tidak pernah mencapai pertumbuhan 20%, tetapi dengan jumlah aset yang dimiliki sangat besar , pertumbuhan perbankan konvensional yang relatif lebih kecil tersebut memiliki angka nominal yang sangat besar dibandingkan perbankan syariah(Raharjo,2007).Perbandingan pertumbuhan aset perbankan syariah dan konvensional dilihat melalui tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1

Perbandingan Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah dan Konvensional

Tahun 2000–2010

Tahun

Konvensional ( Rp Miliar)

Growth (%) Syariah (Rp Miliar) Growth (%) Pangsa Pasar (%)

2000 1.039.855 1.796 0.17

2001 1.099.699 5.76 2.278 52.06 0.25

2002 1.112.204 1.14 4.087 49.82 0.37

2003 1.213.518 9.11 7.944 94.37 0.65

2004 1.272.081 4.83 15.210 91.47 1.20

2005 1.469.827 15.55 20.880 37.28 1.40

2006 1.693.850 15.24 26.722 27.98 1.55

2007 1.986.501 17.28 33.016 23.55 1.63

2008 2.310577 16.31 49.555 50.09 2.10

2009 2.324.106 9.68 66.090 33.37 2.54

2010 3.0087.853 18.73 97.519 47.55 3.14


(16)

Dalam perspektif jangka panjang, pengembangan sistem perbankan syariah diharapkan dapat menciptakan efisiensi operasional dan memiliki daya saing yang tinggi dengan tetap berpegang pada nilai-nilai syariah, memiliki peran signifikan dalam sistem perekonomian nasional serta memperbaiki kesejahteraan masyarakat. Kebijakan pengembangan dapat dilakukan dengan pengembangan jaringan kantor di wilayah - wilayah yang dinilai potensial. Indonesia, yang mayoritas penduduknya beragama Islam, merupakan negara dengan potensi yang luar biasa sebagai tempat tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi yang berbasis syariah. Potensi dalam hal ini dipandang dari sumber daya dan aktivitas perekonomian suatu wilayah serta pola sikap dari pelaku ekonomi terhadap produk dan jasa bank syariah.

Perkembangan perbankan syariah menyebabkan banyakmasyarakat muslim beralih menggunakan jasa perbankan syariah karena dapat terhindar dari sistem bunga (riba) yang dilarang oleh syariat Islam. Sistem bunga mengandung unsur riba yang dapat mengakibatkan keburukan atau kemudharatan bagi masyarakat (Irsyad Lubis 2010 : 101).Bank Syariah dengan sistem bagi hasilnya menjadi alternatif dari penerapan sistem bunga, dinilai telah berhasil menghindarkan dampak negatif dari penerapan sistem bunga tersebut seperti, (a) pembebanan pada nasabah dengan beban berbunga – bunga (compound interest) bagi nasabah yang tidak mampu membayar tepat pada waktunya , (b) timbulnya eksploitasi yang kuat pada yang lemah, (c) terjadinya konsentrasi kekuatan ekonomi ditangan kelompok elite, (d) kurangnya peluang bagi kekuatan ekonomi lemah/bawah untuk mengembangkan potensi usahanya.


(17)

Perkembangan perbankan syariah juga terlihat di berbagai kota di Provinsi Sumatera Utara. Bank – Bank Syariah mulai membuka cabang di berbagai kabupaten / kota di provinsi Sumatera Utara diantaranya Kota Tebing Tinggi. Kota Tebing Tinggi memiliki jumlah penduduk sebesar 145.810 orang yang terdiri dari 71.945 orang laki – laki dan 73.335 orang perempuan. Penduduknya terdiri dari beragam etnis diantaranya melayu 70%, jawa 15 %, batak 8%tionghoa 5%,dan lain – lain (http:wikipedia.com ). Meskipun jumlah penduduk tionghoa Kota Tebing Tinggi sedikit namun peranan masyarakat Tionghoa ini sangat besar dalam perekonomian. Posisi Kota Tebing Tinggi yang sangat strategis membuat aktivitas utama perekonomian masyarakatnya adalah berdagang. Pedagang – pedagang Kota Tebing Tinggi banyak berasal dari etnis tionghoa. Ada banyak jenis barang dan jasa yang mereka perjualbelikan. Aktivitas ini tampak terlihat jelas di pusat perdagangan Kota Tebing Tinggi di sekitar Jl.Sutomo dimana mayoritas pedagangnya berasal dari etnis tionghoa.

Kehadiran perbankan syariah di Kota Tebing Tinggi tentunya sangat membantu kelancaran transaksi ekonomi. Produk dan jasa perbankan syariah bagi masyarakat tioghoa Kota Tebing Tinggi akan sangat membantu mereka dalam menjalankan usahanya, diantaranya produk tabungan. Dalam ilmu ekonomi, tabungan merupakan selisih antara pendapatan dengan konsumsi. Memiliki tabungan di bank, tidak hanya dinilai untuk menyimpan sebagian penghasilan dengan motif berjaga – jaga untuk kebutuhan di masa mendatang.Namun dengan adanyatabungan di bank dapat juga memperlancar transaksi pembayaran jual beli yang dewasa ini sering dilakukan dengan menggunakan ATM. Bank harus


(18)

semakin kompetitif dalam meningkatkan kualitas produk bank dan pelayanan agar masyarakat tionghoa mau menginvestasikan penghasilan atau uangnya untuk ditabung di Bank Syariah .

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut maka penulis ingin meneliti tentang faktor – faktor yang mempengaruhi mereka memilih Bank Syariah sehingga penelitian ini diberi judul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Masyarakat Tionghoa Kota Tebing Tinggi Menabung di Bank Syariah.”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitianini adalah sebagai berikut :

1. Apakah faktor pelayanan berpengaruh terhadap masyarakat tionghoa dalam menabung di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

2. Apakah faktor nisbah bagi hasil berpengaruh terhadap masyarakat tionghoa dalam menabung di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

3. Apakah faktor promosi berpengaruh terhadap masyarakat Tionghoadalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

4. Apakah faktor lokasi mempengaruhi masyarakat Tionghoadalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah faktor pelayanan mempengaruhi masyarakat Tionghoadalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.


(19)

2. Untuk mengetahui apakah faktor nisbah bagi hasil mempengaruhi masyarakat Tionghoa dalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi. 3. Untuk mengetahui apakah faktor promosi mempengaruhi masyarakat

Tionghoadalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

4. Untuk mengetahui apakah faktor lokasi mempengaruhi masyarakat Tionghoadalam menabung di Bank SyariahKota Tebing Tinggi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi penulis terhadap penelitiannya.

2. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah ataupun bagi institusi yang terkait khususnya Bank Syariah di Kota Tebing Tinggi. 3. Sebagai bahan studi bagi mahasiswa / mahasiswi Fakultas Ekonomi

terutama Departemen Ekonomi Pembangunan

4. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bank

Dalam pembicaraan sehari – haribank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatann utamanya menrima simpanan giro , tabungan dan deposito . Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat meminjam uang ( kredit ) bagi masyrakat yang membutuhkannya. Disamping itu , bank kenali juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang atau menerima segalamacampembayaran listrik , telepon , pajak , uang kuliah dan pembayaran lainnya.

2.1.1 Pengertian Bank

Menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang dimaksud dengan Bank “ Badan usaha yang menghimpun dana dar masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk – bentuk lainnnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Menurut Kuncoro dalam bukunya Manajemen Perbankan , Teori dan Aplikasi ( 2002 : 68 ) definisi dari bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dan menyalurkan dalam bentuk kredit serta memberikan jasa – jasa dalam lau lintas pembayaran dan peredaran uang.

2.1.2 Jenis – Jenis Bank

Dalam praktik perbankan di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan yang diatur dalam Undang – Undang No.10 Tahun 1998 dengan sebelumnya ,yaitu Undang –Undang Nomor 14 Tahun 1967 , maka terdapat bebrapa perbedaan . Namun kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga


(21)

keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.Menurut Rindjin ( 2000 : 17 ) , jenis bank dapat dibagi berdasarkan segi fungsi , segi kepemilikan da segi ada tidaknya hak untuk menciptakan tenaga beli baru.

a. Dilihat dari segi fungsinya

1. Bank Senral ( Central Bank ) ialah Bank Indonesia sebagaimana yang dimaksud dalam Undang – Undang Dasar 1945 dan yang didirikan berdasarkan Undang – Undang Nomor 13 Tahun 1968.

2. Bank Umum ( Commercial Bank ) ialah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

3. Bank Tabungan ( Saving Bank ) adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalambentuk deposito dan atau engeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

b. Dilihat dari segi kepemilikan

1. Bank umum milik efara ( selain Bank Indonesia ) 2. Bank umum milik swasta

3. Bank umum milik koperasi

4. Bank umum milik daerah , yang berada di setiap provinsi 5. Bank umum milik asing


(22)

c. Dilihat dari segi ada tidaknya hak untuk menciptakan tenaga beli baru

1. Bank Primer adalah bank yang berhak untuk menciptakan uang kartal dan uang giral. Bank – bank yang dapat digolongkan dalam bentuk bank primer ini adalah bank sentral dan bank umum.

2. Bank Sekunder adalah bank yang tidak mempunyai kemampuan untuk menciptakan tenaga beli baru melainkan hanya sebagai perantara dalam lau lintas modal .Termasuk dalam golongan ini adalah bank pasar , bank tabungan , bank desa dan lain sebagainya.

2.1.3 Fungsi dan Usaha Bank Umum

Menurut Siamay ( 2001: 88), Bank Umum memiliki fungsi pokok sebagai berikut :

1. Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi.

2. Menciptakan uang

3. Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat 4. Menawarkan jasa – jasa keuagan lain.

Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum menurut undang – undang No.7 tahun 1992 dalam Siamat adalah :

1. Menghimpun dana dari masyarakat 2. Memberikan kredit

3. Menerbitkan surat pengakuan hutang

4. Membeli , menjual , menjamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan nasabahnya yaitu surat – surat wesel termasuk wesel


(23)

diakseptasi oleh bank, surat pengakuanhutang, Sertifikat Bank Indonesia Obligasi, Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun

5. Memindahka uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan nasabah.

6. Menempatkan dana pada ,meminjam dana dari atau meminjamkan dana kepadapihak lain baik dengan menggunakan surat,sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk,cekatau sarana lainnya.

7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan degan atau antara pihak ketiga.

8. Menyediakan tempat untukmenyimpan barang dan surat berharga

9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihka lain berdasarkan suatu kontrak

10.Melakukan penempatan dana dari menambah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek .

11.Membeli melalui pelelangan agungan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank , dengan ketentuan agungan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

12.Melakukan kegiatan anjak piutang ( Fcatoring ) , kartu kredit dan kegiatan wali amanat

13.Menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

14.Melakukan kegiatan lain misalnya kegiatan dalam valuta asing , melakukan penyertaan modal pada bank atau perudahaan lain di bidang keuangan seperti sewa guna usaha , modal ventura, perusahaan efek , dan


(24)

asuransi dan melakukan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit.

15.Kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidka bertentanga dengan undang undang.

2.2 Bank Syariah

2.2.1 Pengertian Bank Syariah

Bank Syariah terdiri atas dua kata yaitu bank dan syariah . Kata bank bermakna suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara keuangan dari dua pihak yaitu pihak yang berkelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Kata syariah dalam versi Bank Syariah di Indonesia adalah aturan perjanjian berdasarkan yang dilakukan oleh pihak bank dan pihak lain untuk penyimpangan dana atau pembiayaan kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam.

Dalam arti luas bank syariahadalah suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang berkelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana untuk kegiatan usaha dan kegiatan lainnya sesuai dengan hukum Islam. Selain itu bank syariahbiasa disebut dengan Islamic banking atau interest fee banking yaitu suatu sistem perbankan yang dalam pelaksanaan operasional tidak menggunakan sistem bunga (riba), spekulasi (maisir) dan ketidakpastian atau ketidakjelasan (gharar). Aspek pengenalan (recognition), pengukuran (measurement), dan pencatatan (recording) setiap transaksi pada akuntansi Bank Syariahmemiliki kesamaan dengan proses – proses yang terjadi pada sistem perbankan konvensional. Esensi Bank Syariah tidak hanya dilihat dari ketiadaan


(25)

sistem riba dalam seluruh transaksinya tetapi di dalamnya terdapat sistem yang membawa manusia mendapatkan kebahagiaan lahir dan batin. Ada beberapa ciri utama Bank Syariah ( Muhammad, 2002 : 99 ) diantaranya :

1. Beban biaya

Besarnya beban biaya tidak kaku dan dapat dilakukan tawar menawar dalam batasan – batasan yang wajar. Beban biaya hanya dikenakan sampai batas waktu yang telah disepakati bersama dalam suatu kontrak baru untuk menyelesaikannya.

2. Tidak menggunakan persentase

Pembebanan kewajiban membayar dalam semua kontrak bank syariah selalu dihindarkan penggunaan persentase karena akan mempunyai potensi untuk melipatgandakan.

3. Menciptakan Rasa Kebenaran

Bank Syariah menciptakan suasana kebersamaan antara pemilik modal dengan peminjam. Keduanya berusaha untuk menghadapi resiko secara adil dan rasa kebersamaan ini mampu membuat seorang peminjam merasa tenang sehingga dapat mengerjakan pryeknya dengan bank.

4. Tidak ada keuntungan yang pasti

Pada dasarnya yang dilarang dalam kegiatan muamalah dalam mencantumkan keuntungan yang pasti yang ditetapkan pada waktu pengikatan kontrak pembiayaan. Sedangkan yang dilakukan yang hakekatnya merupakan system yang didasarkan pada penyertaan dengan system bagi hasil.


(26)

Pada dasarnya kegiatan transaksi yang dilarang dalam operasionalisasi Bank Syariah adalah seolah – olah melakukan jual beli atau sewa menyewa uang dengan memperoleh keuntungan darinya.

6. Jaminan kebendaan terhadap uang

Pada bank konvensional bahwa jaminan kebendaan terhadap utang dari peminjam merupakan hal yang sangat menetukan dalam persetujuan pemberian pinjaman dalam bentuk talangan dana untuk pembelian barang/aktiva/barang modal. Maka pada dasarnya tidak mengutamakan jaminan kebendaan dari peminjam sebab barang yang ditalangi pembeliannya oleh bank masih menjadi milik bank sepenuhnya selama utang peminjam belum lunas.

Bank Syariah secara yuridis nomatif dan yuridis empiris diakui keberadaannya di negara Republik Indonesia. Pengakuan secara yuridis normatif tercatat dalam peraturan perundang – undangan di Indonesia, diantaranya Undang – Undang No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, Undang – Undang No.10 tentang Perubahan atas Undang – Undang No. 7 Tahun 1998, Undang – Undang No.3 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang – Undang No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, Undang – Undang No.3 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang–Undang No.7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama.

Apabila mengamati dunia perbankan saat ini bukan hanya Bank Muamalat sebagai perbankan yang menerapkan prinsip syariah melainkan bank– bank pemerintah dan/atau bank swasta pun telah menyiapkan satu bagian atau unit tersendiri untuk melayani keinginan warga masyarakat untuk menjadi nasabahnya


(27)

menjadi sistem syariah. Hal ini didasari oleh keinginan warga masyarakat inimenggunakan jasa bank bank pemerintah dan/atau swasta tetapi tidak menginginkan terlibat dalam peserapan sistem bunga. Demikian juga kegiatan-kegiatan lembaga keuangan lainnnya sehingga muncul asuransi syariah, reksadana syariah, gadai syariah dan atau lembaga keuangan yang tidak menggunakan sistem bunga.

2.2.2 Prinsip – Prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah

Lembaga keuangan syariah didirikan dengan memiliki kewenangan dan tujuan mempromosikan dan mengembangkan penerapan prinsip–prinsip Islam, dan tradisinya ke dalam transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait. Adapun yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan dan keuangan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan di bidang syariah. Bank Syariah punya tujuan yang sama persis dengan bank konvensional kecuali Bank Syariahdijalankan di bawah hukum Islam. Karakteristik Bank Syariah yang terkenal adalah keadilan dan kesamaan melalui pembagian keuntungan dan kerugian melarang bunga. Prinsip untuk Bank Syariah ( ) adalah sebagai berikut :

a. Melarang Bunga

Bunga secara keras dilarang oleh Islam dan dipahami sebagai haram (tidak diizinkan). Islam hanya mengizinkan satu jenis pinjaman dan itu adalah Qardhul Hassan (pinjaman yang murah hati) di mana peminjam tidak dikenakan bunga atau tambahan jumlah dari uang yang dipinjam.


(28)

b. Sistem bagi hasil

Riba dilarang dalam Islam.Bank menyediakan dana untuk modal dengan wirausaha berbagi risiko bisnis dan dalam pembagian keuntungan . Islam mendorong orang Muslim untuk menanam uang mereka dan menjadi partner dengan tujuan berbagi keuntungan dan risiko dalam bisnis meskipin posisinya sebagai kreditor. Dalam Islam, pembiayaan di dasarkan pada iman dimana pemberi pinjaman dan peminjam harus berbagi risiko bisnis secara seimbang . Konsep dari pembagian risiko dan hasil berbeda antara Bank Syariah dan bank konvensional dimana peminjam harus membayar pokok pinjaman dengan bunga tanpa memperhatikan untung atau rugi dari usaha.

c. Uang sebagai Modal Potensial

Dalam Islam, uang hanya alat pertukaran. Tidak ada nilai dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu, seharusnya tidak diijinkan menilai tinggi terhadap uang, melalui pembayaran bunga tetap, ketika menyimpan di bank atau ketikan meminjamkan kepada seseorang. Uang diperlakukan sebagai modal potensial. Uang akan menjadi modal riil hanya ketika uang digabung dengan sumberdaya yang lain yan bertanggung jawab untuk menjalankan aktivitas yang produktif . Islam meyakini waktu nilai uang, tetapi hanya ketika hal itu diperlakukan sebagai modal bukan ketika itu sebagai untuk modal potensial. Prinsip ini mendorong muslim untuk menginvestasikan uang ke dalam bisnis secara berbeda. Penimbunan uang adalah hara. Uang punya daya beli tetapi hanya untuk tujuan digunakan. Itu tidak bisa digunakan untuk meningkatkan daya beli tanpa aktivitas yang produktif.


(29)

Sistem keuangan Islam melarang penimbunan dan melarang transaksi yang memiliki kharakteristik gharar(ketidakpastian) yang tinggi dan maysir (judi). Di bawah larangan ini transaksi ekonomi yang di masuki harus bebas dari ketidakpastian , risiko dan spekulasi . Dalam hukum bisnis, gharar berarti bank terlibat pada bisnis yang dimana bank tidak memiliki pengetahuan yang cukup atau pada transaksi yang sangat beresiko.

e. Kontrak yang suci

Bank Islam memegang teguh tanggung jawab kontrak dan bekewajiban untuk memberikan informasi secara utuh. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi risiko asimetri informasi dan risiko moral. Pihak yang disebut dalam kontrak harus memiliki pengetahuan yang baik tentang produk yang dimaksud untuk dipertukarkan sebagai hasil dari transaksi mereka. Lebih jauh lagi, tiap pihak tidak bisa menentukan sebelumnya jaminan keuntungan. Ini didasarkan prinsip “ ketidakpastian keuntungan “ dengan penafsiran, tidak mengijinkan konsumen bertanggung jawab untu membayar pokok pinjaman ditambah jumlah inflasi. Dibalik larangan ini adalah untuk melindungi yang lemah dari eksploitasi.

f. Kegiatan Syariah yang Disetujui

Bank Syariah mengambil bagian dalam aktivits bisnis yang tidak melanggar hukum syariah. Contoh, investasi pada bisnis yang berhubungan dengan alkohol dan judi adalah sangat dilarang. Bank Syariah diharapkan untuk membangun Syariah Supervisory Board terdiri dari hukum syariah yang bertindak sebagai auditor syariah yang independent dan penasihat untuk bank. Mereka bertanggung jawab bahwa kegiatan dari Bank Syariah tidak bertentangan dengan etika Islam.


(30)

2.2.3 Produk Perbankan Syariah

Pada dasarnya produk perbankan syariah sama dengan produk perbankan yang ditawarkan oleh bank konvensional. Beberapa produk perbankan syariah tersebut antara lain :

a. Produk Penyaluran Dana

Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah dibagi dalam tiga kategori berdasarkan tujuan penggunaanya antara lain:

1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli.Prinsip jual beli dilaksanakan sehubungan dengan adanya perpindahan kepemilikan barang atau benda ( transfer of prosperity ). Tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang yang dijual. Transaksi jual beli dibedakan berdasarkan bentuk pembayarannya dan waktu penyerahan barang seperti:

 Pembiayaan Murabahah

Murabahah bi tsaman ajil atau lebih dikenal dengan sebagai murabahah. Bank bertindak sebagai penjual , sementara nasabah sebagai pembeli. Dalam perbankan , murabahah lazimnya dilakukan dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil). Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.


(31)

Salam adalah transaksi jual beli dimana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu barang diserahkan secara tanggung sedangkan pembayaran dilakukan tunai. Bank berindak sebagai pembeli, sementara nasabah sebagai penjual.

Istishna

Produk istishna menyerupai produk salam, namun dalam istishna

pembayarannya dapat dilakukan oleh bank dalam beberapa kali (termin) pembayaran. Skim istishna dalam Bank Syariah umumnya diaplikasikan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dengan prinsip sewa (ijarah).

Transaksi ijarah dilandasi adanya perpindahaan manfaat. Jadi pada dasarnya prinsip ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, namun perbedaannya terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya adalah barang, maka pada ijarah objek transaksinya adalah jasa.

3) Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa dengan prinsip bagi hasil (Syirkah). Produk pembiayaan syariah yang didasarkan prinsip bagi hasil adalah:

Musyarakah

Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau

syarikah atau serikat atau kongsi). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama. Termasuk dalam


(32)

golongan musyarakah adalah semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud.

Mudharabah

Secara spesifik terdapat bentuk musyarakah yang popular dalam produk perbankan syariah yaitu mudharabah. Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100% modal dari shahibul maal dan keahlian dari mudharib.

b. Produk Penghimpunan Dana

Penghimpunan dana di Bank Syariah dapat berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadi ah dan mudharabah.

1) Prinsip Wadiah

Prinsip Wadi’ah yang diterapkan adalah wadi ah yad dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ahdhamanah berbeda dengan

wadi’ah amanah. Dalam wadi’ahamanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi. Sedangkan dalam hal

wadi’ahdhamanah, pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas

keutuhan harta titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. 2) Prinsip Mudharabah


(33)

Dalam mengaplikasikan prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak sebagai shahibul maal (pemilik modal) dan bank sebagai mudharib

(pengelola). Dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan

murabahah atau ijarah seperti yang telah dijelaskan terdahulu. Dapat pula dana tersebut digunakan bank untuk melakukan pembiayaan mudharabah. Hasil usaha ini akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disepakati. Saat bank menggunakannya untuk melakukan pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung jawab penuh atas kerugian yang terjadi2. Rukun

mudharabah terpenuhi sempurna (ada mudharib – ada pemilik dana, ada

usaha yang akan dibagi hasilkan, ada nisbah, ada ijab kabul). Prinsip

mudharabah ini diaplikasikan pada produk tabungan berjangka dan deposito berjangka.

2.3 Perbedaan Bank Syariah Dan Bank Konvensional

Bank Syariah sama seperti bank konvensional adalah organisasi yang bertujuan mencari keuntungan . Hanya saja, Bank Syariah melarang riba atau aktivitas bisnisyang tidak sesuai prinsip syariah. Aktivitas Bank Syariah didasarkan pada prinsip membeli dan menjual asset. Beberapa contoh dari perbedaan antara sistem Bank Islam dan Bank Konvensional ditunjukkan dalam tabel berikut :


(34)

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Karakteristik

Sistem Bank Islam Sistem Bank Konvensional

Kerangka Bisnis

Fungsi dan operasi didasarkan pada hukum syariah.

Fungsi dan Operasinya didasarkan pada prinsip sekuler dan tidak didasarkan pada hukum atau aturan suatu agama.

Melarang bunga dalam pembiayaan

Pembiayaan tidak berorientasi pada bunga dan didasarkan pada prinsip pembelian dan penjualan asset dimana harga pembelian termasuk profit margin dab bersifat tetap dari semula

Pembiayaan berorienasi pada bunga dan ada bunga tetap atau bergerakl yang dikenakan kepada orang yang menggunakan uang.

Melarang bunga pada penyimpanan

Penyimpanan tidak berorientasi pada bunga tetapi pembagian keuntungan atau kerugian dimana investor dibagi presentase keuntungan yang tetap ketika hal itu terjadi. Bank memperoleh kembali hanya dari bagian keuntungan atau kerugian dari bisnis yang dia ambil bagian selama periode aktivitas dari usaha tersebut.

Nasabah berorientasi pada bunga dan investor diyakinkan untuk menentukan dari semula tingkat bunga dengan jaminan pembayaran kembali pokok pembayaran.

Pembagian pembiayaan dan ririko yang sama

Bank menawarkan kesamaan pembiayaan utnuk suatu usaha atau proyek . Kerugian dibagi berdasarkan persentase bagian yang disertakan sedangkan keuntungan berdasarkan persentase yang sudah ditentukan diawal.

Tidak secara umum menawarkan tapi memungkinkan untuk perusahaan modal venture dan

investment banks. Umumnya

mereka megambil bagian dalam manajemen.

Restriction

(Pembatasan)

Bank Syariah dibatasi untuk mengambil bagian dalam aktivitas ekonomi sesuai dengan syariah.

Tidak ada pembatasan.

Zakat Bank tidak boleh membiayai bisnis

yang terlibat dalam perjudian dan penjualan minuman keras . Dalam sistem bank Islam yang modern salah satu fungsinya adalah mengumpulkan dan mendistribusikan zakat.

Tidak berhubungan dengan zakat.

Penaltyon Default

Tidak mengenakan tambahan uang dari kegagalan membayar.

Biasanya dikenakan tambahan biaya (dihitung dari tingkat bunga) pada kasus kegagalan dalam membayar.


(35)

Melarang

Gharar

Transaksi dari kegiatan yang mengandung unsur perjudian dan spekulsi sangat dilarang. Contoh: transaksi derivative dilarang karena mengandung unsur spekulasi

Perdagangan dan perjanjian dari segala jenis derivative atau yang mengandung unsure spekulasi diizinkan.

Customer relation

Status bank dalam berelasi dengan clients sebgai partner/ investor dan entrepreneur/ pengusaha

Status bank berelasi dengan

clients sebagai kreditur dan

debitur.

Syariah Supervisiory Board

Setiap bank harus memiliki syariah

Supervisiory board untuk meyakinkan

bahwa semua aktivitas bisnis adalah sejalan dengan tuntutan syariah

Tidak dibutuhkan permintaan ini.

Statutory Requirement

Bank harus memenuhi persyaratan dari Bank Negara Malaysia dan juga Guidelines Syariah.

Harus memenuhi persyaratan dari Bank Negara Malaysia saja.

Sumber : Abbas Mirakhor, 2008 : 10

2.4 Penelitian Terdahulu

Muhammad Zia (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Syariah Kota Lhokseumawe.” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masing – masing variabel independent berpengaruh positif dan signifikan. Hasil dari penelitiannya di antaranya perkembangan perbankan syariah yang mengalami peningkatan dari sisi aset , pembiayaan, tabungan , deposito dan jumlah nasabah.

Variabel keyakinan dan bagi hasil merupakan faktor yang dominan dalam mendorong keputusan menabung di Bank Syariah di Kota Lhouksemawe.

Penelitian terdahulu juga dilakukan oleh Harvis Akbar dengan judul penelitian “Persepsi Etnis Cina terhadap Produk Perbankan Syariahdi Kota Medan” . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat etnis cina tidak mengetahui seluk beluk perbankan syariah sehingga menghasilkan persepsi yang kurang memuaskan.Kontribusi yang cukup besar dari etnis cina dalam ekonomi


(36)

Untuk itu diperlukan usaha peningkatan promosi melalui seminar – seminar mengenai produk dan mekanisme bank syariah .Pihak terkait harus mampu memberikan promosi dan bukti fisik tentang keunggulan – keunggulan produk bank syariah sehinggan menarik mereka untuk melakukan transaksi kegiatan ekonominya dengan jasa bank syariah.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di Bank Syariah. Jumlah masyarakat tionghoa yang cukup banyak menjadi potensi bagi Bank Syariah untuk meningkatkan jumlah nasabah yang menabung di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penilis ini adalah

1. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun kelompok, yaitu kuesioner yang diberikan kepada beberapa masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi.

2. Data sekunder adalah data yang diolah lebih lanjut seperti sejarah perbankan syariah di Kota Tebing Tinggi, laporan tahunan ,dan dokumen – dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Data Primer

a. Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yaitu masyarakat


(38)

tionghoa Kota Tebing Tinggi yang tinggal di Kelurahan Bandar Sono Kecamatan Padang Hulu.

b. Wawancara atau mengadakan tanya jawab dengan pimpinan dan pegawai Bank Syariah Kota Tebing Tinggi. Adapun hal – hal yang ditanyakan penulis adalah sejarah berdirinya Bank Syariahdi Kota Tebing Tinggi, perkembangan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi, dan perkembangan jumlah tabungan di Bank Syariah di Kota Tebing Tinggi.

c. Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi. 2. Data Sekunder yang dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi

yaitu data yang berbentuk benda atau bahan tertulis dengan menggunakan pedoman dokumentasi atau check list, dan cd room. Adapun dokumentasi dalam penelitian ini berupa rincian perkembangan Bank Syariah di Kota Tebing Tinggi.

3. Library research yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data – data melalui bahan kepustakaan berupa tulisan – tulisan ilmiah, jurnal, laporan penelitian, artikel dan data elektronik yang bersifat online yang berhubungan dengan topik yang diteliti.

3.4 Metode Pemilihan Sampel

Dalam penetapan sample dikemukakan bahwa “Apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi . Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar maka dapat diambil antara 10% - 15 % , 20% - 25% atau lebih ( Arikunto 2002 : 112 ) . Besarnya


(39)

populasi dalam penelitian ± 200 orang warga di Kelurahan Bandar Sono lingkungan 01 yang mayoritas pendudduknya adalah etnis tionghoa. Penulis mengambil tempat ini karena kelurahan ini adalah kelurahan yang memiliki jumlah penduduk etnios tionghoa yang cukup banyak di Kota Tebing Tinggi. Maka sample yang akan diambil untuk dijadikan sebagai responden adalah sebesar 15% sehingga jumlah sampelnya sebanyak 30 orang. Untuk teknik pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling yaitu sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur ( anggota ) populasi untuk dipilih menjadi anggota sample dalam hal ini teknik yang dipakai adalah sampling acak sederhana (Simple Random) dimana cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan oleh penulis yaitu warga tionghoa yang tinggal berada di Kelurahan Bandar Sono Kota Tebing Tinggi yang menabung di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

3.5 Metode Analisa Yang Digunakan

Metode analisa yang digunakan adalah :

1. Deskriptif yaitu metode analisis dengan mengumpulkan data secarasistematis, menganilisi dan menginterpretasikan data melalui gambaran – gambaran sehingga mendapat kesimpulan.

2. Deduktif yaitu proses penarikan kesimpulan yang logis berdasarkan teori – teori yang telah diterima sebagai suatu kebenaran secara umum. Berdasarkan kesimpulan akan dirumuskan saran – saran kepada pimpinan perusahaan guna membantu pelaksanaan tugasnya demi tercipta tujuan perusahaan yang telah ditetapkan.


(40)

3.6 Pengolahan data dan Analisis Data

Penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan program SPSS (Statistic Product and Sevices Solution) versi 16.0. Metode analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan metode analisis deskriptif eksploratif yang bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena dimana data – data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggambarkan keadaan atau suatu fenomena,dimana data yang telah diperoleh dianalisis dengan cara tabulasi, frekuensi, tabulasi silang (cross tab), dan gambar (grafik).

3.7 Definisi Operasional

a) Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa – jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip – pronsip syariah Islam.

b) Pelayanan adalah upaya memberikan kesenangan – kesenangan kepada pelanggan dengan adanya kemudahan – kemudahan agar pelanggan memenuhi kebutuhannya.

c) Nisbah bagi hasil adalah sistem pembagian keuntungan dari suatu hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana dan biasanya dilakukan di akhir tahun.

d) Promosi adalah upaya untuk membertiahukan atau menawarkan produk atau jasa untuk menarik minat dan kepercayaan masyarakat untuk menjad nasabah di bank tersebut.


(41)

e) Lokasi adalah letak atau tempat dimana nasabah dan nasabah melakukan transaksi dan bagaimana nasabah dapat menjangkau lokasi bank tersebut.


(42)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

4.1.1 Sejarah Terbentuknya Kota Tebing Tinggi

Pada awalnya kota Tebing Tinggi bermula dari daratan yang terhampar di sepanjang pinggiran Sungai Padang dan Sungai Bahilang yang dihuni sebagai tempat tinggal sekitar tahun 1864. Menurut cerita sejumlah tokoh masyarakat permukiman ini pertama kali dihuni oleh seorang Datuk yang bernama Datuk Bandar Kajum dan beberapa pengikutnya. Kampung tersebut berkembang menjadi permukiman Kota Tebing Tinggi. Inilah pernyataan resmi pertama kali yang dibuat oleh sejumlah tokoh masyarakat Kota Tebing Tinggi pada tahun 1987. Pernyataan ini terdapat dalam makalah berjudul “Kertas Kerja Mengenai Pokok-Pokok Pikiran Sekitar Hari Penetapan Berdirinya Kotamadya Daerah Tingkat II Tebing Tinggi”. Makalah ini kemudian dijadikan sebagai dasar historis pembuatan peraturan daerah (Perda) yang menetapkan awal berdirinya Kota Tebing Tinggi adalah 1 Juli 1917 yang sekarang dijadikan sebagai hari jadi kota ini.

Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Utara yang secara historis administrasi pemerintahannya telah ada sejak penjajahan Belanda, dimana pada Tahun 1887 oleh Pemerintah Hindia Belanda, Tebing Tinggi ditetapkan sebagai kota pemerintahan dengan kepala pemerintahannya adalah seorang Kontreleur. Dalam perundang-undangan yang berlaku pada Desentralisasiewet yang ditetapkan pada tanggal 23 Juli 1903


(43)

( untuk selanjutnya dapat disebut daerah Otonom kota kecil Tebing Tinggi ) oleh pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Kota Tebing Tinggi ditetapkan sebagai daerah otonom dengan sistem desentralisasi. Tata pemerintah Kota Tebing saat ini dikonsentrasikan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat guna tercapainya suatu pelayanan prima dalam rangka implementasi otonomi daerah yang nyata , luas , dinamis dan bertanggung jawab. Sejalan dengan itu, Kota Tebing Tinggi memiliki visi untuk mengatasi permasalahan strategis masyarakat Kota Tebing Tinggi sehubungan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan eksternal baik dalam lingkup lokal maupun domestik dan global. Untuk mendukung dan mencapai visi trsebut segenap jajaran aparat pemerintah Kota Tebing Tinggi merumuskan misi sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan pembinaan mental spiritual masyarakat, sumber daya aparatur untuk mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

2. Menyelenggarakan pendidikan yang lebih berkualitas, secara terpadu, merata, terjangkau, dan memiliki wawasan kebangsaan;

3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan peningkatan kualitas hidup untuk mewujudkan masyarakat sehat, cerdas dan berkualitas;

4. Melanjutkan pembangunan Kota Tebing Tinggi sebagai Kota Jasa yang memiliki produktivitas, inovasi, kreativitas, dengan berorientasi pada pemberdayaan ekonomi kerakyatan

5. Menyelenggarakan pembangunan infrastruktur, sarana dan prasarana secara terkoordinasi dengan titik berat pada penanggulangan banjir;


(44)

6. Melaksanakan Pembinaan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) secara terpadu menyeluruh dan mensejahterakan masyarakat melalui pemanfaatan usaha yang memiliki prospek

7. Menyelenggarakan peningkatan kualitas sumber daya aparatur dan sumber daya masyarakat untuk meningkatkan daya saing dan kesempatan kerja

8. Menyelenggarakan pembangunan, pembinaan sosial kemasyarakatan secara berkeadilan, taat azas, taat prosedure dengan menjunjung tinggi tertib hukum.

4.1.2 Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Tebing Tinggi terletak diantara 3°19' - 3°21' Lintang Utara dan 98°11' - 98°21' Bujur Timur dengan luas wilayahnya adalah 38,44 Km². Kota Tebing Tinggi secara administratif memiliki batas – batas wilayah sebagai berikut

a. Sebelah utara berbatasan dengan PTPN III Kebun Rambutan dan Kabupaten Serdang Bedagai

b. Sebelah timur berbatasan dengan PT Sofindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan

c. Sebelah selatan berbatasan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang Kabupaten Serdang Bedagai

d. Sebelah barat berbatasan dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela

Kota Tebing Tinggi merupakan wilayah kota administratif yang terdiri dari lima wilayah kecamatan yaitu : Kecamatan Padang Hilir , Kecamatan Padang Hulu , Kecamatan Rambutan , Kecamatan Bajenis dan Kecamatan Tebing Tinggi


(45)

Kota dengan masing – masing kecamatan memiliki 7 wilayah kelurahan . Pada tabel berikut akan dijelaskan luas wilayah kecamatan di Kota Tebing Tinggi

Tabel 4.1

Luas Wilayah Kecamatan Kota Tebing Tinggi

Kecamatan Luas wilayah (km²)

Persentase (%)

Padang Hulu 8511 22,14

Padang Hilir 11.441 29,76

Bajenis 9.078 23,62

Rambutan 5935 15,44

Tebing Tinggi Kota 3473 9,04

Sumber : BPS Kota Tebing Tinggi 2013

Kecamatan terbesar adalah Kecamatan Padang Hilir dengan luas wilayah 11,441Km² atau sebesar 29,76% dari jumlah luas wilayah Kota Tebing Tinggi. Luas wilayah kecamatan terkecil adalah Kecamatan Tebing Tinggi Kota seluas 9,04% dari jumlah total wilayah Kota Tebing Tinggi. Sebagian besar wilayah Kota Tebing Tinggi digunakan sebagai pemukiman yaitu sebesar 41,83%, kemudian untuk lahan pertanian sebesar 40,91%, perhubungan 4,74% dan selebihnya digunakan untuk sarana sosial budaya, industri, dan lain-lainnya. Daerah ini dilintasi oleh aliran sungai besar dan kecil sebanyak 4 (empat) buah, yaitu Sungai Padang, Sungai Bahilang, Sungai Kalembah, dan Sungai Sibarau. Sungai yang paling besar melintasi daerah ini adalah Sungai Padang dengan panjang aliran ±2.150 m dan lebar ±65 m, membujur dari arah barat menuju ke


(46)

arah timur yang terletak sebelah utara dari bagian pusat kota. Selanjutnya Sungai Bahilang yang membujur di tengah kota dari arah selatan menuju ke utara dengan panjang ±1.500 m dan lebar ±15 m. Kecamatan Bajenis merupakan daerah yang paling banyak di domisili oleh penduduk di Kota Tebing Tinggi.

4.1.3 Kondisi Demografi

Tebing Tinggi merupakan salah satu kota yang letaknya dekat dengan Kota Medan yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara. Kota Tebing Tinggi memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi . Kepdatan penduduknya pada pertengahan tahun 2012 berdasrkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah 3,84 jiwa/Km² . Jumlah penduduk Kota Tebing Tinggi pada pertengahan tahun 2012 berjumlah sebesar 147.771 jiwa atau sebanya 35.774 rumah tangga, lebih lengkapnya dijelaskan pada tabel berikut yang dijabarkan berdasarkan kecamatan di Kota Tebing Tinggi.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kota Tebing Tinggi

Kecamatan Jumlah Penduduk Ratio Jenis

Kelamin Laki – Laki Perempu an Jum lah Padang Hulu 13.42

3

13.779 27.2

02 97,42 TebingTinggi Kota 11.78 6

12.419 24.2

05

94,90

Rambutan 15.78 2

16.321 32.1

03

96,70

Bajenis 16.74 9

16.943 33.6

92

98,85

Padang Hilir 15.29 6

15.273 30.5

69

100,15

Jumlah 73.03

6

74.735 147.

771

97,73 Sumber : Tebing Tinggi Dalam Angka 2013


(47)

Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa Kecamatan Bajenis memiliki jumlah penduduk yang palin besar diantara seluruh kecamatan yang ada di Kota Tebing Tinggi dan penduduk palin kecil jumlahnya berada di kecamatan Tebing Tinggi Kota. Berdasarkan agama dan keyakinan yang dianut masing – masing penduduk juga beragam jumlahnya . Namun mayoritas penduduk Kota Tebing Tinggi menganut agama Islam yaitu sebanyak 77,47% dari total penduduk sekitar 13,24% . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4.3

Jumlah Penduduk Kota Tebing Tinggi berdasarkan Agama

Agama Jumlah Persentase (%)

1 2 3

Islam 96.824 77,47

Katholik 2.228 1,78

Protestan 14.328 11,46

Hindu 261 0,22

Budha 11.213 8,97

Lainnya 125 0,10

Total 124.979 100

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

Kota Tebing Tinggi jugag memiliki keberagaman jumlah penduduk yang berasal dari beragam etnis budaya. Sesuai dengan data dari BPS Kota Tebing Tinggi dapat kita ketahui jumlah penduduk berdasarkan suku bangsa yang dapat dilihat secara rinci dalam tabel berikut


(48)

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Menurut Suku Bangsa

No. Suku Bangsa Banyaknya Persentase

(%)

1 Jawa 50.194 40,16

2 Tapanuli/Toba 18.131 14,51

3 Mandailing 13.083 10,47

4 Cina 11.846 9,48

5 Minang 11.154 8,92

6 Simalungun 8.791 4,35

7 Melayu 5.440 4,35

8 Karo 1.680 1,34

9 Aceh 774 0,62

10 Nias` 541 0,43

11 Pakfak 111 0,10

12 Lainnya 3234 2,59

Jumlah 124.979 100

Sumber : BPS Provinsi Sumatera Utara

Berdasarkan tabel tersebut dapat terlihat bahwa mayoritas penduduk Kota Tebing Tinggi berasal dari suku Jawa yaitu sebanyak 501.194 (40,16%). Suku Tionghoa memiliki jumlah sebesar 11.846 (9,48%) dari jumlah total penduduk kota Tebing Tinggi . Jumlah penduduk tionghoa ini berpotensi dalam upaya peningkatan jumlah tabungan syariah di Kota Tebing Tinggi .


(49)

4.1.4 Perbankan di Kota Tebing Tinggi

Fungsi perbankan adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa dalam lau lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan , pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesehjateraan rakyat banyak (wordpress.com). Kehadiran perbankan di Kota Tebing Tinggi telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerahnya . Saat ini Kota Tebing Tinggi sudah memiliki cukup banyak kantor cabang bank konvensional dan bank syariah . Bank konvensional yang ada di Koa Tebing Tinggi antara lain :

• Bank Sumut

• Bank BNI

• Bank Mandiri

• Bank Lippo

• Bank BRI

• Bank BCA

• Bank Danamon

• Panin Bank

• Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN )

Sedangkan bank syariah yang ada di Kota Tebing Tinggi antara lain :

• Bank Sumut Syariah

• Bank Muamalat


(50)

• Bank BRI Syariah

4.1.5 Perkembangan Jumlah Tabungan di Kota Tebing Tinggi

Dana simpanan pada bank umum dan BPR tahun 2012 di Kota Tebing Tinggi utamanya berupa tabungan 64,48% , simpanan berjangka Tebing Tinggi sekitar 25,71% , sedangkan sisanya dalam bentuk giro 9,81%. Jumlah ini naik 10,41% dari posisi akhir dana simpanan pada tahun 2011 .Tabungan masyarakat relatif stabil naik setiap tahunnya. Nilai tabungan terendah pada tahun 2002 Rp 341.904 juta dan dariu periode tahun 2002 sampai tahun 2012 hanya diahun 2005 yang mengalami penurunan.

Tabel 4.4

Perkembangan Tabungan Masyarakat di Kota Tebing Tinggi (Tahun 2002 – Tahun 2012 )

Tahun Tabungan Masyarakat (Juta

Rupiah )

2002 3.419.044

2003 435.107

2004 482.009

2005 448.495

2006 555.141

2007 673.680

2008 733.989

2009 894.594

2010 1.094585

2011 1.265.424

2012 1.498.388


(51)

4.2.1 Analisis Data dan Pembahasan

Pada bagian ini akan dibahas mengenai faktor-faktor yang mendorong masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi menabung di Bank Syariah. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui faktor apa yang dominan sehingga masyarakat tionghoa mau menabung di bank syariah yang sistemnya berbasis islam. Untuk lebih memudahkan dalam menganalisis suatu penelitian berikutnya akan dijelaskan hasil penelitian dari responden tentang beberapa faktor-faktor pendorong masyarakat tionghoa menabung di bank syariah.

4.2.2 Profil Responden

Responden penelitian ini adalah masyarakat tionghoa Kota Tebing Tinggi yang menabung di Bank Syariah Kota Tebing Tinggi. Penulis memperoleh profil responden dengan mendatangi rumah mereka masing – masing. Nasabah yang menjadi responden diberikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner dimana nantinya jawaban dari pertanyaan tersebut disajikan dalam bentuk tabel, grafik, frekuensi, gambar dan tabulasi silang (crosstab).

4.2.2.1Data Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan usia responden dikelompokkan dalam beberapa kelompok umur berikut yang akan dijelaskan dalam tabel 4.4

Tabel 4.5

Data Responden Berdasarkan Kelompok Usia dari Responden

Umur Frekuensi Persentase (%)


(52)

31 Tahun – 40 Tahun 15 50,00

>40Tahun 8 26,7

Total 30 100

Sumber : Data Primer

Dari Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa , responden yang berjumlah 20 – 30 tahun sebanyak 7 orang (23,33%), untuk yang berumur 31 – 40 tahun berjumlah sebanyak 15 orang (50,0%) sedangkan untuk yang berumur > 40 tahun berjumlah sebanyak 8 orang (26,7%). Hal ini dikarenakan pada usia ini sebagian besar nasabah berprofesi sebagai wiraswasta yang berusia 31-40 tahun. Responden menggunakan jasa bank syariah berkaitan dengan kegiatan usaha mereka yang berdekatan dengan lokasi bank syariah yang berada di pusat pasar Kota Tebing Tinggi sehingga memudahkan mereka untuk penarikan atau penyetoran uang tabungan.

4.2.1.2Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kesehjateraan baik dari segi pekerjaan maupun pendapatannya. Pada tabel 4.5 diuraikan data responden berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikannya.

Tabel 4.6

Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Pendidikan

Jenis Kelamin

Pendidikan

Total

SD SMP SMA DIPLOMA S1/S2


(53)

Perempuan 1 3 4 1 3 12

Total 2 6 10 3 9 30

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan nasabah sebagian besar berada ditingkat SMA dengan jumlah nasabah sebanyak 10 orang dengan rincian 6 orang laki – laki dan 4 orang perempuan. Kemudian sebanyak 9 orang responden dimana 6 orang pria dan 3 orang wanita memiliki pendidikan di tingkat S1/S2. Untuk pendidikan di tingkat SMP diketahui sebanyak 6 orang dimana terdapat 3 orang wanita dan 3 orang pria.Sedangkan pendidikan tingkat SD hanya dua orang ,1orang pria dan 1 orang wanita. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan SMA memiliki jumlah yang paling besar. Karena mayoritas masyarakat tionghoa lebih senang membuat usaha sendiri dibandingkan bekerja dengan orang lain membuat banyak masyarakatnya lebih mandiri dari usia muda.

4.2.1.3Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan

Dalam penelitian ini penulis menggabungkan antara pekerjaan dan pendapatan responden. Dimana dalam tabel ini akan terlihat perbedaan antara pekerjaan dengan pendapatan responden. Berikut adalah hasil penelitian yang disajikan dalam tabel 4.7

Tabel 4.7

Data Responden Berdasarkan Pekerjaan dan Pendapatan

Pendapatan Pekerjaan

Total Pegawai Swasta Wiraswasta IRT Lain - Lain

Rp 500.000 - Rp


(54)

Rp 1.000.000 - Rp

2.000.000 1 2 1 1 5

Rp 2.000.000 - Rp

3.000.000 1 3 2 0 5

Rp 3.000.000 - Rp

4.000.000 1 4 0 0 6

> Rp 4.000.000 0 5 2 2 9

TOTAL 3 16 8 3 30

Sumber : Data Primer

Berdasarkan data antara pekerjaan dan pendapatan dapat terlihat bahwa jenis pekerjaan yang mendominasi adalah wiraswasta yaitu sebanyak 16 orang dengan tingkat pendapatan yang berbeda beda . Untuk tingkat pendapatan Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 ada sebanyak 2 orang , jumlah pendapatan sebesar Rp 1.000.000 – 2.000.000 sebanyak 2 orang , pendapatan sebesar Rp 2.000.000 – 3.000.000 sebanyak 3 orang , Rp 3.000.000 - 4.000.000 sebanyak 4 orang dan pendapatan > Rp 4.000.000 sebanyak 5 orang . Sedangkan untuk pekerjaan pegawai swasta ada sebanyak 3 orang dengan tingkat pendapatan yang berbeda beda , untuk jenis pekerjaan ibu rumah tangga ada sebanyak 8 orang dengan jumlah pendapatan yang berbeda – beda dan untuk jenis pekerjaan lainnya ada sebanyak 3 orang denganjumlah pendapatan yang berbeda pula.

4.2.2 Kualitas Pelayanan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi.

Kualitas pelayanan adalah upaya memberikan kesenangan – kesenangan kepada pelanggan dengan adanya kemudahan – kemudahan agar pelanggan memenuhi kebutuhannya. Sama halnya dengan bank – bank umum lainnya , bank syariah juga memiliki standar operasional yang sama. Standar operasional kerja


(55)

yang sangat mengutamakan kualitas pelayanan dibuat agar nasabah merasa nyaman, senang dan puas dalam menggunakan produk bank syariah.

Dalam penelitian ini kualitas pelayanan merupakan penilaian responden yang menjadi nasabah atau pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh bank syariah Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden kualitas pelayanan diukur dari beberapa aspek yaitu tangible, reliability (kehandalan), responsiveness (daya tanggap), assurance ( jaminan ) dan empati.

4.2.2.1Tangible ( Wujud Fisik )

Berdasarkan aspek tangible ( wujud fisik ) kualitas pelayanan akan dinilai dari beberapa hal antara lain :

a. Kondisi bangunan dan kebersihan ruangan serta keindahan interior kantor.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dilihat tanggapan responden tentang kondisi bangunan dan keindahan interior kantor bank syariah di Kota Tebing Tinggi dalam tabel 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Tanggapan Responden Terhadap Kondisi Bangunan

Kondisi dan keindahan Interior Bank

Frekuensi Persentase (%)

Kurang baik 1 3,3

Sangat baik 3 10,0

Cukup Baik 11 36,7


(56)

Total 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Data menunjukkan kondisi bangunan gedung syariah Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebanyak 15 orang atau sebesar 50% dari total responden menyatakan bahwa kondisi bangunan dan keindahan interior ruangan baik. Kemudian untuk tanggapan kondisi cukup baik dipilih sebanyak 11 orang (36.7%) dari total responden yang ada. Untuk kondisi bangunan sangat baik dipilih oleh 3 respoden dengan persentase sebesar 10,0% dan sebanyak 1 orang atau sebesar 3,3% memilih kondisi bangunan kurang baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi bangunan bank syariah di Kota Tebing Tinggi sudah sesuai dengan harapan nasabah yaitu kondisi bangunan dalam keadaan baik dengan kebersihan dan keindahan interior ruangan kantor yang baik.

b. Fasilitas ruang tunggu yang lengkap seperti AC,TVdan bangku tunggu.

Kenyamanan bagi seorang nasabah juga banyak dipengaruhi oleh fasilitas ruang tunggu gedung kantor. Kelengkapan fasilitas di ruang tunggu seperti AC, TV, dan bangku tunggu yang nyaman membuat nasabah tidak jenuh saat melakukan transaksi di bank. Berdasarkan data yang diperoleh dari responden dapat dilihat penilaian tentang kelengkapan fasilitas kantor bank syariah Kota Tebing Tinggi dijelaskan dalam tabel 4.9berikut


(57)

Tabel 4.9

Tanggapan Responden tentang Kelengkapan Ruang Tunggu Kantor Kelengkapan Fasilitas

Ruang Tunggu Kantor

Frekuensi Persentase (%)

Sangat Baik 2 6.7

Baik 13 43.3

Cukup Baik 15 50.0

Total 30 100.0

Sumber : Data primer 2014

Data menunjukkan tentang kelengkapan fasilitas ruang tunggu bank syariah Kota Tebing Tinggi. Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebanyak 15 orang atau sebesar 50% dari total responden mengatakan bahwa fasilitas ruang tunggu sudah cukup lengkap. Kemudian untuk penilaian baik dipilih sebanyak 13 orang (43.3%) dari total responden yang ada. Untuk kelengkapan fasilitas ruang tunggu yang sangat baik dipilih oleh 2 orang respoden dengan persentase sebesar 6.7%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Bank Syariah Kota Tebing Tinggi sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap sesuai dengan harapan nasabah.

4.2.2.2Reliability

Pengaruh reliability/kehandalan bank dalam melayani nasabah akan memberikan kepuasan kepada nasabahnya. Kehandalan yang baik juga berhubungan dengan profesionalitas bank syariah sebagai lembaga keuangan . Selain itu kehandalan bank mampu meningkatkan hubungan yang baik dengan nasabah sehingga menciptakan loyalitas mereka dengan bank syariah. Berikut


(58)

disajikan beberapa aspek penilaian yang menunjukkan tentang reliability (kehandalan) bank syariah di Kota Tebing Tinggi :

a. Kejelasan informasi yang dijelaskan oleh karyawan tentang produk bank syariah.

Berdasarkan hasil penelitian berikut akan dijelaskan bagaimana tanggapan responden tentang penjelasan informasi produk bank syariah oleh karyawan kepada nasabah yang akan disajikan dalam tabel 4.10 berikut ini :

Tabel 4.10

Tanggapan Responden tentang Penjelasan Informasi Produk Bank Syariah

Penjelasan Produk Tabungan Syariah

Frekuensi Persentase (%)

Kurang baik 3 10.0

Sangat Baik 5 16.7

Baik 7 23.3

Cukup Baik 15 50.0

Total 30 100.0

Sumber : Data Primer 2014

Data menunjukkan tanggapan responden tentang kejelasan informasi yang diberikan oleh karyawan tentang produk tabungan syariah. Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebanyak 15 orang atau sebesar 50% dari total responden menyatakan bahwa karyawan sudah menjelaskan informasi tentang produk tabungan syariah dengan cukup baik. Kemudian untuk penilaian baik


(59)

dipilih sebanyak 7 orang (23.3%) dari total responden yang ada. Untuk penjelasan yang sangat baik tentang informasi produk tabungan syariah dipilih oleh 51 orang respoden dengan persentase sebesar 6.7% dan sebanyak 3 orang responden atau sebesar 10.0% menyatakan kurang setuju dengan sikap karyawan yang memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi sudah cukup baik dalam menjelaskan produk tabungan syariah yang ada mereka tawarkan sehingga nasabah mampu mengerti dan paham produk tabungan mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka .

b. Karyawan cepat tanggap saat nasabah membutuhkan.

Dalam perbankan syariah peran kenyamanan dalam menabung adalah hal yang diingkan oleh nasabah. Salah satu kenyamanan tersebut di dapat dari sikap cepat dan tanggap dari karyawan saat nasabah membutuhkan bantuan. Berikut ini akan disajikan dalam bentuk tabel tentang pendapat responden mengenai sikap cepat dan tanggap karyawan saat nasabah membutuhkan. Adapun data tersebut akan disajikan pada tabel 4.11 dibawah ini :

Tabel4.11

Tanggapan Responden Terhadap Sikap Cepat Dan Tanggap Karyawan Saat Nasabah Membutuhkan Bantuan

Sikap Karyawan Frekuensi Persentase (%)

Kurang Baik 2 6,7

Baik 13 43,3


(60)

Total 30 100,0

Sumber : Diolah dari Data Primer , 2014.

Data menunjukkan tanggapan responden tentang kesiapan karyawan dalam kejelasan informasi yang diberikan oleh karyawan tentang produk tabungan syariah. Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebanyak 18 orang atau sebesar 60.0% dari total responden menyatakan bahwa karyawan sudah menjelaskan informasi tentang produk tabungan syariah dengan cukup baik . Kemudian untuk penilaian baik dipilih sebanyak 7 orang (23.3%) dari total responden yang ada. Untuk penjelasan yang sangat baik tentang informasi produk tabungan syariah dipilih oleh 51 orang respoden dengan persentase sebesar 6.7% dan sebanyak 3 orang responden atau sebesar 10.0% menyatakan kurang setuju dengan sikap karyawan yang memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi sudah cukup baik dalam menjelaskan produk tabungan syariah yang ada mereka tawarkan sehingga nasabah mampu mengerti dan paham produk tabungan mana yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

c. Karyawan selalu siap membantu kebutuhan nasabah

Berikut ini akan disajikan dalam bentuk tabel tentang pendapat responden mengenai sikap cepat dan tanggap karyawan saat nasabah membutuhkan. Adapun data tersebut akan disajikan pada tabel 4.12 dibawah ini :


(61)

Tabel 4.12

Tanggapan Responden Terhadap Kesiapan Karyawan dalam Membantu Kebutuhan Nasabah

Kesiapan Karyawan Frekuensi Persentase (%)

Kurang Baik 2 6,7

Cukup Baik 10 33,3

Baik 18 60,0

Total 30 100,0

Sumber : Data Primer

Data menunjukkan tanggapan responden tentang kesiapan karyawan dalam kejelasan informasi yang diberikan oleh karyawan tentang produk tabungan syariah. Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebanyak 18 orang atau sebesar 60.0% dari total responden menyatakan bahwa karyawan sudah menjelaskan informasi tentang produk tabungan syariah dengan cukup baik . Kemudian untuk penilaian baik dipilih sebanyak 7 orang (23.3%) dari total responden yang ada. Untuk penjelasan yang sangat baik tentang informasi produk tabungan syariah dipilih oleh 51 orang respoden dengan persentase sebesar 6.7% dan sebanyak 3 orang responden atau sebesar 10.0% menyatakan kurang setuju dengan sikap karyawan yang memberikan informasi yang jelas dan mudah dimengerti.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi sudah cukup baik dalam menunjukkan kesiapan mereka untuk selalu membantu nasabah..


(62)

4.2.2.3Responsiveness ( Daya Tanggap)

Responsiveness atau daya tanggap merupakan respon / kesiapan karyawan dalam membantu pelanggan dan meberikan pelayanan cepat yang dalam hal ini meliputi beberapa hal yaitu :

a. Perhatian dari karyawan yang sungguh – sungguh dalam menghadapi keluhan nasabah.

Sebagai lembaga keuangan yang menawarkan jasa kepada nasabahnya bank syariah harus berupaya maksimal dalam memberikan pelayanan yang baik dan memuaskan kepada nasabah. Oleh karena itu setiap karyawan harus memberikan perhatian yang sungguh – sungguh dalam mengahadapi keluhan nasabah . Adapun data tersebut akan disajikan pada tabel 4.13 dibawah ini :

Tabel 4.13

Tanggapan Responden tentang Perhatian Karyawan Sikap perhatian karyawan

kepada nasabah

Frekuensi Persentase (%)

Kurang Baik 2 6,7

Baik 12 40,0

Cukup Baik 16 53,3

Total 30 100,0

Sumber : Data Primer 2014

Data menunjukkan tanggapan responden tentang perhatian karyawan yang sungguh - sungguh dalam menghadapi keluhan – keluhan nasabah. Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebanyak 16 orang atau sebesar 53.3% dari total responden menyatakan bahwa karyawan sudah cukup memberikan


(63)

perhatiannya terhadap keluhan – keluhan nasabah. Kemudian untuk penilaian baik dipilih sebanyak 12 orang (40.0%) dari total responden yang ada. Sedangkan sebanyak 2 orang responden atau sebesar 6.7 % menyatakan bahwa karyawan kurang baik dalam memahami keluhan – keluhan nasabah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa karyawan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi sudah cukup baik dalam menghadapi keluhan – keluhan nasabah.

b. Kecepatan dan ketepatann dalam penyetoran dana.

Sebagai seorang karyawan yang profesional maka masing masing dari diri karyawan tersebut harus mampu memberikan kenyamanan dan kesan yang baik dengan calon nasbah , salah satunya dapat ditunjukkan dengan sikap cepat dan tepat dalam pembukaan tabungan calon nasabah mereka. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis kecepatan dan ketepatan pelayanan dalam penyetoran dana oleh nasabah dinilai cukup baik dengan persentase sebesar 50 % dari total responden yang ada , Kemudian penilaian baik dengan persentase 43,33% dan sisanya 6,67% orang responden memilih sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan Bank Syariah Kota Tebing Tinggi sudah cukup baik dalam menunjukkan kecepatan dan ketepatan dalam pembukaan


(64)

Gambar 4.1

Kecepatan dan Ketepatan dalam Penyetoran Dana

4.2.2.4Assurance

Jaminan dalam hal ini meliputi : kemampuan karyawan dalam mengatai maslaah nasabah , nasabah merasa aman dalam menggunakan produk tabungan syariah , citra bank syariah yang cukup terpercaya.

a. Kemampuan karyawan dalam mengatasi masalah nasabah

Dalam tabel 4.14 berikut akan dijelaskan bagaimana tanggapan responden tentang kemampuan karyawan dalam mengatasi masalah nasabah sebagai bentuk sikap profesionalitas dalam bekerja di bank syariah yang berorientasi sebagai lemabaga keuangan yang menawarkan jasa . Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.14


(65)

dalam Mengatasi Masalah Nasabah

Kemampuan Karyawan Frekuensi Persentase (%)

Sangat Baik 1 3.3

Kurang Baik 4 13.3

Cukup Baik 9 30.0

Baik 15 50.0

Total 29 96.7

Sumber : Data Primer

Data menunjukkan tanggapan responden tentang kemampuan karyawan saat nasabah menghadapi masalah. Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebanyak 15 orang atau sebesar 50.0% dari total responden menyatakan bahwa karyawan sudah menunjukkan sikap baik dalam mengatasi masalah nasabah. Kemudian untuk penilaian cukup baik dipilih sebanyak 9 orang (30.0%) dari total responden yang ada. Sedangkan sebanyak 4 orang responden atau sebesar 3.3 % menyatakan bahwa karyawan kurang baik dalam mengatasi masalah nasabah dan sebanyak 1 orang responden atau sebesar 3.3% menyatakan karyawan sangat baik dalam mengatasai masalah nasabah.

b. Merasa aman menggunakan salah satu jenis produk tabungan syariah

Produk tabungan syariah dengan produk tabungan bank konvesional memiliki perbedaan. Perbankan syariah tidak mengenal adanya bunga sebaliknya produk bank konvensional memberlakukan adanya bunga. Perbedaan inilah yang memberikan kenyamanan tersendiri bagi nasabah bank syariah . Dalam gambar berikut ini dapat terlihat penilaian responden tentang rasa aman dalam


(66)

Gambar 4.2

Tanggapan responden terhadap rasa aman dalam penggunaan produk

Dari gambar 4.2 dapat kita lihat bahwa penilaian cukup baik memiliki persentase terbesar yaitu 50% atau sebesar 15 orang dari total responden yang ada ,kemudian 11 orang responden atau sebesar 36,7% menyatakan baik . Untuk tanggapan sangat baik dan kurang dipilih sebanyak 2 orang responden atau sebesar 6,7%. Dengan demikian dapat disimpulkan bank syariah sudah cukup baik dalam memberikan jaminan rasa aman kepada nasabah yang menggunakan produk tabungan syariah.

c. Citra bank syariah bagi masyarakat cukup terpercaya

Sebagai bank yang berbasis syariah Islam, Bank Syariah di Kota Tebing Tinggi berupaya untuk selalu menjaga kepercayaan nasabah dalam menyimpan dana tabungan . Transparansi dalam setiap transaksi dan ketiadaan sistem bunga dalam sistem bank syariah memberikan dampak yang positif bagi citra bank


(1)

berbagai pusat perbelanjaan , SPBU dan tempat lainnya demi terciptanya kelancaran transaksi.

3. Kegiatan promosi bank yang sudah dinilai baik oleh nasabah diharapkan dapat lebih giat dan menarik lagi dilakukan oleh pihak bank syariah agar semakin banyak masyarakat mengetahui keuntungan dan menggunakan jasa perbankan syariah khususnya tabungan syariah.

DAFTAR PUSTAKA

Ali,Zainuddin.2008.Hukum Perbankan Syariah.Sinar Grafika Jakarta .

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Soemitra,Andri,2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.

Arikunto,Suharsimi,2006. Prosedure Penelitia; Suatu Pendekatan Praktik ,PT Rineka Cipta,Jakarta.

Zia, Muhammad .2011. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Menabung di Bank Syariah. Skripsi.Universitas Sumatera Utara.


(2)

Lubis,Irsyad.2010. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Medan : USU Press.

Nasution,Mustafa dkk,20069. Pengenalan Eksklusif Ekonomi Islam , Kencana Prenada Media Group Jakarta.

Antonio Syafii, Muhammad.1999. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum,Tazkia Institut.

perkembangan-perbankan-islam-di-indonesia.html

KUESIONER PENELITIAN

NO. PERTANYAAN

PENILAIAN

TB KB CB B SB

1 Tangible(Wujud Fisik )

a Kondisi bangunan dan kebersihan ruangan serta keindahan interior ruangan kantor

b Fasilitas ruangan tunggu yang lengkap seperti


(3)

AC,Tv,dan bangku tunggu

c Penampilan karyawan bank syariah rapid an menarik.

d Jaringan luas dalam

penyetoran dan penarikan dana

2 Reliability(Kehandalan) TB KB CB B SB a Karyawan memberikan

informasi yang jelas dan mudah dimengerti tentang produk tabungan syariah.

b Karyawan cepat dan tanggap saat nasabah membutuhkan

c Karyawan selalu siap membantu kebutuhan nasabah.

3 Responsiveness TB KB CB B SB

a Perhatian dari karyawan yang sungguh – sungguh dalam mengahdapi keluhan nasabah.

b Kecepatan dan ketepatan


(4)

pembukaan rekening c Kecepatan dan ketepatan

dalam penyetoran dana oleh nasabah.

4 Assurance (Jaminan) TB KB CB B SB a Kemampuan karyawan

dalam mengatasi masalah nasabah.

b Merasa aman

menggunakan salah satu produk tabungan syariah c Citra bank syariah bagi

masyarakat cukup terpercaya.

5 Empati TB KB CB B SB

a Karyawan memahami produk tabungan apa yang sesuai dengan kebutuhan nasabah

b Karyawan memberikan

perhatian secara individual terhadap keluhan nasabah.

c Sikap ramah dan sopan yang ditunjukkan oleh karyawan bank syariah.


(5)

a Bank syariah Kota

Tebing Tinggi melakukan kegiatan promosi yang menarik.

b Sosialisasi lewat media cetak dan media elektronik dapat meningkatkan

pengetahua nasabah tentang produk tabungan syariah.

c Keuntungan yang

diterima nasabah diterima sesuai dengan

promosi yang dilakukan

7 Lokasi STS TS KS S SS

a Lokasi bank syariah strategi untuk dijangkau b Lokasi bank syariah

berada di daerah yang nyaman

c Fasilitas ATM dapat

dengan mudah ditemukan sehingga dapat memudahkan transaksi.

8 Nisbah Bagi Hasil STS TS KS S SS a Larangan bunga dalam


(6)

bank syariah karena mengandung riba dan tidak adil.

b Sistem bagi hasil memberikan

kenyamanan dalam menabung

c Sistem bagi hasil sangat sesuai dengan produk tabungan yang dipilih.