Moh. Rosyid
Pendidikan Antikorupsi dan Korupsi Di Dunia Pendidikan
harapan mewujudkan nasionalisme akan terwujud dengan baik. Munculnya pendidikan karakter karena pendidikan masih terfokus
pada kecerdasan akademik, diukur dengan nilai dan kelulusan yang bersifat numerik. Meskipun tingginya nilaiangka hasil tesujian
bukan jaminan peserta didik piawai menjadi ilmuwan sejati yakni memegang etika dan menjadi ilmuwan, bahkan terpenuhinya lahan
pekerjaan karena kualitas diri.
4. Dukungan Penindakan Korupsi
Gerakan masif pemberantasan korupsi melalui pendekatan represif dengan sasaran utama sebagai strategi nasional pencegahan
dan pemberantasan korupsi Stranas PPK berdasarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2012. Tujuan Stranas PPK adalah menurunkan
tingkat korupsi dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan terbebas dari korupsi dengan indikator keberhasilan berupa
peningkatan indeks persepsi korupsi IPK. Indeks ini merupakan agregat dari penggabungan beberapa indeks yang dihasilkan beberapa
lembaga. Indeks itu mengukur tingkat persepsi korupsi sektor publik, yakni korupsi yang dilakukan pejabat negara dan politisi.
Penilaian Political and Economic Research Consultant PERC tahun 2009 IPK Indonesia 8,32, pada 2010 menjadi 9,07, pada
2011 menjadi 9,27, dan tahun 2012 sebesar 9,27. Transparency International TI menilai, IPK Indonesia pada 2009 dan 2010 sebesar
2,9 dan tahun 2011 sebesar 3, pada 2012 dan 2013 menjadi 3,2. Skor IPK Indonesia versi TI menempati 70 persen Negara di dunia atau 63
persen Negara di Asia Pasiik yang memiliki skor IPK di bawah 5,0. Skor IPK 3,2 Indonesia sejajar dengan Mesir, Republik Dominika, Ekuador
dan Madagaskar, atau peringkat ke-114 negara terkorup di dunia. Bila dibandingkan dengan Singapura memiliki IPK 8,6 dan Brunei
dengan IPK 6,0. Selain pendekatan represif, menurut Widyopramono Jampidsus Kejagung RI formula penting dikembangkan adalah
pencegahan dengan politik kriminal pemberantasan tindak pidana korupsi yakni membangun rezim hukum dan perundangan sebagai
upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi secara lebih efesien dan efektif 2013:6. Peran serta masyarakat dalam penegakan
hukum di bidang korupsi, tertuang dalam Pasal 41. Pasal 41 2 peran masyarakat diwujudkan dalam bentuk: mencari, memperoleh, dan
ELEMENTARY
Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014
memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak
pidana korupsi. Pasal 41 3 masyarakat berhak dan bertanggung jawab dalam upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi. Hingga tahun 2012, KPK sudah menangani 283 kasus korupsi, terbanyak adalah kasus penyuapan bribery, pengadaan barang dan
jasa procurement
, penyalahgunaan APBNAPBD, gratiikasi, dan pemerasan. Menurut Wakil Menkumham, Denny Indrayana saat itu
ada 5 aspek pendukung antikorupsi 1 sistem bernegara yang lebih demokratis, 2 regulasi antikorupsi membaik berupa UU Tipikor,
UU KPK, UU Pencucian Uang, dan Perpres pelarangan TNI berbisnis, 3 institusi korupsi yang membaik dengan eksisnya KPK, Pusat
Pelayanan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban LPSK, dan Mahkamah Konstitusi
MK, 4 kebebasan pers, dan 5 meningkatnya partisipasi publik berupa eksisnya LSM ICW dan lain-lain Kompas, 23 Mei 2012,
hlm.1.
5. Format Pendidikan Antikorupsi