Latar Belakang Penulisan PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DAN KORUPSI DI DUNIA PENDIDIKAN | Rosyid | ELEMENTARY 1297 4511 1 SM

PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DAN KORUPSI DI DUNIA PENDIDIKAN Moh. Rosyid Dosen Jurusan Tarbiyah STAIN Kudus Abstract: Awareness of the government in tackling corruption with a variety of efforts starts from the publication of legislation, the establishment of institutions that extra anti rasuwah irm and perpetrators of corruption, but the data corruption remains vibrant. Even it still leaves the problem that corruption still increases so it needs more earlier effort education, not only the legal extra- irm aspects. This raises concerns over corrupt behavior covered not only the politicians and law enforcement, but also penetrated in academia. This is a reality that must be pursued in real terms. Anti-corruption education should be realized that comes from a combination of curriculum initiated by education experts as well the idea of law enforcement that comes from real experience. The combination of both is expected to bring the concept of anti- corruption education right. The importance of anti-corruption education is an investment and understanding of the learners that corruption is not just a crime but anti-human action. The education should be early on the value of age in education and escorted bench with a family environment and an ideal educational environment that has been the creation of life in accordance with the sacred teachings of every religion and culture are valuable. Key words: law enforcement, education, and corruption

A. Latar Belakang Penulisan

Freedom House yakni organisasi nonpemerintahnirlaba terkemuka di Amerika yang meriset dan mengadvokasi di bidang demokrasi, kemerdekaan politik, dan HAM. Dalam laporan Countries at the Crossroads 2012 yang dirilis di Washington DC, AS 17 September 2012 hasil riset di 35 negara periode 1 Januari s.d 31 Desember 2011 yang dipandang penting dan strategis di seluruh dunia. Lima negara anggota Moh. Rosyid Pendidikan Antikorupsi dan Korupsi Di Dunia Pendidikan Asean, yakni Indonesia, Malaysia, Myanmar, Kamboja, Vietnam, dan untuk ketiga kalinya bagi Indonesia. Indonesia disorot khusus karena telah terjadi penurunan kebebasan pers dengan peningkatan insiden serangan terhadap para wartawan, kepemimpinan media mengerucut pada kelompok tertentu yang jumlahnya semakin sedikit. Indonesia juga dinilai tidak sungguh-sungguh memberantas korupsi dan menyedot sumber daya alam secara serampangan, dan adanya oligarkhi ekonomi yang memanipulasi kebijakan pemerintah. Skor Indonesia pada penegakan hukum dari 3,17 pada 2010 menjadi 2,60 tahun 2012. Skor kebebasan sipil merosot dari 3,64 menjadi 3,09, skor pada tindak antikorupsi dan transparansi melorot dari 2,96 menjadi 2,80. Skor akuntabilitas dan suara publik naik dari 3,54 menjadi 4,22 berada di bawah angka 5 yakni standar minimal pemerintahan demokrasi yang dianggap efektif Kompas, 19 September 2012, hlm.1. Berdasarkan Indeks Persepsi Korupsi IPK, menurut survey Transparency International, skor IPK Indonesia adalah 3, beranjak dari 0,2 dari sekor tahun lalu membaik. Indonesia menempati peringkat ke-100 menyamai Argentina, Benin, Burkina Faso, Djibouti, Gabon, Madagaskar, Malawi, Meksiko, Sao Tome and Prince, Suriname, dan Tanzania dari 183 negara. Skor tersebut masih di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Thailand Kompas, 2 Desember 2011, hlm.4. Pada Era Reformasi, semangatnya diwujudkan dengan perlawanan terhadap korupsi sebagaimana produk reformasi 1998 adalah Tap MPR Nomor XI1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Tipikor, UU Pengadilan Tipikor, UU Komisi Pemberantasan Korupsi KPK, UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, dsb. Tindak pidana korupsi sangat merugikan keuangan atau perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa extra-ordinary. Mata rantai pemberantasannya dilakukan dengan tindakan preventif melalui pengenalan dan pemahaman agar masyarakat memahami apa itu korupsi, imbasnya menjadi warga negara yang taat hukum karena memahami dampak yang diderita bagi pelaku korup dan korban yang dikorup. Pemahaman ini perlu ditanamkan sedari berada di bangku ELEMENTARY Vol. 2 | No. 2 | Juli-Desember 2014 pendidikan wajib belajar agar menjadi warga terdidik yang berkarakter akhlakul karimah dan cerdas. Berdasarkan Konvensi PBB, hanya ada tiga isu kejahatan yang termasuk dalam indikator terorganisasi dan membutuhkan badan khusus yakni korupsi, narkoba, dan terorisme. Artikel ini membahas tentang peran pendidikan dalam mengantisipasi terjadinya tindak korupsi. Akan tetapi, agenda pemberantasan korupsi pasca-tumbangnya rezim Orde Baru, menurut Syawawi, korupsi tetap saja bergeming. Di tingkat global, penilaian atas upaya pemberantasan korupsi selalu menempati urutan sebagai negara korup. Hasil survey Corruption Perception Index CPI pada 1998, Indonesia menempati urutan ke-80 dari 85 negara yang disurvei dengan skor 2,0. Pada 2008, penilaian CPI atas kerja pemberantasan korupsi di Indonesia hanya bergeser sedikit menjadi 2,6 dan menempati posisi ke-126 dari 180 negara yang disurvei. Indeks Persepsi Korupsi Indonesia pada 2010 menempati urutan ke-110 dari 178 negara dengan nilai 28. Pada 2011 menduduki peringkat ke-100 dari 182 negara dengan nilai 30. Pada 2012 turun menjadi ke-118 dari 176 dengan nilai 32. Indeks perilaku antikorupsi Indonesia meningkat dari 3,55 pada 2012 menjadi 3,63 pada 2013, tetapi hasil survei BPS Badan Pusat Statistik, masih banyak masyarakat yang permisif cuek terhadap perilaku korupsi. Pada 2013, posisi Indonesia menurut CPI dengan skor 32 0-100; 0: sangat korup, 100: sangat rendah atau naik menjadi ke-114 dari 177 negara dengan nilai masih 32. Dengan demikian, dalam jangka waktu 15 tahun, Indonesia masih dipersepsikan sebagai negara yang tidak serius dalam memberantas korupsi. Problem korupsi di Indonesia mayoritas berasal dari sektor politik, misalnya DPR dan kepala daerah. Rekomendasi CPI, untuk memberantas korupsi di Indonesia yang harus di-reform adalah parlemen dan parpol 2013:6. Berdasarkan Perpres Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, BPS mendapat tugas melakukan survei perilaku antikorupsi terhadap 10 ribu rumah tangga di 49 kota dan 121 kabupaten di 33 provinsi pada 1-15 November 2013. Hasil survey, 24 persen responden permisif terhadap perilaku korupsi, 76 persen responden menyatakan kurang wajar atau tidak wajar jika seorang istri tidak mempertanyakan asal-usul uang pemberian suami di luar penghasilan dan sisanya menyatakan wajar Kompas, 312014, hlm.15. Moh. Rosyid Pendidikan Antikorupsi dan Korupsi Di Dunia Pendidikan Upaya Indonesia dalam mendorong transparansi dan pemberantasan korupsi menjadi panutan sejumlah Negara di Asia Pasiik. Indonesia dianggap berhasil dalam upaya pemberantasan korupsi degan membuat UU serta lembaga yang menangani korupsi. Indonesia telah meratiikasi Konvensi PBB melawan korupsi United Nations Convention Against CorruptionnUNCAC. Oleh karena itu, dalam sidang tahunan Forum Parlemen Asia Pasiik APPF di Puerto Vallarta, Meksiko, Senin 13 Januari 2014, Parlemen Indonesia diminta memaparkan langkah dan upaya yang sudah dilakukan dalam memberantas korupsi. Terdapat enam pilar strategi nasional pemberantasan korupsi 1 pembentukan dan penguatan sistem pencegahan; peningkatan penegakan hukum; pelaksanaan reformasi hukum di tingkat nasional dan internasional; pengembalian aset yang dilarikan ke luar negeri; penguatan kerja sama di tingkat daerah, nasional, dan internasional, dan pengembangan mekanisme pelaporan tingkat daerah Kompas, 15 Januari 2014, hlm.3.

B. Landasan Teori 1. Deinisi Korupsi