3.1.3. Nistagmus Laten
Nistagmus laten merupakan nistagmus jerk horizontal konyugasi kongenital akibat dari gangguan perkembangan fusi. Nistagmus laten terjadi pada anak dengan penurunan fusi, yang
menyebabkan terjadinya strabismus onset dini atau penurunan visus pada satu atau kedua mata. Ketika 1 mata dioklusi, nistagmus jerk terjadi pada kedua mata, dengan arah fase cepat menuju
mata yang tidak dioklusi. Sehingga nistagmus jerk kiri pada kedua mata terjadi ketika mata kanan dioklusi dan sebaliknya. Titik null berada dengan mata yang fiksasi dalam posisi adduksi.
Oleh karena itu, oklusi mata kanan menyebabkan nistagmus jerk kiri dengan titik null pada right gaze kepala menoleh ke kiri dan sebaliknya Gambar 12.
13, 15
Nistagmus laten dihambat oleh fusi dan meningkat dengan disrupsi fusi seperti dengan oklusi okular. Nistagmus laten dapat menjadi manifes ketika hanya 1 mata yang digunakan
untuk penglihatan ketika mata yang lain mengalami supresi atau ambliopik. Pemeriksaan elektronistagmografik dari nistagmus laten dan laten manifes memperlihatkan bentuk gelombang
yang sama berupa penurunan kecepatan fase lambat secara eksponensial.
13, 15
Gambar 12. Kiri: Kepala anak menoleh ke kanan sewaktu berfiksasi dengan mata kanan. Titik null diperoleh dengan mata kanan dalam posisi adduksi. Hal serupa terjadi pada fiksasi mata kiri.
Kanan: pola gelombang nistagmus laten.
13
3.1.4. Spasmus nutans
Spasmus nutans merupakan nistagmus yang terjadi pada anak-anak dalam periode 1 tahun pertama kehidupan yang muncul dengan trias nistagmus, kepala yang mengangguk dan
tortikolis kepala miring ke satu sisi. Nistagmus umumnya diskonyugasi bilateral dan memiliki amplitudo kecil dan frekuensi yang tinggi. Nistagmus dapat horizontal, vertikal, atau torsional
dan kadangkala intermiten. Kepala yang mengangguk dan tortikolis merupakan pergerakan kompensasi yang mengurangi frekuensi dan asimetri nistagmus sehingga meningkatkan visus.
13,15
12
Spasmus nutans merupakan penyakit idiopatik jinak yang umumnya menghilang saat usia 3 tahun. Spasmus nutans yang terjadi setelah usia 3 tahun dengan disertai tanda-tanda disfungsi
nervus optik seperti atrofi papil nervus optik dan relative afferent pupillary defect memerlukan dilakukannya pemeriksaan neuroimaging karena dapat berkaitan dengan tumor kiasma atau
suprakiasma.
13, 15
3.2. Nistagmus Didapat